Tujuan PSAK 50 55 Revisi 2006 Instrumen Keuangan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 50 dan 55 Revisi 2006
Konsep PSAK 50 55 Revisi 2006 menuntut perusahaan menentukan cadangan berdasarkan data historis kerugian kredit yang sudah terjadi atau incurred loss.
Data yang harus berusia minimal tiga tahun, meski idealnya adalah antara tiga sampai lima tahun. Perusahaan juga tidak bisa memilah-milah data historis kredit
untuk mengatur cadangan untuk memperoleh rasio probability of default tertentu.
Kewajiban penerapan PSAK 50 55 Revisi 2006 untuk laporan keuangan perbankan ditujukan agar perusahaan lebih transparan dalam menyajikan laporan
kinerjanya. Kebijakan ini efektif per 1 Januari 2010 lalu. Namun, Bank ndonesia memberi waktu transisi hingga akhir tahun 2011. Apalagi merujuk kebutuhan data
historis minimal tiga tahun, PSAK baru benar-benar berjalan tahun 2012. Selain itu, penurunan beban cadangan piutang dapat memberikan dampak pada kenaikan
presentase laba bersih perusahaan, tetapi penurunan beban cadangan piutang bukan merupakan satu-satunya penyebab kenaikan presentase laba bersih
perusahaan. Masih banyak komponen yang mempengaruhi kenaikan laba bersih perusahaan, seperti efisiensi pengeluaran, promosi, ekpansi perusahaan, dan
peningkatan penjualan. Dengan penerapan PSAK 50 55 Revisi 2006 ini oleh perbankan diharapkan akan membuat sektor strategis ini semakin menarik,
sehingga investor akan lebih mudah memahami kinerja perusahaan Chariri dan Hendro, 2010.