22
c Bobot polong per tanaman. Bobot polong diketahui dengan dua cara, yaitu:
Bobot polong per tanaman didapat dengan mengeringkan polong dibawah sinar matahari selama 3x24 jam. Polong kedelai yang sudah kering ditimbang
menggunakan timbangan dengan satuan gram.
d Bobot biji per tanaman. Pengamatan dilakukan dengan memipilkan biji
kedelai dari kulit dan kotoran lain yang terbawa. Biji kedelai yang sudah bersih di timbang menggunakan timbangan. Pengukuran dilakukan dalam
satuan gram.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemberian P dosis 0,5 g 10 kg tanah setara dengan 100 kgha dan 1 g 10 kg tanah setara dengan 200 kgha yang diberikan 5 kali lipat lebih efektif
daripada tidak diberi P berdasarkan variabel jumlah daun, jumlah buku subur, bobot kering berangkasan, bobot kering akar, dan bobot polongtanaman
kedelai. 2. Tanggapan dalam pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai tidak berbeda
meskipun dosis Si ditingkatkan sampai 4 g 10 kg tanah atau setara dengan 400 kgha.
3. Tanggapan dalam pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai pada pemberian P tidak tergantung dari pemberian Si.
5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan untuk melakukan penelitian
lanjutan, disarankan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara P dan Si, sebaiknya perlakuan
dosis P hanya 2 taraf saja yaitu diberi P dan tidak diberi P sedangkan dosis Si ditingkatkan tarafnya melebihi 4 g10 kg tanah.
2. Melakukan analisis pupuk dan tanah sebelum dan sesudah aplikasi. 3. Melakukan penyiraman air dua kali dalam sehari jika ditanam dalam metode
penanaman yang sama dalam penelitian ini.
PUSTAKA ACUAN
Adie, M. M. dan Krisnawati, A. 2007. Biologi Tanaman Kedelai. Hlm 45 Dalam
Kedelai Teknik Produksi dan Pengembangan, disunting oleh Sumarno, Suyamto, Adi Widjono, Hermanto, dan Husni Kasim. Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian. Bogor. 521 hlm.
Badan Pusat Statistik. 2012. Statistik Indonesia. http:www.bps.go.idtnmn_pgn.php. Diakses pada tanggal 15 Juni 2012,
pukul 21.00 WIB. Balai Penelitian Tanah. 2010. “Mengenal Silika sebagai Unsur Hara.” Warta
Penelitian dan Pengembangan Pangan, 32 3: 19-20. Dewanto, F.G. dan J.J.M.R Londok. 2013. Pengaruh Pemupukan Anorganik Dan
Organik Terhadap Produksi Tanaman Jagung. Jurnal Zootek. 32 5: 1-8. Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Presindo. Jakarta. 286 hlm.
Harsono, A., Purwaningrahayu, R.D., dan Taufiq, A. 2007. Pengelolaan Air dan
Drainase pada Budidaya Kedelai. Hlm 253-273 Dalam Kedelai Teknik Produksi dan Pengembangan, disunting oleh Sumarno, Suyamto, Adi
Widjono, Hermanto, dan Husni Kasim. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. 521 hlm .
Istigani, M., S. Kabirun, dan SA Siradz. 2005. Pengaruh inokulasi bakteri pelarut fosfat terhadap pertumbuhan sorghum pada berbagai kandungan P tanah.
Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. 5: 48-54. Leiwakabessy, F.M. dan A. Sutandi. 2004. Pupuk dan Pemupukan. Diktat
Kuliah. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. 208 hlm.