Tabel 6. Format Data Variasi Massa, Temperatur Aktivasi, Komposisi Air dan
Jenis Air Pada Fly Ash Pelet Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Kondisi Stasioner.
No. Massa fly
ash Temperatur
Aktivasi C
Komposisi Air g
Air Pengujian
Ke- Konsumsi Bahan
Bakar 3500 rpm 5000 rpm
1 1
Tanpa 2
3 Rata-rata
1 2
18 gram 2
3 Rata-rata
1 3
15 gram 2
3 Rata-rata
1 4
13 gram 2
3 Rata-rata
Pengujian dimulai dengan mengisi tangki buatan dengan bahan bakar sesuai kebutuhan pengujian. Karena gelas ukur yang digunakan
adalah 25 ml, maka untuk pengujian pertama 1500 rpm cukup
dimasukkan 25 ml bahan bakar. Selanjutnya pada putaran 3500 rpm dimasukkan 50 ml dan 75 ml pada putaran 3500 rpm. Setelah itu
dilakuakn pengujian tanpa fly ash dari 1500, 3500 dan 500rpm. Kemudian dilakuakan pengujian dengan menggunakan pelet fly ash.
Pada pengujian baik menggunakan atau tanpa fly ash, pelet diletakkan pada saringan udara, setelah itu mesin dihidupkan dengan
menghitung waktu pengujian menggunakan stopwatch 5 menit. Setelah waktu pengujian selesai, mesin dimatikan serta stopwatch
dinon-aktifkan. Kemudian menuangkan sisa bahan bakar di tangki buatan ke dalam gelas ukur 25 ml. Setelah itu dikurangkan bahan
bakar yang dimasukkan ke gelas ukur dengan volume yang terbaca di gelas ukur setelah pengujian.
2. Pengujian Akselerasi
a Akselerasi dari keadaan diam 0 – 80 kmjam detik
Pengujian akselerasi menggunakan kondisi filter tanpa fly ash dan menggunakan fly ash cetak. Setelah semua persiapan dilakukan,
motor yang telah dinyalakan harus dalam keadaan berhenti 0 kmjam. Ketika gas mulai ditekan, stopwatch mulai diaktifkan.
Setelah sampai pada kecepatan yang diinginkan 80 kmjam, stopwatch dinon-aktifkan kemudian dicatat waktu tempuhnya. Untuk
mencapai kecepatan yang diinginkan 80 kmjm, pengendara melakukan perpindahan gigi yang teratur dan sesuai setiap
pengujian. Tabel 5 menampilkan format data akselerasi pada pengujian.
Tabel 5.
Format Data Variasi Massa, Temperatur Aktivasi, Komposisi Air dan Jenis Air Pada Fly Ash Pelet, Akselerasi 0
–80 KmJam Dan 40-80 kmjam
Pengujian ke Variasi massa fly ash
Tanpa fly ash
18 gram 15 gram
13 gram Temperatur Aktivasi
Jenis Air Campuran
Komposisi Air g
Waktu detik 1
2
3
Knalpot Fuel Gas
Analizer
b Akselerasi dari keadaan berjalan 40 – 80 kmjam detik
Parameter fly ash yang digunakan dan langkah-langkahnya sama seperti pada pengambilan data akselerasi dari keadaan diam, hanya
saja stopwatch mulai diaktifkan ketika kecepatan awal yaitu 40 kmjam hingga kecepatan akhir yang diinginkan 80 kmjam
melakukan perpindahan perseneling dari gigi 3 sampai gigi 4. Pada Tabel 5 ditampilkan salah satu jenis pengujian data akselerasi. Tabel
ini menampilkan data akselerasi pengujian kecepatan 40 hingga 80 kmjam.
3.2.5 Pengujian Emisi
Pengujian emisi dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan fly ash terhadap emisi gas buang. Berikut ini skema pengujian emisi gas buang
pada sepeda motor :
Mesin
Gambar 21. Skema peralatan
Pengujian emisi dilakukan pada kondisi stasioner dengan mengikuti prosedur sebagai berikut:
1. Pemanasan Mesin Tujuan dilakukannya pemanasan mesin adalah untuk mempersiapkan
mesin pada kondisi kerja. 2. Kalibrasi Gas Analizer
Setelah mesin berada pada kondisi kerja kemudian dilakukan kalibrasi gas analizer. Kalibrasi ini dilakukan secara otomatis.
3. Pengujian tanpa menggunakan fly ash. Data yang didapatkan dari hasil pengukuran ini digunakan sebagai
pembanding dengan data pada pengukuran menggunakan fly ash. Langkah-langkah pengukuran sebagai berikut:
Mesin dalam keadaan menyala dalam kondisi idle 1500 rpm dan probe sensor sudah dimasukkan dalam knalpot.
Nilai pada fuel gas analizer diprint datanya setelah 5 menit motor dihidupkan.
Kemudian dengan langkah yang sama pula, pengukuran dilakukan kembali untuk putaran mesin yang berbeda yaitu 3500 rpm.
4. Pengujian menggunakan fly ash Setelah pengukuran pertama selesai maka pengukuran kedua dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut: Setelah mesin dimatikan kemudian fly ash dipasang di Filter udara
Setelah fly ash terpasang, mesin dihidupkan kembali lalu pengukuran diulang kembali sesuai urutan pengukuran pertama.
Pengukuran dilakukan dengan pergantian variasi ukuran fly ash.
Tabel 6 . Format Data Emisi Gas Buang Dengan Variasi Massa, Temperatur
Aktivasi, Komposisi Air dan Jenis Air Pada Fly Ash Pelet.
Putaran mesin
rpm Massa
pelet g Komposisi
Air g Temperatur
Aktivasi
o
C Air
Pengulang an Ke-
Kadar CO,
Kadar HC,
ppm Kadar
CO
2
,
1
1500 2
3 1
3500 2
3 1
5000 2
3
3.3. Diagram Alir Penelitian
Untuk diagram alir pada penelitian ini ditunjukkan oleh Gambar sebagai berikut.
Gambar 22. Diagram Alir Penelitian
Kesimpulan dan saran Penulisan laporan
Ya Hasil dan Pembahasan
tidak Evaluasi,
sesuai? Servis rutin
tune up Mulai
Persiapan bahan, alat uji ukur
Data fly ash kendaraan
bermotor Pembuatan alat
Pengujian normal
Data
fly ash pelet
dengan variasi massa, temperatu aktivasi, komposis air dan jenis air campuran.
Aktivasi fisik pada
fly ash
Pemasangn
fly ash
pada saringan udara
Selesai
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan data hasil pengujian yang diperoleh data konsumsi bahan bakar pada pengujian berjalan dengan kecepatan rata-rata 50 kmjam dan jarak 5 km, data
konsumsi bahan bakar pada akseslerasi dan stasioner serta data uji emisi gas buang pada motor bensin uji New Jupiter Z 115 cc, didapat beberapa simpulan sebagai
berikut:
1. Penggunaan pelet fly ash yang diaktivasi fisik pada pengujian road test berjalan, akselerasi dan stasioner diam secara keseluruhan dapat menghemat konsumsi
bahan bakar. 2. Massa Pelet fly ash yang paling baik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
15 gram. Penghematannya mencapai 15,13 pada ujian berjalan, kemudian 15,59 pada uji akselerasi 0-80 kmjam. Sedangkan pada uji akselerasi 40-80
kmjam bisa lebih hemat sampai 9,28. Kemudian bisa menghemat samapi 17,39 pada uji Stasioner.
3. Jenis air yang lebih efisien yang digunakan dalam pembuatan adonan pelet fly ash adalah air Aquades. Selisih prestasi menggunakan air aquades dan air zeolit
adalah 4,6 ml pada uji berjalan, 0,6 ml pada akselerasi 0-80 kmjam, dan 2 ml pada uji stasioner.
4. Adonan pembuatan pelet fly ash yang terbaik dalam penelitian ini adalah dengan komposisi adonan 66 gram fly ash, 12 gram tapioka 40 gram air aquades dan
kondisi aktivasi pada temperatur 175 C dengan massa pelet fly ash 15 gram. Pelet
ini masih mengalami penyerbukan, tetapi masih dapat digunakan bersama pelet yang diaktivasi pada temperatur 150
C. Penghematan bahan bakar yang terjadi, hingga 17,23 pada road test dan 20,06 pada pengujian stasioner serta
mempercepat akselerasi sebesar 17,59 pada kecepatan 0-80 kmjam dan sebesar 13,44 pada kecepatan 40-80 kmJam.
5. Penggunaan pelet fly ash terbukti dapat mereduksi emisi gas buang kendaraan bermotor karena oksigen yang masuk ke ruang bakar menjadi lebih banyak.
Sehingga dapat menurunkan kadar CO sebesar 79,02 pada putaran mesin 1500 rpm dan kadar HC sebesar 7,53 pada putaran mesin 3500 rpm. Selain itu dapat
meningkatkan kadar CO
2
sebesar 15,63. Sehingga pembakaran yang terjadi di ruang bakar menjadi lebih sempurna pada kondisi putaran mesin tersebut.
5.2. Saran
Adapun beberapa saran yang ingin disampaikan penulis agar penelitian ini dapat lebih
dikembangkan lagi adalah sebagai berikut: 1. Perlu dilakukan pengujian dengan variasi komposisi perekat tapioka pelet fly
ash untuk melihat pengaruhnya terhadap prestasi mesin motor karburator 4- langkah.
2. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kemampuan umur pakai fly ash dalam menyerap nitrogen dan uap air sampai arang tersebut jenuh
3. Dalam penelitian selanjutnya, perlu dilakukan uji kekerasan pelet fly ash dalam menerima tekanan udara yang masuk ke dalam saringan udara
4. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai campuran fly ash yang dapat membuat umur pakai fly ash lebih lama.