Konsumsi bahan bakar Prestasi Mesin

dimasukkan 25 ml bahan bakar. Selanjutnya pada putaran 3500 rpm dimasukkan 50 ml dan 75 ml pada putaran 3500 rpm. Setelah itu dilakuakn pengujian tanpa fly ash dari 1500, 3500 dan 500rpm. Kemudian dilakuakan pengujian dengan menggunakan pelet fly ash. Pada pengujian baik menggunakan atau tanpa fly ash, pelet diletakkan pada saringan udara, setelah itu mesin dihidupkan dengan menghitung waktu pengujian menggunakan stopwatch 5 menit. Setelah waktu pengujian selesai, mesin dimatikan serta stopwatch dinon-aktifkan. Kemudian menuangkan sisa bahan bakar di tangki buatan ke dalam gelas ukur 25 ml. Setelah itu dikurangkan bahan bakar yang dimasukkan ke gelas ukur dengan volume yang terbaca di gelas ukur setelah pengujian.

2. Pengujian Akselerasi

a Akselerasi dari keadaan diam 0 – 80 kmjam detik Pengujian akselerasi menggunakan kondisi filter tanpa fly ash dan menggunakan fly ash cetak. Setelah semua persiapan dilakukan, motor yang telah dinyalakan harus dalam keadaan berhenti 0 kmjam. Ketika gas mulai ditekan, stopwatch mulai diaktifkan. Setelah sampai pada kecepatan yang diinginkan 80 kmjam, stopwatch dinon-aktifkan kemudian dicatat waktu tempuhnya. Untuk mencapai kecepatan yang diinginkan 80 kmjm, pengendara melakukan perpindahan gigi yang teratur dan sesuai setiap pengujian. Tabel 5 menampilkan format data akselerasi pada pengujian. Tabel 5. Format Data Variasi Massa, Temperatur Aktivasi, Komposisi Air dan Jenis Air Pada Fly Ash Pelet, Akselerasi 0 –80 KmJam Dan 40-80 kmjam Pengujian ke Variasi massa fly ash Tanpa fly ash 18 gram 15 gram 13 gram Temperatur Aktivasi Jenis Air Campuran Komposisi Air g Waktu detik 1 2 3 Knalpot Fuel Gas Analizer b Akselerasi dari keadaan berjalan 40 – 80 kmjam detik Parameter fly ash yang digunakan dan langkah-langkahnya sama seperti pada pengambilan data akselerasi dari keadaan diam, hanya saja stopwatch mulai diaktifkan ketika kecepatan awal yaitu 40 kmjam hingga kecepatan akhir yang diinginkan 80 kmjam melakukan perpindahan perseneling dari gigi 3 sampai gigi 4. Pada Tabel 5 ditampilkan salah satu jenis pengujian data akselerasi. Tabel ini menampilkan data akselerasi pengujian kecepatan 40 hingga 80 kmjam.

3.2.5 Pengujian Emisi

Pengujian emisi dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan fly ash terhadap emisi gas buang. Berikut ini skema pengujian emisi gas buang pada sepeda motor : Mesin Gambar 21. Skema peralatan Pengujian emisi dilakukan pada kondisi stasioner dengan mengikuti prosedur sebagai berikut: 1. Pemanasan Mesin Tujuan dilakukannya pemanasan mesin adalah untuk mempersiapkan mesin pada kondisi kerja. 2. Kalibrasi Gas Analizer Setelah mesin berada pada kondisi kerja kemudian dilakukan kalibrasi gas analizer. Kalibrasi ini dilakukan secara otomatis. 3. Pengujian tanpa menggunakan fly ash. Data yang didapatkan dari hasil pengukuran ini digunakan sebagai pembanding dengan data pada pengukuran menggunakan fly ash. Langkah-langkah pengukuran sebagai berikut:  Mesin dalam keadaan menyala dalam kondisi idle 1500 rpm dan probe sensor sudah dimasukkan dalam knalpot.  Nilai pada fuel gas analizer diprint datanya setelah 5 menit motor dihidupkan.  Kemudian dengan langkah yang sama pula, pengukuran dilakukan kembali untuk putaran mesin yang berbeda yaitu 3500 rpm. 4. Pengujian menggunakan fly ash Setelah pengukuran pertama selesai maka pengukuran kedua dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:  Setelah mesin dimatikan kemudian fly ash dipasang di Filter udara  Setelah fly ash terpasang, mesin dihidupkan kembali lalu pengukuran diulang kembali sesuai urutan pengukuran pertama.  Pengukuran dilakukan dengan pergantian variasi ukuran fly ash.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemanfaatan Filter Udara Eksternal Yang Menggunakan Zeolit Alam Lampung Teraktivasi Basa-Fisik Terhadap Prestasi Mesin Dan Emisi Gas Buang Sepeda Motor Bensin 4 Langkah

7 86 95

PENGARUH APLIKASI FLY ASH BENTUK PELET PEREKAT YANG DIAKTIVASI FISIK TERHADAP PRESTASI MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4-LANGKAH

4 50 83

PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT ALAM LAMPUNG SEBAGAI ADSORBEN PADA SALURAN GAS BUANG TERHADAP PRESTASI DAN KONSENTRASI EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

2 9 74

PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT ALAM LAMPUNG SEBAGAI ADSORBEN PADA SALURAN GAS BUANG TERHADAP PRESTASI DAN KONSENTRASI EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

0 7 11

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI, JENIS AIR, DAN KONDISI AKTIVASI DARI ADSORBEN FLY ASH BATU BARA TERHADAP PRESTASI MESIN DAN KANDUNGAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR KARBURATOR 4-LANGKAH

0 4 67

PENGARUH VARIASI JENIS AIR DAN TEMPERATUR AKTIVASI DALAM CAMPURAN FLY ASH BENTUK PELET TERHADAP PRESTASI MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

8 26 45

PENGARUH VARIASI BENTUK DAN POSISI PENEMPATAN FILTER ZEOLIT KIMIA-FISIK EKSTERNAL TERHADAP PRESTASI MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR KARBURATOR 4-LANGKAH

0 34 61

PENGARUH PENAMBAHAN DAN WAKTU PEMERAMAN KAPUR BARUS (NAPTHALENE) PADA BENSIN TERHADAP PRESTASI DAN EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4-LANGKAH TIPE KARBURATOR

8 156 103

PENGGUNAAN FLYASH DAN ZEOLIT UNTUK MENGHEMAT KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN MEREDUKSI EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4-LANGKAH

0 2 115

PENGARUH PENGGUNAAN BOTTOM ASH KELAPA SAWIT DENGAN AKTIVASI FISIK TERHADAP PRESTASI MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4-LANGKAH

1 11 78