anak-anak potensial terpuruk dalam kondisi hubungan kerja yang merugikan, eksploitatis dan tidak mustahil pula memaksa mereka masuk
pada sektor yang sesungguhnya sangat tidak dapat ditoleransi
most intolerable form of child labour
. c.
Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia bukan tidak mungkin menyebabkan batas toleransi terhadap kasus eksploitasi dan perlibatan anak dalam
kegiatan produktif menjadi semakin longgar, sebab situasi dan kondisi yang ada dinilai sebagai faktor yang tidak terelakkan. Bahkan bisa jadi pula
situasi krisis ekonomi yang berkepanjangan kemudian berubah menjadi “kambing hitam” untuk menutupi kurangnya perhatian dan
ketidakmampuan menangani permasalahan pekerja anak Suyanto, 2010: 112-113.
2.3 Kesejahteraan Anak
Sebelum kita masuk ke definisi kesejahteraan anak sebaiknya kita mengetahui definisi kesejahteraan sosial secara umum. Definisi kesejahteraan
sosial menurut Undang-Undang Nomor 11 tahun 2009 adalah suatu tata kehidupan anak yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangannya
dengan wajar, baik secara rohani, jasmani maupun sosial. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak. Dasar dari
undang-undang ini mengacu kepada pasal 34 UUD 1945, yang menyatakan fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara. Apabila ketentuan pasal 34
UUD 1945 ini diberlakukan secara konsekwen, maka kehidupan fakir miskin dan anak terlantar akan terja.
Universitas Sumatera Utara
Pada pasal 2 Undang-Undang Nomor 4 tahun 1979, juga disebutkan hak- hak anak sebagai berikut:
a. Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan, dan bimbingan
berdasarkan kasih sayang di dalam keluarga maupun di dalam asuhan khusus untuk tumbuh kembang secara wajar.
b. Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan
kehidupan sosialnya sesuai dengan kebudayaan dan kepribadian bangsa untuk menjadi warga Negara yang baik dan berguna.
c. Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan baik semasa dalam
kandungan maupun seseudah dilahirkan. d.
Anak berhak atas perindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangannnya
secara wajar. Menurut kamus istilah kesejahteraan sosial, defenisi kesejahteraan sosial
adalah keadaan sejahtera pada umumnya yang meliputi keadaan jasmaniah, rohaniah dan sosial dan bukan hanya perbaikan dan pemberantasan keburukan
sosial tertentu saja. Jadi, kesejahteraan sosial merupakan suatu keadaan dan kegiatan Suparlan, 1983:58.
Walter. A. Friedlander dalam Nurdin, 1989: 29 menerangkan bahwa kesejahteraan sosial merupakan sistem yang terorganisir dari pelayanan-pelayanan
sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan untuk membantu individu dan kelompok agar dapat mencapai standar hidup dan kesehatan yang memuaskan dan
relasi-relasi pribadi
dan sosial
yang memungkinkan
mereka untuk
Universitas Sumatera Utara
mengembangkan kemampuannya
sepenuh mungkin
dan meningkatkan
kesejahteraannya selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakat. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2009 menegaskan bahwa kesejahteraan
sosial ialah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkamn diri, sehingga dapat
melaksanakan fungsi sosialnya. Adapun penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial yang dilakukan merupakan suatu upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan
yang dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara yang
meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial dan perlindungan sosial.
Sedangkan Arthur Dunham mengemukakan kesejahteraan sosial sebagai suatu bidang usaha manusia dimana di dalamnya terdapat berbagai macam badan
dan usaha sosial yang tujuannya meningkatkan kesejahteraan dari segi sosial pada bidang-bidang kehidupan keluarga dan anak, kesehatan, penyesuaian sosial, waktu
senggang, standar-standar kehidupan dan hubungan-hubungan sosial. Pelayanan kesejahteraan sosial memberikan perhatian utama terhadap individu-individu,
kelompok-kelompok, komunitas-komunitas dan kesatuan-kesatuan penduduk yang lebih luas dimana pelayanan ini mencakup pemeliharaan atau perawatan,
penyembuhan dan pencegahan Sumarnugroho, 1987: 28-29. Melihat konsepsi kesejahteraan sosial ternyata masalah-masalah sosial
dirasakan begitu berat dan mengganggu perkembangan masyarakat sehingga diperlukan sistem pelayanan sosial yang lebih teratur. Dengan kata lain bahwa
pelayanan sosial diberikan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan
Universitas Sumatera Utara
kemampuan berfungsi sosial individu, kelompok ataupun masyarakat. Maka pelayanan kesejahteraan sosial adalah pelayanan yang memungkinkan untuk
memberi kesempatan kepada orang-orang dari golongan yang tidak dapat memanfaatkan adanya pelayanan sosial seperti pendidikan, kesehatan, perumahan,
dan sebagainya Sumornugroho, 1989: 28.
2.4 Kerangka Pemikiran