ditinjau kembali guna menyesuaikan dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta tingkat kemajuan masyarakat.
2.2.5 Dampak-Dampak yang Dialami oleh Pekerja Anak
Dampak dari pekerja anak yang secara tidak langsung akan ditanggung oleh masyarakat dan negara antara lain:
a. Anak tidak memiliki bekal pendidikan dan keterampilan yang memadai,
sehingga akan memperpanjang siklus kemiskinan yang selama ini sudah dialami keluarga anak
b. Anak yang bekerja pada usia dini akan cenderung memiliki fisik yang lebih
rapuh, merasa takut dan tidak memiliki rasa percaya diri ketika berinteraksi dengan orang lain yang baru dikenalnya.
Persoalan pekerja anak di Indonesia dan kelangsungan pendidikannya belakangan ini kembali mencuat karena dipicu situasi krisis ekonomi yang
berkepanjangan. Persoalan pekerja anak menjadi kian kompleks dan sulit terpecahkan tatkala krisis ekonomi melanda sejumlah Negara Asia terutama
Indonesia. Secara substansial, dampak dari situasi krisis ekonomi yang berkepanjangan terhadap kehidupan anak-anak dari keluarga miskin yaitu:
a. Pilihan dan kesempatan anak-anak dari keluarga miskin untuk tumbuh
kembang secara wajar akan makin berkurang, khususnya kesempatan anak untuk melaksanakan sekolah hingga minimal jenjang Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama SLTP b.
Proses pemiskinan yang merupakan konsekuensi terjadinya krisis ekonomi yang merambah ke berbagai daerah, besar kemungkinan akan menyebabkan
Universitas Sumatera Utara
anak-anak potensial terpuruk dalam kondisi hubungan kerja yang merugikan, eksploitatis dan tidak mustahil pula memaksa mereka masuk
pada sektor yang sesungguhnya sangat tidak dapat ditoleransi
most intolerable form of child labour
. c.
Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia bukan tidak mungkin menyebabkan batas toleransi terhadap kasus eksploitasi dan perlibatan anak dalam
kegiatan produktif menjadi semakin longgar, sebab situasi dan kondisi yang ada dinilai sebagai faktor yang tidak terelakkan. Bahkan bisa jadi pula
situasi krisis ekonomi yang berkepanjangan kemudian berubah menjadi “kambing hitam” untuk menutupi kurangnya perhatian dan
ketidakmampuan menangani permasalahan pekerja anak Suyanto, 2010: 112-113.
2.3 Kesejahteraan Anak