Kepolisian Republik Indonesia Tentang Saksi dan Pelapor

Pelapor yang demikian itu harus diberi perlindungan hukum dan keamanan yangmemadai atas laporannya, sehingga ia tidak merasa terancam atau terintimidasi baik hak maupun jiwanya. Berdasarkan jaminan perlindungan hukum dan keamanantersebut, diharapkan tercipta suatu keadaan yang memungkinkan masyarakat tidaklagi merasa takut untuk melaporkan suatu tindak pidana yang diketahuinya kepadapenegak hukum, karena khawatir atau takut jiwanya terancam oleh pihak tertentu.

c. Kepolisian Republik Indonesia

Tumbuh dan berkembangnya Polri tidak lepas dari sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia sejak Proklamasi, sejak itu Polri telah dihadapkan pada tugas-tugas unik dan kompleks. Selain menata keamanan dan ketertiban masyarakat di masa perang, Polri juga terlibat dalam pertempuran melawan penjajahan dari berbagai operasi militer bersama-sama kesatuan bersenjata yang lain. Keadaan seperti ini dilakukan oleh Polri karena lahir sebagai satu-satunya kesatuan bersenjata yang relative lebih lengkap pada saat ini. Sebelum terjadinya gerakan reformasi, kelembagaan kepolisian masih berada satu atap dengan Tentara Nasional Indonesia TNI, akan tetapi mulai tanggal 18 agustus 2002, polisi secara kelembagaan terpisah dari TNI setelah sidang tahunan MPR melalui Tap MPR No.VIMPR2000 dan Tap MPR No.VIIMPR2000, kedudukan polisi saat ini langsung dibawah Presiden. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1961 tentang Ketentuan-Ketentuan Kepolisian Negara Republik Indonesia menyatakan sebagai berikut: 1 Pasal 1 ayat 1; Kepolisian Negara adalah alat negara penegak hukum yang terutama bertugas memelihara keamanan di dalam negeri. 2 Pasal 3; Kepolisian Negara adalah Angkatan Bersenjata Pengertian keamanan dalam negeri adalah suatu keadaan yang ditandai dengan terjaminnya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum serta terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. 22 a Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum; Adapun tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia menurut Pasal 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1961 adalah sebagai berikut: b Mencegah dan memberantas menjalarnya penyakit-penyakit masyarakat ; c Mengadakan penyelidikan atas kejahatan dan pelanggaran menurut Undang-Undang Hukum Acara Pidana dan lain-lain peraturan Negara; d Mengawasi aliran-aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan Negara; e Melaksanakan tugas-tugas khusus lain yang diberikan kepadanya oleh suatu peraturan Negara; Berdasarkan Pasal 13 Undang-Undang 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, tugas pokok kepolisian adalah: 1. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat; 2. Menegakkan hukum; 3. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat; Melaksankan tugas pokoknya tersebut diatas, maka Kepolisian Negara Republik Indonesia mempunyai tugas, wewenang, dan tanggung jawab kepolisian sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Melaksanakan tugas 22 H. Siswanto Sunarso, Wawasan Penegakan Hukum di Indonesia, Cetakan I, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2005, hlm. 113. Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat melakukan tindakan lain Pasal 16 ayat 1 huruf 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian RI jo Pasal 5 ayat 1 huruf a butir 4, yaitu tindakan penyelidikan dan penyidikan yang dilaksanakan jika memenuhi syarat: a. Tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum b. Selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan tindakan tersebut dilaksanakan. c. Harus patut, masuk akal, dan termaksud dalam lingkungan jabatannya. d. Pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang memaksa. e. Menghormati hak asasi manusia Kepentingan umum pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya dapat bertindak menurut penilaiannya sendiri diskresi kepolisian Pasal 18 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1997 tentang Kepolisian RI jo Pasal 18 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia. Berdasarkan uraian diatas, tampak bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia telah menuju pada pembaharuan dari masa Orde Baru baik pada organisasi kepolisian, namun hal ini masih belum mencapai tingkat polisi ideal yang diharapkan masyarakat. Adapun kreteria polisi ideal menurut RE. Baringbing adalah sebagai berikut: 1 Mengetahui batas-batas wewenangnya; 2 Memahami dan terampil dalam melaksanakan hukum; 3 Tidak mengharapkan imbalan uang dalam tugasnya; 4 Mempunyai kebanggaan terhadap profesinya; Perkembangan paling akhir dalam kepolisian yang semakin modern dan global, Polri bukan hanya menguasai keamanan dan ketertiban di dalam negeri, akan tetapi terlihat dalam masalah-masalah keamanan dan ketertiban regional maupun antar bangsa, sebagaimana ditempuh oleh kebijakan PBB yang telah meminta pasukan-pasukan polisi, termaksud Indonesia untuk ikut dalam berbagai operansi kepolisian.

F. Metode Penelitian