ASAM LEMAK SAWIT DISTILAT DIMETHYL CARBONATE KATALIS ENZIM

9

2.2 ASAM LEMAK SAWIT DISTILAT

Umumnya, 3-10 Asam lemak sawit distilat ALSD diperoleh dari Crude Palm Oil [20]. ALSD merupakan produk samping dari penyempurnaan Crude Palm Oil ke Purified Palm Oil yang memiliki kandungan asam lemak bebas yang tinggi sehingga ALSD jauh lebih murah dibandingkan minyak sawit [41,42]. Dengan demikian ALSD dapat dijadikan alternatif baru sebagai bahan baku pembuatan biodiesel untuk meminimalkan biaya bahan baku [43]. Kadar asam lemak bebas ALSD adalah 85-95 [14]. Komposisi asam lemak dalam ALSD dapat dilihat pada tabel 2.2 [22]. Tabel 2.2 Komposisi Asam Lemak dalam ALSD Asam Lemak Komposisi Kaprat Laurat Miristat 0,1 0,3 0,9 Palmitat 46,1 Palmitoleat Stearat Oleat 0,3 5,5 36,6 Linoleat 9,2 Linolenat 0,3 Arakidat 0,3 Godoleat 0,1

2.3 DIMETHYL CARBONATE

Dimethyl carbonate DMC diproduksi dari metanol dan karbon dioksida CO 2 sehingga DMC disebut zat kimia yang ramah lingkungan, murah dan tidak beracun [7,8]. DMC dapat digunakan sebagai pelarut dalam proses transesterifikasi karena memiliki reaktivitas kimia yang baik, tidak mudah larut dalam air dan memiliki sifat melarut yang baik dengan sebagian besar pelarut organik [24,28]. Salah satu manfaat dari DMC berbasis transesterifikasi asam lemak adalah bahwa reaksi tidak berada dalam kesetimbangan karena senyawanya terurai menjadi CO 2 dan alkohol [23]. Sifat-sifat fisika dan kimia DMC dapat dilihat pada tabel 2.3 [44]. 10 Tabel 2.3 Sifat-Sifat Fisika dan Kimia DMC Karakteristik Nilai Berat molekul 90,08 gmol Wujud cairan tidak berwarna Titik didih 90 o C pada 760 mmHg Titik leleh 2-4 o C Densitas 1,0690 gcm 3 Kelarutan dalam air Tidak mudah larut

2.4 KATALIS ENZIM

Katalis yang sering digunakan dalam produksi biodiesel adalah katalis homogen seperti KOH dan NaOH [45]. Meskipun katalis basa homogen saat ini banyak digunakan untuk produksi biodiesel dari minyak nabati, namun penggunaan katalis tersebut memiliki kelemahan yaitu pemisahan katalis dari produknya cukup rumit dan katalis ini juga tidak cocok untuk ALSD karena dapat menyebabkan pembentukan sabun, menghambat pemurnian biodiesel dan pemulihan gliserol [43,46]. Biokatalis mendapatkan perhatian lebih saat ini dan memiliki potensi mengungguli katalis kimia untuk memproduksi biodiesel [47]. Penggunaan katalis enzim dapat mengatasi beberapa kelemahan yang dimiliki oleh katalis homogen, karena minyak dengan kandungan asam yang tinggi juga dapat digunakan tanpa pre-treatment dan tidak ada kerugian aktivitas enzimatik serta pengolahan air limbah selanjutnya tidak diperlukan [31,48]. Selain itu, katalis enzim termasuk hemat energi karena dapat bekerja pada suhu rendah [49]. Meskipun saat ini biaya produksi enzim adalah pertimbangan utama untuk proses enzimatis namun katalis enzim ini umumnya diimobilisasi [1,50] untuk mengubah sifat dari enzim dengan meningkatkan stabilitas operasional dan memperoleh turunan enzim yang dapat digunakan kembali memungkinkan daur ulang enzim sehingga mengurangi biaya operasional [51]. Lipase adalah enzim yang digunakan untuk mengkatalisis beberapa reaksi seperti hidrolisis gliserol, alkoholisis dan juga dapat digunakan dalam reaksi transesterifiksasi dan esterifikasi [52]. Lipase amobil yang sering digunakan adalah Lipozyme RM-IM lipase dari Rhizomucor miehei, Lipozyme TL-IM lipase dari Thermomyces lanuginosus, dan Novozym ® 435 lipase dari Candida antarctica [22]. Lipozyme RM-IM dan Lipozyme TL-IM dinilai kurang efektif 11 sebagai katalis dikarenakan hanya sekitar 5 asam oleat bereaksi dalam waktu satu jam reaksi, sehingga Novozym ® 435 sering dipilih sebagai lipase yang efektif untuk produksi biodiesel [53-55]. Azocar et al 2011 meneliti bahwa Novozym ® 435 digunakan sebagai katalis guna menghindari hidrolisis dan reaksi esterifikasi serta katalis ini dapat digunakan kembali dengan proses pencucian aseton, minyak kedelai, tert-butanol, isopropanol dan 2-butanol [56]. Alasan pemilihan amobil C. antarctica lipase B Novozym ® 435 adalah berdasarkan pembuktian dengan alkohol rantai pendek menghasilkan yield yang tinggi dan resistensi yang unggul terhadap penonaktifan alkohol dibandingkan dengan spesies amobil lipase lain [34]. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dos Santos Correa et al 2011, Yield biodiesel tertinggi yaitu 93 dengan jumlah katalis 1 dari berat minyak [22].

2.5 ESTERIFIKASI ENZIMATIS

Dokumen yang terkait

Optimasi Proses Pembuatan Biodiesel Dari Bahan Baku Asam Lemak Sawit Distilat (ALSD) dan Dimethyl Carbonate (DMC) dengan Menggunakan Katalis Novozym®435

0 47 101

Proses Pembuatan Biodiesel dari Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) dan Dimethyl Carbonate dengan Reaktor Packed Bed Menggunakan Katalis Novozym® 435

4 46 123

Optimasi Proses Pembuatan Biodiesel Dari Bahan Baku Asam Lemak Sawit Distilat (ALSD) dan Dimethyl Carbonate (DMC) dengan Menggunakan Katalis Novozym®435

0 14 101

Proses Pembuatan Biodiesel dari Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) dan Dimethyl Carbonate dengan Reaktor Packed Bed Menggunakan Katalis Novozym® 435

0 4 24

Proses Pembuatan Biodiesel dari Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) dan Dimethyl Carbonate dengan Reaktor Packed Bed Menggunakan Katalis Novozym® 435

0 1 2

Optimasi Proses Pembuatan Biodiesel Dari Bahan Baku Asam Lemak Sawit Distilat (ALSD) dan Dimethyl Carbonate (DMC) dengan Menggunakan Katalis Novozym®435

0 0 20

Optimasi Proses Pembuatan Biodiesel Dari Bahan Baku Asam Lemak Sawit Distilat (ALSD) dan Dimethyl Carbonate (DMC) dengan Menggunakan Katalis Novozym®435

0 0 2

Optimasi Proses Pembuatan Biodiesel Dari Bahan Baku Asam Lemak Sawit Distilat (ALSD) dan Dimethyl Carbonate (DMC) dengan Menggunakan Katalis Novozym®435

0 0 6

Optimasi Proses Pembuatan Biodiesel Dari Bahan Baku Asam Lemak Sawit Distilat (ALSD) dan Dimethyl Carbonate (DMC) dengan Menggunakan Katalis Novozym®435

0 0 7

Optimasi Proses Pembuatan Biodiesel Dari Bahan Baku Asam Lemak Sawit Distilat (ALSD) dan Dimethyl Carbonate (DMC) dengan Menggunakan Katalis Novozym®435

0 0 35