Keaslian Penulisan Tinjauan Pustaka

7 pidana, serta memberikan gambaran perihal akibat dari adanya Pasal 155 UUPT sebagai pasal yang memungkinkan adanya bentuk perluasan tanggung jawab tersebut. 2. Secara praktis Manfaat secara praktis yang diperoleh dari penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai bahan bacaan ataupun sebagai salah satu refrensi bagi masyarakat maupun kepada mahasiswa secara khususnya, untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai persoalan didalam Perseroan Terbatas, dan secara khusus, karya ilmiah ini menyajikan suatu bahan bacaan mengenai permasalahan terhadap penerapan Pasal 155 UUPT yang atas pasal tersebut, tanggung jawab direksi dapat bergeser, tidak hanya pada ranah perdata, namun juga menuju kepada pertanggungjawaban pidana. Sekiranya karya ilmiah ini dapat dijadikan sebagai salah satau sumber jawaban, terhadap polemik yang berkaitan dengan pertanggungjawaban pidana oleh direksi atas kerugian yang dialami oleh Perseroan Terbatas.

D. Keaslian Penulisan

Karya ilmiah ini merupakan karya ilmiah yang lahir dari buah pikiran penulis sendiri, tanpa ada kemiripan maupun unsur plagiat terhadap karya ilmiah yang lain, yang pernah ada, sehingga keaslian dari penulisan karya ilmiah ini dapat dipertanggungjawabkan secara akademis. Penulisan karya ilmiah ini merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh penulis untuk mendapatkan suatu gelar akademik Sarjana Hukum yang akan penulis dapatkan dari Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara 8 Judul karya ilmiah ini telah diperiksa oleh pihak Perpustakaan Fakultas Hukum, Universitas Sumatera UtaraPusat Dokumentasi dan Informasi Hukum Fakultas Hukum USU. Berdasarkan hasil pemeriksan yang dilakukan oleh pihak Perpustakan dan berdasarkan surat yang dikeluarkan dan ditandatangani oleh pihak Perpustakan Fakultas Hukum USU, menyatakan bahwa judul skripsi yang penulis angkat tidak pernah dibahas atau diangkat pada tahun-tahun sebelumnya, namun ada beberapa judul skripsi yang memiliki kesaman dalam redaksi judulnya, antara lain; 1. “Doktrin Piercing The Corporate Veil terhadap Tanggung Jawab Direksi dalam Undang- Undang No. 40 Tahun 2007” oleh Hendrik dengan Nomor Induk Mahasiswa 040200231. 2. “Pembelan Direksi dalam Pengelolan Perseroan Menurut Undang-Undnag 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas” oleh Sri Cipta dengan Nomor Induk Mahasiswa 030200087. Dalam Karya Ilmiah ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah tertulis atau dipublikasi orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan menyebutkan nama pengarang dan mencantumkannya di dalam catatan kaki maupun didalam daftar pustaka. Dengan demikian, judul beserta pembahasan yang tertuang didalam Skripsi ini adalah asli dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis.

E. Tinjauan Pustaka

Pasal 1 angka 1 UUPT menyatakan bahwa Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut Perseroan Terbatas, adalah badan hukum yang merupakan Universitas Sumatera Utara 9 persekutuan modal, didirkan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta pelaksanannya. Perseroan Terbatas merupakan suatu istilah yang terdiri dari dua kata, yaitu Perseroan dan Terbatas. Perseroan merujuk kepada modal Perseroan Terbatas yang terdiri dari sero-sero atau saham-saham. Adapun kata terbatas merujuk kepada tanggung jawab pemegang saham yang luasnya hanya terbatas pada nilai nominal semua saham yang dimilikinya. 5 Pasal 1 angka 5 UUPT menyatakan bahwa direksi adalah organ Perseroan Terbatas yang berwenang dan bertanggungjawab penuh atas pengurusan Perseroan Terbatas untuk kepentingan Perseroan Terbatas, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan Terbatas serta mewakili Perseroan Terbatas baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan anggaran dasar. Berdasarkan ketentuan tersebut diketahui bahwa setiap anggota direksi memiliki wewenang dan tanggun jawab untuk mengurus Perseroan Terbatas serta mewakili Perseroan Terbatas, baik didalam maupun diluar pengadilan. Anggota direksi dalam menjalankan tanggung jawab untuk mengurus dan mewakili Perseroan Terbatas, memiliki kewajiban berupa menjalankan tanggung jawabnya dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab. 6 Pasal 155 UUPT menyatakan bahwa ketentuan mengenai tanggung jawab direksi danatau dewan komisaris atas kesalahan dan kelalaiannya yang diatur 5 Kurniawan, Hukum Perusahaan Karakteristik Badan Usaha Berbadan Hukum dan Tidak Berbadan Hukum Di Indonesia Yogyakarta: Genta Publishing, 2014, hlm. 57. 6 Pasal 97 ayat 2 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Universitas Sumatera Utara 10 dalam undang-undang ini tidak mengurangi ketentuan yang diatur dalam undang- undang Hukum Pidana. Melalui ketentuan didalam pasal 155 UUPT memberikan ruang kepada direksi untuk dipertanggungjawabkan secara pidana. Pertanggungjawaban pidana dapat diterapkan kepada seseorang apabila terbukti melakukan tindakan yang melanggar hukum, serta telah melakukannya secara sengaja ataupun tidak sengaja, dan orang yang melakukan tindakan yang melanggar hukum tersebut dapat dihukum. 7

F. Metode Penelitian