Keterampilan Bertanya Dasar
1. Keterampilan Bertanya Dasar
Pertanyaan guru pada siswa seringkali tidak terjawab, sebab maksud pertanyaan tersebut kurang dapat dipahami oleh siswa dengan baik. Dalam hal ini, pemahaman guru terhadap komponen keterampilan bertanya merupakan faktor penting yang harus dimiliki.
Keterampilan bertanya meliputi keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya dasar mem- punyai beberapa kemampuan dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Keterampilan bertanya lanjut adalah keterampilan yang dimiliki guru setelah guru memiliki keterampilan bertanya dasar yang lebih berusaha untuk mengem- bangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar tingkat partisi- pasi siswa, dan mendorong siswa agar kritis.
Komponen-komponen keterampilan bertanya dasar adalah:
1. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat
Agar siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, maka pertanyaan yang diberikan harus jelas dan singkat, serta
35 . Trevor Kerry, Invitation to Teaching, (New York: Basil Blackwell Inc., 1986).
Keterampilan Dasar Mengajar
penyusunan kata-kata dalam pertanyaan pun harus disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan siswa.
2. Pemberian acuan
Pemberian acuan berupa pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari siswa. Dengan guru memberikan acuan memungkinkan siswa memakai serta mengolah informasi untuk menemukan jawaban dari pertanyaan dan guru tetap mengarahkan siswa untuk tetap fokus pada pokok bahasan yang sedang dibicarakan.
3. Pemusatan ke arah jawaban yang diminta
Berdasarkan batas lingkupnya, pertanyaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: pertanyaan luas dan pertanyaan sempit. Penggunaannya pun tergantung pada tujuan pertanyaan dan pokok dalam diskusi yang hendak ditanyakan.
4. Pemindahan giliran menjawab
Pemindahan giliran menjawab dapat dilakukan dengan cara meminta siswa yang berbeda untuk menjawab pertanyaan yang sama.
5. Penyebaran pertanyaan
Pemberian pertanyaan sebaiknya dilakukan secara acak oleh guru. diharapkan agar setiap siswa mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan. Pada penyebaran, beberapa pertanyaan yang berbeda disebarkan untuk dijawab oleh siswa yang berbeda pula.
6. Pemberian waktu berpikir
Setelah memberikan pertanyaan, guru perlu memberikan waktu beberapa detik bagi siswa untuk berpikir. Teknik memberikan waktu berpikir ini sangat perlu agar siswa mendapat kesempatan untuk menemukan dan menyusun jawaban.
Dr. Hj. Helmiati, M.Ag
7. Pemberian tuntunan
Bila seorang siswa memberikan jawaban yang salah atau tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, hendak- nya guru memberikan tuntunan kepada siswa agar dapat menemukan jawaban yang benar. Pemberian tuntunan dapat dilakukan dengan cara:
a. Mengungkapkan sekali lagi pertanyaan
b. Mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana
c. Mengulangi penjelasan-penjelasan sebelumnya yang ber-
hubungan dengan pertanyaan. Pertanyaan yang baik –menurut Sardiman– mempunyai ciri-
ciri sebagai berikut:
1. Dirumuskan dalam kalimat yang singkat dan jelas.
2. Memiliki tujuan yang jelas.
3. Memiliki hanya satu masalah untuk setiap pertanyaan
4. Mendorong anak untuk berpikir kritis.
5. Jawaban yang diharapkan bukan sekedar ya atau tidak.
6. Bahasa dalam pertanyaan dipahami dengan baik oleh siswa.
7. Tidak menimbulkan tafsiran ganda 36
Selain hal-hal di atas, satu hal yang lebih penting untuk diperhatikan guru ialah kemampuannya dalam menyediakan kondisi yang memungkinkan terciptanya iklim dan suasana yang kondusif, dengan cara sebagai berikut:
1. Menghargai siswa sebagai insan pribadi dan insan sosial yang
memiliki hakikat dan harga diri sebagai manusia. Karena itu, pertanyaan sebaiknya disampaikan dengan nada yang enak didengar dan raut wajah yang manis.
36 . Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 1987).
Keterampilan Dasar Mengajar
2. Menciptakan iklim hubungan yang intim dan erat antara guru
dengan siswa, siswa dengan siswa.
3. Menumbuhkan gairah dan kegembiraan belajar di kalangan
siswa
4. Kesediaan dalam membantu siswa.
5. Menghentikan aktivitas siswa yang bersifat negatif dalam arti
mengganggu berlangsungnya proses belajar mengajar. Siswa yang bermain sendiri atau mengganggu teman yang lain atau berusaha menarik perhatian kelas, penting untuk mendapatkan perhatian guru.
6. Memberikan giliran yang merata
7. Urutan siswa yang menjawab tidak bersifat tetap atau alpabetis
8. Dapat diajukan secara klasikal terlebih dahulu, kemudian secara
individual.