Pengertian Korban Tindak Pidana

1. Pengertian Korban Tindak Pidana

Secara etiologis korban adalah merupakan orang yang mengalami kerugian baik kerugian fisik, mental maupun kerugian finansial yang merupakan akibat dari suatu tindak pidana sebagai akibat atau merupakan sebagai salah satu faktor timbulnya tindak pidana sebagai sebab. Korban diartikan sebagai seseorang yang telah menderita kerugian sebagai akibat tindak pidana dan rasa keadilannya secara langsung terganggu sebagai akibat pengalamannya sebagai target sasaran tindak pidana. Konsepsi korban Tindak Pidana terumuskan juga dalam Declaration of Basic Principles of Justice for Victims of Crime and Abuse of Power, yaitu : a. Korban tindak pidana Victim of Crime meliputi 1 Korban Langsung Direct Victims Yaitu korban yang langsung mengalami dan merasakan penderitaan dengan adanya tindak pidana dengan karakteristik sebagai berikut : a Korban adalah orang baik secara individu atau secara kolektif. b Menderita kerugian meliputi : luka fisik, luka mental, penderitaan emosional, kehilangan pendapatan dan penindasan hak-hak dasar manusia. c Disebabkan adanya perbuatan atau kelalaian yang terumuskan dalam hukum pidana. d Atau disebabkan oleh adanya penyalahgunaan kekuasaan. 2 Korban Tidak Langsung Indirect Victims Yaitu timbulnya korban akibat dari turut campurnya seseorang dalam membantu korban langsung direct victims atau turut melakukan pencegahan timbulnya korban, tetapi dia sendiri menjadi korban tindak pidana, atau mereka menggantungkan hidupnya kepada korban langsung seperti isteri suami, anak-anak dan keluarga terdekat. b. Victims of abuse of power Korban adalah orang yang secara individual atau kolektif menderita kerugian, termasuk luka fisik atau mental, penderitaan emosional, kehilangan ekonomi atau pelanggaran terhadap pokok- pokok hak dasar mereka, melalui perbuatan-perbuatan atau kelalaian yang belum merupakan pelanggaran undang-undang pidana Nasional tetapi norma-norma diakui secara internasional yang berhubungan dengan hak-hak asasi manusia. 10 Menurut Arif Gosita yang dimaksud dengan korban adalah mereka yang menderita jasmaniah dan rohaniah sebagai akibat tindakan orang lain yang mencari pemenuhan kepentingan diri sendiri atau orang lain yang berhubungan dengan kepentingan dan hak asasi yang menderita. Sedangkan pengertian korban perkosaan adalah seorang wanita yang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan dipaksa bersetubuh dengan orang lain diluar perkawinan. Hal ini terlihat dari 10 Bambang Djoyo Supeno, SH, Mhum, Diklat Viktimologi, Semarang, thn 1997, halaman 14 bunyi pasal 285 KUHP tersebut diatas, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian korban perkosaan adalah : Korban perkosaan harus seorang wanita, tanpa batas umur obyek. Mengunakan kekerasan atau ancaman kekerasaan, Sedangkan seorang laki-laki yang diperkosa oleh wanita, tidak termasuk dalam kajian pasal 285 KUHP, sehingga korban pemerkosaan itu harus memenuhi unsur : a. Korban adalah seoarang Wanita tampa batas umur dan belum bersuami atau belum menikah b. Korban harus mengalami kekerasan atau ancaman kekerasan. Ini berarti tidak ada persetujuan dari pihak korban niat dan tindakan perlakukan pelaku. c. Persetubuhan diluar perkawinan adalah tujuan yang ingin dicapai dengan melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap wanita tertentu. 11 Pengertian dan ruang lingkup korban menurut Resolosi Majelis Umum PBB No. 4034 Tahun 1985 adalah orang-orang, baik secara individual maupun kolektif, yang menderita kerugian akibat perbuatan atau tidak berbuat yang menlanggar hukum pidana yang berlaku disuatu negara, termasuk peraturan yang melarang penyalahgunaan kekuasaan. Dalam bagian lain terutama mengenai pengertian “Victims of Power” bahwa orang-orang yang menjadi korban dari perbuatan-perbuatan atau tidak berbuat yang walaupun belum merupakan pelanggaran menurut 11 Arif Gosita, Lokcit, halaman 46 norma HAM yang diakui secara internasional juga termasuk dalam pengertian “Korban” 12 Dalam pasal 1 Sub 2 Undang-udang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban disebutkan Korban adalah seseorang yang mengalami penderitaan fisik, mental, danatau kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh suatu tindak pidana

2. Pengertian Korban dalam Hukum Positif