Pengertian Tindak Pidana Perkosaan

Staafbaar Feit adalah suatu kelakukan manusia yang diancam pidana oleh peraturan Undang-Undang, jadi suatu ke lakuan yang pada umumnya dilarang dengan ancaman pidana. 22 g. Soedarto Beliau menyebut Staafbaar Feit dengan istilah tindak pidana, dengan unsur-unsur sebagai berikut : 1 Perbuatan yang memenuhi rumusan Undang-Undang. 2 Bersifat melawan hukum. 3 Dilakukan oleh orang yang mampu bertanggung jawab dengan kesalahan Sculd baik dalam bentuk kesengajaan Dolus maupun kealpaan Culpa dan tidak ada alasan pemaaf. 23

6. Pengertian Tindak Pidana Perkosaan

a. Menurut Para Sarjana Pengertian menurut Arif Gosita, perkosaan seksual adalah satu hasil interaksi akibat adanya interelasi antara fenomena yang ada dan saling mempengaruhi. Sekarang yang penting adalah memahami fenomena mana saja yang mempengaruhi eksistensi perkosaan seksualitas tersebut. 24 Sedangkan menurut Sofwan Dahlan, perkosaan adalah sebagai perbuatan bersenggama yang 22 Ibid, halaman 92 23 Prof Soedarto, SH, Hukum Pidana I Fakultas Hukum UNDIP, Semarang, Thn 1990, halaman 50 24 Arif Goesita, Masalah Korban Kejahatan, Akademika Pressindo, Jakarta thn 1993, halaman 48 dilakukan dengan menggunakan kekerasan force, menciptakan ketakutan fear atau dengan cara memperdaya fraud. Ber- senggama dengan wanita idiot embecil juga termasuk perkosa- an statori rape, tidak mempersoalkan apakah wanita tersebut menyetujui atau menolak bersenggama, sebab kondisi mental seperti itu tidak mungkin yang bersangkutan mampu berkompeten memberikan konsen yang dapat dipertanggung jawabkan secara yuridis. 25 b. Menurut KUHP Pengertian perkosaan dirumuskan dalam pasal 285 KUHP yang berbunyi “Barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita bersetubuh dengan dia diluar perkawinan, diancam karena melakukan perkosaan dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun”. Berdasarkan bunyi pasal tersebut perkosaan disini digolongkan sebagai tindak pidana yang hanya dapat dilakukan oleh laki-laki Male Crime terhadap wanita yang bukan istrinya Exstra Marital Crime dan persetubuhannya pun harus bersifat intravaginal coitus. Jadi tindak pidana perkosaan harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut : 1 Unsur Pelaku : 25 Dr Sofwan Dahlan, Ilmu Kedokteran Forensik Universitas Dinonegoro, Semarang, thn 2000, halaman 127 a Harus orang laki-laki b Mampu melakukan persetubuhan 2 Unsur Korban : a Harus orang wanita b Bukan isteri dari pelaku 3 Unsur Perbuatan : a Persetubuhan dengan paksa Against her will b Pemaksaan tersebut harus dilakukan dengan menggunakan kekerasan fisik atau ancaman kekerasan. 26 Dari pengertian perkosaan tersebut dapat ditarik kesim- pulan bahwa yang dimaksud dengan perkosaan adalah suatu interaksi yaitu hubungan kelamin penetrasi yang dilakukan seorang laki-laki terhadap seorang wanita yang dilakukan dengan kekerasan atau ancaman, dimana perbuatan tersebut telah diatur dalam perundang-undangan sebagai suatu tindak pidana dan kepadanya dapat dijatuhi hukuman. c. Jenis-Jenis Perkosaan Jika berbicara masalah perkosaan maka kita perlu mengkait kan dengan perzinahan karena penting sekali bagi kita untuk membedakan antara perkosaan dengan perzinahan, walaupun 26 Ibid, halaman 128 diantara keduanya terdapat kesamaan dan perbedaan. Yaitu Kesamaannya adalah kedua masalah tersebut terjadi adanya persetubuhan atau penetrasi, sedangkan perbedaannya adalah terletak pada, perzinahan adalah persetubuhan itu dilakukan suka sama suka dimana kedua pelaku atau salah satu pihak sudah terikat perkawinan. Sedangkan perkosaan adalah persetubuhan atau penetrasi yang dilakukan antara pelaku dan korban diluar perkawinantidak ada ikatan perkawinan, dilakukan dengan kekerassan atau ancaman keke- rassan yang diatur dalam pasal 285 KUHP. Ada beberapa atau terdapat jenis-jenis perkosaan yaitu, sebagai berikut: 1 Perkosaan karena Dorongan Agresif Yaitu perkosaan yang dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi hasrat seksual, pelaku hanya semata-mata mencari kepuasan baik untuk memenuhi hasrat seksualnya atau dilatar belakangi faktor-faktor lain misalnya balas dendam, sakit hati, atau bahkan bisa jadi karena penyakit. 2 Perkosaan Karena Dorongan Seksual Yaitu perkosaan yang hampir sama dengan perkosaan dorongan agresif, hanya dalam perkosaan ini dilakukan hanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhan biologisnya saja atau semata-mata untuk memenuhi kebutuhan seksnya. 3 Perkosaan Impulsif Yaitu jenis perkosaan yang dilakukan seseorang karena adanya faktor spontan, hal ini dapat terjadi karena adanya obyek yang sangat menarik untuk diperkosa, misalnya adanya perampok yang semula hanya ingin merampok saja tetapi begitu sampai di dalam rumah perampok itu melihat yang punya rumah adalah seorang wanita seksi sementara di dalam rumah itu tidak ada orang lain selain wanita itu sehingga terjadilah perkosaan. 27

E. Metode Pendekatan