METODE PELAKSANAAN
BAB III METODE PELAKSANAAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai Metodologi Penelitian yang berisi kerangka penelitian yang didalamnya terdapat metode pengumpulan data, metode pengembangan sistem, objek penelitian, analisis sistem yang sedang berjalan, dan sistem yang akan dibangun Rancang Bangun Prototipe Sistem Pengendali Inkubator Bayi Berbasisis Mikrokontroler Arduino Uno R3 Dengan Sensor LM35.
3.1 Kerangka Penelitian
Untuk memudahkan pemahaman tahapan-tahapan yang penulis lakukan dalam penelitian kerja praktik ini maka dibuatlah kerangka penelitian. Kerangka penelitian kerja praktik dapat dilihat pada gambar 3.1.
Kerangka Kerja Praktik Phase
START
E 1.Mengidentifikasi
Pengumpulan Data
Pendahuluan Penelitian
Permasalahan
1.Metode Lapangan (Field
D 2.Merumuskan Permasalahan
Research)
2.Metode Perpustakaan (Study
Literrature)
Metodologi Penelitian
UA
Metode Pengembangan Sistem
Prototipe
Identify : Metode Lapangan
Mengidentifikasi Masalah Dan
1.Observasi
Pengumpulan Data Dengan
Kebutuhan E 2.Wawancara
Observasi Dan Wawancara
TO
Understand :
D Identifikasi
Memahami Sistem Pengendali
Kebutuhan Pemakai
Analisis
Inkubator Berlangsung
Metode Pengembangan
Sistem
Sistem
G Membuat Prototipe
Analysis :
Menganalisa Sistem Penegndali
Menguji Prototipe
Inkubator Bayi Usulan
PEN
Memperbaiki Prototipe
Report : A
Membuat Laporan Analisis
Mengembangkan Versi
I Produk
TI
AN
A Mendeskripsikan Sistem Pengendali
Membuat Rancangan
Inkubator Bayi Yang
Sistem Pengendali
C Merancang Sistem
A Sedang Berlangsung
Inkubator Bayi
Pengendali Inkubator
G Bayi Yang Di
A Usulkan
Membuat Rancangan
E Prototipe
Membuat Prototipe
Sistem Pengendali
BU
Inkubator Bayi
Membuat Rancangan
A Berdasarkan
Respon Sensor
Suhu LM35
EM
Menguji Prototipe
B Menguji Hardware
Alarm (Buzzer)
H Menguji Software
Lampu
AS
(LED & PIJAR)
A Menguji Keselurahan
Sistem
Integrasi Aplikasi Arduino 1.8.3
Dengan Sistem Pengendali Inkubator Bayi
E Hasil Penelitian
Gambar 3.1. Kerangka Penelitian Kerja Praktek
3.2 Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data dilakukan dengan 2 (dua) Metode yaitu :
3.2.1 Metode Lapangan (Field Research)
Metode ini dilakukan secara langsung dengan mengumpulkan data yang berhubungan dengan Sistem pengendali inkubator bayi. Pengamatan dilakukan di RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Majalengka Jl. Kesehatan No.77, Majalengka Wetan, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat, 45411. Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Observasi (pengamatan langsung) Pengamatan langsung dilakukan dengan cara mendatangi objek yang akan dikaji sistem pengendali inkubator bayi mulai dari analisis sistem pengendali inkubator bayi yang sedang berlangsung hingga aspek-aspek lainnya terkait sistem pengendali inkubator bayi. Informasi yang didapatkan berdasarkan pengamatan adalah sebagai berikut:
a. Gambaran umum
b. Visi, Misi, dan Tata Nilai
c. Struktur organisasi
d. Sistem pengendali inkubator yang sedang berlangsung
2. Interview (wawancara) Interview (wawancara) untuk mendapatkan penjelasan dari masalah-masalah yang sebelumnya kurang jelas dan untuk menyakinkan bahwa data yang diperoleh atau dikumpulkan benar-benar akurat sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Wawancara dilakukan terhadap bagian keamanan/penjaga (jam malam) dan Bapak Ade Ridwan sebagai orang terdekat. Wawancara ini dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan yang khususnya tentang Inkubator bayi pada RSUD Majalengka.
3.2.2 Metode Perpustakaan (Library Research)
Kegiatan mengutip dari beberapa bacaan yang berkaitan dengan pelaksanaan kerja praktik yang dilaksanakan di RSUD Majalengka ini dimaksudkan untuk memberikan landasan teori yang kuat melalui buku-buku atau literature yang tersedia di perpustakaan, baik berupa bahan-bahan kuliah dan pengumpulan data dengan menggunakan fasilitas internet melalui mesin pencarian (search engine) berupa jurnal elektronik maupun dokumen-dokumen elektronik yang berkaitan dengan penelitian .
3.3 Objek Penelitian
Kerja praktik ini memilih RSUD Majalengka sebagai objek penelitian. RSUD tersebut diteliti tentang sistem Inkubator Bayi yang sedang berlangsung baik itu sistem inkubator bayi manual maupun sistem inkubator bayi yang sudah modern.
3.3.1 Gambaran Umum
RSUD Majalengka merupakan pusat pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang tinggal di wilayah Majalengka Povinsi Jawa Barat. RSUD Majalengka merupakan Rumah Sakit Kelas D. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majalengka terus berkembang disertai dengan hadirnya dokter-dokter spesialis yaitu Spesialis Kandungan, Spesialis Dalam, Spesialis Anak dan Spesialis Bedah sehingga Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka dianggap memenuhi persyaratan untuk ditingkatkan kelasnya menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka kelas C pada tahun 1988 dengan Surat Keputusan Menkes Nomor. 105/Menkes/SK/II/tahun 1988 .
Pada tahun 2009, RSUD Majalengka mendapatkan sertifikat Akreditasi Rumah Sakit berdasarkan nomor YM.01.10/III/2099/09 dengan Status Akreditasi Penuh untuk
5 (lima) Standar Pelayanan meliputi : Administrasi Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan dan Rekam medis. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Pemerintah Daerah Majalengka Nomor 10 tanggal 1 Desember Tahun 2009 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka, maka Rumah
Sakit Umum Daerah Majalengka menjadi salah satu Rumah Sakit Umum Daerah di Kabupaten Majalengka dan ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum Daerah kelas C. Selanjutnya Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka mengalami perubahan pengelolaan keuangan dan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah status BLUD Penuh dengan Keputusan Bupati nomor 48 tahun 2010 tanggal 22 Februari 2010 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah .
Berikut nama-nama pimpinan RSUD majalengka :
1. dr. R Gambiro Prawisudirdjo Periode 1946-1948
2. dr. Med ED Germany Periode 1960-1965
3. dr. Iwan Satibi Periode 1965-1966
4. dr Dadang Sulaeman Rusdi Periode 1066-1971
5. dr. Muchyidin Hanafi S Periode 1973-1984
6. dr H Gufron Amali Periode 1984-1997
7. dr H Endang Suhenda Periode 1997-1998
8. dr Irama Nirwana Lubis 1998-2001
9. dr H Maman Suparman Gani Periode 2001-2003
10. dr H Eddy Rudianto, M.Kes. Periode 2003-2006
11. dr H Hamdi, M.Kes Periode 2006-2008
12. dr H Asep Suandi Periode 2008-2009
13. H Alimudin, S.Sos. MM Periode 2009-2011
14. dr. H Asep Suandi Periode 2011-2016
15. dr H Harizal F Harahap, MM Periode 2016- Sekarang
Berikut lokasi RSUD Majalengka di lihat menggunakan aplikasi google maps :
Gambar 3.2. Lokasi RSUD Majalengka (Sumber : Google maps) RSUD Majalengka Kecamatan Majalengka memiliki sumber daya manusia (SDM) yang terbilang kompeten dan jumlahnya cukup banyak. SDM tersebut dibagi menjadi beberapa bagian dan memiliki tugas masing-masing.
Berikut data sumber daya manusia yang ada di RSUD Majalengka Kecamatan Majalengka : Sumber Daya Manusia (SDM) RSUD Majalengka :
1. Dokter Umum 10 Orang
2. Dokter Spesialis 8 Orang
3. Dokter Gigi 3 Orang
4. Perawat 149 Orang
5. Paramedis non perawat 22 Orang
6. Non Medis 110 Orang
3.3.2 Visi,Misi Dan Motto
1. Visi Visi dari RSUD Majalengka Kecamatan Majalengka adalah “Menjadi Rumah Sakit Terpercaya dan Pilihan Utama di Kabupaten Majalengka Tahun 2018”.
2. Misi Untuk mewujudkan visi diatas misi yang dilakukan oleh RSUD Majalengka Kecamatan Majalengka adalah :
a. Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
b. Mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilakukan secara serasi dan terpadu
c. Upaya peningkatan, pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan
d. Melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai standar pelayanan Rumah Sakit
e. Meningkatkan IPM Kabupaten Majalengka Tahun 2018
3. Motto REMAJA (Ramah, Efektif, Mudah, Aman, terjangkau)
3.3.3 Struktur Organisasi
RSUD Majalengka Kecamatan Majalengka memiliki bagian-bagian kerja yang cukup banyak. Bagian-bagian tersebut memiliki deskripsi pekerjaan (job description) dan strukur organisasi masing-masing. Berikut struktur organisasi beberapa bagian yang ada di RSUD Majalengka Kecamatan Majalengka pada gambar 3.3.
DIREKTUR
Dr. H. HARIZAL F HARAHAP, MM
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
1. KOMITE MEDIK 2. STAF MEDIS FUNGSIONAL
KEPALA BAGIAN TATA USAHA
3. SATUAN PENGAWAS H. IDA HERIYANI, SKM. MH.KES. INTERNAL
4. KOMITE PERWATAN 5.INSTALASI-INSTALASI
SUB BAG
SUB BAG UMUM
KEPEGAWAIAN
SUB BAG PERLENGKAPAN
IIS YULIATININGSIH,SKEP.
YAYA SUHAEDI MISIA,S.Sos. Rd.DEWI LAKSMI, AMK. Skep
KA BID PELAYANAN
KA BIDANG PERENCANAAN,
DAN KEPERAWATAN
PENELITIAN & PENGEMBANGAN
KA. BIDANG KEUANGAN
Dr. ERNI HARLENI, MARS
ABD.RAHMAN ROSIDI, SKM, MKM
Hj. IMAS MASLAHAT, AMK. SKM.
SEKSI PELAYANAN
SEKSI PERENCANAAN
SEKSI ANGGARAN DAN
MEDIS & NONMEDIS
EVALUASI & PELAPORAN
AKUNTANSI
Dr. DINI AZORA, MARS
H. ASEP ZAKI MULYATNO, SKM, MKM
MUMUH MUHYIDIN, SKM
SEKSI PENELITIAN DAN
SEKSI KEPERAWATAN
PENGEMBANGAN
IMAS MASUROH,S.Kep, Ners.
Dr. DEASSY ARIFIANI
Gambar 3.3. Struktur Organisasi RSUD Majalengka Kecamtan Majalengka (Sumber : RSUD Majalengka Kecamatan Majalengka)
3.4 Metode Pengembangan Sistem
Dalam pengembangan prototype sistem pengendali inkubator bayi dengan mikrokontroler Arduino UNO R3 ini menggunakan metode prototype. Pengolahan dan pembuatan hardware mikrokontroler lebih mudah, apalagi didukung dengan open source-nya Arduino. Metode pengembangan prototype terdiri dari beberapa mekanisme.
3.4.1 Identifikasi Kebutuhan Pemakai
Untuk membangun prototype sistem pengendali inkubator bayi dengan mikrokontroler Arduino UNO R3 dibutuhkan spesifikasi ruangan, jumlah pentilasi udara/pintu untuk masuk ruangan , sensor suhu, dan jenis mikrokontroler yang akan digunakan.
3.4.2 Membuat Prototipe
Pada mekanisme ini menggunakan mikrokontroler dengan jenis Arduino UNO R3, dengan menambahkan sensor suhu, LCD (Liquid Crystal Display) sebagai interface sistem. Proses pembuatan prototype akan dibahas pada bab IV (empat) dipecah menjadi beberapa bagian yaitu :
1. Perancangan Sistem.
2. Perancangan Perangkat Keras (Hardware) tentang rangkaian hardware.
3. Perancangan Perangkat Lunak (Software) terdiri dari perangkat lunak pada Arduino UNO R3 (program). Pembuatan prototype sistem pengendali inkubator bayi yang diusulkan terdiri dari pembuatan perangkat keras (Model Inkubator), pembuatan perangkat lunak pada Arduino UNO R3 (program pengendali).
3.4.3 Menguji Prototipe
Untuk pengujian ini langsung pada sebuah model inkubator yang di dalamnya sudah terdapat rancang bangun rangkaian sistem pengendali inkubator bayi yang sudah dibuat, selain menguji sistem secara keseluruhan pada mekanisme ini juga dilakukan pengujian komponen-komponen yang digunakan. Pengujian ini akan dibahas pada bab
V (lima). Pengujian yang dilakukan adalah :
1. Pengujian Perangkat Keras (Hardware) terdiri dari :
a. Pengujian respon sensor suhu ruangan
b. Pengujian alarm (LED dan Buzzer)
c. Pengujian relay dan lampu 5 watt
2. Pengujian Perangkat Lunak (Software) terdiri dari :
a. Pengujian keseluruhan sistem di aplikasi open source Arduino 1.8.3
3.4.4 Memperbaiki Prototipe
Setelah dalam pemakaian dengan jangka waktu tertentu, terjadi ketidaksesuaian dengan yang diminta paramedis, baik itu dari segi cara kerja keseluruahan sistem, perangkat keras maupun perangkat lunak yang digunakan pada sistem, maka perlu ada perbaikan atau modifikasi pada prototype tersebut.
3.4.5 Mengembangkan Versi Produk
Tahap terakhir adalah finishing dari produk tersebut. Sesuai dengan permintaan atau masukan dari pengguna guna melakukan pengembangan kearah yang lebih baik.
3.5 Analisis Sistem
Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, serta hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya.
3.5.1 Memahami Kerja Dari Sistem yang Berjalan
Sistem yang sedang berjalan diartikan sebagai sistem yang sedang dipakai. Sedangkan analisis sistem yang sedang berjalan dapat diartikan sebagai cara untuk memahami terlebih dahulu masalah yang dihadapi oleh sistem. Seperti mendefinisikan kebutuhan fungsional dari sistem sehingga dapat diketahui apa saja kebutuhan pemakai yang belum terpenuhi oleh sistem yang sedang berjalan. Tujuan untuk menentukan bentuk dari rancangan sistem yang akan diterapkan. Analisa tersebut juga dapat menentukan langkah perancangan yang akan dibuat sehingga rancangan sistem sesuai kebutuhan pemakai dan sistem mempunyai unjuk kerja yang efisien dan efektif, dapat menghasilkan informasi yang cepat, tepat dan akurat.
Sistem inkubator bayi yang sedang berjalan di RSUD Majalengka yaitu perawat atau pekerja di RSUD Majalengka bagian Perawat atau paramedis bayi ketika inkubator bayi mulai di gunakan maka bayipun di masukan ke dalam inkubator bayi lalu selanjutnya perawat tersebut menyalakan inkubator bayi dengan menekan tombol Sistem inkubator bayi yang sedang berjalan di RSUD Majalengka yaitu perawat atau pekerja di RSUD Majalengka bagian Perawat atau paramedis bayi ketika inkubator bayi mulai di gunakan maka bayipun di masukan ke dalam inkubator bayi lalu selanjutnya perawat tersebut menyalakan inkubator bayi dengan menekan tombol
Sistem Yang Sedang Berjalan
Perawat
Mulai
Masukan Bayi Kedalam Inkubator
Tidak
Terjadi Perubahan Angka Pada Suhu Inkubator
Ya
Tombol Suhu Tidak
Enter
Monitor Bayi
a Selesai
se
Gambar 3.4. Activity Diagram Sistem yang Sedang Berjalan (Inkubator Bayi)
3.5.2 Menganalisa Sistem yang Diusulkan
Berdasarkan analisis sistem yang sedang berjalan, maka sistem yang diusulkan yaitu dengan membuat sebuah sistem inkubator bayi menggunakan Microcontroller Arduino Uno R3 dengan Sensor Suhu LM35. Pada sistem yang diusulkan yaitu memasangkat perangkat keras sensor suhu LM35 yang mampu mendeteksi suhu ruangan inkubator bayi yang di proses oleh mikrokontroler Arduino uno R3 dan kemudian data yang diterima oleh sensor dikirimkan ke aplikasi Arduino 8.3 dan diproses menjadi sebuah informasi di tampilkan melalui LCD. Sehingga apabila suhu ruangan berkurang dan melebihi batas yang sudah di tentukan, maka akan hidup LED dan Buzzer peringatan kepada perawat atau user. Selain itu dalam sistem yang diusulkan ini diperlukan beberapa analisis yaitu tentang analisis user, analisis kebutuhan perangkat lunak, analisis kebutuhan perangkat keras.
Sistem Yang Diusulkan
Perawat
Mulai
Aktifkan Sistem
Tidak Ya
Terdeteksi Suhu Ruangan Inkubator
Ya
Menyalakan LED
Menyalakan Alarm (Buzzer)
Mengirim Informasi Ke LCD
Tidak
Pemberitahuan Terkirim
Ya
Tampil Di LCD
a Selesai
se
Gambar 3.5. Activity Diagram Sistem yang diusulkan (Inkubator Bayi)
1. Analisis Fungsional
Analisis fungsional bertujuan untuk mengetahui atau mendeskripsikan cara kerja, atau fungsi yang disediakan atau diberikan oleh prototype sistem pengendali inkubator bayi menggunakan Arduino UNO R3 yang akan dibangun kepada penggunanya.
2. Analisis User
Analisis user dimaksudkan untuk mengetahui siapa saja user (pengguna) yang terlibat sehingga dapat diketahui dan pemahaman user terhadap sistem pengendali inkubator bayi yang akan dibangun. Pengguna yang nantinya akan mengoperasikan sistem pengendali inkubator bayi menggunakan Arduino UNO R3 ini yaitu :
a. Bagian perawat atau paramedis balita yang bertugas
3. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak (Software)
Secara keseluruhan sistem ini menggunakan mikrokontroler Arduino UNO R3 yang sudah ditanamkan program kedalamnya dalam Bahasa pemrograman
C. Perangkat lunak yang dibutuhkan dalam pembuatan prototype sistem pengendali inkubator bayi menggunakan Arduino UNO R3 adalah :
a. Arduino IDE 1.8.3, untuk membuat program pengendali sistem.
b. Fritzing, untuk membuat blok diagram rangkaian hardware dalam tahap perancangan sistem.
4. Analisis Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware)
Dalam pembuatan prototype sistem pengendali inkubator bayi menggunakan Arduino UNO R3 membutuhkan perangkat keras. Kebutuhan perangkat keras yang paling penting adalah :
a. Arduino UNO R3 dengan mikrokontroler ATmega 328 Arduino UNO R3 sebagai pengontrol sistem pengendali inkubator bayi yang akan dibangun dalam bentuk prototype.
b. Sensor suhu LM35
Sensor suhu LM35 digunakan untuk mendeteksi suhu ruangan pada inkubator bayi ketika sistem diaktifkan dan kemudian akan dijadikan sebagai masukan. Sensor suhu merupakan sensor yang dipasang pada ruangan inkubator bayi ketika sistem aktif dan sensor suhu LM35 mulai mendeteksi maka akan menjadi input pada sistem. Masukan-masukan tersebut kemudian akan diproses oleh mikrokontroler untuk menghasilkan keluaran (output) baik berupa display, alarm, atau yang lainnya. Selain perangkat keras diatas dalam pembuatan sistem tersebut membutuhkan perangkat keras tambahan diantarnya:
a. Relay
b. Kabel jumper
c. Buzzer
d. LED
e. LCD (Liquid Crystal Dislpay)
f. Breadboard
g. Lampu pijar (Bohlam)
h. Akrilik
i. Perangkat keras pendukung lainnya.