Mochamad Farziki Lazuardi KP PDF

RANCANG BANGUN PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI SUHU INKUBATOR BAYI BERBASIS MICROCONTROLLER ARDUINO UNO R3 DENGAN SENSOR LM35 (Studi Kasus: RSUD Majalengka)

Disusun sebagai salah satu syarat kelulusan untuk mata kuliah Kerja Praktek pada Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Majalengka

Tahun Akademik 2017/2018

Mochamad Farziki Lazuardi 14.14.1.0120

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MAJALENGKA

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertandatangan dibawah ini : Nama

: Mochamad Farziki Lazuardi Npm

: 14.14.1.0120 Fakultas

: TEKNIK Jurusan

: TEKNIK INFORMATIKA Dengan Ini Menerangkan Bahwa Laporan Kerja Praktek Yang Saya Buat Dengan Judul :

“RANCANG BANGUN PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI SUHU INKUBATOR BAYI BERBASIS MICROCONTROLLER ARDUINO UNO R3 DENGAN SENSOR LM35 ”. (Studi Kasus RSUD Majalengka)

Adalah benar – benar hasil karya sendiri dengan melakukan observasi, pemikiran dan bukan plagiat dari hasil karya laporan kerja praktek orang lain. Apabila terdapat referensi terhadap karya orang lain atau pihak lain, saya lakukan dengan menyebutkan sumber secara jelas. Jika di kemudian hari pernyataan ini tidak sesuai maka saya bersedia menerima sangsi akademis sesuai dengan peraturan yang berlaku di Universitas Majalengka. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Majalengka, 26 Januari 2018 Pembuat Pernyataan,

Mochamad Farziki Lazuardi

NPM : 14.14.1.0120

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTEK RANCANG BANGUN PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI SUHU INKUBATOR BAYI BERBASIS MICROCONTROLLER ARDUINO UNO R3 DENGAN SENSOR LM35 (Studi Kasus: RSUD Majalengka)

Disusun oleh Mochamad Farziki Lazuardi 14.14.1.0120

Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 26 Januari 2018

Dosen Penguji Dosen Pembimbing

Sandy F Rodiansyah, S.Pd., M.Cs. Harun Sujadi, ST.,M.Kom NIDN. 04.290987.01

NIDN. 04.180186.02

Mengetahui, Ketua Program Studi Teknik Informatika

Deffy Susanti, ST..M.Kom. NIDN. 04.241084.02

LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN KERJA PRAKTEK RANCANG BANGUN PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI SUHU INKUBATOR BAYI BERBASIS MICROCONTROLLER ARDUINO UNO R3 DENGAN SENSOR LM35 (Studi Kasus RSUD Majalengka)

Disusun oleh:

Mochamad Farziki Lazuardi

Telah disahkan pada tanggal 26 Januari 2018

Mengetahui, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka An.Kepala Bagian Tata Usaha RSUD Majalengka

H. IDA HERIYANI, SKM., MH.Kes. NIP. 19790611 200501 1 007

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek yang berjudul:

“RANCANG BANGUN PROTOTIPE SISTEM PENGENDALI SUHU INKUBATOR BAYI BERBASIS MICROCONTROLLER ARDUINO UNO R3

DENGAN SENSOR LM35 ”. (Studi Kasus: RSUD Majalengka) Dalam perancangan dan penyusunan laporan kerja praktek ini tidak sedikit

tantangan / hambatan yang saya hadapi. Alhamdulillah, berkat dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, saya dapat menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, saya menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga selesainya laporan ini, khususnya kepada :

Allah SWT atas anugrah dan hidayah yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini. Serta baginda Besar Nabi Muhammad SAW. Dan Orang tua yang selalu mendukung baik moral maupun material.

1. Orang tua Ayah dan Ibu, Saudara/I keluarga yang senantiasa mendukung dalam kegiatan kerja praktek.

2. Bapak Dr. H. Riza M. Yunus, ST.MT., selaku dekan Fakultas Teknik Universitas Majalengka.

3. Ibu Deffy Susanti, ST., M.kom. selaku ketua prodi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Majalengka

4. Bapak Harun Sujadi, ST., M.kom. selaku dosen pembimbing.

5. Seluruh staff dan jajaran dalam struktur organisasi Fakultas Teknik Universitas Majalengka.

Teruntuk para sahabat : Reyna Indra Maulana, Tomy Yendra, Muhammad Yunus, Usup Suparma, Pafsi Paisal, Adie Iman Nurzaman, Yayat Nurhidayat, Dan Egy Agung Frasetya,Wawan Nugraha, Fahmi Nurbani, M.Iqbal selaku tim windstand robotic.

DAFTAR LAMPIRAN

A. Lampiran Screenshoot Hasil Pengujian White Box ........................................... A-1

B. Lampiran SourceCode pada Arduino IDE ......................................................... A-2

C. Lampiran Foto Prototype Sistem Pengendali Suhu ........................................... A-3

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, telah berpengaruh dan memiliki arti penting terhadap kehidupan manusia. Hal ini terlihat dengan adanya berbagai kemudahan yang ditawarkan dan disediakan. Sehubungan dengan perkembangan dan kecanggihan teknologi itu, maka dibutuhkan sumber daya manusia yang cakap dan siap untuk memanfaatkannya, sehingga manusia tidak ketinggalan, atau dengan kata lain dapat memanfaatkan teknologi yang sudah ada.

Salah satu perkembangan teknologi yang pesat terlihat pada bidang teknologi microkontroller . Teknologi microcontroller merupakan sebuah chip yang berfungsi sebagai pengontrol rangkaian elektronik dan umunya dapat menyimpan program didalamnya. Teknologi tersebut beberapa tahun belakangan ini banyak dimanfaatkan. Akan tetapi belum semua individu memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut, bahkan ada yang belum mengenalnya sama sekali karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan tentang teknologi.

Salah satu bidang yang bisa memanfaatkan teknologi microcontroller adalah bidang kesehatan. Didalam dunia kesehatan, bayi tidak semuanya lahir dalam keadaan normal. Salah satu ketidaknormalan tersebut adalah bayi lahir sebelum waktunya atau biasa disebut prematur, Persalinan prematur merupakan proses persalinan sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu lengkap atau kurang dari 259 hari, yang dihitung dari hari pertama haid terakhir. Jika usia kehamilan tak diketahui dengan pasti, maka yang menjadi patokan adalah berat bayi saat lahir yang hanya berkisar 1.000 - 2.500 gram

Di Indonesia, data WHO tahun 2013 menunjukkan angka kelahiran bayi pada 2010 sebanyak 4.371.800 jiwa. Dari jumlah tersebut, satu dari enam yang lahir mengalami prematur atau 15,5 per 100 kelahiran hidup (675.700 jiwa) terlahir prematur. Hal ini mengakibatkan tingkat bayi lahir prematur cukup banyak, khususnya pada rumah sakit milik pemerintah. Apabila bayi mengalami lahir secara prematur, maka akan sangat membutuhkan tingkat kehangatan yang cukup stabil dengan kisaran

suhu antara 36 o C sampai dengan 38

C. Mengingat bayi tersebut belum terbiasa beradaptasi dengan suhu diluar kandungan sang ibu.

1.Bayi Prematur 2.Bayi Normal

Gambar 1.1 Persentase Data Bayi Prematur di Indonesia (Sumber : WHO)

Setiap bayi dalam inkubator harus memiliki perawatan khusus dan dipantau setiap waktu tertentu, agar bayi mendapatkan suhu yang cukup untuk dapat berkembang secara memuaskan, akan tetapi sering terjadi kelalaian dalam memantau bayi yang berada dalam inkubator, sehingga suhu yang diberikan ke bayi tersebut terlalu panas atau pun terlalu dingin akibat sistem pemanas inkubator yang tidak terawat secara teratur serta pelayan rumah sakit yang lalai dalam memantau suhu inkubator pada waktu tertentu, sehingga membahayakan kesehatan bayi karena kelalaian tersebut. (Republika, 2014)

Berdasarkan keadaan yang demikian,perlunya sebuah solusi untuk meminimalisir terjadinya tingkat kematian pada bayi premature,maka penulis mencoba merancang

sebuah penelitian yang berjudul “Rancang Bangun Prototipe Sistem Pengendali Suhu Inkubator Bayi Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno R3 Dengan Sensor LM35”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka berikut rumusan masalah dalam penelitian ini :

1. Bagaimana proses perancangan dan pembuatan sistem rancang bangun pengendali suhu inkubator bayi berbasis microcontroller dengan sensor LM35?

2. Bagaimana proses pembuatan inkubator bayi menggunakan aplikasi Arduino dengan pemograman C?

1.3 Batasan Masalah

Dalam pembuatan laporan penelitian ini diperlukan batasan masalah, agar permasalahan yang ditinjau tidak terlalu luas dan sesuai dengan tujuan yang dicapai. Adapun batasan-batasannya adalah sebagai berikut :

1. Dalam hal ini hanya akan dibahas mengenai konsep rancang bangun prototipe sistem pengendali suhu inkubator bayi berbasis microcontroller dengan sensor LM35;

2. Sistem yang dibangun hanya melakukan pengendalian suhu sedangkan pengendalian lain seperti, sirkulasi oksigen (kandungan oksigen), kelembaban dan lainnya tidak diatur;

3. Hanya membahas mengenai fungsi dan cara kerja dalam setiap komponen yang ada;

4. Bahasa pemrograman yang digunakan untuk microcontroller adalah Bahasa C.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Merancang dan membuat rancang bangun pengendali suhu inkubator bayi berbasis microcontroller dengan sensor LM35

2. Merancang dan membuat sistem informasi pengendali suhu inkubator bayi di tampilkan melalui lcd dengan menggunakan aplikasi Arduino 1.8.3

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Alternative penghangat bayi yang lebih murah.

2. Dapat membuat sebuah sistem yang dapat berguna bagi bidang kesehatan.

3. Belajar merancang dan membangun sebuah sistem yang terintegrasi.

1.6 Tempat Dan Waktu Penelitian

Dalam tampat dan waktu penelitian terdiri dari beberapa bagian yaitu tempat penelitian, waktu penelitian. Berikut penjelesan mengenai bagian-bagian tersebut.

1.6.1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Majalengka Jl. Kesehatan No.77, Majalengka Wetan, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat, 45411.

1.6.2 Waktu Penelitian

Nopember Desember No

1 Identifikasi Kebutuhan Pemakai

2 Membuat Prototipe

3 Menguji Prototipe

4 Memperbaiki Prototipe

5 Mengembangkang Versi Produk

1.7 Sistematika Penulisan

Guna memahami lebih jelas mengenai laporan Kerja Praktik Rancang Bangun Prototipe Sistem Pengendali Suhu Inkubator Bayi Berbasis Microcontroller Arduino Uno R3 Dengan Sensor LM35 ini dilakukan dengan cara mengelompokan materi menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan menjelaskan tentang informasi umum yaitu latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, waktu dan tempat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab landasan teori berisi teori yang diambil dari beberapa sumber maupun kutipan buku, yang berupa pengertian dan definisi. Bab ini juga menjelaskan tentang konsep dasar sistem robotika dan teori pendukung lainnya.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab metodologi penelitian berisi tentang metodologi penelitian yang didalamnya terdiri dari kerangka penelitian, kegiatan pengumpulan data, metode pengembangan sistem dan hasil analisis dari sistem yang sedang berjalan dan akan dibangun.

BAB IV : PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

Pada bab perancangan dan pembuatan berisi tentang perancangan dan pembuatan sistem pengendali inkubator bayi berdasarkan analisis sistem yang ada pada bab sebelumnya mulai dari identifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam sistem pengendali inkubator bayi tersebut.

BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab hasil dan pembahasan berisi tentang kegiatan pengujian dan pembahasan sistem pengendali inkubator bayi yang sudah dirancang dan dibuat guna meningkatkan kualitas sistem.

BAB VI : PENUTUP

Pada bab penutup berisi tentang penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan guna membangun sistem pengendali inkubator bayi yang jauh lebih baik dan lebih bermanfaat bagi khlayak umum.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN – LAMPIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Sistem

Suatu sistem adalah jaringan kerja prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu (Jogiyanto, 1999:1).

Menurut Murdik (2002) bahwa sistem adalah seperangkat elemen yang membentuk kegiatan atau suatu prosedur atau bagian pengolahan yang mencari suatu tujuan-tujuan bersama dengan mengoperasikan data atau barang pada waktu tertentu untuk menghasilkan informasi atau energi atau barang.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah gabungan dari beberapa elemen yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.

2.1.1 Elemen Sistem

Menurut Sigit (1999) bahwa sistem memiliki komponen-komponen diantaranya : Penghubung sistem, batasan sistem lingkungan luar, masukan, keluaran, dan tujuan.

Menurut Budiarti (1999) menyatakan bahwa elemen sistem adalah bagian yang terkecil yang teridentifikasi, ini merupakan penyusunan dari sistem. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa elemen sistem merupakan bagian-bagian terkecil dari sebuah sistem, yang menyusun sebuha sistem.

2.1.2 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen (components), batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environments), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output), pengolah (process), dan sasaran (objectives) atau tujuan (goal).

1. Komponen Sistem Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi yang artinya saling berkerjasama membentu satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian- bagian darisistem. Setiap sistem tidak peduli betapa kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen.

2. Batas Sistem Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang satu kesatuan. Batas sistem menunjukan ruang lingkup (boundary) dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem Lingkungan luar sistem (environments) adalah diluar batas sistem yang mempengaruhi opeasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energy dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar sistem yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, apabila tidak maka akan menganggu kelangsungan hidup dari sistem.

4. Penghubung Sistem Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara sistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari subsistem ke subsistem lainnya sehingga membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Masukan (input) adalah energy yang dimasukan kedalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energy yang dimasukan supaya sistem dapat beroperasi. Signal input adalah energy yang diproses untuk memperoleh keluaran.

6. Keluaran Keluaran (output) adalah hasil energy yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran merupakan masukan untuk subsistem lainnya.

7. Pengolah Sistem Pengolah sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan mengubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan lain menjadi keluaran berupa barang jadi.

8. Sasaran atau Tujuan Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective) agar operasi dalam sistem akan berguna dan bermanfaat. Sasaran dari sistem sangat menentukan masukan yang dibutuhkan dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. (Kadir, 2003)

2.1.3 Klasifikasi Sistem Sistem dapat dikelompokkan atau diklasifikasikan menjadi beberapa

kelompok yaitu :

1. Sistem diklasifikasikan sebagai Sistem Abstrak (abstract sistem) dan Sistem Fisik (physical sistem) Sistem abstrak adalah sistem yang berisi gagasan atau konsep. Misalnya, sistem teologi yang berisi gagasan tentang hubungan manusia dan Tuhan. Sistem fisik adalah sistem yang secara fisik dapat dilihat. Misalnya : sistem komputer, sistem sekolah, sistem akuntansi, dan sistem transportasi.

2. Sistem diklasifikasikan sebagai Sistem Alamiah dan Buatan Manusia Sistem alamiah (natural sistem) adalah sistem yang terjadi karena alam (tidak dibuat oleh manusia). Sedangkan sistem buatan manusia (human made sistem) adalah sistem yang dibuat oleh manusia.

3. Sistem diklasifikasikan sebagai Sistem Terbuka dan Tertutup Sistem terbuka (open sistem) adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan. Sistem tertutup (closed sistem) adalah sistem yang tidak bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan.

4. Sistem diklasifikasikan sebagai Sistem Deterministik dan Probabilistik Sistem deterministik (deterministic sistem) adalah suatu sistem yang operasinya dapat diprediksi secara tepat. Sistem probabilistik (probabilistic sistem) adalah sistem yang tidak dapat diramal dengan pasti karena mengandung unsur probabilitas.

5. Sistem diklasifikasikan sebagai Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks Berdasarkan tingkat kerumitannya, sistem dibedakan menjadi sistem yang sederhana (misalnya sepeda) dan sistem yang kompleks (misalnya otak manusia).

2.2 Konsep Dasar Data

Menurut Sutarman (2012:3) “Data adalah fakta dari sesuatu pernyataan yang berasal dari kenyataan, di mana pernyataan tersebut merupakan hasil pengukuran atau

pengamatan. Data dapat berupa angka-angka, huruf-huruf, simbol-simbol khusus, atau gabungan darinya”.

Menurut Situmorang (2010:1), “Data adalah things known orassumed, yang berarti bahwa data sesuatu yang diketahui atau dianggap”. Menurut Situmorang (2010:1), data bisa juga didefenisikan sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh dari pengamatan (observasi) suatu objek, data dapat berupa angka dan dapat pula merupakan lambing atau sifat, beberapa macam data antara lain:

1. Data populasi dan data sampel.

2. Data observasi.

3. Data primer dan data sekunder. Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa data adalah fakta berdasarkan kejadian sesungguhnya. Baik berupa angka, huruf, simbol ataupun hal lainnya yang diperoleh dari pengamatan suatu objek.

Pada dasarnya kegunaan data (setelah diolah dan dianalisis) ialah sebagai dasar yang objektif di dalam proses pembuatan keputusan /kebijakan dalam rangka untuk memecahkan persoalan oleh pengambilan keputusan. Keputusan yang baik hanya bisa diperoleh dari pengambilan keputusan yang objektif, dan didasarkan atas data yang baik. Data yang baik adalah data yang bisa dipercaya kebenaranya (reliable), tepat waktu mencakup ruang lingkup yang luas atau bisa memberikan gambaran tentang suatu masalah secara menyeluruh merupakan data relevan. Riset akan menghasilkan data. Ada tiga peringkat data yaitu:

1. Data mentah, hasil pengumpulan.

2. Data hasil pengolahan berupa jumlah, rata-rata, persentase.

3. Data hasil analisis berupa kesimpulan. Data ini mempunyai peringkat tertinggi sebab langsung dapat dipergunakan untuk menyusun saran atau usul untuk dasar membuat keputusan.

2.2.1 Pembagian Data

Menurut Situmorang (2010:2), pembagian data adalah sebagai berikut : Menurut sifatnya, yang selanjutnya dapat dibagi dua :

1. Data Kualitatif yaitu data yang tidak berbentuk angka. Misalnya: kuesioner pernyataan tentang suasana kerja, kualitas pelayanan sebuah restoran atau gaya kepemimpinan, dsb.

2. Data Kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka. Misalnya: harga saham, besarnya pendapat dsb. Menurut sumber data, data yang selanjutnya dibagi dua :

1. Data Internal yaitu data dari dalam suatu organisasi yang menggambarkan keadaan organisasi tersebut. Misalnya suatu perusahaan: jumlah karyawannya, jumlah modalnya dan jumlah produksinya.

2. Data Eksternal yaitu data dari luar suatu organisasi yang dapat menggambarkan faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi hasil kerja suatu organisasi. Misalnya: daya beli masyarakat mempengaruhi hasil penjualan suatu perusahaan.

Menurut cara memperolehnya, juga bisa dibagi dua :

1. Data Primer (primary data) yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa interview dan observasi.

2. Data Sekunder (secondary data) yaitu data yang diperoleh/dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya suber tidak langsung berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi.

Menurut waktu pengumpulannya, dapat dibagi dua :

1. Data (cross section) ialah data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu (at a point of time) untuk menggambarkan keadaan dan kegiatan pada waktu tersebut. Misalnya: data penelitian yang menggunakan kuesioner.

2. Data berkala (time series data) ialah data yang dikumpulkan dari waktu untuk melihat perkembangan suatu kepentingan studi untuk bersangkutan. Misalnya: Data penelitian menggunakan interview dan observasi.

2.3 Pengertian Rancang Bangun

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata rancang berarti mengatur segala sesuatu sebelum bertindak, mengerjakan atau melakukan sesuatu untuk merencanakan. Kata bangun berarti sesuatu yang didirikan. Rancang bangun berarti merencanakan atau mendesain sesuatu untuk dibuat.

2.4 Konsep Dasar Sistem

Pengertian sistem terbagi menjadi dua, yaitu dilihat dari pendekatan yang menekankan pada prosedur dan pendekatan yang menekankan pada elemen atau komponennya.

Menurut Jogiyanto pendekatan sistem yang menekankan pada prosedur mendifinisikan sistem sebagai : “jaringan kerja dan prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sana untuk melekukan suatu kegiatan atau menyeleasikan sasaran tertentu”.

Adapun pendekatan sistem yang menekankan pada elemen atau komponennya mendefiniskan sistem sebagai : “kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

Yang dimaksud dengan “sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan”.

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian sistem adalah kumpulan elemen-elemen atau jaringan kerja dan prosedur-prosedur yang saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu.

2.5 Konsep Dasar Informasi

Dalam konsep dasar informasi terdiri dari beberapa bagian yaitu definisi data, pembagian data. Berikut penjelesan mengenai bagian-bagian tersebut.

2.5.1 Definisi Data

Menurut Sutarman (2012:3) “Data adalah fakta dari sesuatu pernyataan yang berasal dari kenyataan, di mana pernyataan tersebut merupakan hasil pengukuran atau

pengamatan. Data dapat berupa angka-angka, huruf-huruf, simbol-simbol khusus, atau gabungan darinya”.

Menurut Situmorang (2010:1), “Data adalah things known or assumed, yang berarti bahwa data sesuatu yang diketahui ata u dianggap”. Menurut Situmorang (2010:1), data bisa juga didefenisikan sekumpulan informasi atau nilai yang diperoleh dari pengamatan (observasi) suatu objek, data dapat berupa angka dan dapat pula merupakan lambing atau sifat, beberapa macam data antara lain:

1. Data populasi dan data sampel.

2. Data observasi.

3. Data primer dan data sekunder. Dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa data adalah fakta dari sesuatu, kejadian, aktifitas dan transaksi yang dicatat, diklasifikasikan dan disimpan berupa angka, tulisan, gambar, suara ataupun tokoh namun belum diorganisasikan dalam bentuk yang dapat dimengerti.

Pada dasarnya kegunaan data (setelah diolah dan dianalisis) ialah sebagai dasar yang objektif di dalam proses pembuatan keputusan-keputusan/kebijaksanaan- kebijaksanaan dalam rangka untuk memecahkan persoalan oleh pengambilan keputusan. Keputusan yang baik hanya bisa diperoleh dari pengambilan keputusan yang objektif, dan didasarkan atas data yang baik.

Data yang baik adalah data yang bisa dipercaya kebenaranya (reliable), tepat waktu mencakup ruang lingkup yang luas atau bisa memberikan gambaran tentang suatu masalah secara menyeluruh merupakan data relevan. Riset akan menghasilkan data. Ada tiga peringkat data yaitu:

1. Data mentah, hasil pengumpulan.

2. Data hasil pengolahan berupa jumlah, rata-rata, persentase.

3. Data hasil analisis berupa kesimpulan. Data ini mempunyai peringkat tertinggi sebab langsung dapat dipergunakan untuk menyusun saran atau usul untuk dasar membuat keputusan.

2.5.2 Definisi Informasi

Menurut Sutarman (2012:14), “Informasi adalah sekumpulan fakta (data) yang diorganisasikan dengan cara tertentu sehingga mereka mempunyai arti bagi si

penerima”. Menurut McLeod dalam Yakub (2012:8), “Informasi adalah data yang diolah menjadi be ntuk yang lebih berguna bagi penerimanya”. “Informasi memiliki kandungan “makna” yang merupakan hal yang sangat penting, karena berdasarkan maknalah si penerima dapat memahami informasi tersebut dan secara lebih jauh dapat menggunakannya untuk menarik suatu kesimpulan atau bahkan mengambil keputusan.”

Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendukung sumber informasi.

2.5.3 Siklus Informasi

Siklus informasi bermula dari masukan atau data yang merupakan bentuk yang masih mentah, sehingga perlu diolah lebih lanjut, data dapat berupa sismbol-simbol semacam huruf-huruf, angka-angka, bentuk-bentuk suara, sinyal-sinyal, gambar- gambar dan sebagainya. Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan di tangkap sebagai input, di proses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus ini oleh John Burch disebut dengan siklus informasi (information cycle) atau siklus pengolahan data (data processing cycles ).

Gambar 2.1 Siklus Informasi (Sumber : (Kadir, 2003)

2.6 Robotika

Dalam Robotika terdiri dari beberapa bagian yaitu konsep robot, konsep robotika. Berikut penjelesan mengenai bagian-bagian tersebut.

2.6.1 Konsep Robot

Menurut (Supriyanto, Hustinawati and dkk 2010) dalam Buku yang berjudul “Buku Ajar Robotika” istilah robot berasal dari bahasa Cekoslowakia. Kata robot

berasal dari kosakata “Robota” yang berarti “kerja cepat”. Istilah ini muncul pada tahun 1920 oleh seorang pengarang sandiwara bernama Karel Capec. Karyanya pada saat

itu berjudul “Rossum’s Universal Robot” yang artinya Robot Dunia milik Rossum. Rossum merancang dan membangun suatu bala tentara yang terdiri dari robot industri

yang akhirnya menjadi terlalu cerdik dan akhirnya menguasai manusia. Untuk dapat diklasifikasikan sebagai robot, maka robot harus memiliki dua

macam kemampuan yaitu:

1. Bisa mendapatkan informasi dari sekelilingnya.

2. Bisa melakukan sesuatu secara fisik seperti bergerak atau memanipulasi objek.

Untuk dapat dikatakan sebagai robot sebuah sistem tidak perlu untuk meniru semua tingkah laku manusia, namun suatu sistem tersebut dapat mengadopsi satu atau dua dari sistem yang ada pada diri manusia saja sudah dapat dikatakan sebagai robot. Ada beberapa fungsi robot, sehingga manusia memerlukan kehadirannya yaitu:

1. Meningkatkan produksi, akurasi dan daya tahan. Robot ini banyak digunakan di industri.

2. Untuk tugas-tugas yang berbahaya, kotor dan beresiko. Robot ini digunakan ketika manusia tidak mampu masuk ke daerah yang beresiko. Seperti Robot Untuk menjelajah planet, robot untuk mendeteksi limbah nuklir, robot militer dll.

3. Untuk pendidikan. Banyak robot yang digunakan untuk menarik pelajar belajar teknologi seperti robot lego, dll.

4. Untuk menolong manusia. Seperti di rumah untuk membersihkan rumah pakai penghisap debu otomatis, di rumah sakit untuk menghantar makanan, membantu operasi, dll.

2.6.2 Konsep Robotika

Menurut (Supriyanto, Hustinawati dkk 2010) dalam Buku yang be rjudul “Buku Ajar Robotika” kata Robotika juga berasal dari novel fiksi sains “runaround” yang

ditulis oleh Isaac Asimov pada tahun 1942. Perkembangan suatu ilmu tak lepas dari peran para peneliti kalau tak dapat dikatakan bahwa justru penelitilah yang menyebabkan suatu ilmu itu berkembang. Robotika memiliki unsur yang sedikit berbeda dengan ilmu-ilmu dasar atau terapan yang lain dalam berkembang. Ilmu dasar biasanya berkembang dari suatu asas atau hipotesis yang kemudian diteliti secara metodis. Robotika memiliki unsur disipiln ilmu mekanika (teknik mesin), elektronika (teknik elektro), dan pemrograman (teknik informatika/komputer). Ilmu terapan dikembangkan setelah ilmu-ilmu yang mendasarinya berkembang dengan baik, sedangkan ilmu robotika lebih sering berkembang melalui pendekatan praktis pada awalnya. Kemudian melalui suatu pendekatan atau perumpamaan (asumsi) dari hasil pengamatan perilaku mahluk hidup atau benda/mesin/peralatan bergerak lainnya dikembangkanlah penelitian secara teoritis. Dari teori kembali kepada praktis, dan dari sini robot berkembang menjadi canggih. Secara garis besar penelitian di bidang robotika dapat dilakukan dengan memilih tema berdasarkan alur dalam 4 tahapan, yaitu klasifikasi, obyek penelitian, fokus penelitian dan target penelitian.

2.7 Konsep Dasar Prototipe

Dalam konsep dasar prototipe terdiri dari beberapa bagian yaitu pengertian prototipe, bentuk prototipe,proses pembuatan prototipe,kelebihan dan kekurangan prototipe,alat perancangan sistem. Berikut penjelesan mengenai bagian-bagian tersebut.

2.7.1 Pengertian Prototipe

Proses pengembangan sistem seringkali menggunakan pendekatan prototipe (prototyping). Metode ini sangat baik digunakan untuk menyelesesaikan masalah kesalahpahaman antara user dan analis yang timbul akibat user tidak mampu mendefinisikan secara jelas kebutuhannya (Mulyanto, 2009).

Prototyping adalah pengembangan yang cepat dan pengujian terhadap model kerja (prototipe) dari aplikasi baru melalui proses interaksi dan berulang-ulang yang biasa digunakan ahli sistem informasi dan ahli bisnis. Prototyping disebut juga desain aplikasi cepat (rapid application design/RAD) karena menyederhanakan dan mempercepat desain sistem (O'Brien, 2005).

Berdasarkan pemaparan-pemaparan diatas, maka prototype adalah bentuk (model) awal dari suatu sistem yang akan dibangun guna memenuhi kebutuhan user secara cepat serta mempunyai tujuan yaitu mengembangkan model awal software menjadi sebuah sistem yang final.

Sebagian user kesulitan mengungkapkan keinginannya untuk mendapatkan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Kesulitan ini yang perlu diselesaikan oleh analis dengan memahami kebutuhan user dan menerjemahkannya ke dalam bentuk model (prototipe). Model ini selanjutnya diperbaiki secara terus menerus sampai sesuai dengan kebutuhan user.

2.7.2 Bentuk Prototipe

Berdasarkan karakteristiknya prototipe sebuah sistem dapat berupa low fidelity dan high fidelity. Fidelity mengacu kepada tingkat kerincian sebuah sistem (Walker et al, 2003). Low fidelity prototype tidak terlalu rinci menggambarkan sistem. Karakteristik dari low fidelity prototype adalah mempunyai fungsi atau interaksi yang terbatas, lebih menggambarkan kosep perancangan dan layout dibandingkan dengan model interaksi, tidak memperlihatkan secara rinci operasional sistem, mendemostrasikan secara umum feel and look dari antarmuka pengguna dan hanya menggambarkan konsep pendekatan secara umum (Walker et al, 2003).

High fidelity protoype lebih rinci menggambarkan sistem. Prototipe ini mempunyai interaksi penuh dengan pengguna dimana pengguna dapat memasukkan data dan berinteraksi dengan dengan sistem, mewakili fungsi-fungsi inti sehingga dapat mensimulasikan sebagian besar fungsi dari sistem akhir dan mempunyai penampilan yang sangat mirip dengan produk sebenarnya (Walker et al, 2003).

Fitur yang akan diimplementasikan pada prototipe sistem dapat dibatasi dengan teknik vertikal atau horizontal. Vertical prototype mengandung fungsi yang detail tetapi hanya untuk beberapa fitur terpilih, tidak pada keseluruhan fitur sistem. Horizontal prototype mencakup seluruh fitur antarmuka pengguna namun tanpa fungsi pokok hanya berupa simulasi dan belum dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan yang sebenarnya (Walker et al, 2003).

2.7.3 Proses Pembuatan Prototipe

Proses pembuatan prototype merupakan proses yang interaktif dan berulang- ulang yang menggabungkan langkah-langkah siklus pengembangan tradisional. prototype dievaluasi beberapa kali sebelum pemakai akhir menyatakan prototype tersebut diterima. Gambar 2.3 di bawah ini mengilustrasikan proses pembuatan prototype:

Identifikasi Kebutuhan Bisnis Pemakai Akhir

Kembangkan Prototipe Sistem Bisnis

Siklus Pembuatan Prototipe

Revisi Prototipe Agar Memenuhi Kebutuhan Pemakai Akhir Dengan Lebih Baik

Siklus Pemeliharaan

Gunakan Dan Pelihara Sistem Bisnis Yang Di Terima

Gambar 2.2 Langkah-langkah Prototipe (Sumber : (Academia, 2015)) Berikut adalah tahapan penelitian pembuatan prototipe;

1. Analisis Kebutuhan Sistem Analisis dilakukan untuk melihat berbagai komponen yang dipakai sistem yang sedang berjalan meliputi hardware, software, jaringan dan sumber daya manusia. Analisis juga mendokumentasikan aktivitas sistem informasi meliputi input, pemrosesan, output, penyimpanan dan pengendalian (O'Brien, 2005). Selanjutnya melakukan studi kelayakan (feasibility study) untuk merumuskan informasi yang dibutuhkan pemakai akhir, kebutuhan sumber daya, biaya, manfaat dan kelayakan proyek yang diusulkan. Analisis kebutuhan sistem sebagai bagian dari studi awal bertujuan mengidentifikasi masalah dan kebutuhan spesifik sistem. Kebutuhan spesifik sistem adalah spesifikasi mengenai hal-hal yang akan dilakukan sistem ketika diimplementasikan (Mulyanto, 2009).

Analisis kebutuhan sistem harus mendefinisikan kebutuhan sistem yang spesifik antara lain :

a. Masukan yang diperlukan sistem (input)

b. Keluaran yang dihasilkan (output)

c. Operasi-operasi yang dilakukan (proses)

d. Sumber data yang ditangani

e. Pengendalian (kontrol)

Gambar 2.3 Spesifikasi Kebutuhan Sistem (Sumber : (Academia, 2015)

Tahap analisis kebutuhan sistem memerlukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan sistem dengan mendefinisikan apa yang seharusnya dapat dilakukan oleh sistem tersebut kemudian menentukan kriteria yang harus dipenuhi sistem. Beberapa kriteria yang harus dipenuhi adalah pencapaian tujuan, kecepatan, biaya, kualitas informasi yang dihasilkan, efisiensi dan produktivitas, ketelitian dan validitas dan kehandalan atau reliabilitas (Academia, 2015)

2. Desain Sistem

Analisis sistem (sistem analysis) mendeskripsikan apa yang harus dilakukan sistem untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai. Desain sistem (sistem design) menentukan bagaimana sistem akan memenuhi tujuan tersebut. Desain sistem terdiri dari aktivitas desain yang menghasilkan spesifikasi fungsional. Desain sistem dapat dipandang sebagai desain interface, data dan proses dengan tujuan menghasilkan spesifikasi yang sesuai dengan produk dan metode interface pemakai, struktur database serta pemrosesan dan prosedur pengendalian (Ioanna et al., 2007). (Academia, 2015)

3. Pengujian sistem Paket software prototipe diuji, diimplementasikan, dievaluasi dan dimodifikasi berulang-ulang hingga dapat diterima pemakainya (O'Brien, 2005). Pengujian sistem bertujuan menemukan kesalahan-kesalahan yang terjadi pada sistem dan melakukan revisi sistem. Tahap ini penting untuk memastikan bahwa sistem bebas dari kesalahan (Mulyanto, 2009). (Academia, 2015) Penerimaan pengguna (user) terhadap sistem dapat dievaluasi dengan mengukur kepuasan user terhadap sistem yang diujikan. Pengukuran kepuasan meliputi tampilan sistem, kesesuaian dengan kebutuhan user, kecepatan dan ketepatan sistem untuk menghasilkan informasi yang diinginkan user. Ada beberapa model pengukuran kepuasan user terhadap sistem, diantaranya adalah Technology Acceptance Model (TAM), End User Computing (EUC) Satisfaction, Task Technology Fit (TTF) Analysis dan Human Organizational Technology (HOT) Fit Model. (Academia, 2015) Salah satu model pengukuran yang telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa berbeda dan tidak menunjukkan perbedaan hasil pengukuran yang signifikan adalah End User Computing (EUC) Satisfaction. Model ini menekankan kepuasan user terhadap aspek teknologi meliputi aspek isi, keakuratan, format, waktu dan kemudahan penggunaan sistem (Chin & Mathew, 2000). (Academia, 2015)

4. Implementasi Setelah prototipe diterima maka pada tahap ini merupakan implementasi sistem yang siap dioperasikan dan selanjutnya terjadi proses pembelajaran terhadap sistem baru dan membandingkannya dengan sistem lama, evaluasi secara teknis dan operasional serta interaksi pengguna, sistem dan teknologi informasi. (Academia, 2015)

2.7.4 Kelebihan dan Kekurangan

1. Keunggulan Prototipe

a. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan.

b. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan.

c. Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem.

d. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem.

e. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya.

2. Kelemahan Prototipe

a. Pelanggan tidak melihat bahwa perangkat lunak belum mencerminkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan belum memikirkan peneliharaan dalam jangka waktu yang lama.

b. Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman sederhana.

c. Hubungan pelanggan dengan komputer mungkin tidak menggambarkan teknik perancangan yang baik. (Academia, 2015)

2.7.5 Alat Perancangan Sistem

Perancangan sistem membutuhkan peralatan berupa alat alat perancangan proses dan alat perancangan data. Alat perancangan proses terdiri dari diagram aliran data dan diagram arus sistem. Sedangkan alat perancangan data terdiri dari diagram relasi entitas (entity relationship) dan kamus data (data dictionary).

1. Diagram Aliran Data Diagram aliran data (Data Flow Diagram/DFD) adalah sebuah alat dokumentasi grafik yang menggunakan simbol-simbol untuk menjelaskan sebuah proses. Diagram ini menunjukkan aliran proses seluruh sistem kepada pemakai dan dapat diatur detailnya sesuai dengan kemampuan pemahaman pemakai. DFD terdiri dari tiga elemen yaitu lingkungan, pemrosesan, aliran data dan penyimpanan data. Salah satu keuntungan menggunakan DFD adalah memudahkan pemakai yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang sedang akan dikerjakan (Ladjamudin, 2005).

2.8 Konsep Dasar Flowchart

Dalam konsep dasar flowchart terdiri dari beberapa bagian yaitu pendahuluan flowchart, pedoman penggunaan flowchart, symbol-simbol flowchart. Berikut penjelesan mengenai bagian-bagian tersebut.

2.8.1 Pendahuluan Flowchart

Flowchart adalah gambaran dalam bentuk diagram alir dari algoritma-algoritma dalam suatu program, yang menyatakan arah alur program tersebut. (Pahlevy, 2010)

Diagram arus sistem (Sistem Flowchart) adalah peralatan yang digunakan untuk menggambarkan proses sistem secara rinci untuk menggambarkan aliran sistem informasi dan diagram arus sistem untuk menggambarkan aliran program (Ladjamudin, 2005)

Berdasarkan pemaparan diatas, maka diagram arus sistem (sistem Flowchart) adalah bentuk (model) yang berupa simbol-simbol untuk menggambarkan alur sistem agar sistem tersebut mudah dimengerti.

2.8.2 Pedoman Penggunaan Flowchart

Bila seorang analis dan programmer akan membuat Flowchart, ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan, seperti :

1. Flowchart digambarkan dari halaman atas ke bawah dan dari kiri ke kanan.

2. Aktivitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.

3. Kapan aktivitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.

4. Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja, misalkan menghitung pajak penjualan.

5. Setiap langkah dari aktivitas harus berada pada urutan yang benar.

6. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati. Percabangan-percabangan yang memotong aktivitas yang sedang digambarkan tidak perlu digambarkan pada Flowchart yang sama. Simbol konektor harus digunakan dan percabangannya diletakan pada halaman yang terpisah atau hilangkan seluruhnya bila percabangannya tidak berkaitan dengan sistem.

7. Gunakan simbol-simbol Flowchart yang standar. (Subrata, 2015)

2.8.3 Simbol-Simbol Flowchart

Simbol-simbol Flowchart yang biasanya dipakai adalah simbol-simbol Flowchart standar yang dikeluarkan oleh ANSI dan ISO.Tabel 2.1 Dibawah ini merupakan symbol-simbol Flowchart.

Tabel 2.1 Simbol-simbol Flowchart

Simbol

Arti

Input / Output Merpresentasikan Input data

tau Output data yang diproses atau Informasi

Proses

Merepresentasikan operasi

Penghubung Keluar ke atau masuk dati

bagian lain flowchart

Anak Panah

Merpresentasikan alur kerja

Penjelasan Digunakan untuk tambahan

Symbol Manual Operation Simbol yang menunjukkan pengolahan yang tidak dilakukanoleh komputer

(Sumber : (Subrata, 2015))

Tabel 2.2 Simbol-simbol Flowchart (lanjutan1)

Simbol

Arti

Input / Output Merpresentasikan Input data

tau Output data yang diproses atau Informasi

Proses

Merepresentasikan operasi

Penghubung Keluar ke atau masuk dati

bagian lain flowchart

Anak Panah

Merpresentasikan alur kerja

Penjelasan Digunakan untuk tambahan

Symbol Manual Operation Simbol yang menunjukkan pengolahan yang tidak dilakukanoleh komputer

Symbol Decision Symbol

Decision (Simbol untuk kondisi yang akan menghasilkan beberapa

kemungkinan

jawaban/aksi)

Symbol Predefined Process Symbol

Predefined

Process (Simbol

untuk

mempersiapkan penyimpanan yang akan

digunakan sebagai tempat pengolahan di dalam storage)

(Sumber : (Subrata, 2015))

Tabel 2.3 Simbol-simbol Flowchart (lanjutan2) Simbol

Arti

Symbol Terminal Symbol Terminal (Simbol untuk permulaan atau akhir dari suatu program)

Symbol Off-line Storage Symbol Off-line Storage (Simbol yang menunjukkan bahwa data di dalam symbol

ini akan disimpan)

Symbol Manual Input

Symbol

Input (Simbol untuk pemasukan

Manual

data secara manual on-line keyboard)

Symbol Keying Operation Symbol Keying Operation (Simbol

operasi dengan menggunakan mesin yang

mempunyai keyboard) Symbol magnetic-tape unit Symbol magnetic-tape unit

(Symbol yang menyatakan input berasal pita magnetic atau output disimpan ke pita

magnetic)

(Sumber : (Subrata, 2015))

Tabel 2.4 Simbol-simbol Flowchart (lanjutan3) Simbol

Arti Symbol punched card Symbol punched card (Symbol

yang menyatakan input berasal dari kartu atau output ditulis ke kartu)

Symbol disk Symbol disk and on-line storage

untuk menyatakan input berasal dari

(Symbol

disk atau output disimpan ke disk)

Symbol display Symbol display (Symbol yang menyatakan peralatan output yang digunakan yaitu layar, plotter, printer, dan sebagainya)

Symbol dokumen Symbol dokumen (symbol yang

menyatakan input berasal dari dokumen dalam bentuk kertas

atau output dicetak ke kertas)

(Sumber : (Subrata, 2015))

2.9 Unified Modelling Language (UML)

Di sini yang di maksud dengan Unified Modelling Language (UML) adalah alat untuk memvisualisasikan dan mendokumentasikan hasil Analisa dan desain yang berupa sintak di sini di bagi menjadi 5 bagian yaitu sebagai berikut :

2.9.1 Konsep Dasar Unified Modelling Language (UML)

Unified Modelling Language (UML) adalah suatu alat untuk memvisualisasikan dan mendokumentasikan hasil analisa dan desain yang berisi sintak dalam memodelkan sistem secara visual (Braun, et. al. 2001). Juga merupakan satu kumpulan konvensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software yang terkait dengan objek (Whitten, et. al. 2004).

Saat ini sebagian besar para perancang sistem informasi dalam menggambarkan informasi dengan memanfaatkan UML diagram dengan tujuan utama untuk membantu Saat ini sebagian besar para perancang sistem informasi dalam menggambarkan informasi dengan memanfaatkan UML diagram dengan tujuan utama untuk membantu

Secara filosofi UML diilhami oleh konsep yang telah ada yaitu konsep permodelan Object Oriented karena konsep ini menganalogikan sistem seperti kehidupan nyata yang didominasi oleh obyek dan digambarkan atau dinotasikan dalam simbol-simbol yang cukup spesifik. Berikut gambar 2.4 tentang diagram UML :

Gambar 2.4 Diagram UML (Sumber : (Havilludin, 2011)) Berikut tujuan utama dalam desain UML adalah :

1. Menyediakan bagi pengguna (analisis dan desain sistem) suatu bahasa pemodelan visual yang ekspresif sehingga mereka dapat mengembangkan dan melakukan pertukaran model data yang bermakna.

2. Menyediakan mekanisme yang spesialisasi untuk memperluas konsep inti.

3. Karena merupakan bahasa pemodelan visual dalam proses pembangunannya maka UML bersifat independen terhadap bahasa pemrograman tertentu.

4. Memberikan dasar formal untuk pemahaman bahasa pemodelan.

5. Mendorong pertumbuhan pasar terhadap penggunaan alat desain sistem yang berorientasi objek.

6. Mendukung konsep pembangunan tingkat yang lebih tinggi seperti kolaborasi, kerangka, pola dan komponen terhadap suatu sistem.

7. Memiliki integrasi praktik terbaik. (Havilludin, 2011)

2.9.2 Komponen-Komponen UML

Sejauh ini para pakar merasa lebih mudah dalam menganalisa dan mendesain atau memodelkan suatu sistem karena UML memiliki seperangkat aturan dan notasi dalam bentuk grafis yang cukup spesifik (Sugrue J. 2009). Komponen atau notasi UML diturunkan dari 3 (tiga) notasi yang telah ada sebelumnya yaitu Grady Booch, OOD (Object-Oriented Design), Jim Rumbaugh, OMT (Object Modelling Technique), dan Ivar Jacobson OOSE (Object-Oriented Software Engineering). (Havilludin, 2011)

Pada UML versi 2 terdiri atas tiga kategori dan memiliki 13 jenis diagram yaitu (Havilludin, 2011):

1. Struktur Diagram Menggambarkan elemen dari spesifikasi dimulai dengan kelas, obyek, dan hubungan mereka, dan beralih ke dokumen arsitektur logis dari suatu sistem. Struktur diagram dalam UML terdiri atas :

a. Class Diagram Class Diagram menggambarkan struktur statis dari kelas dalam sistem anda dan menggambarkan atribut, operasi dan hubungan antara kelas. Class Diagram membantu dalam memvisualisasikan struktur kelas-kelas dari suatu sistem dan merupakan tipe diagram yang paling banyak dipakai. Selama tahap desain, Class Diagram berperan dalam menangkap struktur dari semua kelas yang membentuk arsitektur sistem yang dibuat. Class memiliki tiga area pokok : Nama (dan stereotype), Atribut, dan Metoda .

b. Object Diagram Object diagram menggambarkan kejelasan kelas dan warisan dan kadangkadang diambil ketika merencanakan kelas, atau untuk membantu pemangku kepentingan non-program yang mungkin menemukan diagram kelas terlalu abstrak.

c. Component Diagram Component diagram menggambarkan struktur fisik dari kode, pemetaan pandangan logis dari kelas proyek untuk kode aktual di mana logika ini dilaksanakan.

d. Deployment Diagram (Collaboration diagram in version 1.x) Deployment diagram memberikan gambaran dari arsitektur fisik perangkat lunak, perangkat keras, dan artefak dari sistem. Deployment diagram dapat dianggap sebagai ujung spektrum dari kasus penggunaan, menggambarkan bentuk fisik dari sistem yang bertentangan dengan gambar konseptual dari pengguna dan perangkat berinteraksi dengan sistem.

e. Composite Structure Diagram Sebuah diagram struktur komposit mirip dengan diagram kelas, tetapi menggambarkan bagian individu, bukan seluruh kelas. Kita dapat menambahkan konektor untuk menghubungkan dua atau lebih bagian dalam atau ketergantungan hubungan asosiasi.

f. Package Diagram Paket diagram biasanya digunakan untuk menggambarkan tingkat organisasi yang tinggi dari suatu proyek software. Atau dengan kata lain untuk menghasilkan diagram ketergantungan paket untuk setiap paket dalam Pohon Model.