Hasil Penelitian
4.2 Hasil Penelitian
Analisis framing ini dilakukan terhadap berita-berita yang dimuat oleh situs berita media online Merdeka.com tentang wacana pembubaran ormas FPI yang dimuat pada periode Juli 2013. Dapat diketahui bahwa beberapa berita yang disajikan Merdeka.com di antaranya hardnews, softnews / feature. Pada sajian berita tersebut memiliki karakterstik berbeda dalam penyajianya. Pada penelitian ini, peneliti mengambil berita ini yaitu hardnews dikarenakan berita hardnews memenuhi empat unsur elemen framing Pan dan Kosicki, diantaranya Sintaksi, Skrip, Tematik dan Retoris.
4.2.1 Analisis framing Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki dengan Judul Berita 1: Ruhut Minta Mendagri Bubarkan FPI.
Berita ini terkait wacana pembubaran FPI yang sebelumnya terjadi bentrok dengan warga Kendal Jateng yang menewaskan satu orang, sehingga membuat warga marah atas aksi sweeping yang dilakukan oleh FPI saat bulan Ramadan. Mengenai hal itu, anggota DPR RI komisi III, Ruhut Sitompul meminta dan menegaskan Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi, untuk membubarkan FPI. Dalam berita tersebut Ruhut meminta Kemendagri selaku pembina ormas agar dapat menerapkan undang-undang ormas yang melanggar hukum.
Table 4.1 ANALISIS FRAMING PAN DAN KOSICKI BERITA 1
Perangkat framing Unit Pengamatan Hasil Pengamatan Sintaksi
Headline
Ruhut minta Mendagri bubarkan FPI
Lead
Puluhan anggota Front Pembela Islam (FPI) bentrok dengan ribuan warga Kendal, Jawa Tengah, kemarin. Konflik dipicu karena warga marah dengan aksi sweeping yang dilakukan FPI saat Ramadan.
Latar informasi “Konflik dipicu warga marah dengan aksi sweeping yang dilakukan FPI saat Ramadan ”
Kutipan Sumber "Jadi dengan keluarnya UU Ormas, dikaitkan dengan tindak pidana hukum kita, polisi tidak perlu lagi sungkan, yang terlibat perlu dihukum seberatnya," jelas Ruhut saat dihubungi wartawan, Jumaat (19/7).
"Mendagri juga sebagai pembina politik harus tegas, kalau (FPI) berlaku
seperti ini harus dibubarkan," imbuhnya.
"Jangan ragu-ragulah, kita negara hukum," tandasnya.
Pernyataan
Semua teks berita ini dengan pernyataan Ruhut Sitompul.
Penutup
"Jangan ragu-ragulah, kita negara hukum," tandasnya
Skrip
Who
Anggota Front Pembela Islam (FPI)
What
Bentrok dengan ribuan warga Kendal
When
Jumat, 19 Juli 2013
Where
Kendal, Jawa Tengah
Why
Konflik dipicu karena warga marah dengan
sweeping yang dilakukan FPI saat Ramadan
Ruhut Sitompul menegaskan bahwa hukum di Indonesia harus ditegakkan jika ada yang melanggar.
Tematik
Paragraf,
Paragraf satu, Puluhan anggota Front
Pembela Islam (FPI) bentrok dengan hubungan antar ribuan warga Kendal, Jawa Tengah,
proposisi,
kalimat
kemarin. Konflik dipicu karena warga marah dengan aksi sweeping yang dilakukan FPI saat Ramadan.
Paragraf kedua, Anggota Komisi III DPR Ruhut Sitompul mengatakan, Undang-undang Ormas sudah harus diberlakukan. Menurutnya, polisi harus tegas menindak tegas segala tindakan Ormas yang melanggar hukum.
Paragraf ketiga, "Jadi dengan keluarnya UU Ormas, dikaitkan dengan tindak pidana hukum kita, polisi tidak perlu lagi sungkan, yang terlibat perlu dihukum seberatnya," jelas
saat dihubungi wartawan, Jumat (19/7).
Ruhut
Paragraf keempat, Menurut dia, Kementerian Dalam Negeri juga harus bertindak tegas membina Ormas yang melanggar hukum. Dia meminta agar FPI dapat segera dibubarkan.
Paragraf kelima, "Mendagri juga sebagai pembina politik harus tegas, kalau (FPI) berlaku seperti ini harus dibubarkan," imbuhnya.
Paragraf
keenam, Politikus Demokrat menambahkan, Indonesia merupakan negara hukum, sehingga tak perlu ragu untuk membubarkan Ormas yang melanggar hukum seperti FPI.
Paragraf ketujuh, "Jangan ragu- ragulah, kita negara hukum," tandasnya.
Retoris
Kata, idiom,
Sweeping
gambar/foto,
Membubarkan dan
grafik
melanggar
Sungkan Ragu
1. Sintaksis
Pada headline berita Merdeka.com berita ini memberikan pandangan sebuah permintaan kepada pihak Kemendagri lah sesungguhnya yang dapat membubarkan FPI. Lalu Merdeka.com menegaskan judul tersebut atas dasar pernyataan Ruhut.
Puluhan anggota Front Pembela Islam (FPI) bentrok dengan ribuan warga Kendal, Jawa Tengah, kemarin. Konflik dipicu karena warga marah dengan aksi sweeping yang dilakukan FPI saat Ramadan.
Sedangkan lead di atas berita ini memberikan informasi peristiwa aksi sweeping FPI, Merdeka.com sengaja menampilkan kalimat tersebut agar lebih berkesinambungan antara judul dan lead sehingga memperkuat argumentasi bahwa FPI telah melakukan arogansi kepada masyarakat.
Latar informasi dalam berita ini yaitu “Konflik dipicu warga marah dengan aksi sweeping yang dilakukan FPI saat Ramadan ” kalimat tersebut menjelaskan arogansi FPI yang membuat bergulir pada wacana pembubaran FPI.
Pada berita ini Merdeka.com memberikan tiga kutipan narasumber yaitu Ruhut Sitompul, diantaranya:
"Jadi dengan keluarnya UU Ormas, dikaitkan dengan tindak pidana hukum kita, polisi tidak perlu lagi sungkan, yang terlibat perlu dihukum seberatnya," jelas Ruhut saat dihubungi wartawan, Jumaat (19/7).
"Mendagri juga sebagai pembina politik harus tegas, kalau (FPI) berlaku seperti ini harus dibubarkan," imbuhnya.
"Jangan ragu-ragulah, kita negara hukum," tandasnya.
Kutipan sumber tersebut memperlihatkan sisi permintaan ketegasan kepada pihak Mendagri dan polisi bahwa hukum harus ditindakan seadil-adilnya, tanpa adaanya keraguan. Kutipan sumber ini juga melihat betapa ragunya Mendagri dan Polisi dalam memproses hukum kepada FPI.
Sedangkan pernyataan, Merdeka.com juga memposisikan narasumber anggota DPR RI Komisi III di bidang hukum yaitu Ruhut Sitompul untuk memperkuat indikasi bahwa ormas yang melanggar undang-undang harus ditindak sesuai hukum yang berlaku, ini dibuktikan dengan kutipan Ruhut Sitompul yang menggambarkan pembenaran atas peristiwa tersebut.
Paragraf penutup yang dibuat Merdeka.com: "Jangan ragu-ragulah, kita negara hukum," tandasnya.
Paragraf tersebut menjelaskan, selama ini hukum di Indonesia masih tebang pilih, pernyataan Ruhut sebagai penutup ingin mengingatkan kepada pembaca bahwa pemerintah selama ini belum mengambil ketegasan dalam mengeksekusi ormas FPI.
2. Skrip
a. Who (siapa) : Anggota Front Pembela Islam (FPI)
b. What (apa) : Bentrok dengan ribuan warga Kendal b. What (apa) : Bentrok dengan ribuan warga Kendal
d. When (kapan)
: Jumat, 19 Juli 2013
e. Why (mengapa) : Konflik dipicu karena warga marah dengan aksi sweeping yang dilakukan FPI saat Ramadan
f. How (bagaimana) : Ruhut Sitompul menegaskan bahwa hukum di Indonesia harus ditegakkan jika ada yang melanggar.
Pada berita tersebut, Merdeka.com mengawali berita dengan unsur who (siapa), what (apa), when (kapan), where (di mana), dan why (mengapa) yang disusun menjadi lead:
Puluhan anggota Front Pembela Islam (FPI) bentrok dengan ribuan warga Kendal, Jawa Tengah, kemarin. Konflik dipicu karena warga marah dengan aksi sweeping yang dilakukan FPI saat Ramadan.
Cara penyusunan Merdeka.com mengisahkan pada titik pemicu terjadinya bentrok dengan warga. Sedangkan how (bagaimana) menempatkan tiap paragraf melihat sisi fakta pelanggaran hukum yang menampilkan enam paragraf. Ruhut mendesak Mendagri untuk membubarkan FPI. Kesan ini seolah memperlihatkan Ruhut sebagai pakar hukum. Dengan meminta kepada pihak pemerintah yaitu Mendagri, Merdeka.com memposisikan bahwa Ruhut sebagai hakim atas aksi sweeping FPI di Kendal, Jateng.
3. Tematik
Paragraf pertama, menceritakan awal aksi FPI sehingga adanya perlawanan, kalimat tersebut dapat dilihat:
Puluhan anggota Front Pembela Islam (FPI) bentrok dengan ribuan warga Kendal, Jawa Tengah, kemarin. Konflik dipicu karena warga marah dengan aksi sweeping yang dilakukan FPI saat Ramadan.
Kalimat tersebut seolah warga tak ingin diam atas tindakan FPI yang sewenang-wenangan, hal tersebut dapat dilihat dengan pemilihan kata “marah”. Kata “marah” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat diasumsikan tidak senang atau tidak sepantasnya. Merdeka.com sengaja memilih kata ini untuk memahami kegelisahan warga atas aksi FPI tersebut. Sedangkan proposisi kalimat tersebut ditandai kalimat “karena”, penampilan kata tersebut menjadikan alasan perlawanan warga kepada FPI. Lalu dalam koherensi memperjelas kalimat dengan menampilakan kata “karena”.
Paragraf kedua, dengan mengadopsi pernyataan Ruhut dengan interpretasi Merdeka.com yang menceritakan undang-undang konstitusi harus diterapkan oleh Polisi. Sehingga dapat diartikan polisi tidak berani untuk mengambil langkah- langkah hukum menindak FPI. Menurut Merdeka.com, polisi selama ini membiarkan aksi sweeping yang dilakukan FPI kepada masyarakat. Merdeka.com memperkuat dengan kalimat dengan kutipan Ruhut “Polisi harus tegas menindak tegas segala tindakan Ormas yang m elanggar hukum”.
Paragraf ketiga, menceritakan peneguran Polisi yang tidak bisa memberi sanksi hukum. Menurut Ruhut, ada perpaduan antara undang-undang ormas dan hukum konsitusi sehingga mekanisme untuk menjerat FPI pun dapat dilakukan oleh pihak Polisi tanpa ragu sedikitpun.
Paragraf keempat, merupakan kelanjutannya menceritakan permintaan pihak Kemendagri lah yang seharusnya membina dan juga dapat membubarkan Paragraf keempat, merupakan kelanjutannya menceritakan permintaan pihak Kemendagri lah yang seharusnya membina dan juga dapat membubarkan
Paragraf kelima, mempertegaskan wacana pembubaran: Mendagri juga sebagai pembina politik harus tegas, kalau (FPI) berlaku seperti ini harus dibubarkan,". Kalimat tersebut memiliki sebuah peringatan agar lebih dapat membimbing FPI. Dan pernyataan tersebut menekankan makna ketegasan.
Paragraf keenam, menonjolkan sisi pandangan hukum di Indonesia. Dalam memberikan kutipan Merdeka.com menampilkan kalimat “Politikus Demokrat” yang diartikannya sebagai tokoh partai.
Sedangkan paragraf ketujuh, sebagai penutup kutipan wawancara menjelaskan Indonesia Negara hukum, hal ini dapat diartikan siapapun yang melanggar hukum akan dijerat sesuai undang-undang yang berlaku.
Dari keseluruhan tematik, Merdeka.com cenderung memperlihatkan pelanggaran FPI. Merdeka.com lebih mengutamakan aspek sisi hukum agar pembaca dapat melihat bukti sesuai fakta yang riil. Namun demikian, bukan berarti kecenderungan FPI yang selalu disalahkan, Merdeka.com juga menampilkan di awal dan di akhir paragraf pihak Polri dan pemerintah yaitu Kemendagri yang harus bertanggung jawab atas kurangnya mengambil tindakan tegas terhadap yang melanggar undang-undang. Tentu Merdeka.com memvariasikan kalimat antar kalimat dengan konteks situasional saat ini. Meskipun Merdeka.com ingin menampilkan keseimbangan, namun pembahasannya lebih memperlihatkan fakta-fakta hukum saat ini cenderung memojokkan FPI dan kurang ketegasan Pemerintah Mendagri dan Polisi.
4. Retoris
Struktur retoris, Merdeka.com terlihat berupaya mengajak pembaca dengan memperlihat masalah undang-undang ormas dengan fakta-fakta ketidaktegasan aparat dan pemerintah terhadap ormas FPI. Sehingga para pembaca dapat mengetahui dan merasakan hukum di Indonesia seperti apa yang selalu tebang pilih. Kutipan wawancara Ruhut sitompul menjadi pondasi dasar Merdeka.com dalam membangun kognisi bagi pembaca. Berita tersebut diperlihatkan dengan kutipan akhir untuk menarik kesimpulan.
Terdapat metafora dan leksikon yang digunakan Merdeka.com dalam pemberitaan tersebut sebagai cerminan wujud retoris semantara metafora dan leksikon lainnya tersembunyi dalam susunan tulisan. Di antaranya adalah:
Tabel 4.2 ANALISIS RETORIS
Konflik dipicu karena warga marah Leksikon: “sweeping”.
dengan aksi sweeping yang Dapat dimaknai sebagai dilakukan FPI saat Ramadan.
penertiban. Kata tersebut menunjukkan pada saat bulan Ramadan FPI melakukan
penertiban dikarenakan bulan yang dianggap suci, akan tetapi penertiban
tersebut dianggap warga Kendal sebagai aksi kekerasan yang selalu membuat keonaran.
Sehingga membuat warga marah dan
melakukan perlawanan. P3
Jadi dengan keluarnya UU Ormas, Metafora: “sungkan”.
dikaitkan dengan tindak pidana Dapat disamakan dengan dikaitkan dengan tindak pidana Dapat disamakan dengan
dalam menindak FPI. Kata
tersebut juga menunjukkan betapa FPI disegani
oleh Polisi sehingga
dalam pemakaian kata tersebut memperjelas
sebagai lembaga tertinggi negara seharusnya menerapkan UU tindak pidana.
P6 Indonesia
negara Leksikon: hukum, sehingga tak perlu ragu “membubarkan
merupakan
dan untuk membubarkan Ormas yang melanggar”.
Dapat melanggar hukum seperti FPI.
dimaknai sebagai menghentikan
dan menyalahi.
Dengan demikian,
paragraf tersebut Ruhut meminta Mendagri agar dapat menghentikan ormas FPI dikarenakan menyalahi aturan hukum.
P7 "Jangan ragu-ragulah, kita negara Leksikon: “ragu”. Dapat hukum,"
disamakan dengan kebimbangan sehingga wacana tersebut dapat dilihat hukum kita harus tegas dalam bertindak. Pada kalimat ini juga memperjelas kebimbingan
untuk menjerat FPI.
Kata Sweeping, Membubarkan dan melanggar, Sungkan dan Ragu. memperlihatkan bahwa peristiwa itu ditekankan sebagai bentuk arogansi ormas FPI terhadap masyarakat sehingga konstruksi katanya pun beralih pada pembubaran FPI selain itu juga penekanan kata ditunjukkan kurangnya ketegasan hukum untuk ditegakkan.
Table 4.3 FRAME: RUHUT MINTA MENDAGRI BUBARKAN FPI
Elemen
Strategi Penulisan
Skematis
Merdeka.com lebih menampilkan fakta hukum di awal dan di akhir paragraf pemeberitaan ini. Terkait pelanggaran undang- undang, pemerintah dan Polisi belum dapat menindaklanjuti ormas FPI dan terkesan kurang tegas dalam mengeksekusi.
Skrip
Mendagri dan aparat Kepolisian belum mampu menindak tegas pada ormas FPI.
Tematik
1. Aksi sweeping FPI dinilai sebagai pemicu warga marah
2. Ruhut memberikan penyataan Polisi harus tegas dalam memutuskan pelanggaran hukum
3. Penjelasan Ruhut, yang memberikan alasan bahwa undang- undang menjadi pedoman sebagai landasan jika ada yang melanggar hukum
4. Mendagri tidak dapat mengambil keputusan soal ormas FPI
5. Ruhut, meminta pihak Mendagri tegas dalan urusan FPI
6. Hukum di Indonesia jangan tebang pilih harus dihukum yang melanggar seperti FPI ketegasan hukum di Indonesia
Retoris
Menekankan kata situasional hukum di Indonesia yang melibatkan pihak Mendagri dan Polisi yang dapat menerapkan undang-undang tersebut. Dengan demikian UU Ormas juga untuk dapat membubarkan FPI.
Disimpulkan bahwa Merdeka.com dalam pengemasan fakta tersebut cenderung memperlihatkan situasi kondisi nasional UU hukum saat ini, lalu menonjolkan dalam konteks peristiwa pembubaran FPI. Seperti Indonesia Negara hukum diindikasikan saat ini kita Negara hukum sebab UU hukum harus ditegakan khususnya pihak Mendagri sebagai Pembina ormas dan Polisi sebagai penegak hukum. Hal tersebut ditemukan di unsur tematik.
4.2.2 Analisis framing Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki dengan Judul berita 2: FPI: Ruhut Ibarat TV Rusak, Tak Ada Gambar Tapi Berisik.
Terkait bentrok FPI dengan warga Kendal Jateng beralih isu wacana pembubaran yang dilontarkan oleh Ruhut Sitompul, berita kedua ini tanggapan FPI atas pernyataan Ruhut. FPI (Front Pembela Islam) menanggapi dengan pernyataan Ruhut soal wacana pembubaran FPI.
Table 4.4 ANALISIS FRAMING PAN DAN KOSICKI BERITA 2
Perangkat framing
Hasil Pengamatan Sintaksi
Unit Pengamatan
Headline
FPI: Ruhut ibarat TV rusak, tak ada gambar tapi berisik
Lead
Front Pembela Islam (FPI) menanggapi santai pernyataan anggota Komisi III DPR Ruhut Sitompul yang meminta agar Mendagri Gamawan Fauzi membubarkan FPI. Juru Bicara FPI
Munarman bahkan mengibaratkan Ruhut seperti TV rusak.
Latar informasi FPI menanggapi soal Ruhut Sitompul membubarkan FPI
Kutipan Sumber Juru Bicara FPI Munarman
"Ruhut itu anggap saja TV rusak, ada suara nggak ada gambar, berisik suaranya," katanya
saat dikonfirmasi,
Jumat
"Dulu waktu di DPR didatangi salah satu ustadz terkencing- kencing, teriak-teriak minta perlindungan Satpam," katanya.
"Gak usah diseriusi si Poltak itu. Dia akting sepanjang hidup, cuma
aktingnya akting aktingnya akting
Ruhut Sitompul
"Mendagri
juga sebagai pembina politik harus tegas, kalau (FPI) berlaku seperti ini harus dibubarkan," imbuhnya.
"Jangan ragu-ragulah, kita negara hukum," tandasnya.
Pernyataan
Pernyataan berdasarkan sumber yaitu
juru bicara FPI Munaraman
dan Ruhut
Sitompul
Penutup
"Jangan ragu-ragulah, kita negara hukum," tandasnya.
Skrip
Who
Front Pembela Islam (FPI)
What
Menanggapi santai pernyataan anggota Komisi III DPR Ruhut Sitompul yang meminta agar Mendagri Gamawan Fauzi membubarkan FPI.
Saat dikonfrimasi merdeka.com melalui telepon
Why
Juru Bicara FPI Munarman bahkan mengibaratkan Ruhut seperti TV rusak.
How
Jubir FPI Munaraman, tidak menanggapi pernyataan Ruhut dengan serius.
pertama, Front
proposisi,
Pembela
Islam (FPI)
menanggapi santai pernyataan hubungan antar anggota Komisi III DPR Ruhut
kalimat,
kalimat
Sitompul yang meminta agar Mendagri Gamawan Fauzi membubarkan FPI. Juru Bicara FPI
Munarman bahkan mengibaratkan Ruhut seperti TV
rusak.
Paragraf kedua, "Ruhut itu anggap saja TV rusak, ada suara nggak ada gambar, berisik Paragraf kedua, "Ruhut itu anggap saja TV rusak, ada suara nggak ada gambar, berisik
katanya saat dikonfirmasi, Jumat (19/7).
Paragraf ketiga, Menurutnya, Ruhut tak ubahnya seperti seorang penjilat yang tak malu menjilat siapa saja. Karena itu, pihaknya
tidak akan menanggapi pernyataan seorang Ruhut.
Paragraf keempat, "Dulu waktu di DPR didatangi salah satu ustadz
terkencing-kencing, teriak-teriak minta perlindungan Satpam,"
katanya.
Paragraf kelima, "Gak usah diseriusi si Poltak itu. Dia akting sepanjang
hidup, cuma aktingnya akting murahan," tandasnya.
Paragraf keenam, Bentrok puluhan anggota FPI dengan ribuan warga Kendal, Jawa Tengah, kemarin, membuat Ruhut bersuara. Pria yang kerap memuja muji Presiden SBY itu meminta Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bertindak tegas membina Ormas yang melanggar hukum. Dia meminta agar
FPI dapat segera
dibubarkan.
Paragraf ketujuh, "Mendagri juga sebagai pembina politik harus tegas, kalau (FPI) berlaku seperti ini harus dibubarkan," imbuhnya.
Demokrat itu menambahkan,
Indonesia merupakan negara hukum, Indonesia merupakan negara hukum,
Paragraf kesembilan, "Jangan ragu-ragulah,
kita negara hukum," tandasnya.
Retoris
Kata, idiom,
“penjilat”
foto/gambar,
“terkencing-kencing”,
grafik
”teriak-teriak”, dan “akting” “bersuara” “dibubarkan” “membubarkan”
, “melanggar”, dan “negara hukum” “ragu”
1. Sintaksis
Headline tersebut terlihat upaya Merdeka.com menampilkan judul ini sebagai bentuk wacana sepertinya ini mengindikasikan tanggapan yang dilontarkan Ruhut kepada FPI. Dalam tampilan judul kalimat tersebut “FPI: Ruhut ibarat TV rusak, tak ada gambar tapi berisik ” adalah suara dari FPI yang menggangap Ruhut seperti televisi yang selalu muncul tetapi tidak ada suara.
Lalu pada lead memberikan pandangan atas pernyataan Ruhut bahwasanya FPI yang diwakili oleh juru bicara FPI Munaraman menanggapinya dengan pernyataan santai.
Latar informasi dalam berita ini yaitu FPI menanggapi soal Ruhut Sitompul membubarkan FPI. Secara teknis jurnalistik dalam suatu berita memiliki cover both sides agar adanya keberimbangan atas pernyataan wawancara narasumber. Selanjutnya kutipan narasumber pernyataan kutipan narasumber pernyataan Jubir FPI Munaraman, menampilkan sisi perbandingan antara manusia Latar informasi dalam berita ini yaitu FPI menanggapi soal Ruhut Sitompul membubarkan FPI. Secara teknis jurnalistik dalam suatu berita memiliki cover both sides agar adanya keberimbangan atas pernyataan wawancara narasumber. Selanjutnya kutipan narasumber pernyataan kutipan narasumber pernyataan Jubir FPI Munaraman, menampilkan sisi perbandingan antara manusia
"Ruhut itu anggap saja TV rusak, ada suara nggak ada gambar, berisik suaranya," katanya saat dikonfirmasi, Jumat (19/7).
"Dulu waktu di DPR didatangi salah satu ustaz terkencing kencing, teriak- teriak minta perlindungan Satpam," katanya.
"Gak usah diseriusi si Poltak itu. Dia akting sepanjang hidup, cuma aktingnya akting murahan," tandasnya.
Sedangkan Ruhut Sitompul menampilkan sisi ketegasaan Mendagri atas pelanggaran FPI, Ruhut juga menegaskan pihak Polisi juga dapat menjerat FPI dengan memadukan undang-undang ormas dengan tindak pidana, seperti di bawah ini:
"Mendagri juga sebagai pembina politik harus tegas, kalau (FPI) berlaku seperti ini harus dibubarkan," imbuhnya.
"Jangan ragu-ragulah, kita negara hukum," tandasnya.
Cara Merdeka.com dalam menyusun teks sebagai upaya untuk memahami isi pemberitaan tersebut beberapa kutipan wawancara sekaligus menjadi penutup akhir berita yang disajikan pada keraguan hukum di Indonesia seperti halnya:
"Jangan ragu-ragulah, kita negara hukum," tandasnya.
Merdeka.com menampilkan kutipan wawancara seperti ini, dalam pengamatan ini terlihat Merdeka.com selama ini hukum di Indonesia masih tebang pilih, pernyataan Ruhut sebagai penutup ingin mengingatkan kepada pembaca Merdeka.com menampilkan kutipan wawancara seperti ini, dalam pengamatan ini terlihat Merdeka.com selama ini hukum di Indonesia masih tebang pilih, pernyataan Ruhut sebagai penutup ingin mengingatkan kepada pembaca
2. Skrip
a. Who (siapa)
: Front Pembela Islam (FPI)
b. What (apa) : Jubir FPI Munaraman menanggapi santai pernyataan anggota Komisi III DPR Ruhut Sitompul yang meminta agar Mendagri Gamawan Fauzi membubarkan FPI.
c. When (kapan)
: 19 Juli 2013
d. Where (dimana) : Saat dikonfrimasi Merdeka.com melalui telepon
e. Why (mengapa) : Juru Bicara FPI Munarman bahkan mengibaratkan
Ruhut seperti TV rusak.
f. How (bagaimana) : Jubir FPI Munaraman, tidak menanggapi pernyataan Ruhut dengan serius. Pernyataan pihak FPI yang diwakili oleh jubir FPI Munaraman adanya kesinambungan antara unsur why dan how. Pada dasarnya, FPI melakukan pembelaan diri atas pernyataan Ruhut. Dari tanggapan itu terlihat jelas Merdeka.com memberikan pandangan kepada pembaca bahwa ini realitas sesungguhnya dengan memperlihatkan keseimbangan cover both sides.
3. Tematik
Paragraf pertama, awal kalimat penanggapan pernyataan Ruhut meminta Mendagri untuk dapat membubarkan FPI. Lalu juru bicara FPI Munaraman Paragraf pertama, awal kalimat penanggapan pernyataan Ruhut meminta Mendagri untuk dapat membubarkan FPI. Lalu juru bicara FPI Munaraman
Paragraf kedua, Merdeka.com mengkonstruksi citra keburukan Ruhut Sitompul dengan kalimat ekstrim. Dengan pernyataan Ruhut diibarkan seperti TV Rusak seperti "Ruhut itu anggap saja TV rusak, ada suara nggak ada gambar, berisik suaranya,". Citra ini yang melihat sisi keburukan Ruhut yang notabene- nya sebagai pejabat tinggi Negara dengan kalimat yang ditampilkan menjadikan sisi pencitraan Ruhut negatif.
Paragraf ketiga, Ruhut diibaratkan sebagai “penjilat” sebagai pemilihan kata. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penjilat adalah “Orang yang suka berbuat sesuatu untuk mencari muka (supaya mendapat pujian)”. Seperti ditemukannya kalimat, “Ruhut tak ubahnya seperti seorang penjilat yang tak malu menjilat siapa saja. Karena itu, pihaknya tidak akan menanggapi pernyataan seorang Ruhut ”. Dapat diartikan sosok Ruhut yang selalu mencari sensai kepada publik agar mendapatkan simpatik dan dukungan terhadap masyarakat. Sehingga Jubir FPI Munaraman tidak serius menanggapi pernyataan Ruhut tersebut.
Paragraf keempat, terlihat Merdeka.com menampilkan kalimat ekstrim. Dalam kalimat ini "Dulu waktu di DPR didatangi salah satu ustadz terkencing- kencing, teriak-teriak minta perlindungan Satpam. Diindikasikan bahwasanya adanya ketakutan dan sambil meminta tolong. Seolah Ruhut pada saat itu diceritakan tak berani menghadapi masalah.
Paragraf kelima, mengenai pengulasaan awal kejadian bentrok FPI dengan warga Kendal sehingga membuat politikus partai Demokrat yaitu Ruhut Sitompul angkat bicara meminta Mendagri Gamawan Fauzi agar FPI dapat dibubarkan.
Paragraf keenam, memberikan keterangan tentang pembubaran FPI, Ruhut Sitompul secara langsung meminta permintaan bahwa pembinaan Mendagri masih belum baik. Hal tersebut ditampilkan pada kalimat,
"Mendagri juga sebagai pembina politik harus tegas, kalau (FPI) berlaku seperti ini harus dibubarkan," imbuhnya.
Hal tersebut meyakinkan untuk dapat segera membubarkan FPI, kalimat ini disampaikan dengan kutupan wawancara, Merdeka.com menampilkan realitas sesungguhnya untuk memperkuat argumentasi pada paragraf sebelumnya.
Paragraf ketujuh, pada kalimat ini "Jangan ragu-ragulah, kita negara hukum," tandasnya. Sebagai penutup kutipan wawancara menjelaskan Indonesia Negara hukum, hal ini dapat diartikan siapapun yang melanggar hukum akan dijerat sesuai undang-undang yang berlaku.
Unsur tematik terlihat berita tersebut ada tujuh paragraf yang ditampilkan Merdeka.com. Dari paragraf tersebut, jubir FPI Munaraman, menanggapi pernyataan Ruhut membubarkan kalimat yang ekstrim ini ditunjukkan pada setiap paragraf yang ditampilkan oleh Merdeka.com, sehingga FPI melakukan pembelaan diri atas pernyataan Ruhut, hingga Ruhut dicitrakan buruk. Sedangkan Ruhut meminta Mendagri unutk dapat membubarkan FPI sebab negara Indonesia merupakan negara hukum sehingga tak perlu lagi ragu untuk menindak FPI.
4. Retoris
Penekanan kata-kata tersebut sebagai strategi Merdeka.com untuk dapat memahami kepada khalayak tersebut. Merdeka.com juga menggunakan kata-kata yang lebih ekstrim pada pemberitaan ini. Tampilan seperti itu mengindikasikan bahwa sebagai upaya penafsiran mempengaruhi khalayak. Dengan demikian, kata-kata ini memang sengaja ditampilkan Merdeka.com untuk menunjukkan adanya perseteruan. Hal ini di dapat dalam judul “FPI: Ruhut Ibarat TV Rusak, Tak Ada Gambar Tapi Berisik ”. Pemilihan kata dan idiom yang digunakan Merdeka.com menekankan fakta yaitu FPI yang menanggapi Ruhut dengan kata ekstrim lalu dengan kata penghubung (,) koma memperjelas bahwa Ruhut hanya omong kosong.
Terdapat metafora dan leksikon yang digunakan Merdeka.com dalam pemberitaan tersebut sebagai cerminan wujud retoris, semantara metafora dan leksikon lainnya tersembunyi dalam susunan tulisan. Di antaranya adalah:
Tabel 4.5 ANALSIS RETORIS
Menurutnya, Ruhut tak ubahnya Leksikon: “penjilat”.
seperti seorang penjilat yang tak Dapat diartikan sebagai malu menjilat siapa saja. Karena orang yang suka berbuat itu,
akan sesuatu untuk mencari menanggapi pernyataan seorang muka (mendapat pujian). Ruhut.
pihaknya
tidak
Sehingga Ruhut seperti orang
yang ingin mendapat pujian kepada masyarakat. Sebab Ruhut Sitompul terkenal dengan gaya berbicara yang cenderung kontrovesial sehingga kata penjilat tersebut mengindikasikan yang ingin mendapat pujian kepada masyarakat. Sebab Ruhut Sitompul terkenal dengan gaya berbicara yang cenderung kontrovesial sehingga kata penjilat tersebut mengindikasikan
"Dulu waktu di DPR didatangi Leksikon: “terkencing- salah satu ustadz terkencing- kencing”,
minta teriak”, dapat dimaknai
perlindungan Satpam," katanya. sebagai
ketakutan, memanggil
orang. Paragraf tersebut Ruhut yang
diindikasikan sebagai orang pengecut sehingga
berteriak meminta perlindungan. Hal ini juga diindikasikan bahwa sejak dulu ada ustadz yang menghampiri Ruhut, akan tetapi Ruhut tidak
berani menghadapinya
dan meminta
perlindungan kepada pihak kemanan yaitu satpam di DPR.
P5
"Gak usah diseriusi si Poltak itu. Leksikon:
“akting”.
Dia akting sepanjang hidup, cuma Dapat dimaknai aktingnya
murahan," bersandiwara di depan tandasnya.
akting
umum. Kata ini menjelaskan siapa sosok Ruhut sebenarnya.
P6
Bentrok puluhan anggota FPI Metafora: “Bersuara”.
dengan ribuan warga Kendal, Jawa Menunjukkan pada
Tengah, kemarin, membuat Ruhut persamaan
kata bersuara. Pria yang kerap memuja berkomentar.
Dengan muji Presiden SBY itu meminta demikian, ormas FPI Kementerian
Negeri pada paragraf tersebut (Kemendagri)
Dalam
tegas membuat Ruhut membina Ormas yang melanggar berkomentar atas bentrok hukum. Dia meminta agar FPI FPI dengan warga Kendal dapat segera dibubarkan
bertindak
sebab hal ini seharusnya Mendagri
dapat membubarkan FPI karena melakukan anarkis.
P7
"Mendagri juga sebagai pembina Metafora: dibubarkan”.
politik harus tegas, kalau (FPI) Dapat disamakan sebagai berlaku
harus makna dihentikan. dibubarkan,"
seperti
ini
imbuhnya. Dengan demikian, kata tersebut
menujukkan bahwa pihak Mendagri selaku Pembina ormas menujukkan bahwa pihak Mendagri selaku Pembina ormas
P8 Politikus
Demokrat
itu Leksikon:
menambahkan,
Indonesia “membubarkan” dan merupakan negara hukum, sehingga “melanggar”
Dapat
tak perlu ragu untuk membubarkan dimaknai
sebagai Ormas yang melanggar hukum menghentikan
dan seperti FPI.
menyalahi. Dengan demikian,
paragraf tersebut Ruhut meminta Mendagri agar dapat menghentikan ormas FPI dikarenakan menyalahi aturan hukum.
Kata tersebut sebagai dasar wacana pembubaran FPI sedangkan
Metafora: “negara
hukum”.
Sedangkan metafora disamakan
dengan Indonesia Negara Hukum yang seharusnya hukum berlaku kepada siapapun termasuk FPI.
P9 "Jangan ragu-ragulah, kita negara Leksikon: “ragu”. Dapat hukum,"
disamakan dengan kebimbangan sehingga wacana tersebut dapat dilihat hukum kita harus tegas dalam bertindak. Pada kalimat ini juga memperjelas kebimbingan
untuk menjerat FPI.
Pada awalnya penekanan kata terkesan ekstrim sehingga penampilan kata tersebut melihat citra Ruhut yang seolah negatif. Sedangkan Ruhut mendukung pembubaran ormas FPI dikarenakan menyalahi aturan hukum yang seharusnya hukum berlaku kepada siapapun termasuk FPI.
Table 4.6 FRAME: FPI: RUHUT IBARAT TV RUSAK, TAK ADA GAMBAR TAPI BERISIK
Elemen
Strategi Penulisan
Skematis
Merdeka.com menampilkan susunan kata-kata dari kedua pihak yang terkait yaitu Jubir FPI Munaraman dan Ruhut Sitompul adanya perseteruan. Sedangkan FPI melakukan pembelaan diri lalu Ruhut menampilkan fakta hukum untuk membubarkan FPI.
Skrip
Pada pemberitaan ini Merdeka.com memberikan pandangan bagaimana pihak FPI menanggapi pernyataan si Ruhut tersebut. Dari tanggapan itu terlihat jelas adanya perseteruan yang sesungguhnya dengan memperlihatkan keseimbangan cover both sides.
Tematik
1. Penanggapan FPI mengenai pernyataan Ruhut. Cenderung ekstrim dalam menampilkan pernyataan.
2. Menampilkan kutipan Ruhut meminta kepada pihak Mendagari agar dapat membubarkan FPI sebab Indonesia negara hukum jadi tidak perlu ragu dalam menindak FPI.
Retoris
Menakankan perseteruan antara juru bicara FPI Munaraman dengan Ruhut sehingga penampilan kata cenderung ekstrim.
Ditinjau dari berita tersebut, analisis berita ini secara keseluruhan penyusunan bahasa Indonesia ini yang belum tertata rapi, khususnya pada penyusunan kata-kata. Proposisi paragraf dominan terhadap pernyataan kutipan Ruhut dan interpretasi merdeka.com. Dalam penonjolan teks berita ini,
merdeka.com memperlihatkan “perseteruan” antara Ruhut dan jubir FPI Munaraman. Hal ini dapat dilihat dalam proposisi paragraf dengan menampilkan
tanggapan pernyataan. Sedangkan analisis retoris terlihat bahwa cara menekankan kata-kata cenderung ekstrim sehingga konstruksi Merdeka.com terlihat seperti hal biasa akan tetapi dengan penekanan kata ini bila didalami teks berita tersebut tanggapan pernyataan. Sedangkan analisis retoris terlihat bahwa cara menekankan kata-kata cenderung ekstrim sehingga konstruksi Merdeka.com terlihat seperti hal biasa akan tetapi dengan penekanan kata ini bila didalami teks berita tersebut
4.2.3 Analisis framing Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki dengan Judul berita 3: Ruhut: FPI Harus Hati-Hati, yang Dihadapi Itu Rakyat.
Aksi sweeping FPI yang membuat masyarakat geram yang menimbulkan banyak persoalan. Anggota DPR komisi III sekaligus Politikus Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, menghimbau FPI untuk berhati-hati, karena FPI tidak diterima oleh masyarakat. Ruhut juga sangat menyayangkan sikap FPI yang tidak menghormati keluarga korban yang ditabraknya. Sebab menurut Ruhut, petinggi FPI lah yang seharusnya datang dan meminta maaf kepada keluarga korban.
Table 4.7 ANALISIS FRAMING PAN DAN KOSICKI BERITA 3
Perangkat framing
Hasil Pengamatan Sintaksi
Unit Pengamatan
Headline
Ruhut: FPI harus hati-hati, yang dihadapi itu rakyat.
Lead
Bentrok antara Front Pembela Islam (FPI) dengan ratusan warga Kendal, Jawa Tengah beberapa waktu lalu menyisakan banyak persoalan. Kejadian itu menambah geram masyarakat di Indonesia terhadap FPI.
Latar informasi FPI sudah tidak diterima oleh masyarakat. Kutipan Sumber "Sayang ngomong sahabat FPI harus ingat, yang dihadapi itukan rakyat, mereka itukan LSM juga muslim, melihat orang bahkan ditabrak istrinya kan kasihan, apalagi ada saksi, Latar informasi FPI sudah tidak diterima oleh masyarakat. Kutipan Sumber "Sayang ngomong sahabat FPI harus ingat, yang dihadapi itukan rakyat, mereka itukan LSM juga muslim, melihat orang bahkan ditabrak istrinya kan kasihan, apalagi ada saksi,
saat diskusi
mingguan
di Kompleks
Parlemen,
Jakarta, Kamis
"Kami sudah minta maaf dengan
mengirimkan perwakilan. Bayangkan, kita berduka
yang datang perwakilan, sebagai pemimpin Ketua FPI Jateng datang dong," katanya.
"Kalau kami enggak ada mau membubarkan
biar rakyat menilai, sebelum ini sudah di Kaltim mereka ditolak. Mereka sudah mulai berhadapan dengan rakyat, itu mereka mesti hati- hati," pungkasnya.
Pernyataan
Kutipan narasumber tersebut berdasarkan kutipan wawancara Ruhut Sitompul
Penutup
"Kalau kami enggak ada mau membubarkan
biar rakyat menilai, sebelum ini sudah di Kaltim mereka ditolak. Mereka sudah mulai berhadapan dengan rakyat, itu mereka mesti hati- hati," pungkasnya.
Skrip
Who
Front Pembela Islam (FPI)
What
Bentrok antara Front Pembela Islam (FPI) dengan ratusan warga Kendal.
When
Kamis, 25 Juli 2013
Where
di Kompleks Parlemen, Jakarta
Why
Pasca peristiwa bentrok FPI dengan warga Kendal, Ruhut menghimbau
kepada FPI
masyarakat
sudah tidak menerima lagi.
How
FPI mesti hati-hati dalam bertindak
khususnya aksi khususnya aksi
Tematik
Paragraf,
Paragraf pertama, Bentrok
proposisi,
antara Front Pembela Islam
kalimat,
(FPI) dengan ratusan warga
hubungan
Kendal, Jawa Tengah beberapa
antarkalimat
waktu lalu menyisakan banyak persoalan.
Kejadian itu menambah geram masyarakat di Indonesia
terhadap FPI.
Paragraf kedua, Politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengimbau
kepada
Ormas
pimpinan Habib Rizieq Syihab itu untuk berhati- hati. Menurut Ruhut, sebagian besar rakyat Indonesia sudah kesal
kepada FPI.
Paragraf
ketiga, "Sayang ngomong sahabat FPI harus ingat, yang dihadapi itukan rakyat, mereka itukan LSM juga muslim, melihat orang bahkan ditabrak istrinya kan kasihan, apalagi ada saksi, diseret berapa puluh meter," kata Ruhut saat diskusi mingguan di Kompleks Parlemen,
Jakarta, Kamis
Paragraf keempat, Ruhut juga sangat menyayangkan sikap FPI yang dinilai tidak menghormati keluarga korban yang tewas karena ditabrak oleh mobil operasional FPI saat terjadi bentrok tersebut. Menurut dia, seharusnya
petinggi FPI meminta maaf langsung ke keluarga korban, bukan malah mengirim perwakilan untuk menyampaikan
maaf.
Paragraf kelima, "Kami sudah minta
maaf dengan maaf dengan
dong," katanya.
Paragraf keenam, Anggota Komisi III DPR ini pun mengimbau kepada FPI agar berhati-hati dalam bertindak. Sebab, kata dia, FPI sudah mulai
tidak diterima di masyarakat.
Paragraf ketujuh, "Kalau kami enggak ada mau membubarkan biar rakyat menilai, sebelum ini sudah di Kaltim mereka ditolak. Mereka sudah mulai berhadapan dengan rakyat, itu mereka mesti hati-hati," pungkasnya.
Retoris
Kata idiom,
“Geram”
gambar/foto,
“Kesal”
grafik
“bayangkan” “menghimbau
dan “berhati-hati”.
1. Sintaksis
Ditinjau dari headline berita ini, Ruhut: FPI hati-Hati, Yang Dihadapi Itu Rakyat dalam sajian merdeka.com menampilkan suara narasumber yaitu Ruhut.
Wacana yang ditampilkan kata kalimat “hati-hati”, seolah Ruhut mengingatkan kepada FPI bahwa rakyat juga memberikan perlawanan atas aksi sweeping-nya di
kota Kendal, Jateng.
Lead sebagai awal pembukaan paragraf pasca aksi sweeping FPI membuat warga menyimpan trauma sehingga masyarakat pun tidak simpatik dengan ormas FPI.
Latar informasi sebagai background isi berita ini, yaitu , “sebagian besar rakyat Indonesia sudah kesal kepada FPI”. Latar informasi pertama dapat ditafsirkan citra FPI kepada masyarakat kian buruk. Sementara latar informasi kedua “mengimbau kepada FPI agar berhati-hati dalam bertindak”. Dapat ditafsirkan dalam melakukan sesuatu FPI diingatkan mesti waspada terhadap masyarakat.
Kutipan narasumber pada pemberitaan ini dengan pernyataan Ruhut Sitompul, di antaranya: "Sayang ngomong sahabat FPI harus ingat, yang dihadapi itukan rakyat,
mereka itukan LSM juga muslim, melihat orang bahkan ditabrak istrinya kan kasihan, apalagi ada saksi, diseret berapa puluh meter,"
"Kami sudah minta maaf dengan mengirimkan perwakilan. Bayangkan, kita berduka yang datang perwakilan, sebagai pemimpin Ketua FPI Jateng datang dong,"
"Kalau kami enggak ada mau membubarkan biar rakyat menilai, sebelum ini sudah di Kaltim mereka ditolak. Mereka sudah mulai berhadapan dengan rakyat, itu mereka mesti hati-hati,"
Mengingatkan kepada FPI bahwa FPI adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Muslim yang seharusnya mengayomi masyarakat dan meminta pertanggungjawaban atas penabrakan korban. Menurut Ruhut dalam tragedi bentrok FPI dengan warga Kendal yang mengakibatkan satu orang korban tewas yang seharusnya pimpinan yang datang meminta maaf kepada korban. Secara etika FPI tidak menghormati keluarga korban. Sementara itu Ruhut menilai
FPI sudah buruk di mata publik, Ruhut mencontohkan FPI yang akan datang ke Kalimantan Timur pun ditolak dengan masyarakat setempat.
Sebagai penutup paragraf, FPI diperingatkan agar mesti berhati-hati dalam bersikap kepada masyarakat “ Mereka sudah mulai berhadapan dengan rakyat, itu mereka mesti hati-hati .”
2. Skrip
a. Who (siapa)
: Front Pembela Islam (FPI)
b. What (apa) : Bentrok antara Front Pembela Islam (FPI) dengan ratusan warga Kendal
c. When (kapan)
: Kamis, 25 Juli 2013
d. Where (dimana) : Kendal, Jawa Tengah
e. Why (mengapa) : Pasca peristiwa bentrok FPI dengan warga Kendal, Ruhut menghimbau kepada FPI masyarakat sudah tidak menerima lagi
f. How (bagaimana) : FPI mesti hati-hati dalam bertindak khususnya aksi sweeping terhadap masyarakat. Secara keseluruhan Merdeka.com memberikan kesan FPI dianggap musuh rakyat. Hal ini dapat ditinjau di struktur why. Merdeka.com memberikan pandangan sesungguhnya bahwa ada yang dirugikan atas aksi-aksi FPI. Sehingga berita tersebut terlihat sebagai pesan ketidaksukaan FPI dan sebuah peringatan, hal ini dapat dilihat di unsur why dan how.
3. Tematik
Paragraf pertama, dalam tampilan berita ini melihat atas pasca peristiwa bentrok FPI dengan warga Kendal lebih meyakinkan bahwa FPI sudah menjadi Paragraf pertama, dalam tampilan berita ini melihat atas pasca peristiwa bentrok FPI dengan warga Kendal lebih meyakinkan bahwa FPI sudah menjadi
Paragraf ketiga, aksi FPI memunculkan korban tewas, terlebih lagi FPI adalah sebuah ormas Islam. “Sayang ngomong sahabat FPI harus ingat, yang dihadapi itukan rakyat, mereka itukan LSM juga muslim ”. Ada kata “sayang” di dalam paragraf ketiga yang membuat kalimat menjadi ambigu. Jika memaknai kata tersebut menjadikan kalimat yang rancu, akan tetapi secara penulisan jurnalis ada kesalahan dalam penulisan yang seharusn ya “saya”.
Sedangkan paragraf keempat, lima, dan enam berkelanjutan mengusung tema sama yaitu etika dalam masyarakat. Terlebih lagi memperlihatkan fakta terjadinya tragedi penewasan atas aksi sweeping FPI. Yang seharusnya meminta maaf adalah pimpinan FPI dikarenakan kasus ini sudah masuk dalam ranah kriminal.
Paragraf ketujuh, penilaian atas aksi sweeping FPI yang dilakukannya agar masyarakat juga menilainya. Anggota Komisi III DPR ini pun mengimbau kepada FPI agar berhati-hati
dalam bertindak. Sebab, kata dia, FPI sudah mulai tidak diterima di masyarakat.
Ada kata “sebab” kata hubung koherensi sehingga dimaknai masyarakat tidak simpatik dengan FPI. Paragraf kedelapan, jika FPI tidak dapat dibubarkan maka masyarakat yang akan menilai, hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Ruhut meminta kepada FPI agar waspada terhadap masyarakat.
4. Retoris
Judul yang ditekankan menampilkan kalimat “Ruhut: FPI Harus Hati-Hati, Yang Dihadapi Itu Rakyat ” ini sudah menjadi bagian yang dikonstruksikan, sehingga frame judul tersebut menjadi kesan bahwa FPI harusnya bisa lebih waspada dalam menyikapi masyarakat. Pemilihan kata dan idiom yang digunakan merdeka.com menekankan fakta yaitu Ruhut Sitompul mengatakan FPI mesti berhati-hati lalu dengan kata penghubung (,) koma memperjelas bahwa yang dihadapi FPI adalah rakyat. “hati-hati” menekankan kewaspadaan FPI. Sementara “rakyat” merupakan penegasan bahwasanya FPI telah berhadapan dengan rakyat.
Terdapat metafora dan leksikon yang digunakan Merdeka.com dalam pemberitaan tersebut. Dari judul tersebut sebagai cerminan wujud retoris, semantara metafora dan leksikon lainnya tersembunyi dalam susunan tulisan. Di antaranya adalah:
Tabel 4.8 ANALSIS RETORIS
Kejadian itu menambah geram Metafora:
“geram”. masyarakat di Indonesia terhadap Dapat disamakan dengan FPI.
kesal. Dengan demikian paragraf
tersebut menjelaskan
bahwa masyarakat
Indonesia sudah kesal kepada FPI (Front Pembela Islam) karena selalu membuat keonaran
atas aksi sweepin-nya. P2
Menurut Ruhut, sebagian besar Leksikon:
“kesal”. rakyat Indonesia sudah kesal Dapat dimaknai dengan
kepada FPI. kata tidak suka. Dengan demikian
paragraf tersebut mengindikasikan paragraf tersebut mengindikasikan
bahwa ormas FPI yang selalu membuat keonaran, sebab masyarakat sudah tahu jejak rekam organiasasi masyarakat
Front Pembela Islam (FPI). P6
Kami sudah minta maaf dengan Metafora: “bayangkan”. mengirimkan
perwakilan. Dapat disamakan sebagai Bayangkan, kita berduka yang penggambaran. Paragraf datang
perwakilan,
sebagai tersebut seharusnya
pemimpin Ketua FPI Jateng datang pimpinan
FPI yang dong.
datang kepada keluarga korban. Sebab persitiwa tersebut
menewaskan satu orang ibu rumah tangga.
P7
Anggota Komisi III DPR ini pun Leksikon: mengimbau kepada FPI agar “menghimbau
dan
berhati-hati dalam bertindak. Dapat dimaknai
sebagai peringatan
dan berwaspada.
Dengan demikian
FPI diperingatkan agar tetap berwaspada
dalam bertindak
kepada masyarakat.
Sebab menurut
Ruhut, masyarakat menilai FPI sebagai ormas anarkis. Oleh karena itu Ruhut melihat
agar tetap memperingatkan
dan berwaspada.
Kata Geram, Kesal, Bayangkan, Menghimbau dan Berhati-hati menunjukkan seolah FPI memang sudah tidak disukai oleh masyarakat sehingga Kata Geram, Kesal, Bayangkan, Menghimbau dan Berhati-hati menunjukkan seolah FPI memang sudah tidak disukai oleh masyarakat sehingga
Table 4.9 FRAME: FPI HARUS HATI-HATI, YANG DIHADAPI ITU RAKYAT
Elemen
Strategi Penulisan
Skematis
Judul berita tersebut sebagai rangkaian satu kesatuan pembahasan berita ini. Lalu Ruhut mengingatkan kepada FPI bahwa rakyat juga memberikan perlawanan atas aksi sweeping- nya dikota Kendal Jateng sehingga FPI tidak disukai oleh masyarakat.
Skrip
Merdeka.com mengisahkan wacananya sebagai peringatan kepada FPI. Sehingga berita tersebut terlihat sebagai pesan ketidaksukaan FPI, hal ini dapat dilihat di unsur why dan how.
Tematik
1. Memposisikan FPI musuh rakyat
2. Fakta kekerasan yang mengakibatkan korban tewas Penilaian masyarakat kepada FPI
Retoris
Memberikan penekanan bahwa FPI harusnya bisa lebih menjaga masyarakat. Hal tersebut membuat FPI diperingatkan dan diwaspada dalam menyikapi masyarakat.
Secara keseluruhan berita ini memperlihatkan sisi peringatan dan kewaspadaan FPI terhadap masyarakat pada sikapnya yang selalu memicu keonaran, terlebih lagi dengan menewaskan satu orang warga Kendal, Jateng. Sehingga masyarakat tidak simpatik lagi, dapat diartikan bahwa FPI dicitrakan negatif pada pemberitaan ini. Selanjutnya dalam menekankan kata, Merdeka.com cenderung mudah dipahami. Ini juga menjadi bagian strategi merdeka.com sehingga apa yang dibuat sebagai berita seolah realitas yang nyata.