Konstruksi Berita Tentang Pembubaran Orm (1)

“KONSTRUKSI BERITA TENTANG WACANA PEMBUBARAN ORMAS

F PI” (Analisis Framing Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki Pada Media Online

Merdeka.com).

SKRIPSI

Nama

: Sukma Alam

NIM

Program Studi : Ilmu Komunikasi Konsentrasi

: Broadcast Journalism

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS BUDI LUHUR JAKARTA 2013

“KONSTRUKSI BERITA TENTANG WACANA PEMBUBARAN ORMAS

FPI” (Analisis Framing Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki Pada Media Online

Merdeka.com).

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)

Nama

: Sukma Alam

NIM

: 1071504839

Program Studi : Ilmu Komunikasi Konsentrasi

: Broadcast Journalism

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS BUDI LUHUR JAKARTA 2013

ABSTRAK KONTRUKSI BERITA TENTANG WACANA PEMBUBARAN ORMAS FPI

(Anaisis framing Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki Pada Media online Merdeka.com)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana media online Merdeka.com mengkonstruksi berita tentang wacana pembubaran ormas FPI dan untuk mengetahui apa sajakah faktor framing dalam media online Merdeka.com pada berita tentang wacana pembubaran ormas FPI. Pertanyaan yang diajukan adalah bagaimana Merdeka.com mengkonstruksi berita tentang wacana pembubaran ormas FPI? dan apa sajakah faktor framing dalam Merdeka.com pada berita tentang wacana pembubaran ormas FPI?. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini analisis framing menggunakan metode framing Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki. Pengumpulan data diperoleh melalui teks berita, wawancara, dan studi pustaka. Hasil penelitian secara makrosturktural dan mikrostruktural menunjukkan konstruksi Merdeka.com melihat isu wacana pembubaran FPI sebagai bentuk pelanggaran Pasal 5 dan Pasal 6 tentang Undang-Undang Organisasi Kemasyarakatan No. 17 Tahun 2013 dikarenakan ormas FPI melakukan aksi sweeping terhadap warga Kendal selain itu juga Merdeka.com menyinggung pihak Kemendagri sebagai Pembina ormas dan Polisi sebagai penindak hukum tidak dapat bertindak tegas kepada FPI dan secara retoris Merdeka.com dalam penekanan kata dan kalimat cenderung frontal sehingga frame Merdeka.com adalah tidak memihak FPI dan mendukung pembubaran ormas FPI. Saran teoritis analisis framing ini masih dapat dilakukan di media massa lainnya, ditinjau dari analisis framing itu tidak hanya membandingkan media-media lainnya akan tetapi lebih tepatnya bagaimana peneliti dapat mengungkapkan cara media dalam mengemas suatu isu atau peristiwa tersebut sehingga tujuan penelitian tersebut dapat diungkapkan. Saran praktis, analisis framing juga dapat dipraktikan dalam kehidupan akademisi dengan cara mengontrol fungsi media menggunakan analisis framing sehingga dapat mengungkapkan bahwa berita adalah hasil konstruksi realitas yang dipengaruhi oleh berbagai faktor-faktor.

Kata kunci: Media Online, Konstruksi Realitas, Wacana Dan Analisis Framing Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki

vi

ABSTRACT CONSTRUCTION NEWS ON DISCOURSE DISSOLUTION OF FPI ORGANIZATIONS (Framing Analysis Zhongdan Pan and Gerald M. Kosicki on Online Media Merdeka.com)

The purpose of this research is to determine how Merdeka.com constructs the news of dissolution discourse of FPI and to find out what are the factors behind Merdeka.com’s framing on the news of the dissolution discourse of FPI. The questions asked are how Merdeka.com constructs the coverage of dissolution discourse of FPI? and what are the factors behind Merdeka.com’s framing on the coverage of the dissolution discourse of FPI?. The approach used in this research is qualitative. The method used in this research is framing, using Zhongdan Pan and Gerald M. Kosicki analysis framing. The collection of data obtained through news text, interviews, and literature. Macro-structural and micro-structural research results show that the construction of Merdeka.com sees the dissolution discourse of FPI issues as a violation of the criminal law because FPI held a sweeping of Kendal residents. Merdeka.com also offends the Ministry of Internal Affairs as the controller of the organizations and Police as the law officer cannot act decisively to FPI. And rhetorically, in emphasizing words and sentences Merdeka.com tends to be frontal so that the frame of Merdeka.com is not taking FPI’s side and is supporting the dissolution of FPI. The theoretical advice of this framing analysis can still be carried out in other mass media, based on the terms that framing analysis is not just comparing other media but rather how researchers can reveal how the media in packaging an issue or event, so the purpose of the research can be revealed. The practical advice, framing analysis can also be practiced in academic life by controlling media functions using framing analysis so as to reveal that the news is a constructed reality that is influenced by various factors.

Keywords: Online Media, Construction of Reality, Discourse and Framing Analysis Zhongdan Pan and Gerald M. Kosicki

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan berkah kehidupan ini sehingga dapat belajar mengikuti pendidikan di Universitas Budi Luhur, Jakarta tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua peneliti Maulana, S.H dan Samsurida yang berada di Bandar Lampung dan adikku Yari Muktisar yang kusayangi. Oleh karena itu saya sangat bangga menjadi bagian dari mahasiswa Universitas Budi Luhur yang memiliki motto Cerdas Berbudi Luhur.

Sehubung dengan hal tersebut, saya akan ingin memberikan hasil skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana. Dalam penelitian ini saya sangat senang menjalankannya dengan baik, dengan demikian saya dapat menyelesaikannya yang berjudul Konstruksi Berita Tentang Wacana Pembubaran Ormas FPI (Analisis framing Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki Pada Media Online Merdeka.om).

Dalam pelaksanan Skripsi ini tidak mungkin berjalan dengan baik tanpa adaanya dukung dan bantuan dari berbagai pihak yang telah bersedia membimbing saya hingga selesainya hasil Skripsi. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih pada :

1. Prof. Ir. Suryo Hapsoro Tri Utomo, Ph.D, selaku Rektor Universitas Budi Luhur, Jakarta.

2. Dr. Hadiono Afdjani, M.M, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur, Jakarta.

3. Dr. Umaimah Wahid, M.Si, selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur, Jakarta.

4. Rocky Prasetyo Jati, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur, Jakarta

5. Wenny Maya Arlena, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur.

6. Mariko Rizkiansyah, S.Sos, M.I.Kom selaku pembimbing skripsi. Terima kasih banyak pak atas arahan motivasi dan dukungannya.

7. Indah Suryawati, M.Si, selaku dosen PA (pembimbing akademik) yang selalu memberikan dukungan secara moril dan akademik, terima kasih banyak bu.

8. Terima Kasih keluarga besar Alm. Sutan Syuaib yang berada di Lampung Papi, Mamah, Tisar, Ayah Muh, Buya Balia, Bunda La, Datuk Bachtiar di Jagabaya, Atu di Negeri Sakti, serta sepupu ku Agung, Gelen, Ebi, Gista, Ikmal, Tiara, Arci, Dedes dan saudara ku yang ku cintai dan ku hormati tak bisa disebutkan satu-satu, berkat keluarga ku yang di Lampung yang memberikan dukungan penuh.

9. Terima kasih kepada Keluarga Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur “BPM FIKOM, BEM FIKOM & HIMAKOM” khususnya senior ku Christophorus Bayu Kurniawan

“mas bay” yang meluangkan waktu untuk mengarakan skripsi lebih baik serta rekan-rekan sekre yang tidak bisa disebut satu persatu.

Rekan-rekan seperjuangan saya dalam menyelesaikan Skripsi yang tidak bisa disebut satu-persatu.

10. Terima kasih banyak atas dukungan teman-teman seperjuangan Dery Ridwansyah, Ade Budi S, Muhammad Dendy, Satryo Wibisono, Irwan, Genta Ardin Nugraha, Rama Akbar S, Arofi Putra Yudha (Cupi) dan teman-teman yang tak bisa disebutkan satu-persatu.

11. Terima kasih banyak kepada rekan media Merdeka.com di redaktur dan reporter yang mendukung penyelesaian skripsi ini. Khususnya Cak Anwar Khumaini (Korlip Merdeka.com), bang Angga Yudha, bang Fakif, Bang Eko, Randy, Bang Ian dan teman-teman yang ada di Merdeka.com yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

12. Terima kasih kekasih ku Anissa Novasilvani yang telah memberikan dukungan penuh dalam mengerjakan hingga selesai, yang tak henti-hentinya terima kasih sayang.

Apabila saya selaku peneliti skripsi ini ada kesalahan dalam mengerjakan skripsi ini masih dalam proses pembelajaran. Atas segala perhatian, dukungan, motivasi dan kerjasamanya, saya mengucapakan terima kasih.

Jakarta, November 2013

Sukma Alam

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Framing.................................................................................... 32

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Keberadaan teknologi informasi dan komunikasi sudah semakin berkembang. Terlebih lagi dengan hadirnya internet yang menambah inovasi baru di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Dapat diketahui berita atau informasi yang berbentuk cetak seperti koran, majalah, tabloid, dan buku. Namun kini, seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, masyarakat telah mengenal Internet sebagai pemenuh dari kebutuhan mereka, guna untuk membantu aktivitas di seluruh belahan dunia.

Internet dapat disamakan dengan pemanfaatan perangkat media online. Sekalipun kehadirannya belum terlalu lama, media online sebagai salah satu jenis media dinilai memiliki pertumbuhan yang spektakuler. Bahkan saat ini sebagian besar masyarakat sangat menggemari media online, walaupun Internet bukanlah bagian dari media massa. Keberadaan media online saat ini sudah diperhitungkan banyak orang sebagai alternatif dalam memperoleh akses informasi dan berita (Yunus, 2010:32).

Keberadaan media online dinilai sangat praktis. Di manapun kita berada, kita dapat mengakses Internet untuk mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi. Seperti yang sudah kita ketahui, setiap media memiliki kelebihan masing-masing. Kelebihan dari Internet atau media online adalah bahwa media tersebut Keberadaan media online dinilai sangat praktis. Di manapun kita berada, kita dapat mengakses Internet untuk mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi. Seperti yang sudah kita ketahui, setiap media memiliki kelebihan masing-masing. Kelebihan dari Internet atau media online adalah bahwa media tersebut

Bahkan kini perusahaan media elektronik dan media cetak memiliki media online agar dapat membuka ruang berita dan informasi seluas –luasnya kepada khalayak. Berita sebagai tolak ukur kredibilitas suatu media tentu menjadi faktor bagi media untuk bersaing dalam memberitakan suatu peristiwa. Dalam pemberitaan suatu peristiwa, pasti harus ada perbedaan antar berita yang satu dengan lainnya, meskipun peristiwa tersebut terjadi dilokasi yang sama.

Namun di sisi lain, media membingkai berita dari apa yang dilihat sebagai persitiwa. Berita pada hakikatnya adalah rekonstruksi tertulis atas suatu realitas yang ada dalam masyarakat (Sobur, 2012: Prakata vii). Dalam hal ini menunjukan apa yang diliput sebagai berita dan apa yang diliput bukan sebagai berita jelas menunjukkan adanya kepentingan ideologis media. Untuk menyampaikan kebenaran berita ternyata tidaklah sesederhana dilihat dari persitiwa yang terjadi. Orang yang pertama kali mengetahui peristiwa tersebut adalah wartawan sebagai mewakili media, sehingga nantinya dalam pembuatan berita tersebut wartawanlah yang mengkonstruksi realitas sosial. Dalam perspektif ini wartawan juga yang membentuk persitiwa mana yang disebut berita dan mana yang bukan berita. Tidak heran jika setiap hari menyaksikan bagaimana peristiwa itu diberitakan.

Menurut Eriyanto, ada peristiwa yang dimaknai secara berbeda, dengan wawancara dan orang yang berbeda dengan titik perhatian berbeda. Semua kenyataan ini menyadarkan bahwa betapa subjektifnya media (Eriyanto, 2002: 2).

Proses pembentukan konstruksi realitas sosial, media lebih mengutamakan aspek-aspek yang lebih menonjol untuk dipahami khalayak dan nantinya hal ini berkaitan dengan bagaimana peristiwa disajikan oleh media, inilah yang disebut dengan framing. Dari berbagai pemberitaan, media telah merancang sedemikian rupa, tak dipungkiri pengaruh berita juga berasal dari kepemilikan modal, pimpinan perusahaan, dan tim redaksi. Media memiliki kepentingan yang dijalankan untuk menjaga citra media untuk memenangkan pertarungan ideologi media. Berita yang dibuat oleh media secara tidak langsung memberikan aspek ideologi media kepada pembaca. Peran media untuk memberitakan suatu peristiwa dinilai sangat penting sebagai kontrol sosial di masyarakat. Adapun pemicu intervensi media secara langsung memiliki kepentingan dari segi faktor ekonomi, politik media. Tentunya sebagai masyarakat harus peka dan kritis terhadap apa yang diberitakan oleh media, mengapa media lebih mengutamakan berita anarkisme, kekerasan, dan pembunuhan. Frame media membangun peristiwa apa yang dilihat sebagai realitas yang riil dan menceritakan peristiwa berdasarkan fakta. Pada intinya media mempengaruhi khalayak dengan berita, agar konstruksi realitas yang diangkat oleh media dapat membentuk kognisi pikiran masyarakat dalam menciptakan opini dan persepsi. Tanpa sengaja produksi berita telah membenarkan suatu realitas yang terjadi, padahal ini adalah konstruksi media dalam memberitakan suatu objek. Judul suatu berita saja dapat

dikatakan bahwa berita telah mengindikasikan peristiwa tersebut sesuai dengan kemauan media. Seperti halnya berita berbasis media online yang dilansir oleh Merdeka.com pada tanggal 17 April 2013 dengan judul “Kapolri Diminta Tegas Kepada Anggota FPI Yang Merusak ”. Media tersebut mengganggap bahwa ormas FPI kerap melakukan anarkis sehingga perbuatan ormas tersebut dikategorikan sebagai tindak premanisme. Pemberitaan tersebut selalu menampilkan FPI yang membuat keonaran dan merusak dengan mengatasnamakan agama yang dinilai merupakan sebuah pelanggaran. Hal ini dikarenakan juga pihak Kapolri kurang tegas dalam menindak FPI.

Adapun objek berita yang menjadi kajian penelitian ini adalah aksi Ormas (Organisasi Masyarakat) Islam FPI (Front Pembela Islam) yang melakukan aksi “sweeping” di kawasan lokalisasi tempat hiburan karaoke di Kendal, Jawa

Tengah, pada tanggal 18 Juli 2013. Secara sepihak, FPI bertindak anarkis dan kekerasan terhadap warga. Sehingga warga Kendal pun melakukan perlawanan, dalam bentrok tersebut mengakibatkan satu orang tewas, yakni seorang ibu rumah tangga. Tujuan anggota FPI untuk melawan kemaksiatan, sayangnya dilakukan dengan cenderung memamerkan keonaran dan kekerasan. Hal tersebut sangat jelas mengambil hak dari penegak hukum yaitu aparat Kepolisian. Seharusnya pihak aparat lah yang berhak melakukan aksi sweeping, sedangkan tugas FPI hanyalah me- monitoring. Pelanggaran seperti inilah yang menjadi pemicu sewenang-wenangan ormas FPI yang sering kali melakukan aksi anarkisme. Tentu saja banyak pihak yang merasa dirugikan atas tindakan tersebut.

Pada peristiwa tersebut, beragam komentar yang beralih isu wacana pembubaran ormas FPI. Wacana pembubaran ormas FPI tersebut sudah lama bergulir sejak era kepresidenan Gus Dur hingga sampai saat ini. Sebagaimana aksi FPI tersebut menjadi pemberitaan diberbagai media massa elektronik, cetak, dan online. Media-media pun semakin gencar dalam mengkonstruksi dan menyusun suatu persitiwa. Wacana yang dikembangkan mampu mempengaruhi khalayak, bukan dengan kekerasan tetapi secara halus dan diterima sebagai sesuatu kebenaran (Eriyanto, 2001:14). Dalam memberitakan, peran media pun menjadi asumsi untuk membuat suatu wacana. Keberagaman ideologi media menimbulkan asumsi, salah satu masalah yang menjadi daya tarik suatu berita adalah memamerkan kebenaran dan mempertunjukkan keonaran. Berkaitan dengan berita pembubaran ormas FPI, ideologi media pun ikut berperan menanggapi wacana tersebut.

Berita pembubaran ormas FPI ini dikaitkan dengan konteks ekonomi, sosial, politik, maupun agama. Fenomena inilah yang terjadi pada media-media di Indonesia. Banyak faktor yang mempengaruhi dan ada kepentingan yang tersimpan di balik pemberitaan suatu peristiwa, terutama konstruksi realitas dengan membangun isu atau peristiwa, sehingga berita tersebut ditonjolkan dan ditampilkan.

Ditinjau dari hal tersebut, pada pemberitaan wacana pembubaran ormas FPI sangat menarik untuk diteliti. Terdapat banyak situs berita media online Nasional yang banyak diminati oleh masyarakat ikut memberitakan mengenai isu pembubaran ormas FPI. Di urutan pertama ada Detik.com dengan 1.383.616 Ditinjau dari hal tersebut, pada pemberitaan wacana pembubaran ormas FPI sangat menarik untuk diteliti. Terdapat banyak situs berita media online Nasional yang banyak diminati oleh masyarakat ikut memberitakan mengenai isu pembubaran ormas FPI. Di urutan pertama ada Detik.com dengan 1.383.616

Sebagaimana diketahui, ada lima situs berita media online yang paling banyak diminati berdasarkan versi (http://website.informer.com dan Alexa.com), peneliti telah memilih situs media online Merdeka.com sebagai subjek penelitian ini. Alasan peneliti memilih Merdeka.com dikarenakan media ini memiliki angle berita yang berbeda dari media-media lainnya, dalam pemberitaan wacana pembubaran ormas FPI. Di samping itu, Merdeka.com juga paling banyak memberitakan wacana pembubaran ormas FPI ini, dengan 78 item berita. Sedangkan Detik.com memiliki 22 item berita, Kompas.com memiliki 45 item berita, Vivanews.com memiliki 29 item berita, dan Tribunnews.com memiliki 17 item berita pada periode Juli 2013. Data ini ditemukan oleh peneliti dari search google dengan kata kunci “FPI Juli 2013”.

Menurut peneliti, sangat menarik untuk mengetahui konstruksi pemberitaan suatu media, bagaimana wartawan atau media mengkonstruksi pemberitaan tersebut dalam menyusun fakta, mengisahkan fakta, menulis fakta, dan menekankan fakta berita hingga masyarakat seakan digiring untuk lebih menyoroti pada pemberitaan wacana pembubaran ormas FPI, serta apa sajakah faktor framing dalam pemberitaan media tersebut. Pada dasarnya media sebagai Menurut peneliti, sangat menarik untuk mengetahui konstruksi pemberitaan suatu media, bagaimana wartawan atau media mengkonstruksi pemberitaan tersebut dalam menyusun fakta, mengisahkan fakta, menulis fakta, dan menekankan fakta berita hingga masyarakat seakan digiring untuk lebih menyoroti pada pemberitaan wacana pembubaran ormas FPI, serta apa sajakah faktor framing dalam pemberitaan media tersebut. Pada dasarnya media sebagai

Sebagaimana diketahui, media-media sangat gencar dalam memberitakan wacana pembubaran ormas FPI. Dalam pendekatan teoritis ini juga peneliti menggunakan metode analisis framing Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki. Alasan peneliti menggunakan analisis ini dikarenakan mampu melihat cara mengemas teks berita hingga ke tingkat ideologi. Hal lain juga dapat menganalisis sampai tataran untuk mengatahui perspektif cara pandang wartawan atau media ketika menyeleksi isu secara mendetil melalui proses pengemasan fakta, sudut pandang, foto, gambar, dan lain sebagainya. Analisis ini juga memiliki tataran makrostruktural, mikrostruktural, dan retoris yang mengungkapkan bahwa wacana yang dihasilkan oleh media massa menentukan peran yang sangat strategis terhadap apa yang dianggap penting oleh publik. Kendati demikian, peneliti telah

menyimpulkan judul dari paparan latar belakang, yaitu “Konstruksi Berita

Tentang Wacana Pembubaran Ormas FPI” (Analisis Framing Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki Pada Media Online Merdeka.com).

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, peneliti memfokuskan pada:

1. Bagaimana media online Merdeka.com mengkonstruksi berita tentang wacana pembubaran ormas FPI?

2. Apa sajakah faktor framing pada media online Merdeka.com dalam berita tentang wacana pembubaran ormas FPI?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini, yakni:

1. Untuk mengetahui bagaimana media online Merdeka.com mengkonstruksi berita tentang wacana pembubaran ormas FPI.

2. Untuk mengetahui apa sajakah faktor framing pada media online Merdeka.com dalam berita tentang wacana pembubaran ormas FPI.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Aspek Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan gagasan dalam ilmu komunikasi, khususnya dalam berita media online dan secara umum dalam kajian terkait dengan analisis framing.

1.4.2 Aspek Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada pembaca yang bahwa sesungguhnya berita ialah hasil dari konstruksi media. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan implikasi pemahaman dalam mempelajari teks berita media, khusunya dalam menganalisis konstruksi media online Merdeka.com.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Kajian Pustaka

2.2.1. Penelitian Terdahulu

Dalam kajian pustaka ini, peneliti telah menjabarkan perbandingan terdiri dari kajian penelitian terdahulu atau sejenisnya. Ada pun referensi yang telah dipilih karena memiliki hubungan dengan masalah yang akan diteliti, ialah:

1. Pembingkaian Berita Media Online (Analisis Berita Media Online Tentang Mundurnya Surya Paloh Dari Partai Golkar Di Mediaindonesia.com dan Vivanews.com Pada 7 September)

Penelitian ini ditulis oleh Gama Mawardi, Universitas Indonesia, 2012. Rumusan masalah peneliti ini adalah 1. Bagaimana framing ini tersebut dilakukan? 2. Apakah framing dari kedua media mempengaruhi objektivitas pemberitaan? 3. Apakah media masih mampu menjaga posisinya sebagai pihak yang netral dalam menyampaikan berita kepada khalayak? Tujuan penelitian tersebut adalah 1. Mendapatkan gambaran bagaimana framing pemberitaan yang dilakukan oleh media dalam menyampaikan sebuah peristiwa, mundurnya Surya Paloh dari partai Golkar. 2. Mendapatkan gambaran sejauh mana kepemilikan media dalam objektivitas pemberitaan dan netralitas media dalam menyampaikan berita. Teori penelitian tersebut menggunakan analisis faming Zhongdan Pan Penelitian ini ditulis oleh Gama Mawardi, Universitas Indonesia, 2012. Rumusan masalah peneliti ini adalah 1. Bagaimana framing ini tersebut dilakukan? 2. Apakah framing dari kedua media mempengaruhi objektivitas pemberitaan? 3. Apakah media masih mampu menjaga posisinya sebagai pihak yang netral dalam menyampaikan berita kepada khalayak? Tujuan penelitian tersebut adalah 1. Mendapatkan gambaran bagaimana framing pemberitaan yang dilakukan oleh media dalam menyampaikan sebuah peristiwa, mundurnya Surya Paloh dari partai Golkar. 2. Mendapatkan gambaran sejauh mana kepemilikan media dalam objektivitas pemberitaan dan netralitas media dalam menyampaikan berita. Teori penelitian tersebut menggunakan analisis faming Zhongdan Pan

2. Pembingkaian Berita Kontroversi Pengunduran Diri Menteri Keuangan Sri Mulyani Oleh Surat Kabar Koran Tempo, Kompas, Republika, dan Media Indonesia.

Penelitian ini dilakukan oleh Achmad Arief, Universitas Padjadjaran Bandung 2012. Rumusan masalah peneliti ini adalah Bagaimana Koran Tempo, Kompas, Republika, dan Media Indonesia membingkai kontroversi pengunduran diri Menteri Kuangan Sri Mulyani dalam pemberitannya? Tujuan penelitian ini ialah 1. Untuk mengetahui bagaimana cara Koran Tempo, Kompas, Republika, dan Media Indonesia mendefinisikan masalah (define cause) mengenai kontroversi pengunduran diri Menteri Kuangan Sri Mulyani. 2. Untuk mengetahui bagaimana cara Koran Tempo, Kompas, Republika, dan Media Indonesia memperkirakan masalah (diagnose cause) mengenai kontroversi pengunduran diri Menteri Kuangan Sri Mulyani. 3. Untuk mengetahui bagaimana cara Koran Tempo, Kompas, Republika, dan Media Indonesia keputusan moral (make moral judgment) mengenai kontroversi pengunduran diri Menteri Kuangan Sri Mulyani. 4. Untuk mengetahui bagaimana cara Koran Tempo, Kompas, Republika dan

Media Indonesia menekankan (treatment recommendation) mengenai kontroversi pengunduran diri Menteri Kuangan Sri Mulyani. Teori penelitan ini adalah menggunakan analisis framing Robert N. Entman. Pendekatan penelitian yang digunakan penelitian tersebut adalah kualitatif. Hasil penelitian tersebut adalah menunjukan bahwa keempat media massa cetak tadi menekankan isu kontroversi pengunduran diri Menkeu Sri Mulyani. Kemudian dalam hal memperkirakan masalah, keempat-empatnya cenderung melihat keterlibatan Sri Mulyani dalam kasus Bank Century dikatikan dengan tawaran Bank Dunia dalam jabatan direktur pelaksana. Nilai moral yang ditunjukan empat Koran ini adalah kinerja Sri Mulyani yang mendapatkan sorotan baik dari KPK, status hukum diduga melibatkannya dalam skandal Bank Century. Rekomendasi penyelesaian yang ditunjukkan empat media tersebut lebih tertuju pada pengunduran diri Menteri Keuangan Sri Mulyani dari posisi Menkeu setelah menerima tawaran jabatan sebagai direktur pelaksana di Bank Dunia.

3. Jokowi dan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta Tahun 2012 (Analisis Framing Media terhadap Keikutsertaan Jokowi dalam Pilkada DKI Jakarta pada Surat Kabar Harian Joglosemar dan Harian Solopos Periode 1 Maret – 30 September 2012).

Penelitian ini dilakukan oleh Putri Prabawati Sulastiko, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2012. Rumusan masalah peneliti ini adalah bagaimana framing berita mengenai keikutsertaan Jokowi dalam Pilkada

DKI Jakarta tahun 2012 pada harian Solopos dan Joglosemar dalam pemberitaan mengenai Pilkada DKI Jakarta tahun 2012?. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui bagaimana framing berita mengenai keikutsertaan Jokowi dalam Pilkada DKI Jakarta tahun 2012 pada harian Solopos dan Joglosemar dalam pemberitaan mengenai Pilkada DKI Jakarta tahun 2012?. Teori penelitian tersebut menggunakan analisis framing Zhongdan dan Gerald M. Kosicki. Pendekatan penelitian yang digunakan penelitian tersebut adalah kualitatif. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa secara garis besar, Solopos lebih konsisten untuk membingkai peristiwa tentang keikutsertaan Jokowi dalam Pilkada ke arah yang positif, sedangkan Joglosemar mengalami perubahan, yaitu pada awalnya pemberitaan cenderung tidak mendukung keikutsertaan Jokowi dalam Pilkada DKI Jakarta, namun di tengah jalan arah pemberitaan mengenai keikutsertaan Jokowi dibingkai secara positif. Akan tetapi kedua media tersebut berusaha memberitakan mengenai kemenangan Jokowi ke arah yang cenderung netral. Keduanya sama-sama lebih banyak menempatkan pemberitaan mengenai keikutsertaan Jokowi di halaman depan, sehingga menunjukan bahwa kedua media menganggap peristiwa ini adalah peristiwa penting yang juga ingin diketahui masyarakat perkembangannya.

Tabel 2.1:

TINJAUAN PERBANDINGAN PENELITIAN SEJENIS TERDAHULU DENGAN PENELITIAN YANG DILAKUKAN

Judul Pembingkaian

dan Kontruksi Penelitian

Pembingkaian

Jokowi

Berita Media

Berita Online (Analisis Kontroversi

Berita

Pemilihan

Gubernur DKI Tentang Berita Media

Jakarta Tahun Wacana Online Tentang

Pengunduran

Menteri 2012 (Analisis Pembubaran Mundurnya

Diri

Sri Framing Media FPI (Analisis Surya Paloh

Keuangan

framing Dari Partai

Mulyana Oleh terhadap

Kabar Keikutsertaan Zhongdan Pan Golkar Di

Surat

Koran Tempo, Jokowi dalam dan Gerald M. Mediaindonesia. Kompas,

DKI Kosicki Pada com Dan

Pilkada

Republika, dan Jakarta pada Media Online Vivanews.com

Kabar Merdeka.com) Pada 7

Media Indonesia Surat

Harian

September) Joglosemar dan Harian Solopos

Periode

1 Maret – 30 September 2012).

Peneliti

Gama Mawardi

Achmad Arif

Putri Prabawati Sukma Alam Sulastiko

Universitas dan Tahun Indonesia, 2012

Padjajaran, 2012 Sebelas Maret Budi Luhur, Surakarta, 2012. 2012.

Masalah

1. Bagaimana

Bagaimana Koran Bagaimana

1. Bagaimana

Penelitian

framing ini Tempo, Kompas, framing berita media online tersebut

Merdeka.com dilakukan? 2.

Republika, dan

mengenai

mengkonstruksi Apakah framing

Media Indonesia keikutsertaan

dalam berita tentang dari kedua media kontroversi

membingkai

Jokowi

DKI wacana mempengaruhi

Pilkada

tahun pembubaran objektivitas

pengunduran diri Jakarta

Menteri Kuangan 2012 pada harian ormas FPI? pemberitaan? 3.

dan Apakah media

Sri Mulyani

Solopos

2.Apa sajakah masih mampu

dalam

Joglosemar

faktor framing menjaga

pemberitannya?

dalam

pada media posisinya sebagai

pemberitaan

online pihak yang netral

mengenai

DKI Merdeka.com dalam

Pilkada

tahun dalam berita menyampaikan

Jakarta

tentang wacana tentang wacana

2012? pembubaran ormas FPI?

Tujuan Penelitian

1. Mendapatkan gambaran bagaimana framing pemberitaan yang dilakukan oleh media dalam menyampaikan sebuah persitiwa, mundurnya Surya Paloh dari partai Golkar? 2. Mendapatkan gambaran sejauh mana kepemilikan media dalam objektivitas pemberitaan dan netralitas media dalam menyampaikan berita.

1. Untuk mengetahui bagaimana cara Koran Tempo, Kompas, Republika, dan Media Indonesia mendefinisikan masalah (define cause) mengenai kontroversi pengunduran diri Menteri Keuangan Sri Mulyani. 2. Untuk mengetahui bagaimana cara Koran Tempo, Kompas, Republika, dan Media Indonesia memperkirakan masalah (diagnose cause) mengenai kontroversi pengunduran diri Menteri Kuangan Sri Mulyani. 3. Untuk mengetahui bagaimana cara Koran Tempo, Kompas, Republika, dan Media Indonesia keputusan moral (make moral judgment) mengenai kontroversi pengunduran diri

Untuk mengetahui Bagaimana framing berita mengenai keikutsertaan Jokowi dalam Pilkada DKI Jakarta tahun 2012 pada harian Solopos dan Joglosemar dalam pemberitaan mengenai Pilkada DKI Jakarta tahun 2012.

1. Untuk mengetahui bagaimana media online Merdeka.com mengkonstruksi berita tentang wacana pembubaran ormas FPI.

2.Untuk mengetahui Apa sajakah faktor framing pada media online Merdeka.com dalam berita tentang wacana pembubaran ormas FPI.

Menteri Kuangan Sri Mulyani. 4. Untuk mengetahui bagaimana cara Koran Tempo, Kompas, Republika, dan Media Indonesia menekankan (treatment recommendation) mengenai kontroversi pengunduran diri Menteri Kuangan Sri Mulyani.

Teori

Analisis framing Zhongdan Pan Dan Gerald M. Kosicki

Analisis framing Robert N. Entman

Analisis f raming Zhongdan dan Gerald M. Kosicki

Analisis framing Zhongdan dan Gerald M. Kosicki

Pendekatan penelitian

Kualitatif Kualitatif

Kualitatif

Kualitatif

Hasil Penelitian

Framing yang dilakukan mediaindonesia.c om terhadap mundurnya Surya Paloh dari Partai Golkar sangat keberpihakan kepada pemilik media, sedangkan framing yang dilakukan vivanews.com masih menunjukkan usaha media untukmelakukan pendekatan pada objektivitas

Menunjukan bahwa keempat media massa cetak tadi menekankan isu kontroversi pengunduran diri Menkeu Sri Mulyani. Kemudian dalam hal memperkirakan masalah, keempat- empatnya cenderung melihat jika dalam hal keterlibatan Sri Mulyani dalam

Secara

garis besar, Solopos lebih konsisten untuk membingkai peristiwa tentang keikutsertaan Jokowi

dalam Pilkada k earah yang

positif, sedangkan Joglosemar mengalami perubahan, yaitu pada

awalnya pemberitaan cenderung tidak mendukung keikutsertaan Jokowi

dalam

Secara makrosturktural dan mikrostruktural menunjukkan konstruksi Merdeka.com melihat

isu wacana pembubaran FPI

sebagai bentuk pelanggaran

Pasal 5 dan Pasal 6 tentang Undang- Undang Organisasi Kemasyarakata n No. 17 Tahun Pasal 5 dan Pasal 6 tentang Undang- Undang Organisasi Kemasyarakata n No. 17 Tahun

DKI 2013 Century dikatikan Jakarta, namun dikarenakan dengan tawaran

kasus Bank

Pilkada

di tengah jalan ormas FPI

Bank Dunia

arah pemberitaan melakukan aksi

dalam jabatan

terhadap warga

pelaksana. Nilai

Jokowi dibingkai Kendal selain

moral yang

secara

positif. itu juga

ditunjukkan

Akan

tetapi Merdeka.com

media menyinggung adalah kinerja Sri tersebut berusaha pihak Mulyani yang

empat Koran ini

sorotan baik dari

kemenangan

Pembina ormas

KPK, status

Jokowi ke arah dan Polisi

hukum diduga

yang cenderung sebagai

melibatkannya

netral. Keduanya penindak

dalam skandal

sama-sama lebih hukum tidak

Bank Century.

banyak

dapat bertindak

Rekomendasi

menempatkan

tegas kepada

peneyelesaian

pemberitaan

FPI dan secara

yang ditunjukan

mengenai

retoris

empat media

keikutsertaan

Merdeka.com

tersebut lebih

Jokowi

di dalam

tertuju pada

halaman depan, penekanan kata

pengunduran diri sehingga

dan kalimat

Keuangan Sri

bahwa

kedua frontal

Mulyani dari

media

sehingga frame

posisi Menkeu

menganggap

Merdeka.com

setelah menerima peristiwa

ini adalah tidak

tawaran jabatan

adalah peristiwa memihak FPI

sebagai direktur

penting

yang dan

pelaksana di Bank juga

ingin mendukung

ormas FPI. perkembanganya .

2.1.2 Kerangka Teoritis

2.1.2.1 Konstruksi Realitas

Istilah konstruksi sosial atau realitas (social constuction of reality), menjadi terkenal sejak diperkenalkan oleh Peter. L Berger dan Thomas Luckmann melalui bukunya yang berjudul, The social Construction of Reality: A Treatise in the sociology of Knowledge (1996). L Berger dan Thomas Luckmann, menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan interaksinya, yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif (Tamburaka, 2012:75).

Frans M. Parera (Berger dan Luckmann, 1990:xx), terciptanya konstruksi sosial itu melalui tiga momen dialektika, yakni ekstrnalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Ekstrnalisasi sebagai bagian dari penyusuaian diri dengan dunia sosiokultural sebagai produk manusia, sedangkan obyektivasi sebagai interaksi social dalam dunia intersubyektif yang dilembagakan atau mengalami proses intitusionalisasi, dan intenalisasi merupakan upaya individu mengidentifikasikan diri dengan lembaga-lembaga sosial atau organisasi sosial tempat individu menjadi anggotanya (Bungin, 2008:15).

Selaras dengan pendapat Parera, dialektika tersebut terjadi suatu hasil yang dikonstruksikan oleh ciptaan manusia, yaitu apa yang dilihat sebagai interaksi sosial terhadap tempat, kejadian, dan lain sebagainya. Ditinjau dari pandangan kaum konstruktivis, menganggap bahwa realitas itu tidak ada, realitas secara sengaja dibuat oleh satu individu atau suatu kelompok sebeagai peristiwa yang mudah dipahami. Sehingga peristiwa yang acak dan tidak beraturan, disusun menjadi hasil sosial. Menurut pandangan kaum kontruktivis realitas bersifat subjektif, ini karena tiap individu melihat dengan perspektif dan pertimbangan Selaras dengan pendapat Parera, dialektika tersebut terjadi suatu hasil yang dikonstruksikan oleh ciptaan manusia, yaitu apa yang dilihat sebagai interaksi sosial terhadap tempat, kejadian, dan lain sebagainya. Ditinjau dari pandangan kaum konstruktivis, menganggap bahwa realitas itu tidak ada, realitas secara sengaja dibuat oleh satu individu atau suatu kelompok sebeagai peristiwa yang mudah dipahami. Sehingga peristiwa yang acak dan tidak beraturan, disusun menjadi hasil sosial. Menurut pandangan kaum kontruktivis realitas bersifat subjektif, ini karena tiap individu melihat dengan perspektif dan pertimbangan

Akan tetapi berbeda dengan pandangan kaum kritis menganggap bahwa realitas itu ada dan realitas itu riil ada, namun realitas riil itu biasanya tertutupi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan politik di dalam masyarakat. Sifat dalam pandangan kritis itu lebih mengutamakan “kecurigaan” dan rasa ingin tahu untuk membongkar isi di dalamnya.

Kedua pandangan tersebut konstruksi realitas yang riil ada atau tidak adanya tergantung dari paradigma apa yang dipakai. Peneliti berasumsi bahwa konstruktivis, kebenaran bersifat subjektif. Realitas dikonstruksikan oleh wartawan atau media sehingga suatu peristiwa dibuat untuk dipahami secara sederhana.

Realitas dibuat oleh media, apa yang dilihat sebagai peristiwa maka isi media pun dibangun melalui sebuah cerita maka seluruh isi media realitanya dikonstruksikan. Namun pada hakikatnya isi media adalah hasil konstruksi realitas dengan bahasa sebagai perangkat dasarnya (Sobur, 2012:88). Di balik itu semua media memiliki kepentingan, sehingga pemberitaan tersebut dapat dibuat-buat secara tidak langsung membinggungkan khalayak, media juga acapkali memperindah bahasa atau kalimat secara terstruktur. Realitas inilah media telah mengubah dunia dalam kehidupan sehari-hari, peristiwa sengaja dibingkai bagian mana yang harus diberitakan dan bagian mana yang tidak diberitakan.

Adapun bagian-bagian dasar konstruksi realitas yang dibangun oleh media yaitu prinsip dasar dari National Association For Media Literacy Educations’s adalah sebagai berikut:

1. Semua pesan media “dibangun”.

2. Setiap media memiliki karekteristik, kekuatan, dan keunikan “membangun bahasa” yang berbeda.

3. Pesan media diproduksi untuk suatu tujuan.

4. Semua pesan media berisi penanaman nilai dan tujuan yang ingin dicapai.

5. Manusia menggunakan kemampuan, keyakinan, dan pengalaman mereka untuk membangun sendiri arti pesan media.

6. Media dan pesan dapat memengaruhi keyakinan, sikap, nilai, perilaku, dan proses demokrasi (Tamburaka, 2012:84).

Menanggapi dari pernyataan di atas berita sebagai kontruksi realitas di mana proses pembuatan berita tentu bagian konstruksi dari media, peristiwa tidak semata dilihat sebagai realitas objektif, hal ini yang menjadi dasar dari wartawan dan medialah menceritakan secara subjektifitas. Eriyanto menyatakan, pandangan ini mengandaikan seolah-olah ada realitas yang benar-benar riil yang ada di luar wartawan (Eriyanto, 2002:117). Realitas yang riil itulah yang akan diseleksi oleh wartawan untuk kemudian dibentuk dalam sebuah berita. Dari asumsi ini jelas bahwa berita dihasilkan dari pengetahuan dan pikiran seseorang.

Sebagai pekerja media mengetahui betul apa yang ada di benak khalayak sehingga apa yang ditawarkan oleh media, bagian-bagian mana yang dijadikan Sebagai pekerja media mengetahui betul apa yang ada di benak khalayak sehingga apa yang ditawarkan oleh media, bagian-bagian mana yang dijadikan

Terlihat bahwa media tidaklah memiliki netralitas untuk menyampaikan berita, melainkan hasil konstruksi dan adaanya faktor kepentingan (internal dan ekstrnal). Di sisi lain media memiliki kepentingan apa yang dilihat sebagai perisitwa hanya hasil penafsiran yang secara sengaja dikonstruksikan. Berita sebagai alat pengulangan bahasa untuk menceritakan kejadian atau peristiwa tersebut. Faktor ini juga memperkuat media dalam membingkai berita. Upaya media untuk membuat pemberitaan tidak semata-mata menjadi saluran isu dan peristiwa melainkan ada strategi dan kerangka yang dimainkan media sehingga pemberitaan memiliki nilai lebih yang diharapkan oleh media (Rhamatulloh, 2011:33). Tekanan seperti ini yang membuat terjadinya nilai indenpedensi media dipertanyakan dan efeknya adalah berita yang ditampilkan. Hal ini kemudian sangat bergantung pada ideologi, kepentingan, dan afiliasi politik pemilik media.

2.1.2.2 Komunikasi Massa

Para pakar mengemukakan bahwa komunikasi massa memiliki pengertian sangat banyak. Ada yang menilai dari segi khalayak, dari segi medianya, dan ada Para pakar mengemukakan bahwa komunikasi massa memiliki pengertian sangat banyak. Ada yang menilai dari segi khalayak, dari segi medianya, dan ada

Menurut Meletzke, komunikasi massa adalah setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar. Sedangkan menurut Freidson, komunikasi massa adalah khalayak yang banyak dan tersebar yang dinyatakan dengan istilah sejumlah populasi, dan populasi tersebut merupakan representasi dari berbagai lapisan masyarakat (Vera, 2008:3)

Menurt Hafied Cangara, Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung di mana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan film (Cangara, 2006:36).

Menurut Gerber (1967), komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat (Vera, 2008:3).

Wright (1959) dalam Severin dan Tankard, Jr (2010:4) mendefinisikan komunikasi massa dalam tiga ciri yaitu:

1. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen, dan anonim.

2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, seiring dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens serempak dan sifatnya sementara.

3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar (Tamburaka, 2012:15).

Pesan komunikasi massa memiliki sifat satu arah dan tanggapan baliknya lambat (tertunda) dan sangat terbatas. Selain itu penyebaran pesan melalui berlangsung begitu cepat, serempak, dan luas. Hal ini yang menjadi indikasi bahwasanya komunikasi massa merupakan proses penyampaian pesan melalui media apa yang dipakainya. Secara sederhana komunikasi massa adalah sebuah alat media massa baik itu media massa cetak maupun elektronik dan media online. Menurut Syarifudin Yunus, media dikategorikan ke dalam 3 (tiga) jenis berikut:

1. Media cetak, yang terdiri atas surat kabar harian, surat kabar mingguan, tabloid, majalah, buletin atau jurnal, dan sebagainya.

2. Media elektronik, yang terdiri atas radio dan televisi.

3. Media online, yaitu media Internet, seperti website, blog, dan lain sebagainya (Yunus, 2010:27).

Pada dasarnya semua media berbasis informasi serempak adalah komunikasi massa. Dapat disimpulkan bahwa media massa dan online bagian dari komunikasi massa yang menyalurkan informasi kepada khalayak banyak. Proses komunikasi ini sebagai medium untuk penyampain informasi penyebaran, sebuah media memiliki peran dalam masyarakat bahwa media sebagai pelapor (informasi).

2.1.2.3 Media Online

Media massa elektronik dan cetak memiliki keunggulan dalam menyajikan informasi berita. Secara umum kedua media tersebut adalah media konvensional. Kini dalam perkembangannya, telah lahir sebuah inovasi media baru, yaitu media Media massa elektronik dan cetak memiliki keunggulan dalam menyajikan informasi berita. Secara umum kedua media tersebut adalah media konvensional. Kini dalam perkembangannya, telah lahir sebuah inovasi media baru, yaitu media

Media online informasinya tidak dibatasi oleh halaman seperti surat kabar, dan tidak dibatasi waktu seperti radio dan televisi. Media online dapat menggabungkan semua komponen teks, video, audio, dan juga foto. Bahkan khalayak pun dapat mengomentari objek informasi tersebut. Saat ini perkembangan media online semakin diminati dengan keragaman informasi yang menjadi kebutuhan masyarakat dan keefektifitasan media online memberikan sajian informasi. Oleh karena itu, media baru saat ini telah menjangkau hampir seluruh masyarakat dunia. Media baru tersebut dapat dikatakan turut memberi andil yang besar pada perubahan struktur sosial masyarakat. Juga pada sistem komunikasi massa (Vera, 2008:7).

Kendati demikian, hampir dipastikan semua perusahaan media massa memiliki media online untuk keperluan penunjang basis arsip dan dokumentasi. Apa yang diberitakan kepada khalayak juga diberitakan di media online. Berita media online sebagai bentuk perpanjangan peristiwa yang dikaji oleh tim redaksi untuk mengupas peristiwa tersebut secara terus-menerus dan mendalam. Jurnalistik dapat diistilahkan dengan informasi yang bersifat proses kegiatan media memberikan berita kepada masyarakat. Media online merupakan produk Kendati demikian, hampir dipastikan semua perusahaan media massa memiliki media online untuk keperluan penunjang basis arsip dan dokumentasi. Apa yang diberitakan kepada khalayak juga diberitakan di media online. Berita media online sebagai bentuk perpanjangan peristiwa yang dikaji oleh tim redaksi untuk mengupas peristiwa tersebut secara terus-menerus dan mendalam. Jurnalistik dapat diistilahkan dengan informasi yang bersifat proses kegiatan media memberikan berita kepada masyarakat. Media online merupakan produk

2.1.2.4 Jurnalisme Online

Proses kegiatan pencarian berita tidak terlepas dengan namanya jurnalisme dikarenakan sebagai proses kegiatan jurnalistik. Jurnalisme online telah menjadi bagian hidup masyarakat Indonesia dan membawa perubahan penting dalam dunia jurnalistik, bukan itu saja dari sisi bentuk pembahasan dan sajian. Kelahiran media baru ini telah memberikan aspek informasi berbasis teknologi internet. Jurnalisme online merupakan “generasi baru” jurnalistik, setelah jurnalistik konvensional (jurnalitik media cetak, seperti surat kabar) dan jurnalistik penyiaran (broadcast journalism) (Romli, 2012:11). Sehingga berita online tersebut memiliki aspek running news yang selalu update saling melengkapi antara satu berita dengan berita lainnya.

Online Journalisme harus membuat keputusan-keputusan mengenai format media yang paling tepat mengungkapkan sebuah kisah tertentu dan harus mempertimbangkan cara-cara untuk menghubungkan kisah lainnya, arsip- arsip, sumber-sumber dan lain-lain melalui heyperlinks (Santana, 2005:137).

Menurut Paul Bradshaw dalam buku Asep Syamsul M. Romli ada lima prinsip dasar jurnalistik online, yaitu:

1. Keringkasan (Brevity). Berita online dituntut untuk bersifat ringkas, untuk menyesuaikan kehidupan manusia dan tingkat kesibukannya yang makin tinggi.

2. Kemampuan beradaptasi (Adaptability) . Wartawan online dituntut agar mampu menyesuaikan diri di tengah kebutuhan dan preferensi publik.

3. Dapat dipindai (Scannability). Untuk memudahkan para audiens, situs-situs terkait dengan jurnalistik online hendaknya memiliki sifat dapat dipindai, agar pembaca tidak perlu merasa terpaksa dalam membaca informasi atau berita.

4. Interaktivitas (Interactivity). Komunikasi dari publik kepada jurnalis dalam jurnalisme online sangat dimungkinkan dengan adaanya akses yang semakin luas.

5. Komunitas dan percakapan (Community and Conversation).

Media online memiliki peran yang lebih besar dari pada media cetak atau media konvensional lainnya, yakni sebagai penjaring komunitas (Romli, 2012:13).

Penjelasan di atas dapat diasumsikan bahwa jurnalisme online memiliki kecepatan secara menyeluruh dan sekaligus dapat mengintegrasikan media. Menurut Richad Carig, Online Journalism: Reporting, Writing, and Editing For News Media (2005) dalam buku Asep Syamsul M. Romli, keunggulan jurnalistik online dalam memberitakan yaitu:

1. Pembaca dapat menggunakan link untuk menawarkan pengguna dalam membaca lebih lanjut pada setiap berita.

2. Pembaca dapat memperbaruhi berita secara langsung dan teratur.

3. Informasi di online sangatlah luas.

4. Tersedianya penambahan suara, video, dan konten online yang dimiliki cetak.

5. Dapat menyimpan arsip online dari zaman ke zaman. Inovasi pemberitaan seperti ini yang menyuguhkan berita terbaru sehingga pembaca akan selalu mengatahui berita terbaru (Romli, 2012:17).

Dengan demikian peneliti berpandang bahwa media online juga berkaitan jurnalisme online sebagai satu kesatuan yang tak dipisahkan sebab hal ini merupakan segala bentuk media yang menggunakan wahana internet dan melaksanakan kegiatan jurnalistik yang diartikan sebagai memberitakan sebuah peristiwa.

2.1.2.5 Berita