Penggunaan Tembakau
12.2. Penggunaan Tembakau
Informasi perilaku penggunaan tembakau dalam Riskesdas tahun 2013 dibagi menjadi dua kelompok, yaitu perilaku merokok dan perilaku penggunaan tembakau dengan mengunyah. Hal tersebut dikarenakan efek samping yang ditimbulkan akibat merokok dan dengan metode mengunyah tembakau berbeda. Perokok hisap menimbulkan polusi pada perokok pasif dan lingkungan sekitarnya, sedangkan mengunyah tembakau hanya berdampak pada dirinya sendiri.
Berdasarkan tabel 12.2 rerata proporsi perokok saat ini di Indonesia adalah 29,3 persen. Proporsi perokok saat ini terbanyak di Kepulauan Riau dengan perokok setiap hari 27,2 persen dan kadang-kadang merokok 3,5 persen.
Tabel 12.2 Proporsi penduduk umur ≥10 tahun menurut kebiasaan merokok dan provinsi,
Indonesia 2013
Perokok saat ini
Tidak merokok
setiap hari
68,2 Sumatera Utara
68,2 Sumatera Barat
69,5 Sumatera Selatan
66,0 Bangka Belitung
66,6 Kepulauan Riau
64,4 DKI Jakarta
64,8 Jawa Barat
62,8 Jawa Tengah
67,6 DI Yogyakarta
64,1 Jawa Timur
73,0 Nusa Tenggara Barat
67,5 Nusa Tenggara Timur
71,6 Kalimantan Barat
70,0 Kalimantan Tengah
69,8 Kalimantan Selatan
69,8 Kalimantan Timur
68,1 Sulawesi Utara
63,3 Sulawesi Tengah
64,9 Sulawesi Selatan
68,5 Sulawesi Tenggara
64,3 Sulawesi Barat
69,4 Maluku Utara
64,0 Papua Barat
Tabel 12.3 menunjukkan proporsi penduduk umur ≥10 tahun menurut karakteristik. Proporsi terbanyak perokok aktif setiap hari pada umur 30-34 tahun sebesar 33,4 persen, umur 35-39 tahun 32,2 persen, sedangkan proporsi perokok setiap hari pada laki-laki lebih banyak di bandingkan perokok perempuan (47,5% banding 1,1%). Berdasarkan jenis pekerjaan, petani/nelayan/buruh adalah proporsi perokok aktif setiap hari yang terbesar (44,5%) dibandingkan kelompok pekerjaan lainnya. Proporsi perokok setiap hari tampak cenderung menurun pada kuintil indeks kepemilikan yang lebih tinggi.
Tabel 12.3 Proporsi penduduk umur ≥10 tahun menurut kebiasaan merokok dan karakteristik,
Indonesia 2013 Perokok saat ini
Karakteristik
Perokok kadang-kadang Kelompok umur (tahun) 10-14
Perokok setiap hari
5,1 Jenis kelamin Laki-laki
0,8 Pendidikan Tidak sekolah
3,1 Tidak tamat SD
3,2 Tamat SD
4,5 Tamat SMP
5,7 Tamat SMA
6,6 Tamat D1-D3/PT
5,6 Pekerjaan Tidak bekerja
6,5 Petani/nelayan/buruh
5,8 Tempat tinggal Perkotaan
4,9 Kuintil indeks kepemilikan Terbawah
5,0 Menengah bawah
5,1 Menengah atas
4,7 Dari tabel 12.4 tampak bahwa rerata jumlah batang rokok yang dihisap per hari per orang di
Indonesia adalah 12,3 batang (setara satu bungkus). Jumlah rerata batang rokok terbanyak yang dihisap ditemukan di Bangka Belitung (18 batang) dan di Riau (16-17 batang).
Tabel 12.4
Rerata j umlah batang rokok yang dihisap penduduk umur ≥10 tahun menurut provinsi, Indonesia 2013
Provinsi Perokok Aceh
15,3 Sumatera Utara
14,9 Sumatera Barat
15,8 Riau
16,5 Jambi
14,4 Sumatera Selatan
13,4 Bengkulu
14,0 Lampung
12,1 Bangka Belitung
18,3 Kepulauan Riau
15,1 DKI Jakarta
11,6 Jawa Barat
10,7 Jawa Tengah
10,1 DI Yogyakarta
9,9 Jawa Timur
11,5 Banten
12,3 Bali
12,0 Nusa Tenggara Barat
11,6 Nusa Tenggara Timur
10,8 Kalimantan Barat
14,9 Kalimantan Tengah
15,0 Kalimantan Selatan
16,7 Kalimantan Timur
15,6 Sulawesi Utara
13,2 Sulawesi Tengah
13,8 Sulawesi Selatan
14,6 Sulawesi Tenggara
14,4 Gorontalo
12,4 Sulawesi Barat
14,9 Maluku
12,0 Maluku Utara
12,4 Papua Barat
12,8 Papua
13,0 Indonesia
Tabel 12.5 Proporsi penduduk umur ≥10 tahun yang mempunyai kebiasaan mengunyah
tembakau menurut provinsi, Indonesia, 2013
Pengunyah tembakau saat ini Provinsi
Terkadang Aceh
Setiap hari
7,3 Sumatera Utara
3,0 Sumatera Barat
1,0 Sumatera Selatan
0,8 Bangka Belitung
1,4 Kepulauan Riau
0,9 DKI Jakarta
0,6 Jawa Barat
0,9 Jawa Tengah
0,7 DI Yogyakarta
1,1 Jawa Timur
1,2 Nusa Tenggara Barat
1,7 Nusa Tenggara Timur
12,1 Kalimantan Barat
2,5 Kalimantan Tengah
2,8 Kalimantan Selatan
0,7 Kalimantan Timur
1,1 Sulawesi Utara
1,1 Sulawesi Tengah
1,3 Sulawesi Selatan
1,1 Sulawesi Tenggara
1,0 Sulawesi Barat
4,1 Maluku Utara
8,0 Papua Barat
Tabel 12.5 menjelaskan proporsi penduduk umur ≥10 tahun yang mempunyai kebiasaan mengunyah tembakau menurut provinsi. Terlihat kebiasaan mengunyah tembakau atau smokeless setiap hari di Indonesia sebesar 2,5 persen, sedangkan proporsi pengunyah tembakau terkadang sebesar 1,6 persen. Proporsi tertinggi pengunyah tembakau setiap hari yang berada diatas proporsi nasional adalah Nusa Tenggara Timur (17,7%), Papua Barat (11,4%), Maluku utara (7,1%), Papua (6,7%) dan Maluku (5,7%).
Untuk melihat kecenderungan perokok 2007, 2010, dan 2013 ditampilkan pada gambar 12.3 data gabungan perokok hisap dan kunyah tembakau pada kelompok umur ≥15 tahun. Proporsi penduduk umur ≥15 tahun yang merokok dan mengunyah tembakau cenderung meningkat,
berdasarkan Riskesdas 2007 sebesar 34,2 persen, Riskesdas 2010 sebesar 34,7 persen dan
Riskesdas 2013 menjadi 36,3 pesen. Proporsi tertinggi pada tahun 2013 adalah di Nusa Tenggara Timur (55,6%).
S u Kal Jate
Jati Pa
S mp Ba Su S u u Jabar
N arat N
Kecenderungan proporsi penduduk umur ≥15 tahun yang mempunyai kebiasaan menghisap dan
mengunyah tembakau menurut provinsi, Riskesdas 2007, 2010 dan 2013
Di Indonesia, analisis survei penggunaan tembakau nasional yang memisahkan tembakau hisap dan tembakau kunyah, selain Riskesdas juga dilakukan oleh Global Adults Tobacco Survey (GATS).
Gambar 12.4 menunjukkan proporsi penduduk umur ≥15 tahun dari 2 survei tersebut, hasil GATS 2011 dan Riskesdas 2013. Tampak proporsi perokok laki-laki 67,0 persen tahun 2011, menjadi 64,9 persen tahun 2013. Demikian halnya dengan perokok perempuan yang menurut GATS adalah 2,7 persen tahun 2011 dan 2,1 persen menurut Riskesdas 2013.
Gambar 12.4 Kecenderungan proporsi perokok umur ≥15 tahun berdasarkan hasil survei GATS tahun 2011 dan Riskesdas 2013
Gambar 12.5 menunjukkan proporsi penduduk mengunyah tembakau menurut jenis kelamin dari data GATS 2011 dan Riskesdas 2013. Proporsi mengunyah tembakau cenderung sedikit meningkat pada Riskesdas 2013 dibandingkan hasil GATS 2011. Tahun 2011 proporsi mengunyah tembakau pada laki-laki adalah 1,5 persen dan pada perempuan sebesar 2,7 persen, sementara menurut Riskesdas 2013 proporsi laki-laki sebesar 3,9 persen dan 4,8 persen pada perempuan.
Kecenderungan proporsi penduduk umur ≥15 tahun mengunyah tembakau berdasarkan GATS
2011 dan Riskesdas 2013