31
lama, usaha ini merupakan usaha keluarga dan beberapa sudah menjadi usaha industri turun temurun. Usaha ini juga sebagai penampung tenaga kerja sektor
informal dimana para pekerja yang tidak memiliki akses untuk bekerja di sektor formal dapat terserap melalui usaha ini.
Banyaknya pengrajin tempe yang ada di kecamatan Semarang selatan di karenakan usaha pembuatan tempe tersebut kebanyakan merupakan usaha turun
temurun dari orang tua mereka. Selain itu kecamatan Semarang Selatan berada di daerah pusat kota yang memudahkan proses pemasaran produk tempe ditambah
adanya sungai besar yang berada ditengah kota yang memungkinkan untuk membuang limbah secara langsung.
2.2 Penelitian Terdahulu
Sigit Larsito. 2005 dengan judul penelitian Analisis Keuntungan
Usahatani Tembakau Rakyat Dan Efisiensi Ekonomi Relatif Menurut Skala Luas Lahan Garapan Studi Kasus di Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh input variabel terhadap tingkat keuntungan, kondisi skala usaha dan perbandingan tingkat efisiensi ekonomi
relatif berdasarkan skala luas lahan garapan di Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. Hasil penelitian menunujukan bahwa input variabel upah tenaga kerja,
pupuk dan input tetap luas lahan mempunyai pengaruh nyata terhadap tingkat keuntungan, sedangkan input variabel bibit, pestisida dan input tetap peralatan
mempunyai pengaruh tidak nyata terhadap tingkat keuntungan. Skala usaha pada usahatani tembakau rakyat didaerah penelitian secara rata-rata berada pada
keadaan increasing returns to scale.
32
Indah Susantun. 2000
“Fungsi Keuntungan Cobb Douglas Dalam Pendugaan Efisiensi Ekonomi Relatif” Penelitian ini meneliti tantang efisiensi
ekonomi relatif pada industri tempe di Kabupaten Bantul DIY uang tergabung dalam KOPTI. Model analisis yang dugunakan untuk menduga faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap keuntungan, skala usaha, dan tingkat efisiensi ekonomi relatif adalah model fungsi keuntungan Cobb-Douglas UOP. Hasil penelitian yang
dilakukan menyimpulkan keuntungan industri pengolahan tempe masih sangat terbatas, belum mencapai keuntungan maksimum, dan belum berhasil
mengalokasikan sumber-sumber ekonomi secara optimal
Budiman Sakti. 2003
“Analisis Keuntungan dan Efisiensi Ekonomi Relatif Pada Industri Kerajinan Mebel Kursi Rotan di Bengkulu”Penelitian ini
bertujuan untuk mengenalisis reseach question bagimana pengaruh faktor-faktor input terhadap peningkatan keuntungan, bagaimana kondisi skala usaha dan
apakah terdapat perbedaan tingkat efisiensi ekonomis relatif antara IRT dan IK pada industri kerajinan mebel kursi di Kota Bengkulu.Hasil penelitian
menjelaskan Input variabel dan input tetap berpengaruh nyata terhadap keuntungan usaha kerajinan mebel kursi rotan. Hasil pendugan skala usaha
menunjukan bahwa kondisi skala usaha industri kerajinan mebel kursi rotan secara rata-rata berada pada kondisi decreasing return to scale.
Nurhayati 2003
“ Analisis Skala Usaha Dan Efisiensi Ekonomi Relatif Pada Industri Gula Kelapa Di Kabupaten Purbalingga “ Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat keuntungan, kondisi skala usaha dan perbandingan
33
tingkat efisiensi ekonomi relatif berdasarkan skala produksi pada industri gula kelapa di kecamatan Mrebet Kab. Purbalingga.
Input variabel harga nira, biaya tenaga kerja, harga kayu bakar dan minyak goreng mempunyai pengaruh sangat nyata terhadap keuntungan, sedangkan harga
laru mempunyai pengaruh yang tidak nyata terhadap tingkat keuntungan. Input tetap nilai penyusutan peralatan mempunyai pengaruh nyata terhadap keuntungan,
sedangkan pohon kelapa yang dideres mempunyai pengaruh yang tidak nyata terhadap tingkat keuntungan. Skala usaha industri gula kelapa rata-rata berada
dalam kondisi decreasing return to scale.
Tajerin Mohammad Noor. 2003
Dengan Judul Penelitian “ Pendugaan Fungsi Keuntungan Dan Skala Usaha Budidaya Pembesaran Ikan
Bandeng Di Kecamatan Palang Kabupaten Tuban Jawa Timur “. tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh input variabel terhadap tingkat keuntungan
dan kondisi skala usaha di kecamatan palang kabupaten tuban jawa timur. Hasil penelitian menunjukan pada kondisi aktual dan optimal, secara
bersama-sama peubah masukan tidak tetap benih ikan, pakan ikan, pupuk tspdan urea, tenaga kerja manusia dan peubah masukan tetap luas areal dan modal
investasi menunjukkan pengaruh nyata terhadap tingkat keuntungan usaha budidaya ikan bandeng di kecamatan palang kabupaten tuban, Jawa Timur.
Namun secara sendiri-sendiri, pada kondisi aktual terdapat satu peubah masukan tidak tetap yaitu tenaga kerja manusia tidak berpengaruh nyata, sedangkan pada
kondisi optimal masing-masing peubah masukan tidak tetap benih ikan, pakan ikan, tenaga kerja manusia dan tetap luas areal dan modal investasi
34
memberikan pengaruh yang nyata. JawaTimur berada pada kondisi skala usaha bertambah increasing returns to scale.
35
Tabel 2.2 Rangkuman Penelitian Terdahulu
Penulis Judul
Model Analisis Hasil Penelitian
1.
Sigit Larsito 2005
Kab. Kendal
Analisis Keuntungan
Usahatani Tembakau
Rakyat Dan
Efisiensi Ekonomi Relatif Menurut
Skala Luas
Lahan Garapan Studi Kasus Di
Kecamatan Gemuh
Kabupaten Kendal Fungsi Keuntungan Cobb Douglass
Lnπ= lnA+α
1
lnw
1
+ α
2
lnw
2
+ α
2
lnw
3
+ α
2
lnw4+β1lnz
1
+ β2lnz
2
+e Dimana :
π = keuntungan yang telah dinormalkan dengan harga tembakau kering .
A = Konstanta W
1
= harga upah tenagakerja yang dinormalkan.
W
2
= harga bibit yang telah dinormalkan . W
3
= harga pupuk yang telah dinormalkan. W
4
= harga pestisida yang telah dinormalkan. Z
1
= Biaya peralatan. Z
2
= luas lahan. Data Primer
metode pendugaan OLS dan SUR. Input variabel upah tenagakerja,pupuk dan
input tetap luas lahan mempunyai pengaruh nyata terhadap tingkat keuntungan ,
sedangkan input variabel bibit, pestisida dan input tetap peralatan mempunyai
pengaruh tidak nyata terhadap tingkat keuntungan.
Skala usaha pada usahatani tembakau rata- rata berada pada keadaan increasing
returns to scale. Dari hasil analisis efisiensi ekonomi relatif
Petani kecil yang mengelola lahan ≤0,5 ha lebih efisien dibanding dengan petani besar
yang mengelola 0,5 ha .
Dari hasil pendugaan fungsi permintaan input
dan fungsi penawaran output
diketahui bahwa
permintaan input
tenagakerja dan pestisida elastis terhadap keuntungan sedangkan permintaan bibit
dan pupuk inelastis terhadap keuntungan. Sedangkan penawaran produk tembakau
inelastic terhadap perubahan keuntungan.
2. Indah Fungsi
Keuntungan
Fungsi Keuntungan Cobb Douglas Secara aktual harga-harga input variabel
36
Susantun 2000
Kab. Bantul Cobb Douglas Dalam
Pendugaan Efisiensi
Ekonomi Relatif
Industri Tempe KOPTI dan Non KOPTI
Lnπ=lnA+α
1
lnw
1
+ α
2
lnw
2
+α
2
lnw
3
+ α
2
lnw
4
+ α
2
lnw
5
+β1lnz
1
+ β2lnz
2
+ β3lnz
3
e Dimana :
π = Keuntungan aktual dinormalkan dengan harga tempe
A = konstanta W1 = Upah tenaga kerja non keluarga
W2= Harga kedelai yang dinormalkan W3 = Harga ragi yang dinormalkan
W4=
Harga pembungkus
yang dinormalkan
W5= Harga
bahan bakar
yang dinormalkan
Z1= Curahan tenaga kerja keluarga, jam hari
Z2 = Modal fisik Z3= pengeluaran lain-lain
e
= faktor kesalahan metode pendugaan OLS dan SUR.
tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat keuntungan.
Modal fisik berpengaruh nyata terhadap tingkatkeutungan
Secara keseluruhan alokasi penggunaan input belum optimal, hal ini menunjukan
bahwa industri tempe belum mencapai keuntungan maksimum
Tingkat efisiensi ekonomi antara aggota KOPTI dan non KOPTI adalah sama
3. Budiman Sakti 2003
Bengkulu Analisis
Keuntungan dan EfisiensiEkonomi
Relatif Pada Industri Kerajinan Mebel Kursi
Rotan di Bengkulu
Lnπ=lnA+α
1
lnw
1
+ α
2
lnw
2
+α
3
lnw
3
+α
4
lnw
4
+α
5
lnw
5
+α
6
lnw6+α
6
lnw7+α
7
lnw
7
β1lnz
1
+ β2lnz
2
+e π=Keuntungan jangka pendek yang
dinormalkan A= konstanta
W1= Upah tenaga kerja yang dinormalkan Input variabel dan input tetap berpengaruh
nyata terhadap keuntungan usaha kerajinan mebel kursi rotan
Hasil pendugan skala usaha menunjukan bahwa kondisi skala usaha industri
kerajinan mebel kursi rotan secara rata-rata berada pada kondisi DRS
37 W2 = Harga rotan yang dinormalkan
W3= Harga besi paku yang dinormalkan W4=
Harga minyak
tiner yang
dinormalkan W5=
Harga minyak
vernis yang
dinormalkan W6 = Harga Jok yang dinormalkan
W7 = Harga Kaca yang dinormalkan Z1= Penyusutan alat-alat
Z2 = Biaya lain-lain α = parameter input variabel
β = parameter input tetap e
= faktor kesalahan metode pendugaan OLS dan SUR.
Pada tingkat uji ekonomi relatif menunjukan bahwa IK lebih efisien dari
IRT, tapi berdasarkan tingkat efisiensi tehnik dan harga tidak signifikan
4. Nurhayati 2003
Kab. Purbalingga
Analisis Skala Usaha Dan Efisiensi Ekonomi
Relatif Pada Industri Gula
Kelapa Di
Kabupaten Purbalingga
Lnπ=lnA+α
1
lnw
1
+ α
2
lnw
2
+α
3
lnw
3
+α
4
lnw
4
+α
5
lnw
5
+β1lnz
1
+β2lnz
2
+e Dimana :
π = Keuntungan jangka pendek yang telah dinormalkan dengan harga gula kelapa per
unit. A = konstanta
W1 = Harga nira yang dinormalkan W2
= Upah
tenaga kerja
yang dinormalkan
W3 =
Harga kayu
bakar yang
dinormalkan W4= Harga pengawet dan pewarna nira
Input variabel harga nira, biaya tenaga kerja, harga kayu bakar dan minyak goreng
mempunyai pengaruh sangat nyata terhadap keuntungan,
sedangkan harga
laru mempunyai pengaruh yang tidak nyata
terhadap tingkat keuntungan. Input tetap nilai penyusutan peralatan mempunyai
pengaruh
nyata terhadap
keuntungan, sedangkan pohon kelapa yang dideres
mempunyai pengaruh yang tidak nyata terhadap tingkat keuntungan.
Skala usaha industri gula kelapa rata-rata berada dalam kondisi decreasing return to
38 yang dinormalkan
W5 = Harga minyak goreng yang dinormalkan
Z1= Penyusutan alat-alat Z2 = Jumlah pohon kelapa yang dideres
α = parameter input variabel β = parameter input tetap
e
= faktor kesalahan metode pendugaan OLS dan SUR.
scale
39
5 Tajerin
Mohammad Noor 2003
Kab. Tuban Pendugaan
Fungsi Keuntungan Dan Skala
Usaha Budidaya
Pembesaran Ikan
Bandeng Di Kecamatan Palang
Kabupaten Tuban Jawa Timur
Lnπ=lnA+α
1
lnw
1
+ α
2
lnw
2
+α
3
lnw
3
+α
4
lnw
4
+ β1lnz
1
+ β2lnz
2
+e Dimana :
Π =keuntungan jangka pendek yang dinormalkan dengan harga ikan bandeng.
A= konstanta q
1
= harga
benih ikan
bandeng yang
dinormalkan q
2
= harga pakan ikan yang dinormalkan q
3
= harga pupuk tsp dan urea yang dinormalkan
q
4
= upah tenaga kerja yang dinormalkan Z
1
= luas tambak m
2
Z
2
= modal investasi Rp. α = parameter masukan peubah tidak tetap
yang diduga, i = 1,2,3,4 β= parameter masukan peubah tetap yang
diduga, j = 1,2 Hasil penelitian menunjukan pada kondisi
aktual dan optimal, secara bersama-sama peubah masukan tidak tetap dan peubah
masukan tetap menunjukkan pengaruh nyata terhadap tingkat keuntungan usaha
budidaya ikan bandeng di kecamatan palang kabupaten tuban, Jawa Timur. Namun
secarasendiri-sendiri, pada kondisi aktual terdapat satu peubah masukan tidak tetap
yaitu tenaga kerja manusia tidak berpengaruh nyata, sedangkan pada kondisi
optimal masing-masing peubah masukan tidak tetap dan memberikan pengaruh yang
nyata.
Menurut skala usahanya usaha budidaya ikan
bandeng di
kecamatan palang
kabupaten tuban, Jawa Timur berada pada kondisi skala usaha bertambah increasing
returns to scale
40
2.3 Kerangka Penelitian