PENGUJ IAN DAN PERAWATAN MESIN

BAB VI PENGUJ IAN DAN PERAWATAN MESIN

6.1 Spesifikasi Mesin Spesifikasi dari Rancang Bangun Mesin Pembuat Pupuk Organik Granul

Kapasitas 15 Kg/Jam ini adalah : Nama

: Mesin pembuat pupuk organik granul

Tenaga penggerak

: Motor listrik 1 HP

Kapasitas

: 15 kg/jam

6.2 Pengujian Mesin Proses pengujian merupakan suatu uji coba dari keberhasilan alat atau mesin

yang dirancang berdasarkan tujuan dan fungsi dari pembuatan alat atau mesin tersebut. Proses pengujian penting untuk mengetahui apakah mesin dapat berfungsi dengan baik, untuk mendapatkan data – data yang diperlukan guna mengetahui karakteristik dari mesin tersebut. Apabila dari hasil pengujian masih ada kekurangan, maka mesin ini dapat diperbaiki dan disempurnakan kembali sehingga tujuan pembuatan mesin pembuat pupuk organik granul kapasitas 15 kg/jam ini dapat tercapai.

6.2.1 Tujuan Pengujian Mesin Tujuan pengujian rancang bangun “Mesin Pembuat Pupuk Organik Granul

Kapasitas 15 Kg/Jam” ini adalah sebagai berikut :

1) Mencoba secara langsung apakah rancang bangun “Mesin Pembuat Pupuk Organik Granul Kapasitas 15 Kg/Jam” telah dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan yang direncanakan atau tidak.

2) Memperbaiki dan menyempurnakan mesin jika terjadi kegagalan atau kekurangan dalam pengujian.

3) Mendapatkan data-data yang diperlukan guna mengetahui karakteristik dari mesin tersebut.

4) Dapat menarik suatu kesimpulan dengan cara membandingkann hasil pengujian mesin dengan teori.

6.2.2 Pr oses Pengujian Mesin Proses pengujian pada mesin ini bertujuan untuk dapat mengetahui apakah

mesin tersebut mampu bekerja sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

Langkah – langkah pengujian mesin ini adalah sebagai berikut :

1) Tekan tombol ON saklar untuk menghidupkan motor listrik sebagai penggerak poros pan.

2) Masukkan pupuk kandang yang sudah di haluskan ke dalam pan secara kontinyu dengan perlahan.

3) Hidupkan water pump untuk mengalirkan air ke sprayer sesuai kebutuhan proses penggranulan.

4) Menganalisa cara kerja mesin dan membandingkan apakah hasil kerja mesin sesuai dengan perencanaan.

5) Matikan motor listrik dengan memposisikan pada kondisi saklar OFF.

6) Pengambilan kesimpulan dari data yang didapat dari hasil pengujian.

6.2.3 Hasil Pengujian Mesin Dari hasil data pengujian didapat data sebagai berikut : Tabel 6.1 Hasil Pengujian Percobaan 1

Sudut No

Pan Waktu

Hasil ( °)

Keterangan

1 3 menit Awal bahan mulai terbentuk butiran granul Ukuran rata-rata

30 4 menit Sisa bahan yang belum terbentuk 50%

2 [mm], 3 [mm]

6 menit Keseluruhan bahan terbentuk granul terdapat gumpalan besar

2 3 menit Awal bahan mulai terbentuk butiran granul Ukuran rata-rata

35 4 menit Sisa bahan yang belum terbentuk 50%

3 [mm], 4 [mm]

5 menit Keseluruhan bahan terbentuk granul masih terdapat gumpalan

3 3 menit Awal bahan mulai terbentuk butiran granul Ukuran rata-rata

40 6 menit Sisa bahan yang belum terbentuk 50%

4 [mm], 5 [mm], 6[mm]

9 menit Keseluruhan bahan terbentuk granul tidak terdapat gumpalan

4 3 menit Awal bahan mulai terbentuk butiran granul Ukuran rata-rata

45 4 menit Sisa bahan yang belum terbentuk 50%

4 [mm ], 5 [mm], 6 [mm]

5 menit Keseluruhan bahan terbentuk granul tidak terdapat gumpalan

Tabel 6.2 Hasil Pengujian Percobaan 2

Sudut No

Pan Waktu

Hasil ( °)

Keterangan

1 3 menit Awal bahan mulai terbentuk butiran granul Ukuran rata-rata

30 6 menit Sisa bahan yang belum terbentuk 50%

5 [mm] sampai14 [mm]

9 menit Keseluruhan bahan terbentuk granul terdapat gumpalan besar

2 3 menit Awal bahan mulai terbentuk butiran granul Ukuran rata-rata

35 5 menit Sisa bahan yang belum terbentuk 50%

4 [mm] sampai 10 [mm]

7 menit Keseluruhan bahan terbentuk granul masih terdapat gumpalan

3 2 menit Awal bahan mulai terbentuk butiran granul Ukuran rata-rata

40 3 menit Sisa bahan yang belum terbentuk 50%

4 [mm] sampai 8[mm]

4 menit Keseluruhan bahan terbentuk granul tidak terdapat gumpalan

4 2 menit Awal bahan mulai terbentuk butiran granul Ukuran rata-rata

45 3 menit Sisa bahan yang belum terbentuk 50%

3 [mm] sampai 6 [mm]

4 menit Keseluruhan bahan terbentuk granul tidak terdapat gumpalan

Tabel 6.3 Hasil Pengujian Percobaan 3

Sudut No

Pan Waktu

Hasil ( °)

Keterangan

1 3 menit Awal bahan mulai terbentuk butiran granul Ukuran rata-rata

30 6 menit Sisa bahan yang belum terbentuk 50%

5 [mm]sampai 12 [mm]

9 menit Keseluruhan bahan terbentuk granul terdapat gumpalan besar

2 3 menit Awal bahan mulai terbentuk butiran granul Ukuran rata-rata

35 4 menit Sisa bahan yang belum terbentuk 50%

4 [mm] sampai 10[mm]

6 menit Keseluruhan bahan terbentuk granul masih terdapat gumpalan

3 2 menit Awal bahan mulai terbentuk butiran granul Ukuran rata-rata

40 3 menit Sisa bahan yang belum terbentuk 50%

4 [mm] sampai 8[mm]

4 menit Keseluruhan bahan terbentuk granul tidak terdapat gumpalan

4 2 menit Awal bahan mulai terbentuk butiran granul Ukuran rata-rata

45 3 menit Sisa bahan yang belum terbentuk 50%

3 [mm ] sampai 6 [mm]

4 menit Keseluruhan bahan terbentuk granul tidak terdapat gumpalan

Pengujian dilakukan dengan berat bahan yang dimasukkan 1 [kg] untuk semua pengujian dan menggunakan jumlah air yang sama.

Keterangan : Hasil granul dilihat dengan cara manual. Hasil penilaian ukuran granul diamati oleh 4 orang. Pengujian 2 dan 3 posisi sprayer dirubah lebih menjorok kedalam. Gumpalan merupakan hasil granul yang tidak diinginkan dengan diameter > 20

[mm] Kesimpulan : Dengan kecepatan putar pan 15,5 [rpm] dan jumlah air yang sama waktu pembentukan granul dipengaruhi oleh sudut kemiringan pan.

Posisi tetesan air merupakan penentu hasil granul dengan diameter yang diinginkan.

Dengan 1[kg] pupuk organik halus dapat menghasilkan 1[kg] pupuk granul dengan ukuran rata-rata 5 [mm] dalam waktu 4 menit dengan sudut 45°.

6.3 Pera watan Mesin Perawatan adalah suatu konsepsi dari semua aktifitas yang diperlukan untuk

menjaga atau mempertahankan kualitas peralatan agar tetap dapat berfungsi dengan baik seperti dalam kondisi sebelumnya.

Pada perawatan mesin pembuat pupuk organik granul ini dibedakan menjadi dua cara yaitu :

a. Perawatan terencana ( Planned Maintenance )

b. Perawatan yang tidak terencana ( Unplanned Maintenance ) ( Supandi :1990 )

6.3.1 Pera watan Ter encana Perawatan jenis ini merupakan usaha perawatan sebagai tindakan pencegahan

secara teratur untuk menghidari kerusakan mesin yang lebih berat, serta mngakibatkan masalah yang lebih besar. Perawatan terencana menjadi perawatan preventif dan perawatan prediktif.

6.3.1.1 Pera watan Pr eventif Perawatan Preventif adalah suatu perawatan yang bertujuan untuk mencegah

terjadinya kerusakan dimaksudkan untuk mengefektifkan pekerjaan inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan, dan penyetelan sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi dapat terhindar dari kerusakan. Perawatan dilakukan sejak awal sebelum terjadi kerusakan.

6.3.1.2 Pera watan Kor ektif Perawatan Korektif adalah suatu perawatan yang dilakukan untuk

memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas sehingga mencapai tujuan standar yang diterima. Perawatan korektif termasuk dalam cara perawatan yang direncanakan untuk perbaikan.

Adapun alasan-alasan dilakukan perawatan preventif dan korektif adalah sebagai berikut :

Biaya yang dibutuhkan lebih kecil / murah dibandingkan dengan penggantian secara menyeluruh.

Lebih efektif karena mengurangi waktu terbuang akibat penggantian komponen yang rusak berat mendadak sehingga mengakibatkan produktifitas menurun.

Lebih awet dan produktifitas mesin tetap stabil. Kondisi mesin dapat terpantau dengan adanya pemeriksaan secara berkala.

6.3.2 Pera watan Tidak Terenca na Perawatan tidak terencana ini dilakukan jika terjadi kerusakan pada mesin

pembuat pupuk organik granul kapasitas 15 kg/jam yang tidak diperkirakan sebelumnya. Apabila hal ini terjadi, maka perbaikan segera dilakukan agar mesin pembuat pupuk organik granul dapat beroperasi kembali.

6.3.3 Pera watan Ter encana Beberapa Komponen

6.3.3.1 Pera watan Puli

1) Perawatan Preventif Memeriksa kekencangan puli dengan poros yang dihubungkan dengan

pasak. Memeriksa kondisi kekencangan pasak yang mengikat puli.

2) Perawatan Korektif Memeriksa bidang gesek puli, apabila sabuknya sering selip segera

periksa bidang gesek puli dan apabila bidang gesek puli sudah habis atau aus, maka segera diganti. Apabila bidang alur puli sudah mulai retak atau pecah, maka segera

diganti. Jadwalnya bulanan,memeriksa keseluruhan antara puli satu dengan puli dua.

6.3.3.2 Pera watan Sabuk V

1) Perawatan Preventif Memeriksa kekencangan sabuk, apabila mulai kendor segera dikencangkan. Memeriksa putaran sabuk, apabila terjadi slip atau kering segera beri pelumas standart belt atau grease.

2) Perawatan Korektif Memeriksa bidang gesek sabuk, apabila sabuk kondisinya sudah aus maka segera diganti sesuai dengan standart sabuk yang telah ditentukan.

6.3.3.3 Pera watan Reducer

1) Perawatan Preventif Memeriksa kekentalan minyak pelumas reducer, jika kekentalan minyak pelumas reducer sudah berkurang atau encer maka sebaiknya minyak pelumas diganti.

2) Perawatan Korektif Mengganti minyak pelumas reducer secara berkala. Jika reducer selip atau putarannya sudah berubah, berarti reducer rusak maka harus diganti.

6.3.3.4 Pera watan Rangka

1) Perawatan Preventif Membersihkan kotoran yang menempel pada rangka, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kerak yang mengakibatkan korosi.

2) Perawatan Korektif Memeriksa sambungan las dan baut pada rangka, apabila sudah mulai rapuh segera dilakukan pengelasan ulang, dan apabila terjadi korosi lakukan pengecatan ulang agar tidak menyebar.

6.3.3.5 Pera watan Pan dan Pengaduk

1) Perawatan Preventif Membersihkan pan dan pengaduk dari sisa – sisa pupuk kandang yang tertinggal agar tidak berkerak yang dapat mengakibatkan korosi.

2) Perawatan Korektif Memeriksa pan dan pengaduk apabila terdapat korosi segera dibersihkan. Memeriksa kebocoran apabila terjadi kebocoran pada pan segera lakukan penambalan.

6.3.3.6 Pera watan Motor Listrik

1) Perawatan Preventif Memeriksa kekencangan baut pada motor listrik. Membersihkan kotoran yang menempel pada motor listrik. Memeriksa kumparan dan kabel motor listrik . Periksa komponen pada motor listrik. Periksa motor listrik sebelum digunakan.

2) Perawatan Korektif Mengganti baut yang sudah aus. Mengganti bagian – bagian komponen motor listrik yang rusak.

6.4 Per baikan Perbaikan dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk memperbaiki atau

mengganti komponen yang mengalami kerusakan dari suatu peralatan atau mesin. Perbaikan dalam pemakaian alat atau mesin yang bekerja pasti akan mengalami kerusakan pada salah satu bagian komponen, dan dalam hal ini perlu segera dilakukan perbaikan supaya alat dapat segera digunakan sesuai dengan fungsinya dan tidak membuang waktu untuk melakukan proses pengujian ulang.

Adapun komponen-komponen yang sering dilakukan perbaikan atau penggantian pada ‘’ Mesin Pembuat Pupuk Organik Granul Kapasitas 15 Kg/Jam’’ adalah komponen yang memiliki kemungkinan besar terjadi kerusakan, seperti :

1) Baut Penggantian baut dilakukan apabila sudah aus sudah tidak bisa lagi digunakan untuk mengencangkan komponen-komponen alat yang saling berhubungan dimana dibutuhkan baut untuk mengencangkanya.

2) Puli Penggantian puli dilakukan apabila puli mengalami keretakan akibat putaran dari mesin dengan V-belt jika terjadi keretakan maka cepat segera diganti yang baru, agar alat dapat beroperasi sesuai dengan fungsi.

3) Sabuk V Sabuk puli perlu diperhatikan kondisi dari bahan karetnya jika terjadi sobek atau sudah tidak kuat untuk meneruskan putaran dari sabuk puli mesin ke reducer, maka segera dilakukan penggantian yang baru sesuai dengan ukuran puli dan panjang puli komponen mesin.

4) Bearing Penggantian bearing dilakukan apabila kondisinya sudah tidak layak lagi digunakan dan apabila masa umur bearing sudah habis. Komponen bearing merupakan komponen yang sangat riskan untuk rusak sehingga harus diperhatikan kinerja dan kondisinya.