d. Kontrol Sistem yang telah dibangun harus tetap dikontrol setelah selesai dirancang
agar fungsi dan kinerja sistem tetap terjaga dan dapat memberikan hasil yang sesuai dengan keinginan pengguna.
e. Efisiensi Sistem harus dirancang sesederhana mungkin agar memudahkan pengguna
dalam menggunakan atau menjalankan aplikasi tersebut. f.
Pelayanan Sistem yang telah dirancang bisa dikembangkan ke tingkat yang lebih
kompleks lagi bagi pihak-pihak yang ingin mengembangkan sistem tersebut.
3.3. Pemodelan Aplikasi
Pemodelan aplikasi yang dirancang bertujuan untuk menggambarkan semua kondisi dan bagian-bagian yang berperan dalam sistem yang dirancang. Pemodelan aplikasi
dilakukan dengan membuat use-case diagram, activity diagram, class diagram, dan sequence diagram.
3.3.1. Use-Case Diagram
Untuk menganalisa komponen-komponen yang berperan dalam sistem yang dirancang, penulis menggunakan use-case diagram agar proses penganalisaan
komponen dapat dilakukan dengan mudah. Use-case diagram sistem pada aplikasi yang dirancang dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2. Use-Case Diagram Pada Sistem
Tabel 3.1. Dokumentasi Naratif Use-Case Kompresi Nama Use
Case Kontrol Proses Kompresi
Aktor User
Deskripsi Use Case yang mendeskripsikan fungsi pengendalian proses yang
berlangsung selama proses kompresi.
Pre-condition Algoritma yang digunakan terdapat pada tampilan dan dapat
dipilih sesuai dengan kebutuhan.
Typical Course Of Event
Aksi Actor Respon System
Langkah 1: User memanggil file citra yang berformat BMP
atau PNG Langkah 3:
User memilih salah satu file citra dan
menekan tombol Open Langkah 5:
User memilih
target tempat penyimpanan file citra terkompresi
Langkah 7: User memilih salah satu algoritma yang digunakan.
Langkah 8: User
memilih proses kompresi
Langkah 9: User
memilih tombol Mulai untuk melakukan
proses kompresi. Langkah 11: User menekan
tombol selesai. Langkah 2: Sistem merespon
dengan menampilkan Dialog
Box yang berisi daftar file citra yang berformat BMP atau PNG.
Langkah 4: Sistem menampilkan source citra yang di-input
Langkah 6: Sistem merespon dengan menampilkan
Dialog Box untuk menentukan tempat
penyimpanan citra terkompresi. Langkah 10: Sistem merespon
dengan menampilkan Dialog
Box yang
berarti proses
kompresi selesai. Langkah
12: Sistem
menampilkan data Input, Output, Rasio Kompresi dan Waktu
Kompresi serta
menyimpan Citra Terkompresi ke tempat
penyimpanan yang dipilih. Alternate
Course Aksi Aktor
Respon System
Post Condition Citra telah dikompresi sesuai dengan algoritma yang dipilih user
3.3.2. Pseudocode Kompresi Run Length Encoding RLE
Tabel 3.2. Pseudocode Kompresi Run Length Encoding Baris
Pseudocode 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 29
30 31
ALGORITMA Run Length Encoding
algoritma untuk kompresi file citra menggunakan RLE
DEKLARASI masuk : FileOutputStream
file_input, file_output : String c, count, last : int
DESKRIPSI masuk - untuk membaca byte dari file input
file_input - nama file input file_output - nama file output
c - nilai byte count - jumlah byte yang dihitung
last - byte terakhir yang dibaca
c - masuk.read; While Not EOF do
Write c; last := c;
While NOT EOF AND count = 255 do c - masuk.read;
IF c = last THEN count := count + 1;
ELSE Write count;
count :=0; Break;
END IF END WHILE
END WHILE Show Result;
Keterangan: Baris 1-2
: Sebagai Judul Pseudocode Baris 4-7
: Deklarasi Variabel Yang Digunakan Baris 9-15
: Untuk menandai variabel yang digunakan dalam proses kompresi Run Length Encoding RLE.
Baris 17 : Untuk membaca satu byte dari file input dan masukkan nilainya ke C
Baris 18 : Sebelum End Of File maka lakukan perintah dibawahnya
Baris 19 : Untuk menuliskan nilai C pada file output Baris 20 : Untuk memberikan nilai C pada last
Baris 21 : Sebelum End Of File dan nilai count masih =255 lakukan perintah dibawahnya
Baris 22 : Untuk membaca satu byte dari file input dan masukkan nilainya ke C Baris 23 : Jika nilai C sama dengan nilai last maka lakukan perintah dibawahnya
Baris 24 : Untuk membaca nilai Count + 1 Baris 25 : Untuk kondisi lainnya
Baris 26 : Untuk menulis nilai Count pada file output Baris 27 : Untuk mengubah nilai count menjadi 0
Baris 28 : Untuk keluar dari perulangan Baris 29
: Akhir dari if Baris 30-31 : Akhir dari while
3.3.3. Activity Diagram
Untuk menganalisa aktivitas-aktivitas yang akan berlangsung selama aplikasi dijalankan diperlukan sebuah activity diagram. Activity diagram sistem pada aplikasi
yang dirancang dapat dilihat pada Gambar 3.3.
G
Gambar 3.3. Activity Diagram Pada Sistem
3.3.4. Class Diagram
Class diagram untuk si
m
uk sistem yang dirancang dapat dilihat seperti pada
Gambar 3.4. Class Diagram Pada Sistem
pada Gambar 3.4
3.3.5. Sequence Diagram
Sequence diagram untuk sistem yang dirancang dapat dilihat seperti pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5. Sequence Diagram Pada Sistem
3.4. Perancangan Sistem