Apabila rasio ini rendah maka perusahaan tidak menghasilkan volume penjualan yang cukup dibanding dengan investasi dalam aktivanya, hal ini menunjukkan
kinerja yang tidak baik sehingga dapat mempengaruhi keuangan perusahaan dan memicu terjadinya
financia l distress
. Jadi, dapat dimungkinkan bahwa pola hubungan antara rasio
total assets turnover Sales
TA dengan
financia l distress
adalah negatif. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jiming dan Weiwei 2011 juga menunjukkan rasio
total assets turnover
berpengaruh negatif, berarti semakin tinggi rasio
total assets turnover Sales
TA semakin rendah kemungkinan terjadinya
financial distress
. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dinyatakan hipotesis kedelapan yaitu:
H
8
: Rasio
Sa les to total assets
STA berpengaruh negatif terhadap
financial distress.
2.1.2.9 Pengaruh rasio ITO
terhadap
financial distress
Rasio ini mengukur efisiensi perusahaan dalam mengelola dan menjual persediaan Fraser dan Ormiston, 2008. Informasi mengenai tingkat perputaran
persediaan dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan apakah suatu persediaan lambat dalam proses penjualan atau pemakaiannya dalam kegiatan
perusahaan. Rasio
Inventory turnover
ini dihitung dengan membagi
cost of goods sold
COGS dengan
average inventory
Ang, 1997. Munawir 2002 mengatakan bahwa tingkat perputaran persediaan mengukur perusahaan dalam
memutarkan barang dagangannya, dan menunjukkan hubungan antara barang
yang diperlukan untuk menunjang atau mengimbangi tingkat penjualan yang ditentukan.
Sebagian besar perusahaan mempertahankan tingkat persediaan tertentu. Jika persediaan tidak cukup, volume penjualan akan tur un di bawah tingkat yang
dapat dicapai. Sebaliknya, persediaan yang terlalu banyak menghadapkan perusahaan pada biaya penyimpanan, asuransi, pajak, keusangan, dan kerusakan
fisik. Persediaan yang terlalu besar juga menggunakan dana yang dapat digunakan secara lebih menguntungkan di tempat lain Wild, dkk 2005. Oleh karena itu,
diperlukan adanya tingkat perputaran persediaan yang tinggi untuk mengurangi biaya yang timbul, karena kelebihan persediaan. Brealey, dkk 2008 mengatakan
bahwa perusahaan yang efisien memutar persediaan mereka dengan cepat dan tidak mengikat lebih banyak modal daripada kebutuhan mereka akan bahan baku
atau barang jadi.
Semakin tinggi rasio ini menunjukkan perputaran yang lebih baik dan mengindikasikan aktiva lancar yang lebih sehat untuk memenuhi kewajiban
lancarnya sehingga dapat meminimalisir terjadinya
financia l distress
. Sebaliknya, semakin rendah rasio ini menunjukkan perusahaan menyimpan terlalu banyak
persediaan sehingga tidak produktif dan tingkat pengembaliannya pun menjadi rendah. Hal itu akan memperkecil keuntungan perusahaan dan membuat tidak
likuid sehingga kemungkinan terjadi
financial distress
semakin besar. Berdasarkan penelitian dari Jiming dan Weiwei 2011 yang menghasilkan
pengaruh negatif antara
Inventory turnover
dengan
financia l distress
menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat rasio
Inventory turnover
maka
semakin rendah perusahaan masuk dalam kategori perusahaan yang mengalami
financial distress
. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dinyatakan hipotesis
kesembilan yaitu :
H
9
:
Inventory turnover
ITO berpengaruh negatif terhadap
financial distress.
2.1.3 Penelitian Terdahulu