Dalam penelitian ini, yang akan diamati adalah orang, yakni Walikota Solo Joko Widodo. Walikota merupakan pemegang pemerintahan tertinggi dalam
tingkat wilayah Kota. Dalam melaksanakan tugasnya Jokowi bersama staffnya bekerja dalam suatu tempat yakni di wilayah Pemerintahan Kota Surakarta Solo,
aktivitas pemerintahan yang dijalankan oleh Jokowi dalam mengelola Kota Solo akan menimbulkan suatu interaksi antara Joko Widodo, Staff Pemerintahan,
serta masyarakat. Interaksi yang terjalin antara Joko Widodo actor, dengan Kegiatan-kegiatan activity dan Tempat place akan menghasilkan situasi sosial
tertentu. Melalui metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan Studi Kasus, data yang didapat akan lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel dan bermakna
sehingga tujuan penelitian akan tercapai.
3.3 Subjek Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini akan disesuaikan dengan ciri dan tujuan penelitian. Subjek penelitian di sini akan di tentukan berdasarkan teknik
purposive sampling, yakni suatu teknik pengambilan sampling atau tehnik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu dari pihak
peneliti sendiri Ibid dalam Prastowo, 2011 dimana nara sumber yang dipilih adalah orang-orang yang dianggap mengetahui secara mendalam mengenai fokus
penelitian yang diteliti. Oleh karena itu, sesuai fokus penelitiannya, beberapa orang yang dianggap
layak dijadikan informan sumber data yaitu Jokowi, pihak keluarga Jokowi, aisten pribadi Walikota Jokowi, supir pribadi Walikota Jokowi, salah seorang
warga Surakarta dan salah seorang pegawai pegawai Pemkot Surakarta yang paham kepemimpinan, sering berinteraksi dengan Jokowi atau merasakan
sentuhan langsung kepemimpinan Jokowi, sudah bekerja di Pemkot Surakarta minimal sejak sebelum Jokowi menjabat sebagai walikota, serta bisa berbicara
atau menjawab wawancara secara akurat. Peneliti akan melakukan deteksi dini terhadap pemilihan sampel yang
akurat dengan penelusuran personal, misalnya mengajukan beberapa pertanyaan sesuai kondisi nantinya, bersifat fleksibel. Adapun sumber informasi dalam
penelitian, diambil baik dari data primer maupun sekunder. Dengan dasar kriteria di atas, peneliti menetapkan Sumber Informasi Kunci Key Informan, yaitu
Walikota Jokowi serta Sumber Informasi Penunjang Supportive Informan, yang terdiri dari pihak keluarga, pegawai Pemkot Surakarta, warga asli Surakarta
dengan perincian keseluruhan informan: 1 orang keluarga Jokowi yang merupakan putri dari Jokowi, 1 orang asisten pribadi Walikota Jokowi, 1 orang
supir pribadi Walikota Jokowi dan seorang Satpol PP yang menjaga di Loji Gandrung, 1 orang pegawai Pemkot Surakarta yang sudah bekerja jauh sebelum
Jokowi menjabat menjadi Walikota dan 1 orang warga Surakarta asli yang berprofesi sebagai pedagang baju bekas dari Pasar Banjarsari yang mengikuti
keseluruhan proses relokasi PKL ke Pasar Klithikan Solo. Sementara penulis menetapkan subyek dalam penelitian ini hanya mengambil enam orang tersebut,
didasarkan dari adanya justifikasi sebagai berikut:
1. Jokowi sebagai pelaku utama dalam kepemimpinan di wliayah Surakarta
dan dialah yang mengembangkan filosofi Jawa Tepa Slira dalam gaya kepemimpinannya.
2. Keluarga merupakan orang terdekat yang paling memahami karakter
Jokowi secara mendalam 3.
Asisten pribadi, dan supir pribadi beserta petugas Satpol PP di Loji gandrung adalah orang-orang yang setiap harinya bekerja bersama
Jokowi, dan sering mengawal Jokowi kemanapun bertugas sehingga mereka yang lebih memahami bagaimana sifat dan perilaku Jokowi
dalam keseharianya menjadi pemimpin 4.
Pegawai Pemkot Surakarta adalah orang yang paling memahami sejarah dan gaya kepemimpinan Jokowi karena menjadi bagian Pemerintahan
Surakarta sejak awal sebelum Jokowi menjabat hingga pertama Jokowi menjabat sebagai Walikota Solo, sehingga mampu merasakan perbedaan
antara kepemimpinan Walikota sebelum Jokowi menjabat sampai setelah Jokowi menjabat, pegawai juga yang paling memahami bagaimana gaya
kepemimpinan yang Jokowi terapkan dalam mengatur pemerintahan Surakarta.
5. Warga Surakarta merupakan obyek pembangunan pemerintah Surakarta,
dalam hal ini warga Solo sendirilah yang lebih memahami bagaimana kepemimpinan Jokowi sebagai Walikota Solo untuk memajukan dan
mensejahterakan masyarakatnya.
6. Karena penelitian ini mengkaji filosofi kepemimpinan, maka tidak perlu
melibatkan pandangan pegawai dan masyarakat secara menyeluruh. Berbeda halnya apabila penelitian ini mengkaji tentang implikasi
kepemimpinan Jokowi.
3.4 Objek penelitian