Konservasi Keanekaragaman Hayati Keanekaragaman Hayati 1. Definisi Keanekaragaman Hayati

di bumi. Masing – masing ekosistem memiliki keanekaragaman spesies yang berbeda-beda. 3. Keanekaragaman ekosistem. Keanekaragaman ekosistem adalah keanekaragaman dan frekuensi terdapatnya ekosistem yang berbeda Suryati, dkk. 2007. Keanekaragaman ekosistem dapat dikenali melalui pengamatan terhadap lingkungan fisik, dimana lingkungan fisik yang berbeda melahirkan komunitas kehidupan yang berbeda.

2.1.2. Konservasi Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati merupakan sumber kekayaan genetik yang dapat membantu kesejahteraan manusia. Menurut Mangunjaya 2006 ada empat hal menonjol arti penting keanekaragaman hayati, yaitu : 1. Keanekaragaman hayati adalah sumber potensial kekayaan genetik dengan variasinya yang sangat besar nilainya bagi cadangan genetika pangan. 2. Keanekaragaman hayati di hutan merupakan satu-satunya harapan hidup manusia karena di sana terdapat obat-obatan alamiah. 3. Memiliki keanekaragaman hayati berarti memiliki pilihan option yang besar untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. 4. Memiliki keanekaragaman hayati berarti mempunyai kekayaan jenis yang bervariasi. Oleh karena keanekaragaman hayati memiliki arti yang sangat penting, maka konservasi keanekaragaman hayati sangat diperlukan untuk menjaga aset tersebut. Melestarikan keanekaragaman hayati dapat berarti mendukung kelangsungan pembangunan berkelanjutan dan dengan konservasi keanekaragaman hayati, berarti telah mempersiapkan untuk menghadapi perubahan di masa depan. Menurut Suryati, dkk. 2007 keanekaragaman hayati merupakan sumberdaya hayati yang dapat dikomersialisasikan oleh negara pemiliknya. Keberadaan keanekaragaman hayati dapat terancam apabila pemanfaatannya tidak memperhatikan lagi kondisi lingkungan hidup dengan hanya memperhatikan segi komersialisasinya saja. Ada 6 enam penyebab hilangnya keanekaragaman hayati, yaitu : 1. Populasi penduduk yang meningkat yang berakibat langsung pada konsumsi sumberdaya alam; 2. Penyempitan spektrum produk yang diperdagangkan dalam bidang pertanian, kehutanan, dan perikanan; 3. Sistem dan kebijakan ekonomi yang tidak member penghargaan kepada lingkungan dan sumberdayanya, seperti perubahan fungsi lahan pertanian menjadi wilayah pemukiman; 4. Ketidakadilan dalam kepemilikan, pengelolaan, dan penyaluran keuntungan dari penggunaan dan pelestarian sumberdaya hayati; 5. Kurangnya pengetahuan dan penerapan tentang keanekaragaman hayati; dan 6. Sistem hukum dan kelembagaan yang mendorong eksploitasi. 2.2. Wildlife 2.2.1. Definisi