Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Keaslian Penelitian

sebagainya. Berdasarkan permasalahan tersebut, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana kebijakan pemberantasan wildlife crime di Indonesia? 2. Bagaimana kondisi wildlife crime di Indonesia? 3. Bagaimana dampak kerjasama ASEAN-WEN terhadap upaya pemberantasan wildlife crime di Indonesia? 4. Apa dan bagaimana strategi pemberantasan wildlife crime melalui implementasi kerjasama ASEAN-WEN?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui kebijakan pemberantasan wildlife crime di Indonesia. 2. Mengetahui kondisi wildlife crime di Indonesia. 3. Mengkaji dampak kerjasama ASEAN-WEN terhadap upaya pemberantasan wildlife crime di Indonesia. 4. Merumuskan usulan strategi pemberantasan wildlife crime melalui implementasi kerjasama ASEAN-WEN.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai bahan masukan bagi unit manajemen dalam penyempurnaan implementasi kerjasama ASEAN-WEN untuk mendukung pelestarian tumbuhan dan satwa liar di Indonesia.

1.5. Keaslian Penelitian

Berdasarkan hasil pencarian data, penelitian tentang evaluasi dampak kerjasama Indonesia dalam ASEAN WEN terhadap upaya pemberantasan Wildlife Crime di Indonesia, belum pernah dilakukan. Adapun penelitian yang berkaitan dengan perdagangan tumbuhan dan satwa liar maupun yang berhubungan dengan wildlife crime diantaranya dapat dilihat pada Tabel 1.1: Tabel. 1.1. Penelitian Terkait No. Peneliti Judul penelitian Tujuan Hasil penelitian 1. Rudi Antoni 2005 Efektivitas Penerapan UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Terhadap Satwa Yang Dilindungi Studi Kasus Perdagangan Satwa Yang Dilindungi di Propinsi Lampung Mengetahui implementasi UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya Pelaksanaan penyelesaian pelanggaran Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 untuk menanggulangi tindak pidana terhadap satwa yang dilindungi masih kurang efektif. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan penyelesaian tindak pidana terhadap satwa liar yang dilindungi apabila dibandingkan dengan peredaran dan perdagangan satwa liar yang terjadi di Provinsi Lampung masih jauh dari yang diharapkan yaitu dalam 5 tahun terakhir hanya 243 kasus yang terungkap 2. Robert J. Lee, Antonia J. Gorog, Asri Dwiyahreni, Stephan Siwu, Jon riley, Harry Alexander, Gary D. Paoli, Widodo Ramono 2005 Wildlife Trade and Implications for Law Enforcement in Indonesia : a Case Study From North Sulawesi Mengetahui perdagangan satwa liar di Propinsi Sulawesi Utara Selama 2 tahun pengamatan ditemukan 6.963 individu mamalia liar yang diangkut untuk diperdagangkan dan 96.586 individu mamalia liar ditemukan diperdagangkan di 6 Pasar 3. Hans Nico A. Sinaga 2008 Perdagangan Jenis Kura-Kura Darat dan Kura-Kura Air Tawar di Jakarta Menganalisis perdagangan kura- kura darat dan air tawar di Jakarta dan menganalisis persepsi para pihak tentang konservasi jenis hayati Indonesia Jenis kura-kura darat dan air tawar yang diperdagangkan sebanyak 48 jenis, dimana 33,33 merupakan jenis asli dan 66,67 merupakan jenis asing. Diantaranya ada 3 jenis asli Indonesia yang telah dilindungi. Penguatan pengendalian peredaran satwa liar dapat dilakukan melalui penerbitan aturan khusus perdagangan satwa liar, revisi PP No. 7 Tahun 1999, dan pengalihan sebagian kewenangan pemanfaatan jenis ke daerah. 4. Chris R. Shepherd 2010 Illegal primate trade in Indonesia exemplified by surveys carried out over a decade in North Sumatra Mengkaji perdagangan primata di Propinsi Sumatera Utara serta mengusulkan rekomendasi untuk pengatan penegakan hukum terkait upaya konservasi Hasil survey selama satu dekade 1997 – 2008 di pasar- pasar hewan di Sumatera Utara terdapat 1.953 primata dari 10 spesies yang sering diperdagangkan, jumlah terbanyak adalah Kera Ekor Panjang 774 individu, Kukang 714 individu, dan Kera Ekor Babi 380 indovidu. Selain itu, No. Peneliti Judul penelitian Tujuan Hasil penelitian 6 enam dari jenis yang diamati merupakan jenis dilindungi di Indonesia 5. Hanry J. Lengkong 2011 Laju Degradasi Habitat Monyet Hitam Sulawesi Macaca nigra di Cagar Alam Gunung Duasudara Sulawesi Utara Mengamati keadaan habitat dan penyebaran monyet hitam sulawesi di Cagar Alam Gunung Duasudara dan aktifitas masyarakat yang terkait dengan keberadaan monyet hitam sulawesi di sekitar kawasan. Penyebaran populasi monyet hitam sulawesi tergantung pada ketersediaan sumber pakan dan perlindungan di dalam hutan. Tanpa usaha mengurangi perburuan dan perambahan hutan, populasi ini akan mengalami kepunahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA