Keuangan Daerah Kebutuhan Investasi Dan Sumber Pembiayaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 268 persen per tahun, di mana pendorong utamanya diharapkan dari industri makanan-minuman dan tembakau, industri kertas dan barang cetakan, dan industri pupuk kimia dan barang dari karet. Sementara itu sektor pertanian dalam arti luas diperkirakan tumbuh rata-rata 1,8 persen per tahun, di mana pendorong utamanya adalah diharapkan dari subsektor bahan makanan, perikanan dan peternakan.

C. Tercapainya Stabilitas Ekonomi Yang Mantap

Berdasarkan berbagai langkah kebijakan pada Bab-bab terdahulu, stabilitas ekonomi yang mantap selama periode 2006-2008, merupakan prasyarat penting untuk tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkesinambungan, akan terus dijaga.

4.2. PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

4.2.1. Keuangan Daerah

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD Propinsi di Jawa Timur Tahun 2004 sebesar Rp. 3,81 Trilyun jika dibandingkan dengan APBD tahun sebelumnya terjadi peningkatan yaitu dari Rp. 3,68 trilyun menjadi Rp. 3,81 Trilyun. Sumber penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah seluruh Pemerintah daerah di Jawa Timur Tahun 2004 adalah Dana Alokasi Umum DAU dari Pemerintah pusat serta Pendapatan Asli Daerah PAD yang berasal dari pendapatan daerah setempat. Jumlah Dana Alokasi Umum dan Dana Perimbangan seluruh KabupatenKota dan Propinsi di Jawa Timur pada tahun 2004 mencapai Rp. 10,44 Trilyun atau meningkat 4,97 dari alokasi DAU pada tahun sebelumnya. Sedangkan penerimaan dari total PAD sebesar 3,30 Trilyun atau naik 31,03 dibandingkan dengan pendapatan asli daerah tahun sebelumnya. Kondisi ini menunjukan berkurangnya ketergantungan keuangan Pemerintah Propinsi Jawa Timur terhadap Pemerintah pusat dengan mulai mengembangkan sumber-sumber pendapatan di daerah, sebagian besar dari realisasi penerimaan Pendapatan Asli Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 269 Daerah Pemerintah propinsi, disumbang dari Sub Pajak Daerah yaitu sebesar Rp. 1,91 Trilyun, selebihnya berasal dari Sub Pos lain-lain Pendapatan sebesar Rp. 208,20 Milyar, Sub Pos bagian laba dari Badan Usaha Milik Daerah sebesar Rp. 50,59 Milyar dan dari Retribusi Daerah sebesar Rp. 27,23 Milyar. Sedangkan penerimaan dana perimbangan sebagian besar berasal dari Sub Pos bagi hasil Pajak sebesar Rp. 353,04 Milyar dan Sub Pos bagi hasil bukan pajak sebesar Rp. 13,20 Milyar.

4.2.2. Kebutuhan Investasi Dan Sumber Pembiayaan

Berdasarkan analisis kebutuhan serta evaluasi permasalahan pokok pembangunan Jawa Timur, dengan asumsi ICOR 2008 = rata-rata ICOR selama 10 tahun 1995-2004 = 5,19 dan inflasi 7 , maka Atas Dasar Harga Konstan ADHK 2000, perkiraan kebutuhan investasi di Jawa Timur tahun 2005 Rp. 81,052 Trilyun , Tahun 2006 sebesar Rp. 93,348 Trilyun pada tahun 2007 sebesar Rp. 108,708 Trilyun, dan Tahun 2008 sebesar Rp. 121,645 Trilyun, sedangkan Atas Dasar Harga Berlaku ADHB perkiraaan kebutuhan investasi tahun 2005 Rp. 123,052 Trilyun , Tahun 2006 sebesar Rp. 152,170 Trilyun pada tahun 2007 sebesar Rp. 189,614 Trilyun, dan Tahun 2008 sebesar Rp. 227,033 Trilyun. Kebutuhan investasi tersebut dibiayai terutama dari tabungan dalam negeri, baik pemerintah maupun masyarakat. Dana-dana masyarakat tersebut selain langsung diinvestasikan sendiri, juga disalurkan antara lain melalui perbankan, pasar modal, atau lembaga keuangan lainnya seperti asuransi dan dana pensiun. Dengan pelaksanaan berbagai langkah terobosan, berbagai sumber dana dalam negeri diharapkan dapat ditingkatkan dan menjadi sumber dana investasi, antara lain melalui peningkatan penerimaan pajak dan bukan pajak, optimalisasi sumber daya alam misalnya melalui pencegahan pencurian sumber daya laut, serta sumber daya hutan dan mineral, serta optimalisasi dana terkait keagamaan seperti dana wakaf, zakat, dan sebagainya. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 270

4.3. PROYEKSI KEUANGAN JAWA TIMUR