Memperkuat dan Memperluas kemitraan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 274 dipublikasikan dan dijual pada investor langsung di pasar modal dengan menawarkan tingkat bunga Rate tertentu dan jangka waktu pengembalian maturity tertentu pula. Selanjutnya obligasi daerah berdasarkan jenis pinjaman atas pengembalian hutang pokok dan bunganya meliputi : 1. Obligasi Umum General Bond yaitu obligasi yang ditertibkan oleh pemerintah daerah baik propinsi maupun kabupaten kota untuk membiayai investasi dengan jaminan atas pembayaran kembali utang pokok dan bunganya adalah seluruh penerimaan pemerintah daerah tanpa transfer full faith and credit local government ; 2. Obligasi Pendapatan Revenue Bond yaitu obligasi yang diterbitkan oleh institusi pemerintah daerah atau BUMD untuk membiayai suatu proyek tertentu. Jaminan pembayaran kembali hutang pokok dan bunganya akan berasal dari penerimaan proyek tersebut ; dan 3. Obligasi Barelled atau Hybrid Obligation yaitu obligasi yang diterbitkan oleh institusi pemerintah daerah atau BUMD untuk membiayai suatu proyek tertentu. Jaminan pembayaran kembali hutang pokok dan bunganya akan berasal dari penerimaan daerah dan penerimaan proyek tersebut Selain perlunya kepercayaan dari masyarakat, lingkungan yang kondusif bagi dunia usaha serta semakin efesiensinya pemerintah provinsi juga ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerbiatan obligasi ini antara lain adalah : 1. Mendapat persetujuan dari DPRD 2. Analisa kemampuan pinjam 3. Analisa IRR 4. Analisa biaya hutang cost of Debt

4.4.4. Memperkuat dan Memperluas kemitraan

Kemitraan dengan swasta sudah merupakan tuntutan jaman sekarang ini, karena peranan pemerintah sudah mulai “berkurang”, sementara peranan swasta semakin meningkat terutama dalam sektor perekonomian. Prinsip kerjasama Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 275 kemitraan yang saling menguntungkan bagi pemerintahan, swasta dan masyarakat dilaksanakan melalui langkah-langkah: 1. Perumusan model-model kemitraan yang paling tepat dilakukan ; 2. Perumusan kriteria mitra yang potensial sebagai mitra pemerintah propinsi ; dan 3. Terciptanya model-model kerjasama antara pemerintah dengan swasta, pemerintah dengan masyarakat, dan antar swasta dengan masyarakat dalam kegiatan usaha ekonomi, penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana pelayanan. Banyak pendekatan yang dapat diterapkan dalam rangka meningkatkan kemitraan pemerintah-swasta, namun tidak semua jenis prasarana dan sarana dapat dikerjasamakan, ada bagian-bagian tertentu yang memungkinkan dapat dilakukan. Bagaimanapun, calon investor hanya mau diukur dengan kriteria financial atau ekonomi, seperti Benefit Cost Ratio BCR, Net Persent Value NPV, Internal Rate of Return IRR, dan Pay Back Period. Oleh karena itu, dimasa mendatang dituntut adanya kemampuan aparat atau pejabat pemerintah Provinsi untuk memberikan kondisi yang kondusif bagi swasta untuk mengadakan kemitraan di bidang penyediaan pelayanan jasa bagi masyarakat. Bentuk kerjasama dapat dilakukan melalui :

1. Leasses and Concessions LC

Model pembiayaan ini mencakup periode yang panjang dan komitmen pendanaan yang cukup besar. Dibawah kondisi lease, Pemerintah menyediakan saranafasilitas dan kontraktor mengoperasikan saranaperalatan. Kontraktor membayar Pemerintah untuk penggunaan saranaperalatan selama periode kontrak, dan kontraktor berhak mengumpulkan biaya dari tarif pengoperasian tersebut. Selanjutnya dibawah kondisi Concessions, hampir sama dengan lease , tetapi lebih memberikan kewajiban kepada kontraktor untuk menambah investasi infrastruktur. Model konsesi lebih diarahkan pada pelayanan transportasi perkotaan, air bersih, pengelolaan air limbah dan telekomunikasi. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 276

2. Built, Operate and Transfer BOT

Ide dari model BOT ini adalah pihak swasta diberi hak untuk membangun prasarana, mengoperasikannya dan menerima jasa pelayanan selama masa tertentu dan akhirnya setelah kontrak habis ditransfer menjadi milik Pemerintah. Model ini juga telah dikembangkan seperti misalnya Built, Operate, Own, Transfer BOOT.

3. Public Private Partnership.

Ide dari model ini adalah Pemerintah membentuk perusahaan bersama dengan swasta . Pemerintah berkontribusi tanah, prasarana yang sudah ada atau modal. Pihak swasta akan memberikan kontribusi tenag aahli dan modal.

4. Dana Pembangunan Prasarana

Pemerintah menyediakan dana pinjaman yang dapat digunakan untuk pembangunan prasarana oleh Pemerintah Daerah. Dalam hal ini dulu dilakukan oleh Departemen Keuangan berupa Regional Development Account RDA. RDA untuk saat ini perlu diintroduski kembali , karena diperlukan dalam rangka mengatasi kejadian yang un-predictable dan membutuhkan pembiayaan yang besar, misalnya kebakaran pasar disuatu wilayah yang memerlukan penanganan segara dengan dana yang cukup besar.

4.4.5. Pembiayaan Pembangunan Dengan Pola Cost-Sharing Antara