Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 263
BAB IV KERANGKA EKONOMI REGIONAL
DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
Kerangka ekonomi makro dan pembiayaan pembangunan memberikan gambaran mengenai kemajuan ekonomi yang akan dicapai pada tahun 2006 –
2008, berdasarkan berbagai langkah kebijakan yang telah dituangkan dalam ketiga agenda pembangunan, dan pembiayaan pembangunannya
4.1. KERANGKA EKONOMI REGIONAL
4.1.1. Kondisi Ekonomi Tahun 2004
Kondisi ekonomi makro Jawa Timur pada tahun 2004 menunjukkan adanya pertumbuhan positif sebesar 5,43 . Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur
tersebut meningkat dibandingkan pada tahun 2003 yang hanya tumbuh sebesar 4,11 . Pertumbuhan sebesar 5,43 didorong oleh percepatan pertumbuhan
disemua sektor, hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan kegiatan ekonomi di Jawa Timur terus berlangsung dan semakin membaik, bila diukur dengan Produk
Domestik Regional Bruto PDRB Atas Dasar Harga berlaku pada tahun 2003 telah mencapai Rp. 254.380 milyar, atau meningkat sebesar 13,59, bila dibandingkan
dengan tahun 2004 yang telah mencapai Rp. 288.949 milyar. Sedangkan atas dasar harga konstan ’93 PDRB telah mencapai Rp. 63.252 milyar atau meningkat
sebesar 5,27 , bila dibandingkan dengan tahun 2004 yang telah mencapai Rp. 66.689 milyar. Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang cukup tinggi tersebut
didukung oleh kondisi makro ekonomi Indonesia yang relatif stabil ditandai dengan inflasi yang relatif rendah sebesar 5,92 untuk Jawa Timur sedangkan
Nasional sebesar 6,40 . Nilai tukar rupiah yang relatif stabil pada kisaran rata- rata Rp. 9.400 – Rp. 9.600,- per dollar AS dan tingkat suku bunga SBI yang
rendah sebesar 7,33 serta suku bunga kredit yang cenderung menurun merupakan stimulus bagi perkembangan ekonomi Jawa Timur.
Pada sisi pengeluaran peranan konsumsi dalam perekonomian Jawa Timur masih tetap memegang peranan penting. Indikator peningkatan konsumsi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 264
secara nominal volume penjualan perdagangan eceran mengalami kenaikan. Peningkatan konsumsi tersebut disumbang oleh kenaikan penjualan kelompok
makanan, minuman dan tembakau, peralatan rumah tangga, bahan konstruksi, alat tulis, bahan kimia, bahan bakar dan suku cadang.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada tahun 2004 didorong oleh percepatan pertumbuhan ekonomi sebagian besar sektor kecuali sektor pertanian
serta sektor pertambangan dan penggalian yang mengalami perlambatan pertumbuhan masing-masing tumbuh sebesar 3,16 dan 2,53 . Sedangkan
sektor-sektor yang mengalami percepatan pertumbuhan yaitu sektor industri pengolahan sebesar 4,14 , sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 13,15 ,
sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 8,48 . Perkembangan moneter di Jawa Timur selama tahun 2003 sangat terkait erat dengan perkembangan
moneter Nasional yang diwarnai oleh menurunnya trend laju inflasi, menurunnya suku bunga dan menguatnya nilai tukar rupiah. Kestabilan ekonomi makro jangka
pendek tersebut juga memberikan dampak langsung maupun tidak langsung terhadap perkembangan ekonomi moneter di Jawa Timur. Inflasi di Jawa Timur
pada tahun 2003 menurun menjadi 4,4 lebih rendah bila dibandingkan tahun 2002 sebesar 9,27 dan pada tahun 2004 sebesar 5,92 dan diharapkan dapat
mendorong perkembangan di sektor riil yakni meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja. Perkembangan transaksi pasar modal, khususnya
transaksi saham di Bursa Efek Surabaya BES dalam tahun 2002 mengalami peningkatan cukup signifikan, begitu juga pada tahun 2003 peningkatan kinerja
perdagangan saham Bursa Efak Surabaya ditunjukkan oleh meningkatnya Indeks Harga Saham Gabungan IHSG dan volume perdagangan saham. IHSG
meningkat 122,51 point dari 252,51 pada akhir tahun 2002 menjadi 375,02 pada akhir tahun 2003.
Di sektor Perbankan tahun 2003 terdapat persetujuan kredit baru oleh perbankan sebesar Rp. 21,52 trilyun atau meningkat 9,72 dibandingkan tahun
sebelumnya sebesar 19,61 trilyun, begitu juga pada tahun 2004. Di sektor ekonomi alokasi kredit ke sektor perindustrian masih tetap memiliki pangsa
teringgi sebesar Rp. 16,13 trilyun atau 38,71 , diikuti kredit sektor lain-lain
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD 265
sebesar Rp. 9,17 trilyun atau 22,01 , dan sektor perdagangan, restoran dan hotel sebesar Rp. 8,88 trilyun atau 21,31 , sedangkan sisanya sebesar Rp. 7,49
trilyun atau 17,97 . disalurkan kepada 7 sektor lainnya. Peranan ekspor dan impor Jawa Timur semakin merosot, kalau beberapa
tahun kebelakang berkisar antara 45 – 67 , namun sekarang hanya berkisar 41 – 64 saja. Penurunan peranan nilai ekspor dan impor diakibatkan selain
bertambah besarnya nilai komponen penggunaan yang lain, juga adanya peningkatan nilai tukar rupiah terhadap dolar, serta adanya kebijakan-kebijakan
dalam menata aturan ekspor dan impor.
4.1.2. Lingkungan Eksternal Dan Internal Tahun 2006–2008.