The Economic Values of Gunung Halimun National Park and its Utilization for the Local People.

N I L A I MANFAAT EKONOMI DAN PEMANFAATAN
TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN
BAG1 MASYARAKAT

OLEH :
W I D A D A

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

ABSTRAK

WIDADA. Nilai Manfaat Ekonomi dan Pemanfaatan Taman Nasional
Gunung Halimun bagi Masyarakat. Dibimbing oleh DUDUNG
DARUSMAN sebagai ke tua komisi pembimbing, AN1 MARDIASTUTI dan
NURHENI WIJAYANTO masing-masing sebagai anggota komisi.
Nilai manfaat ekonomi Taman Nasional Gunung Halimun (TNGH)
berdasarkan analisis nilai ekonomi total (NET) adalah sebesar Rp 439,75
milyar per tahun, terdiri dari nilai penyerap karbon Rp 429,77 milyar (97,73%),
nilai ekowisata Rp 1.27 milyar (0,29%, nilai air (domestik dan pertanian) Rp

6,64 rnilyar (1,5I0h),nilai pelestarian Rp 0,67 rnilyar (0,15°h), nilai pilihan Rp
0,76 milyar (0,17%), dan nilai keberadaan sebesar Rp 0,64 milyar (0,15%).
Apabila nilai penyerap karbon tidak diperhitungkan, maka NET TNGH
sebesar Rp 9,57 milyar, dengan nilai ekonomi air (domestik dan pertanian)
menunjukkan yang proporsi tertinggi (66,58%), kemudian nilai ekowisata
(12,70°h), nilai pilihan (7,63%), nilai pelestarian (6,70%), dan nilai keberadaan
(6,40%).
Masyarakat desa penyangga pada umumnya (90,34%) adalah petani
dan kondisi sosial ekonomi mereka sangat memprihatinkan, yaitu: 93,18%
hanya berpendidikan SD ke bawah, dan pendapatan per kapita rata-rata
sebesar Rp 93.2101bulan.
Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang
memprihatinkan tersebut menyebabkan sebagian dari mereka masih
melakukan aktivitas yang sifatnya negatif (contohnya: pencurian kayu,
perambahan hutan, dan penambangan emas tanpa ijin), sehingga ha1
tersebut akan mengancam kelestarian TNGH.
Faktor-faktor
dominan
yang
mempengaruhi

pengembangan
pemanfaatan TNGH untuk ekowisata, penelitian, dan pendidikan, antara lain:
( I ) promosi TNGH, (4) pemeliharaan fasilitas dan sarana - prasarana untuk
ekowisata; penelitian; dan pendidikan, (3) pengembangan kerjasama
kelembagaan, dan (4) peningkatan capacity building organisasi Balai TNGH.

ABSTRACT
WIDADA. The Economic Values of Gunung Halimun National Park and
its Utilization for the Local People. Supervisor: DUDUNG DARUSMAN,
Co-supervisors: (1) AN1 MARDIASTUTI and (2) NURHENI WIJAYANTO.
Gunung Halimun National Park (GHNP) has enormous benefit for
people. Through the economic valuation, this research found out that the total
economic value (TEV) was Rp 439.75 billion per year, consisting of carbon
sink value (97.73%), water value for domestic and agriculture uses (1.51%),
ecotourism value (0.29%), option value (0.17%), preservation value (1.51%),
and existence value (0.15%). If the carbon sink value is excluded, the TEV
reachs Rp 9.57 billion, with the highest of the water value (66.58%), followed
by ecotourism value (12.70%). Considering the budget for the park
management in 2002 was about Rp 2 billion, conservation activities was
proven to be very supportive to the economic development, even considered

as efficient in a business term.
The socio - economic level of the local community (93.34% farmers)
was very low, a monthly income only Rp 93,210, education level of 93.18%
elementary school or lower. The poor of their social and economic caused
the negative attitude of the local people (e.g. illegal logging, encroachment,
and illegal mining) which threat the sustainability of the park.
The dominant factors for the utilization (for ecotourism, research, and
education) based on SWOT analysis were promotion of the program
utilization, maintenance of the facilities and equipment of the park,
improvement of the institution collaboration, and improvement of the capacity
building of GHNP organization.

SURATPERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Disertasi yang berjudul:

NlLAl MANFAAT EKONOMI DAN PEMANFAATAN
TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN
BAG1 MASYARAKAT
adalah benar-benar merupakan hasii karya saya sendiri dan belum pernah

dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah
dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor,

Juni 2004

W i d a d a
NRP E016010071

N I L A I MANFAAT EKONOMI DAN PEMANFAATAN
TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN
BAG1 MASYARAKAT

OLEH :
WIDADA

Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor
pada

Program Studi llmu Pengetahuan Kehutanan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

Judul Disertasi

:

N l l A l MANFAAT EKONOMI DAN PEMANFAATAN
TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN
BAG1 MASYARAKAT

Nama

:

WIDADA


NRP

:

E016010071

Program Studi

: ILMU PENGETAHUAN KEHUTANAN
Menyetujui
1. Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Dudunq Darusman, MA
Ketua

Dr. Ir. Ani Mardiastuti, MSc
Anggota

2. Ketua Program Studi llmu
Pengetahuan Kehutanan


Dr. Ir. lrdika Mansur, M.For.Sc.
NIP. 131 887 499
Tanggal Lulus: 3 4 JVN

Dr. Ir. Nurheni Wiiayanto, MS
Anggota

3.

Dekan Sekolah Pascasarjana

Penulis dilahirkan di Boyolali, Jawa Tengah pada tanggal 13 Maret 1961,
merupakan putra kedua dari enam bersaudara dari keluarga Bapak Ahmad
Musthofa dan Ibu Siti Maghfiroh (alm).
Lulus SD Negeri II Kacangan (Boyolali) pada tahun 1973, SMP A1 lslam
Surakarta lulus pada tahun 1976, SMA Al lslam Surakarta lulus pada tahun 1980,
mendapatkan gelar Sarjana Kehutanan dari Jurusan Manajemen Hutan

- Fakultas


Kehutanan IPB pada tahun 1986, dan memperoleh gelar Magister Manajemen (MM)
dari Program Studi Magister Manajemen Agribisnis

- Program Pascasarjana IPB

pada tahun 1996.
Tahun 2001 penulis masuk Program S3 Pascasarjana pada program Studi
llmu Pengetahuan Kehutanan. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Doktor,
penulis menyusun Disertasi dengan judul "Nilai Manfaat Ekonomi dan Pemanfaatan
Taman Nasional Gunung Halimun bagi Masyarakat", dengan dibimbing oleh Komisi
Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Dudung Darusman, MA, sebagai Ketua, Dr. Ir. Ani
Mardiastuti, MSc. dan Dr. Ir. Nurheni Wijayanto, MS masing-masing sebagai
Anggota Komisi Pembimbing
Pada tahun 1987 penulis diterima sebagai pegawai Departemen Kehutanan
Direktorat Jenderal PHPA dengan jabatan terakhir (1998

- 2001)

sebagai Kepala


Seksi Konservasi pada Balai Taman Nasional Gunung Halimun. Penulis menikah
pada tahun 1989 dengan istri bernama Uliana Riani yang pada saat ini dikaruniai
dua putra, yaitu Adil Fajar Widrian (14 tahun) dan Agrianita Widian (9 tahun).

PRAKATA
ALHAMDULILLAAHI RABBIL 'AALAMIIN, berkat rahmat dan karunia Allah SVVT
maka penulis dapat menyelesaikan studi S3 dengan menyusun disertasi berjudul:
Nilai Manfaat Ekonomi dan Pemanfaatan Taman Nasional Gunung Halimun
(TNGH) bagi Masyarakat. Penulisan disertasi ini dilatarbelakangi oleh keinginan

penulis ikut memberikan kontribusi konsep dan pemikiran tentang pembangunan
konservasi yang selaras dengan pembangunan ekonomi masyarakat lokal sehingga
pengeloiaan kawasan konservasi akan menjadi lebih efektif.
Penulis menyampaikan terima kasih yang sangat besar dan penghargaan
yang tinggi kepada:
1.

Prof. Dr. Ir. Dudung Darusman, MA sebagai Ketua Komisi Pembimbing, Dr. Ir.
Ani Mardiastuti, MSc. dan Dr. Ir. Nurheni Wijayanto, MS, sebagai Anggota

Komisi Pembimbing. Penulis sangat bangga dan hormat kepada beliau bertiga
yang selalu memberikan arahan dan bimbingan dengan penuh perhatian dan
kesabaran, disamping mampu berperan tidak hanya sebagai guru, akan tetapi
juga mampu berperan sebagai pendidik, orang tua, dan sekaligus sebagai
sahabat yang sangat baik.

2.

Prof. Dr. Ir. Bunasor Sanim, MSc, Guru Besar Fakultas Ekonomi Manajemen
IPB, dan Dr. Ir. Sunaryo, MSc, Staf Ahli Menteri IV Bidang Kemitraan,
Departemen Kehutanan, sebagai Penguji Luar Komisi pada ujian terbuka
program doktor, atas arahan, saran dan kritik yang diberikan.

3.

Dr. Ir. Rinekso Soekmadi, MSc.F, Ketua Jurusan Konservasi Sumberdaya
Hutan

-


Fahutan IPB, sebagai Penguji Luar Komisi pada ujian tertutup

program doktor, dan Dr. Ir. Hajrial Aswidinnor, MSc, Sekretaris

Program

Doktor Sekolah Pascasarjana IPB program doktor, sebagai pimpinan sidang
ujian tertutup, atas arahan, saran, koreksi, dan kritik yang diberikan.

4.

Prof. Dr. Ir. Sjafrida Manuwoto, MSc, Dekan Sekolah Pascasarjana IPB,
dan Dr. Ir. lrdika Mansur, M.For.Sc, Ketua Program Studi llmu
Pengetahuan

Kehutanan,

serta

para

Staf

Pegawai

Sekolah

Pascasarjana IPB, atas arahan dan pelayanan yang baik selama
penulis mengikuti program S3.

5.

Prof. Ir. Yusuf Sudohadi, M.Agr, Wakil Rektor Ill IPB, sebagai pimpinan sidang
ujian terbuka, atas arahan dan tanggapan yang sangat positif terhadap hasil
penelitian ini.

6.

Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam dan Sekretaris
Jenderal Departemen Kehutanan yang pada waktu itu masing-masing dijabat
oleh Ir. Wahjudi Wardojo, MSc. dan Ir. Harsono, atas pemberian kesempatan
mengikuti Program S3 di dalam negeri dengan Tugas Belajar Doktor (S3) pada
tahun 2001, di lnstitut Pertanian Bogor.

7.

Ir. Adi Susmianto, MSc, Direktur Konservasi Kawasan sekaligus Kepala Balai
TNGH yang pertama, dan Ir. Sudarmadji, Kepala Balai TNGH yang kedua,
serta Dr. Ir. Dwi Setiyono, MSc, Kepala Balai TNGH yang menjabat saat ini,
atas dukungan, dorongan, dan arahan-arahan sehingga penulis mendapatkan
kesempatan studi S3.

8.

Ir. Tri Wibowo, Direktur Penanggulangan Kebakaran Hutan atas dukungan,
dorongan, dan arahan-arahan yang diberikan selama penulis mengikuti
program studi S3.

9.

Mr. Kojiro Mori (JICA Team Leader, Biodiversity Conservastion Project [BCP])
dan Mr. Hiroshi Kobayashi (JICA Expert - BCP / JICA Expert - Gunung
Halimun Salak National Park Management Project) atas dukungan dan
bantuan pada saat sebelum dan selama mengikuti program studi S3.

10.

Prof. Yasuhiko Taki

-

President Nagao Natural Environment Foundation

(NEF), Dr. Makoto Komoda - Director NEF, dan Ms. Keiko Ando - NEF, atas
dukungan yang diberikan sehingga penelitian ini dapat dibiayai melalui NEF
Research Grant Programme.
11.

Ir. Agus Setiawan, MSi, Ir. Agus Priyono Kartono, MSi, Ir. Syukur Umar, MSc,
Ir. Suheri, MSi, dan rekan-rekan Mahasiswa Pascasarjana IPB atas bantuan
dan kesediaan memberikan masukan dan saran-saran selama penelitian dan
penyusunan disertasi.

12.

Keluarga besar Balai Taman Nasional Gunung Halimun yang berada di Kantor
Balai TNGH Kabandungan, di tiga Kantor Seksi Wilayah (Bogor, Lebak, dan
Sukabumi), di sepuluh Kantor Resort, dan di Stasiun Penelitian Cikaniki, atas
bantuan selama penelitian dan penyusunan disertasi ini.

13.

Bapak dan Ibu serta keluarga besar yang ada di Sragen dan keluarga mertua
di Sleman atas doa restu dan dorongannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan program S3.

14.

lstri penulis Uliana Riani dan kedua anak penulis, yaitu Adil Fajar Widrian dan
Agrianita Widian, atas dorongan, pengorbanan, doa dan kesabarannya
sehingga

dapat

memperkuat

tekad

dan

semangat

penulis

dalam

menyelesaikan program S3.
15.

Kepada semua pihak yang telah membantu penulis, tetapi tidak dapat
disebutkan satu per satu dalam tulisan ini.
Atas semua kebaikan tersebut di atas, semoga Allah S W memberikan

balasan kebaikan dengan berlipat ganda. Harapan penulis, semoga hasil penelitian
ini bermanfaat bagi semua stakeholders TNGH dalam rangka mendukung
pengelolaan TNGH berkelanjutan yang bermanfaat bagi masyarakat, demikian juga
bermanfaat bagi diri penulis dan para pembaca.
Bogor,

Juni 2004
Penulis

DARTAR IS1
Halaman
RIWAYAT HIDUP..................................................................................... viii
PRAKATA................................................................................................ ix
DAFTAR IS1............................................................................................. xiii
DAFTARTABEL.......................................................................................
DAFTAR GAMBAR ............................

xv

................................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................xviii
I.

PENDAHULUAN.............................................................................................

1

A . Latar Belakang.............................................................................. I
B. Perumusan Masalah dan Tujuan.............................................................. 6
C . Manfaat Penelitian..........................................................................

7

D. Pengertian................................................................................

7

E. KerangkaPemikiran ....................................................................... 8
II.

TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................

11

A . Konservasi Sumber Daya Alam Hayati............................................... 11
B. Taman Nasional............................................................................ 12
C . Manfaat Kawasan Konservasi.......................................................... 14

D. Konsep Nilai Manfaat Ekonomi......................................................... 17

E. Metode Penilaian Ekonomi........................................................... 20
F. Hasil-Hasil Studi Penilaian Ekonomi SDA di Indonesia........................... 26
G . Persepsi...................................................................................... 27
H. Analisis SWOT .............................................................................. 30
Ill. METODA PENELITIAN....................................................................

33

A . Tempat dan Waktu Penelitian........................................................... 33
B. Ruang Lingkup Penelitian........................................................... 34

C . Pendugaan Nilai Ekonomi Total TNGH .................................................... 34
D. Analisis Persepsi Masyarakat................................................................... 41
E. Analisis Kondisi Biofisik dan Sosekbud.................................................... 42
F. Analisis Strategis.....................................................................................43
G . Analisis SWOT ..........................................................................................44

Maaf, Halaman Ini Pada Sumber Aslinya Memang Tidak Ada
Sorry, This Page Is Not Available In The Original Source

DAFTAR TABEL
No.

Teks

Halaman

1. Karakteristik manfaat kawasan konservasi ........................................

16

2. Klasifikasi nilai dan metode penilaian sumber daya hutan .....................

22

3. Beberapa studi penilaian ekonomi sumber daya lingkungan..................

26

4 . Matrik SWOT ..............................................................................

32

5. Sejarah pengelolaan TNGH ............................................................

46

6 . Sungai-sungai utama yang mengalir dari TNGH .................................. 51

7 . Jenis kunjungan ke TNGH yang bersifat pendidikan selama tahun 2000 .
April 2003 ................................................................................... 57
8 . Kondisi gangguan kawasan TNGH. tahun 2002................................... 59

9. Tata guna lahan 13 sampel desa penyangga TNGH ............................

62

10. Jumlah penduduk. tingkat pendidikan dan pekerjaan penduduk di 13
sampel desa penyangga TNGH ....................................................... 64
11. Bantuan usaha pedesaan yang diberikan Balai TNGH dari 1994 .
2002 ...

67

12. Distribusi pengunjung nusantara berdasarkan asal daerah dan tujuan
kunjungan................................................................................... 77
13. Distribusi jumlah pengunjung. rata-rata lama kunjungan. dan rata-rata
biaya perjalanan dari masing-masing zona .........................................

79

14. Derajat kunjungan per 1000 penduduk per tahun untuk setiap zona ........

80

15. Ringkasan hasil perhitungan nilai ekowisata TNGH .............................. 85

16. Total nilai air domestik bagi masyarakat desa yang berbatasan langsung
dengan TNGH .............................................................................. 99
17. Total nilai air sawah bagi masyarakat desa yang berbatasan langsung
dengan TNGH ...................................................................................... 102
18. Keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa TNGH ............................ 108
19. Luas kawasan TNGH berdasarkan penutupan lahan............................ 111
20. Emisi gas COz dari beberapa negara industri dan Indonesia.................. 112
21. Ringkasan hasil perhitungan nilai ekonomi total TNGH ......................... 121
22 . Ringkasan hasil perhitungan nilai ekonomi total TNGH tanpa memasukkan nilai serapan karbon.................................................................122

23. Distribusi tingkat persepsi masyarakat berdasarkan aspek-aspek pengelolaan dan pelestarian TNGH .......................................................... 133
24. Karakteristik responden stakeholders berdasarkan asal lembaga............ 141
25. Faktor-faktor kekuatan ekowisata TNGH ............................................ 149
26. Faktor-faktor kelemahan ekowisata TNGH......................................... 152

27 . Faktor-faktor peluang ekowisata TNGH............................................. 155
28 . Jumlah wisatawan mancanegara tahun 1989 sampai 2001 .................... 156
29. Faktor-faktor ancaman ekowisata TNGH........................................... 159
30. Matrik SWOT pemanfaatan TNGH untuk ekowisata.............................

163

31. Faktor-faktor kekuatan program penelitian TNGH................................ 168
32 . Faktor-faktor kelemahan program penelitian....................................... 171
33. Faktor-faktor peluang penelitian TNGH............................................. 173
34 . Faktor-faktor ancaman program penelitian......................................... 176
35 . Matrik SWOT pemanfaatan TNGH untuk penelitian.............................. 181
36. Faktor-faktor kekuatan program pendidikan TNGH.................................... 184
37. Faktor-faktor kelemahan program pendidikan TNGH................................. 187
38 . Faktor-faktor peluang program pendidikan TNGH...................................... 190
39. Faktor-faktor ancaman program pendidikan TNGH.................................... 196
40 . Matrik SWOT Pemanfaatan TNGH untuk Pendidikan........................... 200

DAFTAR GAMBAR

No.

Teks

Halaman

1. Skema Kerangka Pemikiran Penelitian .............................................

10

2 . Klasifikasi Nilai Ekonomi Kawasan Konservasi ................................... 18
3 . Data curah hujan di kawasan TNGH berdasarkan empat stasiun pengukur curah hujan ............................................................................ 50

4 . Pemanfaatan TNGH untuk ekowisata. pendidikan. dan atau penelitian....

54

5 . Jumlah pengunjung TNGH tahun 1998 sampai dengan 2002 .................

55

6. Cara masyarakat memenuhi kebutuhan air ........................................

68

7 . Bagan sederhana pengaliran air dari sumber langsung ke rumah...........

69

8. Sistem pengaliran air dari sumber (rnata air) melalui bak primer dan sekunder sampai ke bak rumah tangga................................................. 70
9. Sistem pengaliran dari bak sekunder ke bak rumah tangga. di Kampung
Cisangku Desa Malasari................................................................ 71
10. Saluran irigasi sederhana atau irigasi dengan bangunan saluran semi
permanen................................................................................... 73
11. Distribusi asal pengunjung nusantara TNGH......................................

74

12. Distribusi pengunjung mancanegara TNGH.......................................

75

13. Distribusi pengunjung berdasarkan kelompok umur. tingkat pendidikan.
pekerjaan. dan penghasilan ...........................................................

76

14. Distribusi pengunjung berdasarkan tujuan kunjungan.........................

77

15. Distribusi rata-rata biaya perjalanan keseluruhan zona pengunjung
nusantara.................................................................................... 80
16. Diagram perbandingan antara kesediaan membayar. nilai yang dibayarkan dan surplus konsumen dari nilai ekowisata TNGH .........................

86

17. Perbandingan antara kesediaan membayar. nilai yang dibayarkan dan
surplus konsumen dari nilai ekowisata dari masing-masing zona ............

86

18. Model prinsip-prinsip dan nilai ekoturisme berkelanjutan.......................

90

19. Distribusi responden berdasarkan kelompok umur............................... 91
20 . Distribusi responden (orang) berdasarkan tingkat pendidikan.................

92

21. Distribusi responden berdasarkan luas panen (ha per tahun) .................

93

22 . Distribusi responsden berdasarkan pendapatan per kapita anggota
keluarganya................................................................................. 94
23 . Rata-rata pendapatan per kapita responden di masing-masing desa .......

95

24 . Rata-rata luas pemilikan lahan dan luas panen di masing-masing desa 96
contoh........................................................................................
25 . Diagram perbandingan antara kesediaan membayar. nilai yang
dibayarkan dan surplus konsumen dari nilai air domestik bagi masyarakat
desa yang berbatasan langsung dengan TNGH..................

99

26 . Diagram perbandingan antara kesediaan membayar. nilai yang dibayarkan dan surplus konsumen dari nilai air pertanian bagi masyarakat desa
yang berbatasan langsung dengan TNGH .......................................... 102
27 . Perbandingan nilai ekonomi air domestik TNGH dengan air PAM Kabupaten Bogor................................................................................. 106
28 . Distribusi nilai air yang dibayar dan nilai kesejahteraan bagi masyarakat 105
sekitar Taman Nasional Gunung Halimun..........................................
29 . Nilai manfaat dan biaya pengelolaan TNGH ...................................... 125
30. Distribusi nilai total ekonomi berdasarkan nilai guna. nilai pilihan. dan
nilai non penggunaan..................................................................... 126
31. Tingkat persepsi masyarakat di 13 sampel Desa Penyangga................. 131
32. Distribusi tingkat persepsi masyarakat di masing-masing Desa
Penyangga............................................................................ 132
33. Pandangan manusia terhadap ruang dan waktu .................................. 137
34. Hirarki (H) Kebutuhan Abraham Maslow............................................ 138
35 . Karakteristik responden stakeholder berdasarkan tingkat pendidikan dan
latar belakang pendidikannya........................................................... 139
36. Perkembangan jumlah pengunjung (orang) ke tiga lokasi ekowisata........ 148
37. Matrik SPACE Pemanfaatan TNGH untuk Ekowisata........................... 164
38. Matrik SPACE Pemanfaatan TNGH untuk Penelitian............................ 182
39 . Matrik SPACE Pemanfaatan TNGH untuk Pendidikan.......................... 201
40 . Strategi Pengembangan Pemanfaatan Ekowisata TNGH ...................... 205
41 . Strategi Pengembangan Pemanfaatan Penelitian TNGH...................... 206
42 . Strategi Pengembangan Pemanfaatan TNGH untuk Pendidikan............. 207

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Teks

Halaman

1. Peta lokasi penelitian di 13 desa penyangga Taman Nasional Gunung
Halimun..............................................................................

225

2. Jumlah Penduduk desa-desa penyangga Taman Nasional Gunung
Halimun.....................................................................................

226

3 . Jumlah Penduduk di wilayah kecamatan-kecamatan sekitar kawasan
Taman Nasional Gunung Halimun...................................................

228

4 . Penentuan Nilai Ekonomi Ekowisata................................................

229

5 . Penentuan Nilai Ekonomi Air Rumah Tangga ....................................

232

6 . Penentuan Nilai Ekonomi Air Pertanian............................................

243

7. Hasil Survey karakteristik pemanfaatan air rumah tangga dan air
pertanian. serta data willingness to pay masyarakat terhadap nilai
keberadaan. pilihan dan nilai pelestarian..........................................

254

8 . Rekapitulasi
Karakteristik Pengunjung TNGH dan Data Biaya
Perjalanan..................................................................................

266

9. Perhitungan SWOT Pemanfaatan TNGH untuk Ekowisata...................

270

10. Perhitungan SWOT Pemanfaatan TNGH untuk Penelitian....................

271

11. Perhitungan SWOT Pemanfaatan TNGH untuk Pendidikan..................

272

12. Topik-Topik Penelitian di TNGH Berdasarkan Manajemen Pengelolaan
Stasiun Penelitian Tahun 2001 .......................................................
273
13. Judul-judul penelitian di TNGH. tahun1992 - 2003 .............................

275

14. Struktur Organisasi Pengelolaan Riset Stasiun Cikaniki.......................

284

xix

II. TINJAUAN PUSTAKA
A.

Konservasi Sumberdaya Alam Hayati
Menurut UU Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam

Hayati (KSAH) dan Ekosistemnya, konservasi sumberdaya alam hayati adalah
pengelolaan sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara
bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara
dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.

Sasaran konservasi

tersebut mencakup tiga hall yaitu 7) Perlindungan sistem penyangga kehidupan,
yaitu: menjamin terpeliharanya proses ekologis yang menunjang sistem penyangga
kehidupan bagi kelangsungan pembangunan dan kesejahteraan manusia;
Pengawetan

sumber

plasma

nuffah,

yaitu:

menjamin

2)

terpeliharanya

keanekaragaman genetik dan tipe-tipe ekosistemnya sehingga mampu menunjang
pembangunan, ilmu pengetahuan dan teknologi yang memungkinkan pemenuhan
kebutuhan

manusia

yang

menggunakan

sumberdaya

alam

hayati

bagi

kesejahteraan, dan 3) Pemanfaatan secara lestari, yaitu: mengendalikan cara-cara
pemanfaatan sumberdaya alam hayati sehingga menjamin kelestariannya. Melihat
ketiga sasaran tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tujuan KSDAH pada
dasarnya adalah untuk kepentingan kehidupan dan peningkatan kesejahteraan
manusia.
lndonesia merupakan salah satu pusat keanekaragaman hayati dunia.
Dibandingkan dengan negara-negara Asia-Pasifik, lndonesia memiliki lndeks
Keanekaragaman Hayati (Biodiversity Index) tertinggi (Paine 1997). Akan tetapi,
menurut Paine (1997), walaupun memiliki Biodiversity Index tertinggi, lndonesia
memiliki indeks konservasi (Consen/ation Index) yang rendah, artinya upaya
perlindungan terhadap sumberdaya alam hayati tersebut masih lebih rendah

dibandingkan dengan yang diperlukan. Kekayaan biologis (sumberdaya hayati) di
lndonesia antara lain dilindungi dengan sistem kawasan konservasi yang meliputi
areal 22.4 juta ha (Direktur Konservasi Kawasan 2002) atau lebih kurang 15,67%
dari luas kawasan hutan lndonesia (144 juta ha). Kawasan konservasi tersebut
terdiri atas taman nasional (TN), cagar alam (CA), suaka margasatwa (SM), hutan
wisata (HW), taman buru (TB), dan taman hutan raya (Tahura). Di antara bentukbentuk kawasan konservasi tersebut yang paling mendapat perhatian adalah taman
nasional.

Selain arealnya paling luas, taman nasional mempunyai fungsi dan

permasalahan yang kompleks.

B.

Taman Nasional

Menurut IUCN (1994), taman nasional adalah suatu lahan daratan dantatau
lautan yang ditetapkan untuk (a) melindungi kesatuan ekologis satu atau beberapa
ekosistem untuk generasi sekarang dan generasi yang akan datang, (b) mencegah
eksploitasi atau okupasi yang bertentangan tujuan penetapannya, dan (c)
menyediakan landasan bagi hal-ha1 yang bersifat spiritual, ilmu pengetahuan,
pendidikan, rekreasi dan kesempatan-kesempatan pengunjung yang semuanya
harus sesuai dengan kaidah-kaidah lingkungan dan budaya. Lebih awal, dalam UU
Nomor 5 tahun 1990, taman nasional didefinisikan sebagai kawasan pelestarian
alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi dan
dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang
budidaya, pariwisata dan rekreasi. Pembagian zonasi yang dimaksud meliputi zona
inti, zona rimba, dan zona pemanfaatan intensif.
Zona inti merupakan zona yang paling peka sehingga memerlukan
perlindungan yang ketat. Pada dasarnya semua kegiatan dilarang dilakukan di

dalam zona inti, kecuali penelitian, upaya penangkaran atau suatu bentuk program
pendidikan konservasi yang telah diijinkan.
Zona rimba mempunyai tujuan utama sebagai tempat untuk pelestarian, tetapi
tidak seketat pada zona inti. Kegiatan ringan seperti mendaki, wisata alam terbatas,
rehabilitasi dan pembangunan sarana (jalan setapak, papan petunjuk, shelter, dan
lain-lain) secara terbatas dapat dimungkinkan.
Zona pemanfaatan intensif adalah zona yang diperuntukkan terutama bagi
kepentingan wisata alam, pendidikan lingkungan, penelitian, dan lain-lain. Di dalam
zona ini dimungkinkan pembangunan sarana dan prasarana pendukung kegiatan
dimaksud dengan mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku.
Secara umum taman nasional memiliki peranan antara lain: a) sebagai
wahana pengembangan ilmu pengetahuan, yaitu mendukung dan melaksanakan
fungsi pusat penelitian biologi dan konservasi secara in-situ; b) sebagai wahana
pendidikan lingkungan, yaitu wahana untuk meningkatkan pemahaman dan
kepedulian masyarakat di sekitar kawasan dan pengunjung tentang upaya
konservasi; c) mendukung pengembangan budidaya tumbuhan dan penangkaran
satwa dalam rangka mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sekaligus mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan; d)
sebagai wahana kegiatan wisata alam (ekoturisme) dalam rangka mendukung
pertumbuhan industri pariwisata alam dan kesejahteraan masyarakat sekitar
kawasan; e) sumber plasma nutfah dan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa
sekaligus untuk mendukung upaya pelestarian kekayaan keanekaragaman hayati
asli; dan f) untuk melestarikan ekosistem hutan sebagai pengatur tata air dan iklim
mikro serta sumber mata air bagi masyarakat di sekitar kawasan (Balai TNGH
2000).

C.

Manfaat Kawasan Konservasi
Mengacu pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya dan Undang-Undang Nomor 41 tentang
Kehutanan, kawasan konservasi memiliki 3 (tiga) dimensi manfaat, yaitu manfaat
ekologi yang berarti melestarikan keanekaragaman hayati dan ekosistemnya;
manfaat ekonomi yang berarti mampu menciptakan peluang dan kesempatan kerja;
dan manfaat sosial yang berarti mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Dixon dan Sherman (1990), beranekaragam manfaat kawasan
konservasi tergantung pada tujuan atau tipe pengelolaan kawasan konservasi.
Secara umum manfaat tersebut, antara lain: a) untuk menjaga dan melindungi
sumberdaya hayati dan jasa lingkungan, serta proses-proses ekologis, b) untuk
kepentingan produksi sumberdaya hayati, seperti kayu dan satwa liar, c) untuk
kepentingan rekreasi dan industri pariwisata, d) untuk melindungi nilai-nilai budaya,
dan situs-situs bersejarah, dan e) sebagai wahana pendidikan dan penelitian. Lebih
lanjut Dixon dan Sherman (1990) menjelaskan bahwa kawasan konservasi sebagai
sumberdaya memiliki karakteristik sebagai berikut:
a.

Nonnvalry (tak tersaingi), yaitu: tidak ada persaingan dalam mengkonsumsi
jasa-jasa yang diberikan oleh kawasan konservasi, sebagai contoh konsumsi
satu orang terhadap jasa lingkungan (udara bersih, keindahan alam) tidak
mengurangi jumlah produk dan jasa yang tersedia.

b.

Nonexcludability (tidak eklusif), yaitu masyarakat umum memiliki akses yang
terbuka terhadap sumberdaya. Kondisi ini membawa implikasi bahwa produk
dan jasa lingkungan tidak memiliki harga pasar atau untuk mendapat manfaat
produkljasa orang tidak harus membeli.

c.

Off-side Effect (berdampak terhadap lingkungan luar), yaitu: manfaat kawasan
konservasi dapat menyebar ke tingkat lokal, nasional, global, seperti manfaat
DAS dan hidrologi, udara bersih, dan produksi oksigen.

d.

Uncertainty (ketidakpastian), yaitu: data dan informasi mengenai nilai potensi
manfaat pada umumnya yang 4idak lengkap atau tidak benar sehingga
membawa implikasi tidak tepatnya penentuan kebijakan pengelolaan kawasan
konservasi, seperti dalam pengalokasian dana dan sumberdaya manusia.

e.

Irreversibility (ketidakpulihan), yaitu: apabila kawasan konservasi sudah nrsak,
maka sangat sulit

sekali untuk dapat pulih lagi. Sedangkan apabila

dimungkinkan pulih lagi akan diperlukan waktu yang sangat lama (berabadabad).
Secara rinci, manfaat kawasan konservasi berdasarkan karakteristiknya
tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Sampai saat ini upaya penilaian manfaat
ekonomi terhadap kawasan konservasi belum dilakukan secara mendalam,
sehingga membawa implikasi, yaitu sering terjadi miskonsepsi bahwa kawasan
konservasi tidak memiliki nilai ekonomi, seperti adanya pandangan bahwa nilai
ekonomi kawasan konservasi hanya dari sisi penerimaan besarnya harga tiket
masuk ke dalam kawasan konservasi. Oleh karena itu, untuk mendukung kebijakan
pengelolaan kawasan konservasi,

pemerintah dengan stakeholders-nya perlu

mengkaji teknik-teknik penilaian ekonomi sumberdaya hutan dan lingkungan untuk
mengetahui nilai suatu kawasan konservasi secara akurat. Dengan pendugaan nilai
ekonomi manfaat yang akurat, maka pembuat keputusan dapat membuat keputusan
yang lebih baik dan lebih informatif sebagai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan,
seperti antara lain (Dixon dan Sherman 1990):

Apakah kawasan konservasi bermanfaat bagi masyarakat?
Seberapa besar dampak dari nilai manfaat-manfaat tersebut ?
Wilayah-wilayah mana saja yang seharusnya dilindungi atau dikonservasi?
Berapa besar anggaran perlu dialokasikan untuk pengelolaan kawasan
konservasi ?
Apakah keputusan yang paling baik jika berhadapan dengan masalah trade-off
yang sulit dalam menentukan antara eksploitasi dan perlindungan ?
Tabel 1. Karakteristik Manfaat Kawasan Konservasi (Perlindungan Alami)
Manfaat

Nonrivalr),

Rekreasi
XC
DAS
+ Pengendalian
X
erosi
Pengendalian
X
banjir
+ Pengaturan aliran
sungai
Proses ekologi
+ Pendauran hara
+ Pembentukan
tanah
+ Pembersihan air
X
dan udara
Keanekaragaman hayati
+ Sumber genetik
X
+ Perlindungan
X
spesies
+ Proses evolusi
X
X
Pendidikan
X
Penelitian
Keindahan
X
X
Spiritual
Sejarah
X
Nilai pilihan
X
X
Nilai quasi-pilihan
Nilai eksistensi
X
Dukungan
X
kehidupan Global

NonExcludable

Off-Side
Effect

P

Prevention of
Irreversible Loss

Estimation of
Value

P

S

X

X

E

X

X

E

X

X

E

X

X

S
S

X

X

S

P
X
X
P
P
X
X
X
X
X
X
X

X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X

P
P
X
X
X
P
X
X
X
X
X
P

E
E
P

F

E
S
E
E
E
E
E
E

Sumber: Dixon dan Sherman (1990)
Keterangan :
C = Congesible/terbatas, P = Possibilitylmungkin, S = Somewhat difficultlagak sulit, E =
Extremely Difficultlsangat sulit, dan X = atribute is presentltersedia

D.

Konsep Nilai Manfaat Ekonomi
Menurut James (1990), nilai manfaat ekonomi kawasan konservasi dapat

diklasifikasi berdasarkan sumber atau proses manfaat tersebut diperoleh, yaitu:
a.

Nilai Guna (uses value), yaitu selunrh nilai manfaat yang diperoleh dari
penggunaan kawasan konservasi, seperti kayu bakar untuk bahan bakar
memasak bagi masyarakat; produksi hasil hutan non kayu seperti rotan,
tanaman obat, tanaman hias, dan produksi air untuk pertanian, rumah tangga
dan ekowisata (air jeram).

b.

Nilai fungsi (functional value), yaitu seluruh nilai manfaat yang diperoleh dari
fungsi ekologis kawasan konservasi, seperti pengendalian banjir, intrusi air
laut, dan habitat satwa.

c.

Nilai atribut (atributes value), yaitu seluruh nilai yang diperoleh bukan dari
penggunaan materi (hasil produksi barang dan jasa), tetapi aspek kebutuhan
psikologis manusia yaitu yang menyangkut budaya.
Sedangkan menurut Pearce (1992) dalam Munasinghe (1993), secara

skematis, Nilai Total Ekonomi kawasan konservasi dapat diilustrasikan pada
Gambar 2. Secara matematis Nilai Total Ekonomi kawasan konservasi berdasarkan
klasifikasi cara atau proses penggunaannya dapat dinyatakan sebagai berikut:
TEV = UV +NUV

atau TEV = [DUV + IUV + OV] + [BV + EV], dalam ha1 ini:

TEV : Nilai Ekonomi Total (Total Economic Value) Kawasan Konservasi
UV
NUV
DUV
IUV
OV
BV
EV

: Use Value (Nilai Penggunaan)
: Non-use Value (Nilai Bukan Penggunaan)
: Direct Use Value (Nilai Penggunaan Langsung)
: Indirect Use Value (Nilai Penggunaan Tidak Langsung)
: Option Value (Nilai Pilihan)
: Bequest Value (Nilai Warisan)
: Existence Value (Nilai Keberadaan)

NlLAl EKONOMITOTAL

(

LANGSUNG
Hasil yang langsung

I

(

Bioomassa
Rekreasi
Kesehatan

TAK LANGSUNG
Manfaat fungsional

I

Fungsi Ekologis
Pengendalian banjir
perlindungan dari
badai

I

Nilai penggunaan
langsung dan tak

(1

Konservasi habitat

I

NlLAl NON-PENGGUNAAN

Nilai pengetahuan
karena keberaan yang
berkelanjutan

I

I

NON PENGGUNAAN
LAINNYA

Spesies langka

Decreasing 9angiability"of value to individual

Gambar 2.

Klasifikasi nilai ekonomi kawasan konservasi (Pearce 1992
dalam Munasinghe 1993)

Secara rinci mengenai klasifikasi nilai-nilai tersebut di atas, dengan
mengadaptasi Pearce (1992) dalam Munasinghe (1993), Bahruni (1999), dan Effendi
(2001) dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.

Nilai Penggunaan (Use Value)
Nilai penggunaan (Use Value) terdiri dari nilai penggunaan langsung (Direct

Use Value), nilai penggunaan tidak langsung (Indirect Use Value), dan Nilai pilihan
(Option Value).
Nilai penaaunaan lancrsung adalah nilai atau manfaat dari sumberdaya alam
dan ekosistem kawasan konservasi yang diperoleh secara langsung melalui
konsumsi atau produksinya.

Bagi TNGH, nilai penggunaan langsung meliputi

terjaminnya sumber mata air dan rekreasi. Manfaat-manfaat (nilai guna langsung)
ini dapat dihitung sebagai manfaat yang diperoleh dari kawasan TNGH (seperti tiket

masuk dan air bersih yang dihasilkan, dan biaya hilangnya kesempatan, seperti
hilangnya hak atas sumberdaya pertambangan emas atau sering disebut dengan
istilah "opportunity cost").
Nilai penamunaan tidak lanasunq adalah nilai atau manfaat yang diperoleh
secara tidak langsung dari sumberdaya kawasan konservasi yang memberikan jasa
pada aktivitas ekonomi atau mendukung kehidupan manusia. Untuk TNGH, nilai
guna tidak langsung adalah manfaat-manfaat fungsional dari proses-proses ekologi
yang secara terus menerus memberikan peranannya pada masyarakat dan
ekosistem.

Peran TNGH secara terus menerus sebagai pengatur tata air dan

perlindungan dan pengendalian banjir, pengatur iklim mikro, mendukung kehidupan
global (menyerap karbon dan mengendalikan perubahan iklim), wahana penelitian
dan pendidikan konservasi, siklus nutrisi, dan mendukung kesehatan masyarakat.
Nilai Pilihan adalah nilai harapan untuk masa yang akan datang terhadap
sumberdaya alam dan ekosistem kawasan konservasi, dan didasarkan pada
penilaian berapa besamya seorang individu atau masyarakat mau membayar
(willingness to pay = WTP) untuk melindungi kawasan konservasi untuk kepentingan
masa depan. Bagi TNGH, nilai guna pilihan meliputi manfaat-manfaat sumberdaya
alam yang "disimpan atau dipertahankan" untuk kepentingan yang akan datang.
Keanekaragaman tumbuhan dan satwa TNGH merupakan sumberdaya alam yang
disisihkan untuk dimanfaatkan di masa datang atau merupakan sumberdaya genetik
untuk kepentingan masa depan. Keberadaan sumberdaya alam di TNGH yang pada
umumnya belum diketahui secara mendalam tersebut, saat ini bisa dikatakan tidak
memiliki nilai pasar atau nilai ekonomi tinggi.

2.

Nilai Non-penggunaan (Non Use Value)
Nilai non-penggunaan (Non Use Value) terdiri dari 2 kategori yaitu: kategori

nilai warisan (Bequest Value) dan nilai keberadaan (Existence Value).
Nilai Warisan adalah nilai yang didasarkan pada suatu keinginan individu atau
rnasyarakat untuk rnewariskan kawasan konservasi kepada generasi yang akan
datang. Bagi TNGH nilai warisan adalah korbanan yang diberikan rnasyarakat yang
hidup saat ini untuk menjaga kelestarian TNGH agar tetap utuh untuk diberikan pada
generasi yang akan datang.
Nilai Keberadaan adalah nilai yang bukan dihasilkan dari institusi pasar dan
tidak ada kaitannya dengan fungsi perlindungan aset produktif atau proses produksi
secara langsung maupun tidak langsung. Nilai keberadaan TNGH adalah nilai yang
diberikan oleh rnasyarakat, baik itu penduduk seternpat maupun pengunjung
terhadap kawasan TNGH atas manfaat spiritual, estetika, dan kultural.
E.

Metode Penilaian Ekonomi
Nilai merupakan persepsi seseorang, yaitu harga yang diberikan terhadap

sesuatu pada waktu dan ternpat tertentu.

Ukuran harga dapat ditentukan oleh

waktu, barang, atau uang yang akan dikorbankan seseorang untuk memiliki,
menggunakan atau mengkonsumsi suatu barang atau jasa yang diinginkannya.
Adapun penilaian adalah kegiatan yang berkaitan dengan pernbangunan konsep
dan rnetodologi untuk rnenduga nilai barang atau jasa (Davis dan Johnson 1987).
Lebih lanjut Davis dan Johnson (1987) menyatakan bahwa untuk melakukan
penilaian ekonorni surnberdaya hutan diperlukan identifikasi kondisi bio-fisik
surnberdaya hutan dan sosial budaya masyarakat setempat untuk mengkuantifikasi

setiap indikator nilai berupa hasil hutan, jasa fungsi ekosistem hutan, serta atribut
hutan dalam kaitannya dengan indikator sosial budaya setempat.
Pada prinsipnya rnetode penilaian sumberdaya hutan dapat dilakukan melalui
dua pendekatan, yaitu berdasarkan harga pasar dan kesediaan untuk rnembayar
(WTP) (Davis dan Johson 1987). Kesediaan untuk membayar merupakan konsep
yang mendasari berbagai alternatif teknik penilaian ekonomi (Pearce 1993;
Munasinghe 1993; Hufschmidt et al. 1983). Dalam kondisi pasar tidak mengalami
penyirnpangan, WTP

akan sama dengan harga pasar. Namun pada saat

mekanisme pasar tidak bekerja secara sempurna atau terjadi distorsi, maka harga
pasar tidak akan dapat memberikan perkiraan yang akurat mengenai VVTP.
Metode yang didasarkan pada pendekatan harga pasar terdiri atas dua
metode, yaitu Metode Manfaat Sosial Bersih (Net Social Benefit Method) dan Harga
Pasar (Market Price Method). Sedangkan metode berdasarkan kesediaan untuk
membayar terdapat

beberapa

alternatif

berdasarkan karakteristik

manfaat

sumberdaya tersebut (Bahruni 1999; Davis dan Johnson 1987) seperti dapat dilihat
pada Tabel 2.
Para ahli ekonomi dewasa ini telah mengembangkan berbagai teknik dan
rnetode valuasi dan perhitungan nilai ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan
pada kondisi pasar yang tidak sempurna. Hufschmidt et a/. (1983) menyimpulkan
bahwa metode dan teknik penilaian ekonomi dapat dijabarkan sebagai berikut :
a.

Teknik penilaian yang berdasarkan pada harga pasar atau produktivitas seperti
perubahan nilai produk dan hilangnya penghasilan.

b.

Teknik penilaian yang berdasarkan pada penggunaan harga pasar bagi
inputlsubtitusi seperti biaya penggantian, biaya produk bayangan, analisis
biaya pengeluaran dan biaya pencegahan.

Penilaian dengan pendekatan survey yaitu dengan menanyakan besamya

c.

WTP konsumen terhadap barang dan jasa lingkungan dengan menggunakan
pasar hipotesis. Teknik ini meliputi, teknik penilaian Delpi, permainan alih
tukar, pilihan tanpa biaya, teknik penilaian prioritas.
Tabel 2.
NO

Klasifikasi Nilai dan Metode Penilaian Sumberdaya Hutan
KLASlFlKASl NlLAl

METODE PENllAlAN

1. Nilai Guna (Use Value) 1. Manfaat Sosial Bersih (Net Social Benefit)
dan Nilai ~ ~ ~ i h a n / M a s 2.
a Metode Harga Pasar (Market Price Methods)
Depan (Option Value)
3. Harga Pengganti (Surrogate Prices)
4. Nilai sebagai faktor Produksi (Value in
Production)
5. Biaya Perjalanan (Travel Cost Method)
6. Penilaian kontingensi (Contingent Valuation)
2.

Nilai Keberadaan
(Existence Value)

1. Metode Perlindungan Aset (Protection of
Assets)
- Biaya Penggantian (Cost of Replacement)
- Biaya Rehabilitasi(Cost of Rehabiltation)
- Nilai Kehilangan Produksi (Cost of Lost
Production)
2. Hedonic pricing
3. Nilai sebagai faktor Produksi (Value in
Production)
4. Harga Pengganti (Surrogate Prices)
5. Penilaian kontingensi (Contingent Valuation)

Sumber : Davis dan Johnson (1987)
Tantangan praktis dalam pelaksanaan studi penilaian ekonomi sumberdaya
alam adalah menurunkan nilai perkiraan yang dapat dipercaya bagi sumberdaya
biologis, baik dalam konteks terdapat harga pasar atau pada pasar tidak sempurna
(Dixon dan Sherman 1990). Beberapa teknik atau metode penilaian ekonomi yang
dapat diaplikasikan untuk menilai kawasan konservasi menurut Dixon dan Sherman
(1990) antara lain:

1.

Teknik Berdasarkan Pasar (Market-based Techniques)
Teknik ini menggunakan harga pasar aktual sebagai harga yang dianggap

mendekati nilai dari barang dan jasa lingkungan yang dihasilkan oleh kawasan
konservasi. Sebagai contoh, penduduk lokal tidak membayar air yang mereka ambil
dari sumber air dalam kawasan TNGH. Suatu teknik yang sederhana untuk
menentukan nilai dari air tersebut adalah dengan cara membandingkannya dengan
harga air yang dijual di pasar lokal. Selain itu, penilaian juga dapat dilakukan
dengan melihat pengaruh yang tejadi terhadap produksi atau kesehatan.
a.

Pengaruh terhadap produksi (Effect on Production)
Kawasan konservasi menjamin kebertahanan industri-industri yang bertumpu

pada sumberdaya alam produktif. Sehingga, jika kawasan konservasi dirusak, maka
akan menyebabkan jumlah produksi menurun. Harga pasar dari jumlah produksi
yang hilang tersebut merefleksikan nilai ekonomi dari kawasan konservasi. Sebagai
contoh, dapat diestimasi dampak ekonomi akibat terjadi pengrusakan kawasan
hutan TNGH terhadap produksi perikanan, pertanian, dan perkebunan yang berada
di sekitar kawasan TNGH yang meliputi wilayah Kabupaten Lebak, Bogor, dan
Sukabumi. Pengrusakan kawasan TNGH diduga akan menyebabkan menurunnya
produksi perikanan, pertanian dan perkebunan tersebut sebagai akibat adanya
banjir, erosi dan kekurangan air.
b.

Pengaruh terhadap kesehatan (Effect on Health)
Kawasan konservasi memberi kontribusi terhadap udara dan air bersih untuk

kepentingan manusia. Seandainya jasa ekologis ini hilang, kemampuan manusia
atau masyarakat sekitar kawasan untuk memproduksi sesuatu jelas menurun.

2.

Teknik Berdasarkan Biaya (Cost-based Techniques)
Tehnik

ini

menghitung

opportunity

cost

dari

kawasan

konservasi,

biaydkewgian yang dialami oleh masyarakat akibat hilangnya akses pemanfaatan
sumberdaya yang ada di dalam kawasan konservasi dan biaya yang dikeluarkan
untuk mempertahan barang dan jasa yang secara alami dikontribusikan oleh
kawasan konservasi.
a.

Biaya Oportunitas (Opportunity Cost)
Nilai ekonomi kawasan TNGH dapat diketahui melalui nilai bersih sekarang

(net present value-NPV) dari berbagai alternatif penggunaan lahan. Sebagai contoh,
kita dapat memperkirakan NPV dari kawasan konservasi dengan menghitung
manfaat ekonomi yang dapat dikuantifikasikan dan biaya pengelolaannya.
Katakanlah, perkebunan karet menjadi salah satu alternatif penggunaan lahan
sebagai kawasan konservasi yang memiliki NPV sendiri.
b.

Biaya Preventif (Preventive Cost)
Kawasan konservasi dapat menghindari kerugian masyarakat. Sebagai contoh,

fungsi keutuhan kawasan TNGH bagi pengendalian bajir di daerah sekitamya.
Seandainya penebangan hutan dilakukan, maka masyarakat dan pemerintah haws
mengeluarkan biaya penanggulangan banjir. Biaya tersebut merefleksikan nilai
ekonomi hutan tersebut.
c.

Biaya Penggantian (Replacement Cost)
Kawasan konservasi berfungsi mempertahankan kualitas lahan dan siklus nutrisi.

Jika terjadi deforestasi, maka ia akan rneningkatkan erosi tanah dan hilangnya
nutrisi. Nutrisi tersebut dapat diganti oleh pupuk. Biaya yang dikeluarkan untuk

pembelian pupuk merefleksikan nilai ekonomi dari kawasan konservasi. Belum lagi
biaya kerugian akibat dampak negatif penggunaan pupuk buatan.

3.

Teknik Biaya Perjalanan (Travel Cost)
Teknik ini menentukan nilai rekreasi dari kawasan konservasi dengan melihat

kesediaan membayar (willingness to pay) para pengunjung. Teknik ini menunjukkan
bahwa nilai kawasan konservasi bukan hanya dari tiket masuk saja, tapi juga
mempertimbangkan biaya transportasi yang dikeluarkan pengunjung menuju lokasi
kawasan konservasi dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan selama kunjungan.
Besamya biaya yang dikeluarkan oleh pengunjung selama melakukan perjalanan ke
TNGH menunjukkan kesediaan membayar pengunjung untuk berekreasi di TNGH.
4.

Teknik Contingent Valuation
Teknik ini diterapkan apabila tidak ada pasar yang relevan terhadap barang

dan jasa lingkungan kawasan konservasi. Kepada individu-individu secara langsung
ditanyakan tentang kesediaan mereka membayar untuk barang dan jasa lingkungan
kawasan konservasi yang mereka peroleh atau kesediaan mereka menerima
kompensasi jika barang dan jasa lingkungan kawasan konservasi tersebut tidak
boleh mereka manfaatkan lagi. Studi dengan penggunaan teknik ini membutuhkan
pertanyaan-pertanyaan survei, implementasi dan seleksi sampel secara hati-hati
guna mendapatkan hasil yang akurat.

F.

Hasil-Hasil Studi Penilaian Ekonomi SDA d i Indonesia
Darusman (1993) mengkaji manfaat tidak langsung (Indirect Use Values) dari

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sebagai perlindungan aliran air.
Berdasarkan model ekonometrika terhadap kebutuhan air dan penilaian terhadap

kesediaan masyarakat membayar agar air tetap secara teratur mendukung
penyediaan air

minum, sanitasi, dan pertanian. Hasil penelitian tersebut

menghasilkan nilai dugaan manfaat air yang diberikan kawasan TNGP yaitu sebesar
Rp 4.341 miliar per tahun atau Rp 280 juta per hektar TNGP kepada masyarakat
sekitarnya.
Universitas Duke, bekerjasama dengan Proyek Keanekaragaman Hayati
untuk Flores dan Siberut yang didanai Bank Pembangunan Asia, mengestimasi
kesediaan wisatawan membayar sebagai dasar perhitungan nilai rekreasi kunjungan
ke Pulau Siberut yang terletak di pesisir Barat Sumatera.

Hasil studi adalah

kesediaan turis untuk membayar tiket guna mendu