Penggunaan wheat bran sebagai bahan baku alternatif pengganti jagung pada pakan ikan nila Oreochromis niloticus

(1)

PENGGUNAAN

WHEAT BRAN

SEBAGAI BAHAN BAKU

ALTERNATIF PENGGANTI JAGUNG PADA PAKAN IKAN

NILA

Oreochromis niloticus

SULISTIA ANGGRAENI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR


(2)

ABSTRAK

SULISTIA ANGGRAENI, Penggunaan wheat bran sebagai bahan baku alternatif pengganti jagung pada pakan ikan nila Oreochromis niloticus, Dibimbing oleh DEDI JUSADIdanWIDYATMOKO

Penelitian ini berjudul penggunaan wheat bran sebagai bahan baku alternatif pengganti jagung pada pakan ikan nila Oreochromis niloticus, Dalam penelitian ini menggunakan empat perlakuan pakan yaitu pakan dengan kandungan wheat bran

0%, wheat bran 10%, wheat bran 20%, dan wheat bran 30%, Rancangan yang digunakan dalam peneltian yaitu empat perlakuan dan tiga kali pengulangan, Ikan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ikan nila dengan bobot awal rata-rata 13,2 g, wadah pemeliharaan yang digunakan yaitu hapa berukuran (2 x 3 x 1) m3, dalam kolam berukuran (5 x 6 x1) m3dengan padat tebar 100 ekor/hapa yang diberi pakan perlakuan selama 50 hari, Berdasarkan hasil penelitian penggunaan wheat bran

sampai 30% tidak memberikan nilai yang tidak berbeda nyata pada parameter laju pertumbuhan harian (2,69 – 2,88) % dan efisiensi pakan (61,70 – 64,69) %, Wheat bran 20% memiliki nilai retensi protein tertinggi dan memiliki nilai biaya pakan terendah dibandingkan dengan perlakuan lainnya, Kesimpulan dalam penelitian ini adalah penggunaan wheat bran sampai 30% masih mampu memberikan nilai laju pertumbuhan dan efisiensi pakan yang baik dalam budidaya ikan nila,


(3)

ABSTRACT

SULISTIA ANGGRAENI, The use of wheat bran as alternative materials to corn in diet tilapia Oreochromis niloticus, Supervised by DEDI JUSADI dan WIDYATMOKO

This study was conducted to evaluate the use of wheat bran as alternative materials to corn in diet tilapiaOreochromis niloticus, Four diets were used, diets wheat bran 0%, wheat bran 10%, wheat bran 20%, and wheat bran 30%, Completely randomized design with four treatments and three replicates was used in this experiment, Tilapia with an average weight of ± 13,2 g were kept in net with size 2 x 3 x 1 m3in pons of 5 x 6 x 1 m3, with density 100 fish each net and feed tested diets at satiation for 50 days of culture period, The result showed that the use of wheat bran until 30% did not give significantly different effects on specific growth rate (2,69 - 2,88) % and feed efficiency (61,70 – 64,69) %, Wheat bran 20% had higer retention of protein and lowest gain cost than other treatments, Apparent digestibility of protein and survival were relatively similar among all treatments, Based on this research indicate that wheat bran until 30% still able to support growth and feed efficiency of tilapiaOreochromis niloticus,


(4)

PENGGUNAAN

WHEAT BRAN

SEBAGAI BAHAN BAKU

ALTERNATIF PENGGANTI JAGUNG PADA PAKAN IKAN

NILA

Oreochromis niloticus

SULISTIA ANGGRAENI

SKRIPSI

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Teknologi & Manajemen Perikanan Budidaya

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR


(5)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

PENGGUNAANWHEAT BRAN SEBAGAI BAHAN BAKU ALTERNATIF

PENGGANTI JAGUNG PADA PAKAN IKAN NILAOreochromis niloticus

adalah benar merupakan hasil karya saya bersama komisi pembimbing yang belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun, Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini,

Bogor, Mei 2011

SULISTIA ANGGRAENI C14062626


(6)

SKRIPSI

Judul Skripsi : Penggunaan wheat bran sebagai bahan baku alternatif pengganti jagung pada pakan ikan nila Oreochromis niloticus

Nama : Sulistia Anggraeni

NIM : C14062626

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr, Dedi Jusadi Ir, Widyatmoko, M,Sc, NIP, 19621026 198803 1 001

Diketahui,

Ketua Departemen Budidaya Perairan

Dr, Ir, Odang Carman, M,Sc, NIP, 19591222 198601 1 001


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas karunia dan rahmat yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penggunaan wheat bran sebagai bahan baku alternatif pengganti jagung pada pakan ikan nila Oreochromis niloticus” ini, sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, sholawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada Rosululloh SAW, para sahabatnya dan semua yang mengikuti mereka hingga hari akhir,

Penelitian ini dilaksanakan bulan November 2010 – Januari 2011, Pembuatan pakan dilakukan di Laboratorium Pembuatan Pakan Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, pemeliharaan ikan dan analisa proksimat dilakukan di PT, Suri Tani Pemuka Comfeed JAPFA,

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr, Dedi Jusadi selaku dosen Pembimbing I, Bapak Ir, Widyatmoko, M,Sc, sebagai pembimbing II atas arahannya selama penelitian ini hingga penyusunan skripsi ini,

Bogor, Mei 2011


(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tasikmalaya, 27 Februari 1988 dari pasangan yang berbahagia Alm Bapak Tamim dan Alm Ibu Khodijah, Penulis merupakan anak keenam dari 6 bersaudara,

Penulis menyelesaikan masa pendidikan di SMA N 5 Tasikmalaya tahun 2006, Kemudian melanjutkan studi di IPB melalui jalur Undangan Seleksi Mahasiswa IPB (USMI) dan melalui program mayor-minor tahun 2007 penulis diterima di Mayor Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya, Selama masa perkuliahan, penulis aktif pada beberapa organisasi kemahasiswaan, diantaranya Himpunan Mahasiswa Akuakultur (HIMAKUA) periode 2007/2008, HIMAKUA (2008/2009), Badan Pengawas Himpro periode 2009/2010, Penulis juga pernah menjadi Asisten Praktikum pada beberapa mata kuliah yaitu Nutrisi Ikan (2010), serta Teknologi Produksi Plankton, Benthos, dan Alga (2010), Selain itu, penulis menerima beasiswa dari PT, ASTRA-TOYOTA dan BBM ,Indonesia dari 2008-2010,

Untuk menambah pengetahuan dalam perikanan budidaya, penulis mengikuti kegiatan magang di Tambak Pinang Gading-Lampung (2008), Praktik dan Praktek Lapang di PT, Triwindu Graha Manunggal, Anyer, Banten (2009), Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan penulis dengan menulis skripsi berjudul “Penggunaanwheat bransebagai bahan baku alternatif pengganti jagung pada


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR... iii

DAFTAR LAMPIRAN, ... iv

I. PENDAHULUAN... ... 1

II. METODE PENELITIAN... 3

2.1. Pakan Uji ... 3

2.2. Pemeliharaan Ikan Uji ... 4

2.3. Analisa Kimia... 6

2.4. Analisa Kimia... 6

2.4.1. Jumlah konsumsi pakan ... 7

2.4.2. Pertumbuhan ... 7

2.4.3. Efisiensi Pakan ... 7

2.4.4. Sintasan ... 8

2.4.5. Retensi Protein ... 8

2.4.6. Retensi Lemak... 8

2.4.7. Kecernaan total... 9

2.4.8. Kecernaan protein ... 9

2.4.9. Biaya Pakan... 9

III. HASIL DAN PEMBAHASAN... 10

3.1 Hasil... 10

3.2 Pembahasan ... 12

IV. KESIMPULAN DAN SARAN... 16

4.1 Kesimpulan... Error! Bookmark not defined. 4.2 Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA... 17


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kandungan NDF dan ADF bahan baku nabati ... 2

Tabel 2. Komposisi pakan uji (%) ... 3

Tabel 3. Hasil analisa proksimat pakan... 4

Tabel 4. Kualitas air kolam pemeliharaan ikan uji ... 5

Tabel 5. Data hasil kinerja pertumbuhan ikan nila ... 11

Tabel 6. Data harga pakan. efisiensi pakan. dan biaya pakan uji per kg ... 12


(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Media pemeliharaan ikan nila selama budidaya 50 hari ... 5 Gambar 2. Media pemeliharaan ikan nila pengukuran kecernaan ... 6 Gambar 3. Perubahan bobot biomassa rata-rata individu ikan nila . ... 10


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data laju Keangsungan hidup... 20

Lampiran 2. Data laju pertumbuhan spesifik ... 21

Lampiran 3. Data Biomassa awal dan akhir... 22

Lampiran 4. Data Jumlah Konsumsi pakan dan efisiensi pakan... 23

Lampiran 5. Data laju pertumbuhan spesifik ... 23

Lampiran 6. Data proksimat tubuh ikan uji ... 24

Lampiran 7. Data retensi protein tubuh ikan uji ... 25

Lampiran 8. Data retensi lemak tubuh ikan uji ... 26


(13)

1

I. PENDAHULUAN

Bahan baku pakan nabati pada umumnya mengandung serat kasar yang tinggi. Kandungan serat dalam pakan ditentukan berdasarkan bahan baku pakan nabati yang digunakan. Jagung dan tepung kedelai merupakan bahan baku pakan nabati yang biasa digunakan dalam formulasi pakan. Jagung memiliki kandungan energi tinggi 4110 kcal, kandungan serat kasar rendah 2,8%, dan harganya relatif murah, Namun, di dalam jagung terdapat kandungan aflatoksin yang berbahaya bagi ikan, sehingga dalam penggunaannya sebagai bahan baku pakan terbatas. Kandungan protein jagung rendah 10,2 % dan kandungan asam amino esensial rendah dibandingkan gandum dan tepung kedelai (Tangendjaja dan Rachmawati, 2006).

Tepung kedelai juga merupakan bahan baku nabati yang umum digunakan, memiliki kandungan nutrisi antara lain protein yang tinggi yaitu sebesar 43,20%, lemak 2% dan serat kasar 6,50% dengan kandungan asam amino lengkap, terutama methionine 1,38% dan lysine 6,28%, dan kandungan energi yang tinggi sebesar 4518 kcal (Maina J G et al, 2002) dalam pakan, tetapi harganya relatif mahal, Indonesia mengimpor satu juta ton per tahun tepung kedelai sejak tahun 2000 (Anonimous, 2004) dan mencapai 1,8 juta ton pada tahun 2005 (Riady, 2006 diacu dalam Abidin, 2006), Oleh karena itu, perlu dicari bahan baku alternatif lain untuk menggantikan jagung sebagai sumber energi dalam bahan baku atau mengurangi penggunaan tepung kedelai sebagai sumber protein nabati dalam bahan baku pakan.

Bahan baku pakan alternatif tersebut harus memiliki nutrien-nutrien dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan ikan, dapat dicerna dengan baik, harganya lebih murah, ketersediaan bahan baku dalam jumlah yang besar dan bersifat kontinyu, serta bahan baku tersebut tidak berkompetensi dengan kebutuhan manusia, Salah satu bahan baku alternatif yang dapat digunakan yaitu

wheat bran.

Wheat branmerupakan hasil sampingan agroindustri yang berbahan dasar kulit ari gandum, Salah satu kelemahan wheat bran yaitu mengandung zat anti nutrisi (taninn 0,2-2,0%), Tannin bersifat menekan retensi nitrogen dan


(14)

2

menurunkan daya cerna asam-asam amino tetapi tidak bersifat racun dan aman, Menurut Handajani dan Widodo (2010) zat anti nutrisi tersebut dapat dinonaktifkan secara perlahan melalui proses pemanasan dan pengeringan, Selain itu wheat bran memiliki kandungan serat kasar yang tinggi sebesar 12,3% dibandingkan dengan jagung dan tepung bungkil kedelai, Kandungan fraksi serat yaitu neutral detergent fiber(NDF) dan Acid detergent fiber (ADF) menunjukan kandungan serat kasar total di dalamwheat bran.

Tabel 1. Kandungan NDF dan ADF bahan baku nabati Bahan baku nabati NDF (%) ADF (%) Total serat kasar (%) Sumber referensi Jagung 9,5 - 2,8 % Tangendjaja dan Rakhmawati

(2006)

Tepung kedelai 14,10 9,30 6,50% Maina J Get al(2002)

Wheat bran 25,50 11,90 12,3% Maina J Get al(2002)

Berdasarkan Tabel 1, kandungan fraksi serat dan serat kasar total wheat branlebih tinggi dibandingkan jagung dan tepung bungkil kedelai, Namun,wheat branmemiliki kelebihan yaitu kandungan protein sekitar 15,6%, kandungan asam amino esensial yang lengkap, dan memiliki kandungan mineral dan vitamin B1 yang tinggi, dibandingkan jagung, Hasil penelitian menyebutkan bahwa penggunaan wheat bran 10 % memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan ikan mas dan dihasilkan nilai kecernaan protein yang tinggi sebesar 71-75% (Hertrampf dan Piedad-Pascual, 2000).

Berdasarkan informasi tersebut maka dibuat kombinasiwheat bran dalam formulasi pakan untuk budidaya ikan nila, Ikan nila merupakan ikan omnivora yang mampu beradaptasi dengan pakan yang memiliki kandungan serat kasar optimal. Formulasi pakan pada penelitian ini dengan perlakuan wheat bran

sampai 30% sebagai pengganti jagung dengan mengurangi proporsi tepung kedelai diharapkan tidak mempengaruhi laju pertumbuhan harian dan efisiensi pakan sehingga biaya produksi dapat dikurangi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian wheat bran

dengan kadar yang berbeda sebagai pengganti jagung dalam formulasi pakan terhadap kinerja pertumbuhan dan efisiensi pakan ikan nila Oreochromis niloticus.


(15)

3

II, METODE PENELITIAN

2.1. Pakan Uji

Pakan uji yang digunakan berupa pakan buatan yang diformulasikan dengan

wheat bran pada kadar yang berbeda yaitu 0%, 10%, 20%, dan 30%, Pakan perlakuan yang diberikan berupa pelet tenggelam dengan ukuran 3 mm. Komposisi pakan perlakuan yang digunakan tertera dalam Tabel 2 dan hasil analisa proksimat pakan perlakuan terdapat pada Tabel 3.

Tabel 2. Komposisi pakan uji (%)

Bahan Pakan Perlakuan

WB0% WB 10% WB 20% WB 30%

Jagung 17,70 6,60 0,00 0,00

Wheat Bran 0,00 10,00 20,00 30,00

Gaplek 27,70 30,00 28,73 20,90

Soy Bean Meal 31,18 30,39 27,99 25,43

Squid Liver 0,90 0,90 0,90 0,90

Meat and Bone Meal 10,00 9,40 10,00 10,00

Poultry by Product Meal 2,00 2,00 2,00 2,00

Fish Meal 5,00 5,00 5,00 5,00

MDCP 0,85 0,82 0,67 0,59

Bio Yeast 0,50 0,50 0,50 0,50

Minyak Ikan 1,70 1,90 1,70 2,10

Soy oil 1,00 1,00 1,00 1,00

Premix 1,47 1,49 1,51 1,54

Jumlah (%) 100,00 100,00 100,00 100,00

Ket: WB = perlakuan pakan denganwheat bran

MDCP = Mono-dicalcium phosphate

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat komposisi pakan uji kandungan wheat bran0% sampai 30% dengan mengganti jagung sebagai sumber energi utama dan pengurangan proporsi tepung kedelai sebagai sumber protein nabati. Sumber lemak dalam komposisi pakan diperoleh dari miyak ikan dan soy oil. Gaplek dalam komposisi pakan sebagai penyumbang energi dan binder dalam pakan yaitu sebesar 20,9-30%. Sumbangan protein hewani dalam komposisi pakan uji disamakan, Sumber protein hewani yang digunakan yaitu terdiri dari Squid Liver, Meat and Bone Meal, Poultry by Product Meal, dan Fish Meal, MDCP (


(16)

Mono-4

dicalcium phosphate) sumber fosfor dan kalsium, Bioyeast, dan premix digunakan sebagai bahan aditif dalam komposisi pakan.

Tabel 3. Hasil analisa proksimat (% berat kering) dan energi pada pakan uji

Komposisi proksimat Perlakuan

WB 0% WB 10% WB 20% WB 30%

Protein 28,93 29,25 28,83 28,27

Lemak 5,47 5,55 6,02 7,34

Kadar abu 11,66 10,14 11,03 10,24

Serat Kasar 3,57 4,58 5,32 5,80

Kadar air 7,83 9,73 9,19 7,77

BETN1 42,54 40,75 39,61 40,58

GE (Kcal/100gpakan)2 387,84 383,05 380,44 393,69

DE (kcall kg)3 2519,12 2492,05 2486,92 2598,49

C/P (kcal/g)4 8,71 8,52 8,63 9,19

KH/L5 7,78 7,34 6,58 5,53

Keterangan:

1) Bahan ekstrak tanpa nitrogen

2)Gross energy1 g protein = 5,6 kcal GE, 1 g BETN = 4,1 kcal GE, 1 g lemak = 9,4 kcal GE (Watanabe 1988) 3) Digestible energy1 g protein= 3,5 kcal DE,1 g lemak= 8,1 kcalDE,1 g BETN= 2,5 kcal DE (NRC 1997) 4) Rasio energi/protein

5) Rasio Karbohidrat/lemak

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat nilai proksimat pakan uji, Pakan uji yang diberikan memiliki nilai isoenergi dan isoprotein, Pakan uji mengandung kadar lemak yang berbeda-beda dengan adanya peningkatan proporsiwheat bran

sampai 30%. Kandungan serat kasar pakan uji juga meningkat antara 3,57-5,80%, hal ini menunjukan penggunaan proporsi wheat bran sampai 30% dalam pakan uji meningkatkan kadar lemak dan serat kasar pakan.

2.2. Pemeliharaan Ikan Uji

Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan nila dengan bobot awal 13,2 ± 0,28 g. Wadah pemeliharaan yang digunakan terdiri dari tiga buah kolam masing-masing berukuran (5 x 6 x 1) m3, dan tiap kolam diisi empat buah hapa yang berukuran (2 x 3 x 1) m3 dengan dilengkapi aerasi di dalamnya, dapat dilihat pada Gambar 1. Setiap kolam dijadikan ulangan yang terdiri dari empat perlakuan dengan padat tebar 100 ekor/hapa. Pengukuran kualitas air dilakukan setiap tujuh hari sekali selama pemeliharaan, terdiri dari oksigen terlarut, suhu, pH dan TAN (Total Amonia Nitrogen) dengan hasil seperti Tabel 4.


(17)

5

Gambar 1. Media pemeliharaan ikan nila selama budidaya 50 hari Tabel 4. Kualitas air kolam pemeliharaan ikan uji

Parameter Kisaran kualitas air

Kolam U 1 Kolam U 2 Kolam U 3

Oksigen terlarut (ppm) 4,26 - 8,27 4,25 – 8,49 4,16– 8,33

Suhu (0C) 27,80 – 29,00 27,90 – 28,80 28,30 – 29,60

pH 8,00 – 8,50 8,00 – 8,50 8,00 – 8,50

Total ammonia nitrogen (ppm) 0,20 – 0,70 0,40 - 0,60 0,40 – 0,70

Pemberian pakan dilakukan sebanyak tiga kali sehari yaitu pada pukul 08.00, 12.00, dan 16.00 WIB secara at satiation (sekenyangnya). Pemeliharaan ikan dilakukan selama 50 hari dengan sampling bobot biomassa dilakukan setiap 10 hari sekali.

Pengukuran kecernaan total dilakukan di awal pemeliharaan selama 21 hari, Pemeliharaan ikan menggunakan 12 akuarium, masing-masing berukuran (60x40x40) cm3 yang dilengkapi sistem aerasi dan resirkulasi (Gambar 2). Berat rata-rata ikan nila yang digunakan 13,2 ± 0,28 g dengan kepadatan 10 ekor per akuarium. Ikan diadaptasikan selama tujuh hari dan diberikan pakan uji mengandung Cr2O3 0,5%, Pengumpulan feses dilakukan selama 14 hari, dimulai hari ke delapan setelah masa adaptasi pakan. Pengambilan feses dilakukan dengan penyiponan segera setelah ikan mengeluarkan feses untuk menghindari pencucian feses. Feses yang telah terkumpul di dalam botol film dimasukan ke dalam frezer yang selanjutnya dikeringkan di dalam oven bersuhu 1100C selama


(18)

6

4-6 jam. Selanjutnya dilakukan pengukuran kromium dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 350 nm.

Gambar 2. Media pemeliharaan ikan nila pengukuran kecernaan 2.3. Analisa Kimia

Analisa kimia yang dilakukan meliputi analisa proksimat pakan uji, tubuh ikan diawal dan akhir pemeliharaan. Analisa proksimat pakan uji meliputi pengukuran kadar protein, lemak, serat kasar, abu dan air. Sedangkan analisa proksimat tubuh ikan meliputi pengukuran kadar air, kadar protein, kadar lemak dan abu. Ikan sampel awal pemeliharaan diambil sebanyak 20 ekor, dan sampel akhir pemeliharaan diambil sebanyak 10 ekor tiap ulangan untuk dilakukan analisa proksimat. Seluruh analisa proksimat dilakukan dengan mengikuti prosedur sesuai dengan Takeuchi (1988).

2.4. Analisa Kimia

Perlakuan pada penelitian menggunakan desain penelitian RAK (Rancangan Acak Kelompok) dengan empat perlakuan, masing-masing perlakuan tiga kali pengulangan. Metode statistik yang digunakan dengan program SAS 6.12 (Statistic analysis system). Hipotesis mengenai faktor perlakuan dan untuk mengetahui pengaruh pakan uji dihitung dengan analisis ragam (ANOVA). Sedangkan untuk melihat perbedaan perlakuan maka dilakukan uji lanjut dengan uji Duncan. Parameter yang diuji terdiri dari jumlah konsumsi pakan, laju


(19)

7

pertumbuhan harian, efisiensi pakan, sintasan, retensi protein, retensi lemak, kecernaan total, kecernaan protein, dan biaya pakan.

2.4.1. Jumlah konsumsi pakan

Jumlah konsumsi pakan ikan uji diketahui dengan cara menimbang jumlah pakan yang dimakan oleh ikan uji selama penelitian,

2.4.2. Pertumbuhan

Laju pertumbuhan harian ikan uji dihitung berdasarkan rumus Huisman (1987):

α = Laju pertumbuha harian(%)

Wt = Rata-rata bobot individu pada waktu t percobaan (g) Wo = Rata-rata bobot individu pada waktu awal percobaan (g)

t = Waktu percobaan (hari)

2.4.3. Efisiensi Pakan

Efisiensi pakan didefinisikan sebagai peningkatan berat basah daging per unit berat pakan kering, Efisiensi pakan (EP) dianalisis berdasarkan rumus Takeuchi (1988):

Keterangan :

EP = Efisiensi pakan (%)

Wt = Biomassa mutlak ikan pada waktu t (g)

Wo = Biomassa mutlak ikan pada awal percobaan (g) Wd = Biomassa mutlak ikan yang mati (g)


(20)

8

2.4.4. Sintasan

Sintasan ikan uji didapatkan dengan menghitung jumlah individu ikan uji yang hidup sampai akhir percobaan, Perhitungannya menggunakan rumus:

SR = Nt/N0 x 100% Keterangan:

SR =Kelangsungan hidup ikan

Nt = Jumlah individu ikan uji pada t percobaan (ekor)

No =Jumlah individu ikan uji pada awal percobaan (ekor)

2.4.5. Retensi Protein

Retensi protein merupakan gambaran dari banyaknya protein yang diberikan, yang dapat diserap dan dimanfaatkan untuk pertumbuhan serta dimanfaatkan tubuh untuk metabolisme harian (Halver, 1989). Nilai retensi protein dihitung berdasarkan persamaan yang dikemukakan oleh Takeuchi (1988)

Keterangan :

RP = Retensi protein (%)

Pt = Bobot protein tubuh pada waktu t (g) Po = Bobot protein tubuh awal (g)

Pp = Bobot protein pakan (g) 2.4.6. Retensi Lemak

Retensi lemak merupakan seberapa besar lemak yang dapat disimpan di dalam tubuh ikan. Nilai retensi lemak dapat dihitung berdasarkan persamaan yang dikemukakan oleh Takeuchi (1988), yaitu:


(21)

9

Keterangan :

RL = Retensi lemak (%)

Lt = Bobot lemak tubuh pada waktu t (g) Lo = Bobot lemak tubuh awal (g)

Lc = Bobot lemak pakan (g)

2.4.7. Kecernaan total (Sumber : Watanabe 1988) Kecernaan total = (1- (b/b’)) x 100%

Keterangan :

b = Cr2O3 (%) dalam pakan b’ = Cr2O3 (%) dalam feses

2.4.8. Kecernaan protein

Kecernaan protein = (1- ((b/b’) x (a’/a)) x 100% Keterangan :

b = Cr2O3 (%) dalam pakan b’ = Cr2O3 (%) dalam feses a = protein (%) dalam pakan a = protein (%) dalam feses

2.4.9. Biaya Pakan

Cp = harga pakan x nilai EP Cp = Biaya pakan (Costpakan Rp/kg) EP = Efisiensi pakan (%)


(22)

10

III, HASIL DAN PEMBAHASAN

3,1 Hasil

Hasil penelitian dengan menggunakan empat jenis pakan uji dengan komposisi wheat bran 0%, 10%, 20%, dan 30% menunjukan adanya pertumbuhan ikan nila. Perubahan bobot biomassa ikan nila selama 50 hari terlihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Perubahan bobot biomassa rata-rata individu ikan nila perlakuan

wheat brandengan kadar berbeda (0%, 10%, 20%, dan 30%).

Pertambahan bobot biomassa akhir rata-rata pemeliharaan dari bobot biomassa awal rata-rata individu pada perlakuan wheat bran 0% yaitu 4,13 kali lipat dengan hasil akhir 56,20 gram, perlakuan wheat bran 10% 3,78 kali lipat dengan hasil akhir 49,83 gram, perlakuanwheat bran20% 3,90 kali lipat dengan hasil akhir 53,10 gram, perlakuan wheat bran 30% 4,01 kali lipat dengan hasil akhir 53,77 gram.


(23)

11

Tabel 5. Data hasil kinerja pertumbuhan ikan nila setelah dibudidaya 50 hari

Parameter perlakuan pakan

WB 0 % WB 10% WB 20% WB 30% JKP (g) 6520,31 ± 66,15a 5872,44 ± 319,92b 6134,12 ±328,44ab 6414,04 ± 241,31a LPH (%) 2,88 ± 0,11a 2,69 ± 0,08a 2,76 ± 0,08a 2,81 ± 0,21a KT (%) 60,93±0,86a 50,73±1,03b 46,71±3,20b 51,28 ±2,98b KP (%) 73,63±0,59a 73,72±0,55a 73,59±1,75a 74,75±1,55a EP (%) 64,69 ± 3,69a 62,51 ± 3,31a 63,30 ± 5,17a 61,70 ± 5,48a RP (%) 32,22 ± 6,32ab 28,69 ± 2,33b 42,45 ± 4,49a 36,45 ± 11,02ab RL (%) 92,34 ± 0,38a 67,79±10,22b 75,72 ± 9,48ab 72,45 ± 14,68ab SR (%) 99,33 ± 0,58a 100,00 ± 0,00a 99,00 ± 1,00a 98,67 ± 1,15a Keterangan : 1, Huruf superskrip yang sama pada kolom yang sama menunjukan hasil yang

tidak berbeda nyata ( P>0,05).

2, JKP (jumlah konsumsi pakan), LPH (laju pertumbuhan harian), KT (kecernaan total), KP (Kecernaan protein), EP (Efisiensi pakan), RP (retensi protein), RL (retensi lemak), SR (sintasan).

Berdasarkan Tabel 5 menunjukan penggunaan wheat bran 30% dalam pakan mampu memberikan hasil pertumbuhan harian yang tidak berbeda nyata dengan pakan berbasis wheat bran 0%. Hal tersebut didukung dengan nilai efisiensi pakan yang tidak berbeda nyata antara pakan wheat bran 30% dengan pakanwheat bran0%.

Nilai retensi menunjukan banyaknya protein dan lemak yang tersimpan di dalam tubuh ikan uji. Berdasarkan Tabel 5 di atas, nilai retensi protein tertinggi dimiliki oleh pakan berbasis wheat bran 20% dan nilai terendah dimiliki pakan berbasis wheat bran 10%. Sedangkan, nilai retensi lemak tertinggi yaitu pakan berbasiswheat bran0% dan terendah pada pakan berbasiswheat bran10%.

Penggunaan wheat bran sampai 30% memberikan nilai kecernaan total yang berbeda nyata terhadap wheat bran 0%. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan wheat bran menurunkan nilai kecernaan total. Pada parameter efisiensi pakan, kecernaan protein, dan laju sintasan (SR) dapat dilihat bahwa setiap perlakuan memiliki nilai tidak berbeda nyata.


(24)

12

Tabel 6. Data harga pakan, efisiensi pakan, dan biaya pakan uji per kg

parameter

perlakuan pakan uji (%)

0 10 20 30

harga pakan (Rp/kg) 4149 4026 3900 3846

efisiensi pakan (%) 64,69 62,51 63,30 61,70

Biaya pakan ikan/kg 6414 6440 6161 6233

Tabel 6 menunjukan data harga pakan, efisiensi pakan dan biaya pakan, Berdasarkan perhitungan nilai biaya pakan terendah dimiliki pakan berbasis

wheat bran 20%. Hal ini didukung dengan nilai efisiensi pakan yang tinggi dibandingkan perlakuan lainnya, penggunaan proporsi wheat bran 20% mampu menghasilkan biaya terendah sebesar 6161 per kg sehingga dalam budidaya ikan nila penggunaan wheat bran dapat dijadikan bahan baku alternatif sebagai pengganti jagung dan mengurangi proporsi penggunaan tepung bungkil kedelai.

3.2 Pembahasan

Pakan yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kandungan isoprotein dan isoenergi. Namun, memiliki kandungan lemak dan serat kasar yang berbeda. Perbedaan kadar lemak dan serat kasar dalam pakan tidak mempengaruhi nilai laju pertumbuhan harian. Pertumbuhan dipengaruhi oleh keseimbangan energi dan protein di dalam pakan. Pertumbuhan ikan uji terlihat secara kuantitatif dengan adanya penambahan bobot tubuh. Nilai tersebut menunjukan bahwa ikan mampu mencerna pakan dan menyerap semua nutrien yang terkandung dalam pakan dan mengkonversinya menjadi energi.

Nilai kecernaan menggambarkan kemampuan ikan dalam mencerna suatu pakan dan kualitas pakan yang dikonsumsi. Mokoginta (1999) menyatakan bahwa perbedaan komposisi bahan dan zat makanan dalam pakan akan mempengaruhi nilai kecernaan total dan kecernaan protein pakan. Berdasarkan hasil analisis kandungan nutrien pakan (Tabel 3) diketahui, bahwa kandungan serat kasar dalam pakan berbeda-beda. Semakin tinggi proporsiwheat branyang digunakan dalam formulasi, semakin tinggi pula kadar serat kasar pakan perlakuan (Tabel 3). Hal tersebut menunjukan wheat bran memiliki kandungan serat kasar yang tinggi. Menurut Hertrampf dan Piedad-Pascual (2000)


(25)

13

menyatakan bahwa, kandungan serat kasarwheat bransebesar 12,3% lebih tinggi dibandingkan jagung yaitu 2,8%.

Berdasarkan Tabel 5 terlihat nilai dari kecernaan total dari pakan uji. Pakan uji dengan kandungan wheat bran 30%, 20% dan 10% berbeda nyata dengan pakan uji dengan kandungan wheat bran 0%. Menurut Van soest et al, (1991) apabila kandungan serat kasar dalam bahan pakan meningkat akan menyebabkan koefisien cerna semua zat akan menurun. Pakan yang berasal dari bahan nabati salah satunya wheat bran biasanya lebih sedikit dicerna, dikarenakan memiliki serat kasar yang sulit dicerna dan mempunyai dinding sel yang kuat sulit dipecahkan. Meskipun nilai kecernaan pakan uji 30%, 20%, dan 10% rendah jika dibandingkan dengan wheat bran 0%, namun proporsi peningkatan wheat bran dalam pakan masih dapat diterima oleh ikan. Hal ini seiring dengan nilai laju pertumbuhan harian dan efisiensi pakan yang tidak berbeda nyata (Tabel 5).

Beberapa hasil penelitian menyebutkan, wheat bran memberikan hasil pertumbuhan terbaik dibandingkan dengan bahan baku nabati lainnya, Hal ini seiring dengan hasil penelitian dari kalsoomet al(2009) dengan pemberianwheat bran sekitar 4 % dari bobot tubuh dapat meningkatkan pertumbuhan pada ikan hasil persilangan (Catla catla xLabeo rohita) jika dibandingkan dengan menggunakan rice broken dan tepung darah. Ditambahkan pula oleh Hertrampf dan Piedad-Pascual 2000 bahwa penggunaan wheat bran 10% menunjukan nilai terbaik pada ikan mas.

Kecernaan protein menunjukan kemampuan cerna dan daya serap ikan terhadap nutrien pakan uji tinggi. Hal ini seiring dengan nilai berdasarkan uji statistik menunjukan tidak terdapat perbedaan signifikan antar perlakuan. Kecernaan protein perlakuan pada penelitian ini berada pada kisaran 73,59-74,75%. Menurut Ranjhan (1980), kecernaan protein kasar tergantung pada kandungan protein di dalam pakan. Berdasarkan hasil penelitian Maina J G et al

(2002) menyatakan bahwa, ikan nila mampu mencerna protein dari wheat bran

sebesar 71-75%.

Protein merupakan nutrien paling utama dalam menentukan pertumbuhan. Kualitas protein pakan ditentukan oleh pola asam amino bahan baku yang


(26)

14

digunakan. Tabel 7 menunjukan pola asam amino wheat bran lebih baik dibandingkan dengan jagung. Selain itu pola asam amino keempat pakan perlakuan memiliki pola yang hampir sama dengan pola asam amino yang dibutuhkan ikan nila, sehingga diduga dapat menunjang pertumbuhan yang sama. Tabel 7. Komposisi asam amino assensial pakan percobaan (% protein)

Asam amino

essensial Jagung* WB* Ikan nila**

WB 0% WB 10% WB 20% WB 30%

Arginin 0,48 1,11 4,20 4,35 4,27 4,13 4,03

Histidin 0,29 0,46 1,72 1,56 1,54 1,49 1,45

Leusin 1,37 1,03 3,39 3,66 3,55 3,47 3,39

Isoleusin 0,39 0,54 3,11 2,21 2,19 2,12 2,09

Lisin 0,28 0,59 5,12 4,22 4,10 3,99 3,89

Methionin 0,19 0,23 2,68 1,04 0,99 0,97 0,96

Fenillanin 0,54 0,68 3,75 2,25 2,22 2,15 2,12

Treonin 0,40 0,51 3,75 2,83 1,91 2,67 2,62

Triptofan 0,09 0,54 1,00 1,94 0,56 1,91 1,95

Valin 0,50 0,68 2,80 2,94 2,87 2,77 2,69

Keterangan:1, *wheat brandan jagung (Hertrampf dan Piedad-Pascual (2000) 2, ** asam amino ikan nila NRC (1993) dalam Maina J Get al(2002)

Nilai laju pertumbuhan harian (LPH) menunjukan adanya presentase pertambahan bobot, Semakin tinggi nilai LPH, semakin cepat pula ikan tumbuh, Berdasarkan Tabel 5 menunjukan nilai LPH yang tidak berbeda nyata antar perlakuan. Hal ini seiring dengan nilai efisiensi pakan yang tidak berbeda nyata antar perlakuan (Tabel 5). Menurut Millamena et al, (2002), persentase efisiensi pakan merupakan pertambahan bobot (pertumbuhan) dibagi dengan konsumsi pakan. Efisiensi pakan akan berkorelasi positif terhadap pertumbuhan, jika ikan mampu mengefisiensikan pakan yang diberikan secara maksimum maka pertumbuhan akan semakin cepat terjadi, Berdasarkan nilai tersebut, wheat bran

sampai 30% dengan kandungan serat kasar 5,80% masih dapat dicerna dan diterima oleh ikan nila.

Pertumbuhan juga bisa di pengaruhi oleh kandungan energi yang tersedia di dalam pakan. Nilai energi yang tercerna dalam pakan (digestible energy) perlakuan berkisar antara 2486,92-2598,49 kkal kg. Hal ini menunjukan bahwa pakan perlakuan yang diberikan masih berada pada kisaran nilai energi yang dibutuhkan ikan nila yaitu sekitar 2500-4300 kkal kg (Jauncey and Ross, 1982). Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa ikan nila dengan pemberian pakanwheat bran30% mampu memanfaatkan energi yang berasal dari lemak dan


(27)

15

karbohidrat dengan baik dengan kandungan serat kasar yang tinggi, Menurut Handajani dan Widodo (2010), apabila sumbangan energi dari bahan non protein tersebut rendah, maka protein akan didegradasi untuk menghasilkan energi, sehingga fungsi protein sebagai nutrien pembangun jaringan tubuh akan berkurang. Keseimbangan energi dan protein di dalam pakan sangat berperan dalam menunjang pertumbuhan ikan.

Nilai retensi protein menggambarkan besarnya protein yang tersimpan di dalam tubuh. Berdasarkan Tabel 5. dapat terlihat nilai retensi protein yang berbeda nyata antara pakan berbasiswheat bran10% dengan 20%. Hal ini diduga dengan peningkatan wheat bran sampai 20% protein yang tersimpan di dalam tubuh lebih banyak digunakan untuk tumbuh dibandingkan untuk keperluan aktivitas dan metabolisme. Terbukti dengan nilai laju pertumbuhan harian. efisiensi pakan, dan kecernaan protein yang tidak berbeda nyata antar perlakuan.

Selain protein, lemak berperan sebagai peyumbang energi, setiap 1 g lemak mengandung 8,1 kkal DE (Digestible energy). Nilai retensi lemak menggambarkan sejumlah lemak yang tersiman di dalam tubuh, Berdasarkan Tabel 5, nilai retensi lemak tertinggi pada perlakuanwheat bran0%. Nilai retensi lemak ini menunjukkan bahwa sumbangan lemak yang berasal dari bahan baku lain banyak disimpan dalam tubuh sementara pada perlakuan lainnya lemak lebih banyak digunakan untuk kegiatan metabolisme sehingga lemak yang tersimpan didalam tubuh lebih sedikit.

Tingginya nilai efisiensi pakanwheat bran 20% menghasilkan biaya pakan terendah dibandingkan pakan perlakuan lainnya (Tabel 6). Pakan dengan kandungan wheat bran 20% memiliki gain cost (penambahan biaya) sebesar Rp 6.161,-. Hal tersebut menunjukan bahwa pakan dengan kandungan wheat bran

20% memiliki biaya pakan per kg lebih menguntungkan dibandingkan dengan pakan perlakuan lainnya Dengan demikian berdasarkan evaluasi ekonomi penggunaan pakan wheat bran 20% dalam formulasi pakan dapat menguntungkan dan penggunaan jagung dapat digantikan.


(28)

16

IV.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pemakaian

wheat bran hingga 20% dapat menggantikan jagung sebagai bahan baku dalam formulasi pakan ikan nila dan mampu memberikan efisiensi pakan dan kinerja pertumbuhan yang baik pada kegiatan budidaya ikan nilaOreochromis niloticus.


(29)

17

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z,, 2006, Pengaruh kadar tepung bungkil kelapa sawit dalam pakan ikan lele Clarias sp,, [Tesis], Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor,

Anonimous, 2004, Kebutuhan pakan ternak pada 2010 mencapai 13 juta ton, Artikel Suara Pembaharuan, Available at http://www,suara pembaharuan,com, [14 Januari 2011],

Anonimous, 2005, Limbah sawit bernilai ekonomis, Artikel Kompas, Available at http://www,kompas,com, [14 Januari 2011],

Anonimous, 2009, Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah dan Stakeholder dalam Produksi Pakan Ikan untuk Mendukung Pengembangan Usaha Perikanan Budidaya dalam Menghadapi dampak Krisis Global, Temu Pakan Nasional 19 - 20 Maret 2009, Bandung,

Handajani, H,, Widodo, W,, 2010, Nutrisi Ikan, UMM press, Malang

Hertrampf, J,W,, Piedad-Pascual F,, 2000, Handbook on Ingredients for Aquaculture Feeds, Kluwer Academic Publishers, London,

Huissman, E,A,, 1987, Principle of fish production, Departement of Fish Culture and Fisheries, Wageningen Agricultural University, The Netherlands, Jauncey K, Ross B (1982), A Guide to Tilapia feeds and feeding, Institute of

Aquaculture, University of Stirling, Scotland, Pp3,

Kalsoom, UM, E, ; Salim, T, M ; Shahzadi and Barlas, A, 2009, Growth

Performance and Feed Conversion Ratio (FCR) in Hybryd Fish (Catla Catla X Labeo Rohita) Fed on Wheat Bran, Rice Broken and Blood Meal, Pakistan Vet, J,, 29: 55-58,

Maina J G et al, 2002, Digestibility and feeding value of some feed ingredients fed to tilapia Oreochromis niloticus (L,), Aquaculture research, 33, 853-862,

Millamena, OM, RM Coloso, and FP Pascual, 2002, Nutrition in tropical Aquaculture, SEAFDEC, Tigbauanm Iloilo, Philippines, 221p

Mokoginta I, Takeuchi T, Suprayudi AM, Wiramiharja Y, Setiawati M, 1999, Pengaruh sumber karbohidrat yang berbeda terhadap kecernaan pakan,


(30)

18

efisiensi pakan, dan pertumbuhan benih gurame (Osphronemus gouramy

Lac),Jurnal ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, VI (2): 13-19, NRC (National Research Council), 1993, Nutrien Requirement of Fish, National

Academy Press, Washington DC,

NRC (National Research Council), 1997, Nutrien Requirement of Fish, National Academy Press, Washington DC,

Piliang, Wiranda G dan Djojosoebagio, S, 2006, Fisiologi Nutrisi Volume 1, IPB Press: Bogor

Tangendjaja, B, dan S, Rachmawati, 2006, Mycotoxin levels in corn and feed collected from Indonesian feedmills, Proc, ISTAP IV, Jogyakarta,

Takeuchi, T, 1988, Laboratory Work – Chemical Evaluation of Dietary Nutrients, P 179 – 233 In T, Watanabe, Editor, Fish Nutrition and Mariculture, Departement of aquatic Bioscience, Tokyo University of Fisheries,

Van Soest PJ, Robertson JB, Lewis BA, 1991,Methods for dietary fiber and non-starch polysaccharides in relation to animal nutrition, J, Dairy Sci, 74:3583-3597,

Watanabe, T,, 1988, Fish Nutrition and Mariculture, Departement of Aquatic Biosciences, Tokyo University of Fisheries, JICA


(31)

19

LAMPIRAN

Lampiran 1, Data Kelangsungan Hidup pemeliharaan selama 50 hari pemeliharaan

pakan uji ulangan jumlah tebar awal (e) jumlah panen (e) SR (%)

WB 0% 1 100 100 100

WB 0% 2 100 99 99

WB 0% 3 100 99 99

rata-rata 99,33

Simpangan

baku 0,58

WB 10% 1 100 100 100

WB10 % 2 100 100 100

WB 10% 3 100 100 100

rata-rata 100

Simpangan

baku 0

WB 20 % 1 100 100 100

WB 20 % 2 100 99 99

WB 20 % 3 100 98 98

rata-rata 99

Simpangan

baku 1

WB 30 % 1 100 98 98

WB 30 % 2 100 100 100

WB 30 % 3 100 98 98

rata-rata 98,67

Simpangan


(32)

20

Lampiran 2, Data laju pertumbuhan spesifik selama 50 hari pemeliharaan

pakan uji ulangan Bobot rata-rata awal/e (g) Bobot akhir rata2/e (g) LPS (%)

WB 0% 1 13,9 54 2,75

WB 0% 2 13,5 58,3 2,97

WB 0% 3 13,4 56,2 2,91

rata-rata 13,6 56,2 2,88

SB 0,11

WB 10 % 1 13,5 50 2,65

WB 10 % 2 13 48 2,65

WB 10 % 3 13 51,5 2,79

rata-rata 2,69

SB 0,08

WB 20 % 1 14,6 56 2,73

WB 20 % 2 13,2 50,2 2,71

WB 20 % 3 13 53 2,85

rata-rata 2,76

SB 0,08

WB 30 % 1 13,2 54,4 2,87

WB 30 % 2 13,4 48 2,58

WB 30 % 3 13,5 58,9 2,99

rata-rata 2,81


(33)

21

Lampiran 3, Data biomassa awal dan akhir pemeliharaan selama 50 hari

pakan uji Ulangan Biomassa

tebar (gram)

Bobot rata-rata awal

(g/e)

Biomassa akhir (gram)

Bobot rata-rata akhir

(g/e)

WB 0% 1 1390 13,9 5400 54

WB 0% 2 1350 13,5 5771,07 58,3

WB 0% 3 1340 13,4 5559,18 56,2

rata-rata 1360 13,6 5576,75 56,2

WB 10 % 1 1350 13,5 5000 50

WB 10 % 2 1300 13 4800 48

WB 10 % 3 1300 13 5150 51,5

rata-rata 1317 13,17 4983 49,83

WB 20% 1 1460 14,6 5600 56

WB 20% 2 1320 13,2 4968 50,2

WB 20% 3 1300 13 5196,09 53

rata-rata 1360 13,6 5255 53,1

WB 30% 1 1320 13,2 5326,5 54,4

WB 30% 2 1340 13,4 4800 48

WB 30% 3 1350 13,5 5780,69 58,9


(34)

22

Lampiran 4, Data jumlah konsumsi pakan dan efisiensi pakan selama 50 hari pemeliharaan

Lampiran 5,Data kecernaan total

Pakan uji ulangan Cr2O3 pakan (%) Cr2O3 feses (%) Kecernaan (%)

WB 0% 1 0,5 1,26 60,32

2 0,5 1,3 61,54

WB10 % 1 0,5 1 50

2 0,5 1,03 51,46

WB 20 % 1 0,5 0,98 48,97

2 0,5 0,9 44,44

WB 30 % 1 0,5 0,99 49,49

2 0,5 1,08 53,7

Pakan uji Ulangan Bbiomassa

tebar (g) Biomassa panen (g) Jumlah Konsumsi Pakan (g) Efisiensi Pakan (%)

WB 0% 1 1390 5400 6547,62 61,24

WB 0% 2 1350 5771,07 6444,88 68,59

WB 0% 3 1340 5559,18 6568,43 64,23

rata-rata 1360 5576,75 6520,31 64,69

simpangan

baku 66,15 3,69

WB 10% 1 1350 5000 5538,43 65,9

WB 10% 2 1300 4800 5902,78 59,29

WB 10% 3 1300 5150 6176,1 62,33

rata-rata 5872,44 62,51

simpangan

baku 319,92 3,31

WB 20% 1 1460 5600 5956,92 69,49

WB 20% 2 1320 4968 5932,34 61,49

WB 20% 3 1300 5196,09 6513,11 59,82

rata-rata 6134,12 63,6

simpangan

baku 328,44 5,17

WB 30% 1 1320 5326,5 6522,86 61,42

WB 30% 2 1340 4800 6137,48 56,37

WB 30% 3 1350 5780,69 6581,78 67,32

rata-rata 6414,04 61,7

simpangan


(35)

23

Lampiran 6, Data proksimat tubuh ikan uji

ikan awal

ulangan kadar air

(%)

kadar lemak (%) kadar protein (%)

basah kering basah kering

1 76,74 4,28 18,42 11,88 51,06

2 76,74 4,28 18,42 11,88 51,06

3 76,74 4,28 18,42 11,88 51,06

WB 0 %

1 65,94 7,24 28,73 11,86 47,01

2 69,55 6,61 21,72 14,75 48,44

3 66,89 7,54 22,78 15,78 47,66

WB 10 %

1 77,81 5,05 22,75 12,22 55,08

2 75,01 5,29 21,15 12,9 51,62

3 70,35 6,37 21,49 13,99 47,21

WB 20 %

1 69,9 6,46 21,46 15,02 49,89

2 63,56 5,82 15,98 19,51 53,55

3 65,98 7 20,59 17,78 52,26

WB 30 % 1 72,43 6,37 23,12 13,34 48,39

2 57,76 9,47 22,43 21,09 49,94


(36)

24

Lampiran 7,Data retensi protein tubuh ikan uji

Parameter ulgn pakan uji

wB 0 % WB 10 % WB 20 % WB 30%

Biomassa ikan awal (g)

1 1390 1350 1460 1320

2 1350 1300 1320 1340

3 1340 1300 1300 1350

Biomassa ikan akhir (g)

1 5400 5000 5600 5326,5

2 5771,07 4800 4968 4800

3 5559,18 5150 5196,09 5780,69

Protein ikan:

Kadar protein tubuh awal (%) 1 11,88 11,88 11,88 11,88

2 11,88 11,88 11,88 11,88

3 11,88 11,88 11,88 11,88

kadar protein tubuh akhir (%) 1 11,86 12,22 15,02 13,34

2 14,75 12,9 19,51 21,09

3 14,66 13,99 17,78 12,48

protein tubuh total awal (g) 1 165,13 160,38 173,45 156,82

2 160,38 154,44 156,82 159,19

3 159,19 154,44 154,44 160,38

protein tubuh total akhir (g) 1 640,44 611 841,12 710,56

2 851,23 619,2 969,26 1012,32

3 814,96 720,49 923,86 721,43

jumlah protein yang disimpan

dalam tubuh (g) 1 475,31 450,62 667,67 553,74

2 690,85 464,76 812,44 853,13

3 655,77 566,05 769,42 561,05

Pakan ikan

Konsumsi pakan (g) 1 6547,62 5538,43 5956,92 6522,86

2 6444,88 5902,78 5932,34 6137,48

3 6568,43 6176,1 6513,11 6581,78

kadar protein pakan(%) 1 28,93 29,25 28,83 28,27

2 28,93 29,25 28,83 28,27

3 28,93 29,25 28,83 28,27

jumlah protein pakan yang

dikonsumsi(g) 1 1894,23 1619,99 1717,38 1844,01

2 1864,5 1726,56 1710,29 1735,07

3 1900,25 1806,51 1877,73 1860,67

retensi protein (%) 1 25,09 27,82 38,88 30,03

2 37,05 26,92 47,5 49,17

3 34,59 31,33 40,98 30,15

rata-rata 32,22 28,69 42,45 36,45


(37)

25

Lampiran 8, Data retensi lemak tubuh ikan uji

parameter ulngn

pakan uji

wB 0 % WB 10 % WB 20 %

WB 30% Biomassa ikan awal (g)

1 1390 1350 1460 1320

2 1350 1300 1320 1340

3 1340 1300 1300 1350

Biomassa ikan akhir (g)

1 5400 5000 5600 5326,5

2 5771,07 4800 4968 4800

3 5559,18 5150 5196,09 5780,69

Lemak ikan :

kadar lemak tubuh awal ( %)

1 4,28 4,28 4,28 4,28

2 4,28 4,28 4,28 4,28

3 4,28 4,28 4,28 4,28

Kadar lemak tubuh akhir( %)

1 7,24 5,05 6,46 6,37

2 6,61 5,29 5,82 9,47

3 7 6,37 7 6,86

Lemak tubuh total awal (g) 1 59,49 57,78 62,49 56,49

2 57,78 55,64 56,49 57,35

3 57,35 55,64 55,64 57,78

Lemak tubuh total akhir (g) 1 390,96 252,5 362,76 339,29

2 381,47 253,92 289,14 454,56

3 389,14 328,06 363,73 396,55

jumlah lemak yang tersimpan

dalam tubuh (g) 1 331,47 194,72 299,27 282,8

2 323,69 198,28 232,65 397,21

3 331,79 272,42 308,09 338,77

Pakan ikan

Konsumsi pakan (g) 1 6547,62 5538,43 5956,92 6522,86

2 6444,88 5902,78 5932,34 6137,48

3 6568,43 6176,1 6513,11 6581,78

kadar lemak dalam pakan

(%) 1 5,47 5,55 6,02 7,34

2 5,47 5,55 6,02 7,34

2 5,47 5,55 6,02 7,34

Jumlah lemak pakan yang

dikonsumsi (g) 1 358,15 307,38 358,61 478,77

2 352,53 327,6 357,13 450,49

3 359,29 342,77 342,77 483,1

retensi lemak (%) 1 92,55 63,35 83,45 59,07

2 91,82 60,53 65,14 88,17

3 92,35 79,48 78,58 70,12

rata-rata 92,24 67,79 75,72 72,45


(38)

27

Lampiran 9. Data uji statistik parameter biologi selama pemeliharaan 50 hari 1. Uji statistik dan Duncan parameter SR

Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F

Model 5 4.41666667 0.88333333 1.38 0.3486

Error 6 3.83333333 0.63888889

Corrected Total 11 8.25000000

Duncan

Duncan Grouping Mean N PAKAN

A 100.0000 3 wb 10%

A

A 99.3333 3 wb 0%

A

A 99.0000 3 wb 20%

A

A 98.6667 3 wb 30%

2. Uji statistik dan Duncan parameter LPS (Laju Pertumbuhan Spesifik)

Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F

Model 5 0.11040833 0.02208167 1.63 0.2830

Error 6 0.08121667 0.01353611 Corrected Total 11 0.19162500

Duncan

Duncan Grouping Mean N PAKAN

A 2.87667 3 wb 0%

A

A 2.81333 3 wb 30%

A

A 2.76333 3 wb 20%

A


(39)

28

3. Uji Statistik parameter JKP (Jumlah Konsumsi Pakan)

Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F

Model 5 1070751.59754168 214150.31950834 5.35 0.0323

Error 6 240159.96088338 40026.66014723

Corrected Total 11 1310911.55842506

Duncan

Duncan Grouping Mean N PAKAN

A 6520.3 3 wb 0%

A

A 6414.0 3 wb 30 %

A

B A 6134.1 3 wb 20 %

B

B 5872.4 3 wb 10%

4. Uji statistik dan Duncan parameter EP (Efisiensi pakan)

Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F

Model 5 34.70416667 6.94083333 0.29 0.9018

Error 6 143.27633333 23.87938889

Corrected Total 11 177.98050000

Duncan

Duncan Grouping Mean N PAKAN

A 64.687 3 wb 0%

A

A 63.600 3 wb 20%

A

A 62.510 3 wb 10%

A


(40)

29

5. Lampiran retensi protein tubuh ikan nila

Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr >F

Model 5 506.47607500 101.29521500 3.33 0.0876

Error 6 182.46741667 30.41123611

Corrected Total 11 688.94349167

Duncan

Duncan Grouping Mean N PAKAN

A 42.453 3 wb 20%

A

B A 36.450 3 wb 30%

B A

B A 32.243 3 wb 0%

B

B 28.690 3 wb 10 %

6. Retensi Lemak

Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F

Model 5 1081.83670833 216.36734167 1.71 0.2646

Error 6 757.27018333 126.21169722

Corrected Total 11 1839.10689167

Duncan

Duncan Grouping Mean N PAKAN

A 92.240 3 wb0%

A

B A 75.723 3 wb20%

B A

B A 72.453 3 wb 30%

B


(41)

30 Uji Kecernaan

Descriptives hasil

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

1 2 60.9300 .86267 .61000 53.1792 68.6808 60.32 61.54

2 2 50.7300 1.03238 .73000 41.4545 60.0055 50.00 51.46

3 2 46.7050 3.20319 2.26500 17.9254 75.4846 44.44 48.97

4 2 51.5950 2.97692 2.10500 24.8484 78.3416 49.49 53.70

Total 8 52.4900 5.83254 2.06211 47.6139 57.3661 44.44 61.54

ANOVA hasil

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups

(Combined) 217.197 3 72.399 13.835 .014

Linear Term Contrast 102.592 1 102.592 19.604 .011

Deviation 114.605 2 57.302 10.950 .024

Within Groups 20.933 4 5.233

Total 238.129 7

hasil Duncan

pakan N

Subset for alpha = 0.05

a b

WB 20% 2 46.7050

WB 10% 2 50.7300

WB 30% 2 51.5950

WB 0% 2 60.9300


(1)

Lampiran 7,Data retensi protein tubuh ikan uji

Parameter ulgn pakan uji

wB 0 % WB 10 % WB 20 % WB 30%

Biomassa ikan awal (g)

1 1390 1350 1460 1320

2 1350 1300 1320 1340

3 1340 1300 1300 1350

Biomassa ikan akhir (g)

1 5400 5000 5600 5326,5

2 5771,07 4800 4968 4800

3 5559,18 5150 5196,09 5780,69

Protein ikan:

Kadar protein tubuh awal (%) 1 11,88 11,88 11,88 11,88

2 11,88 11,88 11,88 11,88

3 11,88 11,88 11,88 11,88

kadar protein tubuh akhir (%) 1 11,86 12,22 15,02 13,34

2 14,75 12,9 19,51 21,09

3 14,66 13,99 17,78 12,48

protein tubuh total awal (g) 1 165,13 160,38 173,45 156,82

2 160,38 154,44 156,82 159,19

3 159,19 154,44 154,44 160,38

protein tubuh total akhir (g) 1 640,44 611 841,12 710,56

2 851,23 619,2 969,26 1012,32

3 814,96 720,49 923,86 721,43

jumlah protein yang disimpan

dalam tubuh (g) 1 475,31 450,62 667,67 553,74

2 690,85 464,76 812,44 853,13

3 655,77 566,05 769,42 561,05

Pakan ikan

Konsumsi pakan (g) 1 6547,62 5538,43 5956,92 6522,86

2 6444,88 5902,78 5932,34 6137,48 3 6568,43 6176,1 6513,11 6581,78

kadar protein pakan(%) 1 28,93 29,25 28,83 28,27

2 28,93 29,25 28,83 28,27

3 28,93 29,25 28,83 28,27

jumlah protein pakan yang

dikonsumsi(g) 1 1894,23 1619,99 1717,38 1844,01

2 1864,5 1726,56 1710,29 1735,07 3 1900,25 1806,51 1877,73 1860,67

retensi protein (%) 1 25,09 27,82 38,88 30,03

2 37,05 26,92 47,5 49,17

3 34,59 31,33 40,98 30,15

rata-rata 32,22 28,69 42,45 36,45


(2)

Lampiran 8, Data retensi lemak tubuh ikan uji

parameter ulngn

pakan uji

wB 0 % WB 10 % WB 20 % WB 30%

Biomassa ikan awal (g)

1 1390 1350 1460 1320

2 1350 1300 1320 1340

3 1340 1300 1300 1350

Biomassa ikan akhir (g)

1 5400 5000 5600 5326,5

2 5771,07 4800 4968 4800

3 5559,18 5150 5196,09 5780,69

Lemak ikan :

kadar lemak tubuh awal ( %)

1 4,28 4,28 4,28 4,28

2 4,28 4,28 4,28 4,28

3 4,28 4,28 4,28 4,28

Kadar lemak tubuh akhir( %)

1 7,24 5,05 6,46 6,37

2 6,61 5,29 5,82 9,47

3 7 6,37 7 6,86

Lemak tubuh total awal (g) 1 59,49 57,78 62,49 56,49

2 57,78 55,64 56,49 57,35

3 57,35 55,64 55,64 57,78

Lemak tubuh total akhir (g) 1 390,96 252,5 362,76 339,29

2 381,47 253,92 289,14 454,56

3 389,14 328,06 363,73 396,55

jumlah lemak yang tersimpan

dalam tubuh (g) 1 331,47 194,72 299,27 282,8

2 323,69 198,28 232,65 397,21

3 331,79 272,42 308,09 338,77

Pakan ikan

Konsumsi pakan (g) 1 6547,62 5538,43 5956,92 6522,86

2 6444,88 5902,78 5932,34 6137,48 3 6568,43 6176,1 6513,11 6581,78 kadar lemak dalam pakan

(%) 1 5,47 5,55 6,02 7,34

2 5,47 5,55 6,02 7,34

2 5,47 5,55 6,02 7,34

Jumlah lemak pakan yang

dikonsumsi (g) 1 358,15 307,38 358,61 478,77

2 352,53 327,6 357,13 450,49

3 359,29 342,77 342,77 483,1

retensi lemak (%) 1 92,55 63,35 83,45 59,07

2 91,82 60,53 65,14 88,17

3 92,35 79,48 78,58 70,12

rata-rata 92,24 67,79 75,72 72,45


(3)

Lampiran 9. Data uji statistik parameter biologi selama pemeliharaan 50 hari

1. Uji statistik dan Duncan parameter SR

Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F

Model 5 4.41666667 0.88333333 1.38 0.3486

Error 6 3.83333333 0.63888889

Corrected Total 11 8.25000000

Duncan

Duncan Grouping

Mean

N

PAKAN

A

100.0000

3

wb 10%

A

A

99.3333

3

wb 0%

A

A

99.0000

3

wb 20%

A

A

98.6667

3

wb 30%

2. Uji statistik dan Duncan parameter LPS (Laju Pertumbuhan Spesifik)

Source

DF

Sum of Squares

Mean Square

F Value

Pr > F

Model

5

0.11040833

0.02208167

1.63

0.2830

Error

6

0.08121667

0.01353611

Corrected Total

11

0.19162500

Duncan

Duncan Grouping

Mean

N

PAKAN

A

2.87667

3

wb 0%

A

A

2.81333

3

wb 30%

A

A

2.76333

3

wb 20%

A


(4)

3. Uji Statistik parameter JKP (Jumlah Konsumsi Pakan)

Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F

Model 5 1070751.59754168 214150.31950834 5.35 0.0323

Error 6 240159.96088338 40026.66014723

Corrected Total 11 1310911.55842506

Duncan

Duncan Grouping

Mean

N

PAKAN

A

6520.3

3

wb 0%

A

A

6414.0

3

wb 30 %

A

B

A

6134.1

3

wb 20 %

B

B

5872.4

3

wb 10%

4. Uji statistik dan Duncan parameter EP (Efisiensi pakan)

Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F

Model 5 34.70416667 6.94083333 0.29 0.9018

Error 6 143.27633333 23.87938889

Corrected Total 11 177.98050000

Duncan

Duncan Grouping

Mean

N

PAKAN

A

64.687

3

wb 0%

A

A

63.600

3

wb 20%

A

A

62.510

3

wb 10%

A


(5)

5. Lampiran retensi protein tubuh ikan nila

Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr >F

Model 5 506.47607500 101.29521500 3.33 0.0876

Error 6 182.46741667 30.41123611

Corrected Total 11 688.94349167

Duncan

Duncan Grouping Mean N PAKAN

A 42.453 3 wb 20%

A

B A 36.450 3 wb 30%

B A

B A 32.243 3 wb 0%

B

B 28.690 3 wb 10 %

6. Retensi Lemak

Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F

Model 5 1081.83670833 216.36734167 1.71 0.2646

Error 6 757.27018333 126.21169722

Corrected Total 11 1839.10689167

Duncan

Duncan Grouping Mean N PAKAN

A 92.240 3 wb0%

A

B A 75.723 3 wb20%

B A

B A 72.453 3 wb 30%

B


(6)

Uji Kecernaan

Descriptives

hasil

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

1 2 60.9300 .86267 .61000 53.1792 68.6808 60.32 61.54

2 2 50.7300 1.03238 .73000 41.4545 60.0055 50.00 51.46

3 2 46.7050 3.20319 2.26500 17.9254 75.4846 44.44 48.97

4 2 51.5950 2.97692 2.10500 24.8484 78.3416 49.49 53.70

Total 8 52.4900 5.83254 2.06211 47.6139 57.3661 44.44 61.54

ANOVA

hasil

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups

(Combined) 217.197 3 72.399 13.835 .014

Linear Term Contrast 102.592 1 102.592 19.604 .011

Deviation 114.605 2 57.302 10.950 .024

Within Groups 20.933 4 5.233

Total 238.129 7

hasil

Duncan

pakan N

Subset for alpha = 0.05

a b

WB 20% 2 46.7050

WB 10% 2 50.7300

WB 30% 2 51.5950

WB 0% 2 60.9300