10. Root Metaphors or Integrating Symbols
Ide – ide, perasaan, dan citra organisasi yang dikembangkan sebagai karakteristik organisasi yang secara sadar ataupun tidak sadar tercermin dari
bangunan, lay out ruang kerja, dan materi artifak lainnya. Hal ini merefleksikan respon emosional dan estetika anggota organisasi, disamping
kemampuan kognitif atau kemampuan evaluatif anggota organisasi.
2.1.2 Komitmen Organisasi
Secara teoritis terdapat perbedaan dalam mendefinisikan konsep komitmen organisasi di antara para ahli dan peneliti Karim dan Noor, 2006 sehingga
berkembang dan tercipta beberapa pengertian atau definisi yang berbeda mengenai konsep komitmen organisasi dari berbagai disiplin ilmu. Komitmen
pada dasarnya tercipta dari diri karyawan itu sendiri, yang diperlukan perusahaan adalah bagaiman cara untuk merangsang komitmen karyawan.
2.1.2.1 Defenisi Komitmen Organisasi
Terdapat beberapa pendekatan yang berbeda untuk mendefinisikan komitmen organisasi. Pendekatan – pendekatan tersebut antara lain pendekatan
perilaku, pendekatan sikap dan pendekatan multidimensional Zangaro, 2001. Pendekatan sikap berfokus pada proses berpikir individu tentang hubungan
mereka dengan organisasi Mowday dalam Allen Meyer, 1991. Individu akan mempertimbangkan kesesuaian nilai dan tujuan mereka dengan organisasi.
Komitmen organisasi yang tinggi akan ditunjukkan dengan keyakinan yang kuat dan penerimaan terhadap nilai – nilai serta tujuan dari organisasi tersebut.
Salancik dalam Noordin dan Zainuddin, 2004 mengartikan komitmen organisasi sebagai kekuatan yang menjadikan individu bersedia bertindak
berdasarkan kepercayaan, yang dibuktikan dengan aktivitas dan keterlibatan. Komitmen organisasi itu sendiri memiliki dasar yang berbeda – beda secara
psikologis. Untuk itu perlu meneliti komitmen organisasi dengan menggunakan pendekatan secara multidimensional. Allen Meyer 1991 melakukan penelitian
secara multidimensional tentang komitmen organisasi. Mereka mendifinisikan komitmen organisasi sebagai kondisi psikologis yang menunjukkan karakteristik
hubungan antara pekerja dengan organisasi dan mempunyai pengaruh dalam keputusan untuk tetap melanjutkan keanggotaannya di dalam organisasi tersebut.
Cut Zurnali 2010 mendefinisikan pengertian komitmen organisasional sebagai sebuah keadaan psikologi yang mengkarakteristikkan hubungan karyawan dengan
organisasi atau implikasinya yang mempengaruhi apakah karyawan akan tetap bertahan dalam organisasi atau tidak, yang teridentifikasi dalam tiga komponen
yaitu: komitmen afektif, komitmen kontinyu dan komitmen normatif.
2.1.2.2 Komponen Komitmen Organisasi
Allen dan Meyer 1991 menyimpulkan komitmen organisasi mempunyai tiga komponen, yaitu Affective, Continuance, Normative.
1. Komponen Affective Komponen ini menunjukkan kelekatan emosional pekerja,
mengidentifikasikan dirinya dan menunjukkan keterlibatannya di dalam organisasi tersebut. Dimana pekerja yang memiliki komponen afektif yang
tinggi melanjutkan keanggotaannya ke dalam organisasi karena memang hal itulah yang mereka inginkan untuk tetap berada di organisasi.
2. Komponen Continuance Komponen ini menunjukkan kesadaran tentang kerugian yang dihadapi
seorang pekerja bila dia meniggalkan pekerjaannya. Pekerja yang mau tetap berada di organisasi berdasar komponen continuance karena memang mereka
membutuhkan organisasi. 3. Komponen Normative
Komponen ini mencerminkan perasaan tentang kewajiban untuk tetap bekerja di organisasi. Pekerja dengan komponen normative yang tinggi merasa
mereka harus berada di organisasi.
2.1.2.3 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi