Analisis Perilaku Wanita Wirausaha pada Kelompok Wanita Tani Tapak Dara Kelurahan Sindang Barang, Bogor Barat

ANALISIS PERILAKU WANITA WIRAUSAHA PADA
KELOMPOK WANITA TANI TAPAK DARA, KELURAHAN
SINDANG BARANG, BOGOR BARAT

IRVA MAVRUDAH

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Perilaku
Wanita Wirausaha pada Kelompok Wanita Tani Tapak Dara, Kelurahan Sindang
Barang, Bogor Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal dan dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2013
Irva Mavrudah
NIM H34090055

ABSTRAK
IRVA MAVRUDAH.Analisis Perilaku Wanita Wirausaha pada Kelompok Wanita Tani
Tapak Dara Kelurahan Sindang Barang, Bogor Barat. Dibimbing oleh RACHMAT
PAMBUDY.
Peran wanita dalam pembangunan pertanian yang sering disebut dengan wanita
tani dapat terlihat dari perannya yang dapat menghasilkan pemasukan ekonomi rumah
tangga. Peran produktif yang disandang oleh kaum wanita merupakan salah satu peran
penting diantara dua peran penting lainnya yaitu peran reproduktif dan peran sosial
masyarakat. Melalui pembentukan Kelompok Wanita Tani, kualitas wanita dapat
dikembangkan menjadi wanita wirausaha yang mandiri. Kemandirian wanita wirausaha
dapat terlihat dari perilaku wirausahanya yang meliputi pengetahuan, sikap mental, dan
keterampilan dalam berwirausaha. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
karakteristik individu, karakteristik kelompok, perilaku wirausaha dan keberhasilan usaha

yang selanjutnya akan dilihat hubungan antara karakteristik individu dan karakteristik
kelompok dengan perilaku wirausaha dan keberhasilan usaha melalui uji korelasi rank
spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok wanita tani Tapak Dara,
karakteristik individu lebih erat hubungannya dengan perilaku wirausaha dan
keberhasilan usaha dibandingkan dengan karakteristik kelompoknya. Hal itu disebabkan
karena pada dasarnya perilaku wirausaha dan keberhasilan usaha lebih ditentukan oleh
pribadi masing-masing individu. Meskipun sebenarnya melalui kelompok, pengetahuan
dan keterampilan individu juga dapat ditingkatkan dengan cara pembinaan dan pelatihan.
Kata kunci : keberhasilan usaha, kelompok wanita tani, perilaku wirausaha, wanita
wirausaha

ABSTRACT
IRVA MAVRUDAH. Behaviour Analysis of Women Entrepreneurs on Tapak Dara
Women Farmers Group in Sindang Barang Village, West Java. Supervised by
RACHMAT PAMBUDY
Woman role in agriculture development that rather frequently known as wanita
tani, can be seen from their role which create a sum of householdeconomy
revenues.femalesproductive role is one of important role between two others role, they
are reproductive role and social community role.Through Kelompok Wanita Tani
forming, female quality can be developed as an independent entrepreneur woman.

Entrepreneur woman independence is seen from their entrepreneurship behavior that
include the following : knowledge, mental attitude, and creativity of entrepreneurship.
The aim of research is to analyze the individual characteristic, group characteristic,
entrepreneur behavior, and effort achievement, which will be seen the relation between
individual characteristic and group characteristic with entrepreneur behavior and effort
achievement through rank spearman correlation test. The result shows that kelompok
wanita tani Tapak Dara has a tighter relation between individual characteristic,
entrepreneur behavior, and effort achievement than their group characteristic. their basic
entrepreneur behavior and effort achievement is more determined by their own personal.
eventhough it was came through the group, the knowledge and individual characteristic
can be developed too within training and intens relation development.
Keywords: business success, entrepreneur behaviour, women entrepreneur, women
farmers group

ANALISIS PERILAKU WANITA WIRAUSAHA PADA
KELOMPOK WANITA TANI TAPAK DARA, KELURAHAN
SINDANG BARANG, BOGOR BARAT

IRVA MAVRUDAH


Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANEJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Analisis Perilaku Wanita Wirausaha pada Kelompok Wanita Tani
Tapak Dara Kelurahan Sindang Barang, Bogor Barat
Nama
: Irva Mavrudah
NIM
: H34090055

Disetujui oleh


Dr Ir Rachmat Pambudy, MS
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Nunung Kusnadi, MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkah karunia dan
hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Mei 2013 ini ialah
kewirausahaan,dengan judul Analisis Perilaku Wirausaha Wanita pada Kelompok
Wanita Tani Tapak Dara, Kelurahan Sindang Barang, Bogor Barat.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Rachmat Pambudy Ms
selaku dosen pembimbing, Bapak Ir Burhanuddin MM selaku dosen
kewirausahaan, Ibu Ir Narni Farmayanti Msc, serta Ibu Eva Yolynda Aviny SP

MM sebagai dosen penguji atas segala kritik dan saran untuk perbaikan karya
ilmiah ini. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada seluruh
anggota dari Kelompok Wanita Tani Tapak Dara selaku responden yang telah
memberikan waktu luangnya serta informasi untuk pengumpulan data, Ibu Septiva
Herlin selaku ketua dan Ibu Titik Purwati selaku sekretaris yang telah
memberikan perizinan serta informasi mengenai kelompok dan pihak Dinas
Pertanian Kota Bogor yang telah memberikan informasi dan keterbukan mengenai
hal-hal yang diperlukan penulis. Terima kasih kepada teman satu bimbingan,
sahabat-sahabat Agribisnis 46, teman-teman asrama, dan Stephanus Wahyu
Nugroho atas semangat, doa dan dukungan yang diberikan. Ungkapan terima
kasih tak terhingga terutama penulissampaikan kepada kedua orang tuaserta
seluruh keluarga atas perhatian, doa, dukungan, dan kasih sayang yang tiada
hentinya dalam penyelesaian penulisan karya ilmiah ini.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.
Bogor, Agustus 2013
Irva Mavrudah

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
v

DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
5
Tujuan Penelitian
7
Manfaat Penelitian
7
Ruang Lingkup Penelitian
8
TINJAUAN PUSTAKA
8
Kelompok Wanita Tani
8

Wanita Wirausaha
10
Karakteristik Individu
11
Karakteristik Kelompok
12
Penelitian Mengenai Perilaku Wirausaha
13
Keberhasilan Usaha
15
KERANGKA PEMIKIRAN
16
Kerangkat Pemikiran Teoritis
16
Konsep Pemberdayaan
16
Pengertian Wirausaha
17
Perilaku Wirausaha
18

Ciri-ciri Wirausahawan yang Berhasil
23
Kerangka Pemikiran Operasional
24
METODE PENELITIAN
28
Waktu dan Tempat Penelitian
28
Jenis dan Sumber Data
28
Teknik Pengumpulan Data
28
Metode Pengolahan dan Analisis Data
29
GAMBARAN UMUM KWT TAPAK DARA
32
Sejarah Singkat Kelompok Wanita Tani Tapak Dara
32
Visi, Misi, dan Tujuan Kelompok Wanita Tani Tapak Dara
33

Struktur Organisasi Kelompok Wanita Tani Tapak Dara
34
Produk Kelompok Wanita Tani Tapak Dara
36
Permodalan Kelompok Wanita Tani Tapak Dara
37
HASIL DAN PEMBAHASAN
38
Karakteristik Individu
38
Karakteristik Kelompok
47
Perilaku Wirausaha
52
Hubungan Antara Karakteristik Individu dengan Perilaku Wirausaha dan
Keberhasilan Usaha
55
Hubungan Antara Karakteristik Kelompok dengan Perilaku Wirausaha dan
Keberhasilan Usaha
65

Hubungan Antara Perilaku Wirausaha dengan Keberhasilan Usaha
69
SIMPULAN DAN SARAN
71
DAFTAR PUSTAKA
72

LAMPIRAN

76

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Kriteria penilaian skor perilaku wirausaha
Perbedaan komposisi kimia tepung mocaf dengan tepung singkong (%)
Distribusi responden menurut usia pada anggota kelompok wanita tani
Tapak Dara
Distribusi responden menurut tingkat pendidikan formal pada anggota
kelompok wanita tani Tapak Dara
Distribusi responden menurut pendidikan non formal pada anggota
kelompok wanita tani Tapak Dara
Distribusi responden menurut lama usaha pada anggota kelompok
wanita tani Tapak Dara
Distribusi responden menurut sumber modal awal pada anggota
kelompok wanita tani Tapak Dara
Distribusi responden menurut pinjaman pengembangan usaha pada
anggota kelompok wanita tani Tapak Dara
Distribusi responden menurut waktu yang dicurahkan untuk
berwirausaha pada anggota kelompok wanita tani Tapak Dara
Distribusi responden menurut persentase kebutuhan keluarga yang
terpenuhi pada anggota kelompok wanita tani Tapak Dara
Distribusi responden menurut status pekerjaan suami pada anggota
kelompok wanita tani Tapak Dara
Distribusi responden menurut pendapatan pada anggota kelompok
wanita tani Tapak Dara
Distribusi responden menurut jumlah anggota keluarga pada anggota
kelompok wanita tani Tapak Dara
Distribusi responden menurut asal daerah pada anggota kelompok
wanita tani Tapak Dara
Distribusi responden menurut lama bergabung pada anggota kelompok
wanita tani Tapak Dara
Distribusi responden menurut motivasi bergabung pada anggota
kelompok wanita tani Tapak Dara
Distribusi responden menurut harapan bagi kelompok pada anggota
kelompok wanita tani Tapak Dara
Distribusi responden menurut mekanisme pengambilan keputusan pada
anggota kelompok wanita tani Tapak Dara
Distribusi responden menurut keinginan anggota pada kelompok wanita
tani Tapak Dara
Distribusi responden menurut intensitas rapat dan kegiatan pada anggota
kelompok wanita tani Tapak Dara
Distribusi responden menurut pelayanan kelompok pada anggota
kelompok wanita tani Tapak Dara
Distribusi responden menurut suasana kelompok pada anggota
kelompok wanita tani Tapak Dara

31
36
39
39
41
41
42
42
43
44
45
45
46
47
47
48
49
49
50
50
51
51

23 Distribusi responden menurut perilaku wirausaha pada anggota
kelompok wanita tani Tapak Dara
24 Hasil uji korelasi rank spearman antara usia dengan perilaku wirausaha
dan keberhasilan usaha pada anggota kelompok wanita tani Tapak Dara
25 Hasil uji korelasi rank spearman antara pendidikan formal dengan
perilaku wirausaha dan keberhasilan usaha dari anggota kelompok
wanita tani Tapak Dara
26 Hasil uji korelasi rank spearman antara pendidikan non formal dengan
perilaku wirausaha dan keberhasilan usaha pada anggota kelompok
wanita tani Tapak Dara
27 Hasil uji korelasi rank spearman antara lama usaha dengan perilaku
wirausaha dan keberhasilan usaha pada anggota kelompok wanita tani
Tapak Dara
28 Hasil uji korelasi rank spearman antara sumber modal awal dengan
perilaku wirausaha dan keberhasilan usaha pada anggota kelompok
wanita tani Tapak Dara
29 Hasil uji korelasi rank spearman antara pinjaman pengembangan usaha
dengan perilaku wirausaha dan keberhasilan usaha pada anggota
kelompok wanita tani Tapak Dara
30 Hasil uji korelasi rank spearman antara waktu yang dicurahkan untuk
berwirausaha dengan perilaku wirausaha dan keberhasilan usaha pada
anggota kelompok wanita tani Tapak Dara
31 Hasil uji korelasi rank spearman antara persentase kebutuhan keluarga
yang terpenuhi dengan perilaku wirausaha dan keberhasilan usaha pada
anggota kelompok wanita tani Tapak Dara
32 Hasil uji korelasi rank spearman antara status pekerjaan suami dengan
perilaku wirausaha dan keberhasilan usaha pada anggota kelompok
wanita tani Tapak Dara
33 Hasil uji korelasi rank spearman antara pendapatan dengan perilaku
wirausaha dan keberhasilan usaha pada anggota kelompok wanita tani
Tapak Dara
34 Hasil uji korelasi rank spearman antara jumlah anggota keluarga dengan
perilaku wirausaha dan keberhasilan usaha pada anggota kelompok
wanita tani Tapak Dara
35 Hasil uji korelasi rank spearman antara asal daerah dengan perilaku
wirausaha dan keberhasilan usaha pada anggota kelompok wanita tani
Tapak Dara
36 Hasil uji korelasi rank spearman antara lama bergabung dengan perilaku
wirausaha dan keberhasilan usaha pada anggota kelompok wanita tani
Tapak Dara
37 Hasil uji korelasi rank spearman antara motivasi bergabung dengan
perilaku wirausaha dan keberhasilan usaha pada anggota kelompok
wanita tani Tapak Dara
38 Hasil uji korelasi rank spearman antara motivasi bergabung dengan
perilaku wirausaha dan keberhasilan usaha pada anggota kelompok
wanita tani Tapak Dara

52
56

57

57

59

59

60

61

62

62

63

64

64

65

66

66

39 Hasil uji korelasi rank spearman antara mekanisme pengambilan
keputusan dengan perilaku wirausaha dan keberhasilan usaha pada
anggota kelompok wanita tani Tapak Dara
40 Hasil uji korelasi rank spearman antara keinginan anggota dengan
perilaku wirausaha dan keberhasilan usaha pada anggota kelompok
wanita tani Tapak Dara
41 Hasil uji korelasi rank spearman antara intensitas rapat dan kegiatan
dengan perilaku wirausaha dan keberhasilan usaha pada anggota
kelompok wanita tani Tapak Dara
42 Hasil uji korelasi rank spearman antara pelayanan kelompok dengan
perilaku wirausaha dan keberhasilan usaha pada anggota kelompok
wanita tani Tapak Dara
43 Hasil uji korelasi rank spearman antara suasana kelompok dengan
perilaku wirausaha dan keberhasilan usaha pada anggota kelompok
wanita tani Tapak Dara
44 Hasil uji korelasi rank spearman antara pengetahuan dengan
keberhasilan usaha pada anggota kelompok wanita tani Tapak Dara
45 Hasil uji korelasi rank spearman antara sikap mental dengan dengan
keberhasilan usaha pada anggota kelompok wanita tani Tapak Dara
46 Hasil uji korelasi rank spearman antara sikap mental dengan dengan
keberhasilan usaha pada anggota kelompok wanita tani Tapak Dara

67

67

68

68

69
69
70
70

DAFTAR GAMBAR
1
2
3

Jumlah penduduk di dunia tahun 2011
Persentase wanita pengusaha di Indonesia
Faktor-Faktor yang menyebabkan wanita pengusahaenggan untuk
mengajukan permohonan pinjaman bank
4 Perubahan perilaku manusia
5 Kerangka pemikiran operasional
6 Struktur organisasi Kelompok Wanita Tani Tapak Dara

1
10
11
18
27
35

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6

Jumlah penduduk Indonesia tahun 1960-2011
Persentase penduduk menurut provinsi dan jenis kelamin tahun 20092011
Status kesempatan kerja menurut gender tahun 1990-2006
Hasil uji korelasi rank spearman karakteristik individu terhadap perilaku
wirausaha
Hasil uji korelasi rank spearman karakteristik kelompok terhadap
perilaku wirausaha
Hasil uji korelasi rank spearman antara karakteristik individu terhadap
keberhasilan usaha

76
76
77
78
80
82

Hasil uji korelasi rank spearman antara karakteristik kelompok terhadap
keberhasilan usaha
8 Hasil uji korelasi rank spearman antara perilaku wirausaha terhadap
keberhasilan usaha
9 Data diri responden
10 Riwayat hidup
7

84
85
86
88

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk
terpadat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk
Indonesia tahun 2011 sebesar 242.32 juta jiwa, sedangkan di China sebesar 1.34
milyar jiwa yang kemudian diikuti oleh India dan Amerika serikat masingmasing sebesar 1.24 milyar dan 311.59 juta jiwa (Gambar1).Selain itu, jumlah
penduduk Indonesia juga mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan
jumlah penduduk Indonesia dapat dilihat pada Lampiran1.1

Gambar 1 Jumlah penduduk di dunia tahun 2011
Sumber : Bank Dunia (2013)

Data BPS (2012) melaporkan bahwa perbandingan antara jumlah
penduduk laki-laki dan perempuan di Indonesia tahun 2011 memiliki persentase
sebesar 50.37 dan 49.63%2. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah penduduk di
Indonesia lebih didominasi oleh laki-laki. Meskipun demikian, perempuan
memiliki peran yang sama seperti laki-laki dalam pembangunan nasional
Indonesia. Data mengenai persentase penduduk menurut provinsi dan jenis
kelamin tahun 2009 hingga 2011 dapat dilihat pada Lampiran2.
Menurut Mugniesyah (1986), menyertakan wanita dalam proses
pembangunan tidak sekedar untuk menunjukkan emansipasi wanita sematamata, akan tetapi lebih ditekankan pada suatu kepentingan yang mendesak,
mengingat wanita sebagai pendukung unit keluarga yang juga berperan dalam
tenaga kerja pembangunan yang berarti juga berperan dalam meningkatkan
penghasilan keluarga. Lebih lanjut, Hubeis dalam Rinaldi (1999) menjelaskan
bahwa peran wanita dalam kebijakan pembangunan Indonesia meliputi : 1)
peran sebagai isteri yang mendampingi suami dengan baik dan mampu
1

Bank Dunia. 2013. Perbandingan antara jumlah penduduk dunia dan Indonesia. [Internet].
[diunduh 2013 Jul 19]. Tersedia pada :www.google.co.id/publicdata
2
[BPS]. Badan Pusat Statistika.2012. Persentase penduduk menurut Provinsi dan jenis kelamin
tahun 2009-2011. [Internet]. [diunduh 2013 Agust 2]. Tersedia pada : www.bps.go.id

2

menopang karir suami, 2) peran sebagai ibu yang mampu mendidik dan
membina generasi muda, jasmani, dan rohani agar kelak mampu menghadapi
tantangan zaman dan menjadi wanita yang berguna, 3) peran sebagai pengatur
rumah tangga yang mampu menciptakan suasana aman dan damai untuk seluruh
anggota keluarga, 4) peranan sebagai tenaga kerja yang mampu menambah
pendapatan keluarga untuk mencapai keluarga yang sehat sejahtera, 5) peran
sebagai anggota masyarakat yang aktif dalam kegiatan sosial, dan 6) peran
sebagai manusia pembangunan yang berkemampuan mengembangkan karier dan
profesinya.
Perkembangan peran dan posisi kaum wanita sejak dahulu hingga saat ini
telah menempatkan wanita sebagai mitra yang sejajar dengan kaum pria. Wanita
memiliki kesempatan yang sama dalam berbagai bidang, dan memiliki
tanggungjawab yang sama pula terhadap kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Selanjutnya, seiring dengan perkembangan zaman, wanita juga
telah berfungsi sebagai pekerja nyata yang bertugas selain sebagai ibu rumah
tangga juga bertugas sebagai pencari nafkah untuk menambah pendapatan rumah
tangga. Lebih lanjut, disebutkan bahwa diskriminasi terhadap wanita setelah
kemerdekaan tidak hanya terjadi pada kesempatan bersekolah bagi anak
perempuan saja, melainkan juga terjadi pada dunia pekerjaan untuk peningkatan
karir dan dalam dunia politik praktis. Namun, meskipun demikian, pada
kenyataannnya masih banyak hambatan bagi wanita untuk mencapai kedudukan
atau peningkatan prestasi seperti yang diharapkan. Untuk mencapai kedudukan
yang setara dengan kedudukan laki-laki, seperti kedudukan pimpinan, dan
pengambil keputusan, perempuan dituntut untuk mempunyai kelebihan prestasi
yang lebih menonjol, serta harus melalui perjuangan yang sangat berat. Oleh
sebab itu, diperlukan adanya motivator untuk mendorong kaum wanita lebih
berprestasi. Visi pembangunan pemberdayaan perempuan adalah tercapainya
keadilan dan kesetaraan gender dalam keluarga, masyarakat, berbangsa dan
bernegara, yang dalam pencapaiannya perlu dilaksanakan berbagai ragam
kegiatan3.
Di Indonesia, dalam beberapa tahun belakangan ini, terutama sejak krisis
keuangan Asia pada periode 1997 sampai 1998 dan diperkuat oleh adanya MDG
(Millenium Development Goals) yang diprakarsai oleh Perserikatan Bangsa
Bangsa (PBB) menyebutkan bahwa pemberdayaan wanita merupakan salah satu
dari tujuan, dan perhatian terhadap perkembangan kewirausahaan wanita di
Indonesia semakin besar. Perhatian tersebut tidak hanya berasal dari dunia
akademis, tetapi juga dari pengambil-pengambil kebijakan, praktisi-praktisi, dan
lembaga-lembaga masyarakat non-pemerintah (LSM). Meningkatnya perhatian
tersebut berasal dari kesadaran bahwa penciptaan kewirausahaan wanita,
khususnya di pedesaan akan sangat membantu upaya-upaya pemerintah dalam
memerangi kemiskinan. Selain itu juga sangat penting sebagai salah satu motor
penggerak pembangunan ekonomi dan kemajuan sosial di pedesaan (Tambunan
2012).
Selanjutnya, Tambunan (2012) juga menyebutkan bahwa jumlah wanita
pengusaha di Indonesia, mengalami peningkatan sejak tahun 1980-an, dan
3

[Setneg]. Sekretaris Negara. 2008. Potret kebangkitan perempuan Indonesia. [Internet].
[diunduh 2013 Jul 19]. Tersedia pada: www.setneg.go.id

3

perkembangan ini bersamaan dengan era pertumbuhan ekonomi yang tinggi
yang mendorong peningkatan pendapatanmasyarakat per kapita yang pesat. Pada
tahun 1990, tercatat bahwa hanya sekitar 30.5% perempuan yang membuka
usaha sendiri dengan atau tanpa pekerja, dan pada tahun 2006 bertambah sedikit
menjadi 34,3%. Terdapat dua hal yang menarik dari data yakni pertama,
walaupun mengalami peningkatan namun dapat disimpulkan bahwa
perkembangan wanita pengusaha di Indonesia menurut data kesempatan kerja
tersebut masih lemah karena masih sekitar 30%. Kedua, bukti tersebut telah
mendukung pandangan umum bahwa wanita pengusaha di Indonesia
terkonsentrasi di UMI atau tepatnya self-employment atau usaha seorang diri
tanpa pekerja yang diupah. Data mengenai status kesempatan kerja menurut
gender dapat dilihat pada Lampiran3. Selain itu, menurut menteri pemberdayaan
perempuan, potensi wanita Indonesia untuk berkiprah di sektor usaha atau
sebagai pebisnis cukup besar. Populasi wanita yang mencapai 49% dari total
penduduk Indonesia merupakan potensi besar bagi kaum perempuan.
Selanjutnya, disebutkan pula bahwa hampir sebagian besar sektor UMKM lebih
banyak digerakkan oleh kaum perempuan baik kategori industri rumahan,
kelompok usaha maupun usaha kecil dalam memanfaatkan kemampuan diri
seperti menjahit, membuat kue, kerajinan dan lainnya4.
Selain berperan dalam pembangunan perekonomian, wanita juga
merupakan potensi sumber daya manusia yang perlu dikembangkan kualitasnya
dalam rangka menyukseskan pembangunan pada sektor pertanian. Peran wanita
dalam pembangunan pertanian yang sering disebut dengan wanita tani dapat
terlihat dari perannya yang dapat menghasilkan pemasukan ekonomi rumah
tangga. Peran produktif yang disandang oleh kaum wanita merupakan salah satu
peran penting diantara dua peran penting lainnya yaitu peran reproduktif dan
peran sosial masyarakat. Peran wanita tani dalam sektor pertanian tidak hanya
dilihat dari segi kuantitas, tetapi juga harus dilihat dari segi kualitasnya seperti
bermanfaat bagi peningkatan kapasitas wanita sebagai wanita tani yang
berwawasan lingkungan, maju, dan mengenal teknologi.
Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memberikan
kontribusinya pada sektor pertanian dengan proporsi wanita yang bekerja pada
sektor tersebut sebesar 1.17 juta jiwa. Tahun 2011, penduduk Jawa Barat yang
bekerja pada sektor pertanian sebesar 21.06% yang diikuti oleh sektor industri,
sektor lainnya dan sektor jasa-jasa dengan persentase masing-masing sebesar
20.46, 16.92, dan 15.46%.Pembangunan ekonomi pada sektor pertanian di Jawa
Barat merupakan hal yang sangat penting guna mewujudkan tujuan
pembangunan nasional dibidang pertanian, yaitu (1)peningkatan produksi
pangan, terutama menuju pencapaian surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014,
(2)stabilisasi harga pangan, (3)pemantapan penganekaragaman pangan berbasis
sumberdayalokal, dan (4)perlindungan dan pemberdayaanpetani serta
peningkatan kesejahteraan petani (BPS 2011). Selanjutnya, salah satu kota di
Provinsi Jawa Barat yang masih memiliki potensi untuk dikembangkan pada
sektor pertanian adalah Kota Bogor. Kota Bogor memiliki lahan pertanian yang
berpotensi untuk dikembangkan yakni meliputi 1 006Ha lahan sawah, 1 479.67
4

Republika. 2011. Linda : jumlah wanita pengusaha Indonesia masih 0.1 persen. [Internet].
[diunduh 2013 Agust 2]. Tersedia pada : http://www.republika.co.id/berita/breakingnews/nasional/11/01/30/161485-linda-jumlah-wanita-pengusaha-indonesia-masih-0-1-persen

4

Ha lahan kering, 868.29 Ha lahan pekarangan, 309.624 Ha lahan perkebunan,
dan 11 470 Ha bendungan dan kolam. Potensi lainnya adalah sumber daya
manusia petani atau pelaku agribisnis, dan aparatur5.
Pemberdayaan petani, khususnya bagi wanita tani dapat dilakukan
melalui pembentukan Kelompok Wanita Tani (KWT) dengan memberikan
pembinaan yang ditujukan untuk meningkatkan keterampilan para wanita tani
agar dapat menjadi wanita wirausaha mandiri. Tambunan (2012) menyatakan
bahwa perkembangan wanita pengusaha atau kewirausahaan di dalam kelompok
wanita sangat berpotensi sebagai motor utama pendorong proses pemberdayaan
wanita dan transformasi sosial, yang pada akhirnya bisa sangat berdampak
positif terhadap penurunan tingkat kemiskinan.
Selain itu, kelompok wanita tanijuga sebaiknya diarahkan pada
peningkatan kemampuan anggota dalam mengembangkan agribisnisdan
penguatan kelompok wanita tani menjadi organisasi wanita tani yang kuat dan
mandiri yang dicirikan antara lain :
1. Adanya pertemuan anggota atau pengurus yang diselenggarakan secara
berkala dan berkesinambungan.
2. Mempunyai rencana kerja kelompok yang disusun secara bersama
berdasar atas kesepakatan.
3. Memiliki aturan yang disepakati dan ditaati bersama.
4. Mempunyai pencatatan atau administrasi.
5. Berperan sebagai sumber informasi teknologi bagi para anggotanya.
6. Adanya jalinan kerjasama antar anggota antar kelompok serta kerjasama
dengan pihak lain.
7. Adanya pemupukan modal usaha dari iuran anggota ayau penyisihan
hasil usaha kelompok6.
Kemandirian wanita tani dapat terwujud apabila wanita tani mampu
memahami potensi yang dimiliki, sehingga potensi tersebut dapat dimanfaatkan
dan dikembangkan secara efektif dan efisien. Menurut World Bankdalam
Rahadian (2002), unsur terpenting dalam peningkatan kualitas sumber daya
manusia adalah pelatihan dan pendidikan. Pelatihan merupakan proses
pembelajaran atau kegiatan yang melibatkan perolehan konsep, peraturan, dan
sikap dalam peningkatan kemampuan dan keahlian. Sementara itu, pendidikan
adalah proses pengubahan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam
meningkatkan pengetahuan, sikap mental, serta keahlian dan keterampilan
menuju pribadi yang lebih produktif. Pengembangan wirausaha melalui
pendidikan kewirausahan merupakan salah satu solusi yang dapat dilakukan
untuk menjadikan wanita tani sebagai wanita wirausaha yang produktif dan
mandiri yang kemudian akan diikuti oleh peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan keluarga. Salah satu Kelompok Wanita Tani (KWT) yang berada
di Kota Bogor dan memiliki program pengembangan kewirausahaan melalui
pelatihan dan pendidikan adalah Kelompok Wanita Tani (KWT) Tapak Dara.

5

[Pemkot Bogor]. Pemerintahan Kota Bogor. 2011. Profil investasi bidang agribisnis Kota
Bogor. [internet]. [diunduh 2013 Mei 3]. Tersedia pada : www.kotabogor.go.id
6
[UPTBP3K]. Unit Pelayanan Teknis Badan Penyuluhan Pertanian,Perikanan, Perkebunan,dan
Kehutanan. 2012. Pembinaan kelompok tani. [Internet]. [diunduh 2013 Mei 3].Tersedia pada :
http://uptbp3kwaled.blogspot.com/2012/03/pembinaan-kelompok-tani.html

5

Kelompok wanita tani Tapak Dara adalah kelompok wanita tani yang
dibentuk pada tanggal 27 Januari 2011 dengan tujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup dan kesejahteraan sosial masyarakat melalui pengelolaan
lingkungan hidup dan pengembangan industri pertanian. Program-program yang
dilaksanakan pada kelompok wanita tani Tapak Dara untuk mencapai tujuan
tersebut, meliputi :
a) Pemanfaatan lahan pekarangan, merupakan kegiatan yang bertujuan
untuk meningkatkan ketersediaan bahan pangan di tingkat keluarga.
b) Pengelolaan terhadap kebun bibit dan kebun percobaan, merupakan
kegiatan dalam hal mengelola kebun bibit dan kebun percobaan. Kebun
percobaan digunakan sebagai sarana belajar pengembangan pertanian
perkotaan yang ramah lingkungan.
c) Sekolah Lapang (SL) pertanian ramah lingkungan, merupakan kegiatan
yang bertujuan untuk pemahaman secara langsung bagi anggota agar
mampu memanfaatkan produk pertanian.
d) Pengembangan industri tepung, khususnya tepung mocaf, bumbu, dan
kue, merupakan kegiatan untuk mengembangkan produk unggulan,
khususnya produk pertanian.
e) Pengembangan kewirausahaan produk pertanian, merupakan kegiatan
yang bertujuan untuk mengembangkan perilaku wirausaha anggota yang
meliputi pengetahuan, sikap mental, dan tindakan.
Program kegiatan pengembangan kewirausahaan yang dilakukan oleh
kelompok wanita tani Tapak Dara terhadap para anggota dimaksudkan agar para
anggota mampu menumbuhkembangkan niat dan jiwa dalamberwirausaha yang
nantinya akan menjadikan para wanita tani menjadi wanita wirausaha. Berbagai
kajian mengenai wanita wirausaha yang terlibat dalam suatu kelompok perlu
dilakukan dan salah satunya dapat ditelaah dari sisi perilaku wirausahanya.
Kajian perilaku wanita wirausaha, khususnya pada kelompok wanita tani dapat
memberikan gambaranmendalam mengenai perilaku yang dimiliki mulai dari
pengetahuan, sikap mental, dan keterampilan. Selain itu, keberhasilan usaha dari
anggota kelompok juga perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh dari perilaku wirausaha terhadap keberhasilan usaha. Perilaku
wirausaha antar anggota dalam kelompok berbeda satu dengan yang lainnya,
sehingga dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau bahan pertimbangan untuk
lebih mengoptimalkan peningkatan potensi anggota dalam membentuk wanita
wirausaha mandiri.
Perumusan Masalah
Pembentukan suatu kelompok memiliki peran tersendiri bagi para
anggota yang terlibat didalamnya. Umumnya, alasan pembentukan kelompok
adalah untuk memperoleh keuntungan ekonomi dan keuntungan sosial.
Keuntungan ekonomi yang diharapkan dapat berupa kemudahan mengakses
input sarana produksi, kemudahan koordinasi usaha, kemudahan menjual produk
usaha, peningkatan pendapatan, peningkatan kemampuan menabung dan
investasi atau pengembangan usaha. Sementara itu, keuntungan sosial yang
diharapkan dapat berupa peningkatan rasa kebersamaan, tujuan bersama dan rasa

6

aman, peningkatan status individu, dan kelompok dalam masyarakat atau
peningkatan kekuatan hukum (Suharno 2009).
Selain berperan sebagai kelompok sosial, suatu kelompok juga berperan
sebagai pelaku ekonomi yang menghasilkan produk-produk tertentu untuk
dipasarkan agar memperoleh keuntungan atau pendapatan yang layak. Secara
ekonomi, suatu kelompok harus dapat menghasilkan produk terbaik yang sesuai
dengan selera konsumen. Oleh sebab itu, para wanita tani yang tergabung dalam
suatu kelompoksebaiknya memfokuskan kegiatannya pada jenis usaha yang
menghasilkan produk atau pelayanan terbaik, sehingga memberikan kentungan
atau kepuasan bagi anggota.
Kelompok wanita tani Tapak Dara merupakan suatu kelompokyang
terbentuk pada tahun 2011. Meskipun baru berjalan selama kurang dari 3
tahun,kelompok tersebut telah berhasil merebut juara kedua dalam kategori
kelompok wanita tani dan juara pertama pada lomba cipta menu se-Kota Bogor.
Kelompok wanita tani Tapak Dara telah memperoleh bantuan berupa peralatan
dan modal dari Dinas Pertanian dan Kantor Ketahanan Pangan Kota Bogor.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan ketua kelompok,
kelompok wanita tani Tapak Daratelah memiliki visi dan misi yang telah
dinyatakan secara tertulis dengan pengambilan keputusan dilakukan secara
musyawarah.
Pembinaan dan pelatihan juga sering dilakukan oleh kelompok wanita
tani Tapak Dara dalam rangka peningkatan potensi diri anggota. Salah satu
bentuk pembinaan yang dilakukan oleh kelompok wanita tani Tapak Dara adalah
pengetahuan mengenai kewirausahaan. Pengetahuan tersebut diberikan dalam
bentuk pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali.
Sementara itu, program pelatihan dilakukan untuk meningkatkan keterampilan
para anggota yang nantinya dapat menjadikan anggota sebagai pribadi yang
produktif, kreatif, dan inovatif. Namun, terkadang pendidikan dan pelatihan
yang diberikan kepada anggota tidak dijadikan sebagai landasan dan tidak
dilaksanakan atau dipraktekkan secara langsung. Artinya, anggota hanya
memanfaatkan pengetahuan yang diterima tanpa adanya praktek langsung atau
tindakan selanjutnya.
Program pelatihan kewirausahaan yang dilakukan pada Kelompok wanita
tani Tapak Dara adalah program pengolahan hasil pertanian, khususnya
singkong yang nantinya akan dijadikan sebagai tepung mocaf yang merupakan
produk unggulan kelompok. Namun, pada kenyataannya hanya beberapa
anggota yang memanfaatkan program pelatihan tersebut dan dijadikan sebagai
pekerjaan sampingan atau bahkan pekerjaan utama. Sebagian besar dari anggota
kelompok wanita tani Tapak Dara tidak berkeinginan untuk lebih berusaha atau
bekerja kerasdalam mencapai sesuatu hal, artinya mereka tidak ingin merasakan
kegagalan, tetapi hanya ingin merasakan kesuksesan. Akibatnya, banyak dari
anggota kelompok yang tidak bertahan lama untuk memproduksi suatu produk
baru apabila dari awalnya produk tersebut kurang diminati oleh konsumen.
Selain itu, Kelompok wanita tani Tapak Dara juga telah memiliki
berbagai macam program kegiatan, baik yang telah dijalankan maupun yang
masih berupa rancangan. Salah satu program dalam rangka peningkatan kualitas
anggota adalah program pengembangan kewirausahaan. Melalui program
tersebut diharapkan dapat meningkatkan keterampilan anggota yang nantinya

7

akan meningkatkan pendapatan rumah tangga. Namun, kenyataannya program
pengembangan kewirausahaan belum terlaksana secara optimal yang berdampak
pada pencapaian visi dan misi yang telah dirincikan. Hal tersebut dapat terlihat
dari kurangnya respon dan minat anggota terhadap program dan kegiatan
kewirausahaan. Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil wawancara yang
dilakukan dengan ketua kelompok yang menyatakan bahwa salah satu
permasalahan yang dialami oleh kelompok wanita tani Tapak Dara adalah
kurangnya partisipasi anggota dalam meningkatkan kualitas diri dan
keterampilan dalam rangka pencapaian program pengembangan kewirausahaan.
Berdasarkan gambaran tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan
yang akan dibahas dalam penelitian ini antara lain :
1. Bagaimana karakteristik individu dan karakteristik kelompok pada
anggota kelompok wanita tani Tapak Dara ?
2. Bagaimana perilaku wanita wirausaha pada anggota kelompok wanita
tani Tapak Dara ?
3. Bagaimana hubungan antara karakteristik individu dan karakteristik
kelompok dengan perilaku wanita wirausaha dan keberhasilan usaha
serta bagaimana hubungan antara perilaku wanita wirausaha dengan
keberhasilan usaha pada anggota kelompok wanita tani Tapak Dara ?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah disampaikan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi karakteristik individu dan karakteristik kelompok pada
anggota kelompok wanita tani Tapak Dara.
2. Menganalisis perilaku wanita wirausahapadaanggota kelompok wanita
tani Tapak Dara.
3. Menganalisis hubungan antara karakteristik individu dan karakteristik
kelompok dengan perilaku wanita wirausaha dan keberhasilan usaha,
serta hubunganantara perilaku wanita wirausaha terhadap keberhasilan
usahapada anggota kelompok wanita tani Tapak Dara.
Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dirumuskan, maka hasil penelitian
ini dapat memberikan manfaat bagi :
1. Kelompok wanita tani Tapak Dara sebagai bahan masukan dan bahan
pertimbangan dalam meningkatkan peran dan fungsinya sebagai
kelompok terutama dalam hal pengembangan kewirausahaan bagi
anggota kelompok.
2. Pemerintah dan dinas terkait sebagai bahan masukan dan bahan kajian
dalam rangka meningkatkan program penyuluhan dan pembinaan
khususnya bagi kelompok wanita tani dan pemberdayaan wanita menjadi
wanita wirausaha mandiri.
3. Peneliti lain sebagai bahan pertimbangan dan bahan pembanding dalam
melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kelompok
wanita tani atau perilaku wirausaha.

8

4. Peneliti sendiri, dapat melatih kemampuan analisis serta dapat
mengaplikasikan konsep-konsep ilmu yang diperoleh selama kuliah
dalam kehidupan bermasyarakat dengan melihat fenomena praktis yang
terjadi di lapangan.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan hanya untuk mengetahui hubungan antara
karakteristik individu dan karakteristik kelompok terhadap perilaku wanita
wirausaha dan keberhasilan usaha pada anggota kelompok wanita tani Tapak
Dara. Pembatasan dilakukan hanya pada lingkup perilaku wanita wirausaha dari
anggota kelompok tanpa melihat atau membandingkan dengan perilaku
wirausaha pria dan tanpa membahas karakteristik wirausaha, tipe wirausaha,
serta keberhasilan kelompok. Pembatasan juga dilakukan pada karakteristik
individu yang digunakan dalam penelitian ini meliputi usia, tingkat pendidikan
formal, pendidikan non formal, lama usaha, sumber modal awal, pinjaman,
waktu yang telah dicurahkan untuk berwirausaha, persentase kebutuhan keluarga
yang telah terpenuhi, status pekerjaan suami, pendapatan, jumlah anggota
keluarga, dan asal daerah. Selanjutnya, karakteristik kelompok yang diteliti
meliputi lama bergabung, motivasi bergabung, harapan, mekanisme
pengambilan keputusan, keinginan anggota, intensitas rapat dan kegiatan,
pelayanan kelompok, dan suasana kelompok. Sementara itu, keberhasilan usaha
dalam penelitian ini menggunakan 5 indikator dengan tidak menggunakan data
kuantitatif atau laporan keuangan. Indikator dari keberhasilan usaha yang
digunakan mencakup keragaman produk, perluasan wilayah pemasaran,
peningkatan pendapatan, loyalitas konsumen, dan kemampuan bersaing.
Keberhasilan usaha digunakan hanya untuk melihat hubungannyadengan
karakteristik individu, karakteristik kelompok, dan perilaku wirausaha tanpa
dilakukan pembahasan secara mendalam.

TINJAUAN PUSTAKA
KelompokWanita Tani
Pusat Penyuluhan Pertanian dalam Manoppo (2009) berpendapat
bahwawanita tani adalah kaum wanita dalam keluarga petani dan masyarakat
pertanian yang dibagi kedalam dua bagian, yakni wanita tani menurut statusnya
dalam keluarga dan wanita tani menurut fungsinya dalam usahatani. Apabila
dilihat dari statusnya dalam keluarga, wanita tani terdiri dari :
a. Kepala keluarga, yaitu wanita tani pada kondisi : wanita janda (ditinggal
suami karena bercerai atau meninggal) atau wanita tidak menikah yang
hidup mandiri, tidak menjadi tanggungan orang lain, bahkan sering juga
mempunyai tanggungan.
b. Isteri petani, yaitu wanita yang menjadi isteri petani, hidup satu rumah
sebagai suami istri yang sah.

9

c. Wanita dewasa anggota keluarga, yaitu wanita yang berumur diatas 30
tahun atau yang sudah pernah menikah dan tinggal bersama seorang
petani (ibu, mertua, saudara, ipar, anak, kemenakan, dan lain-lain).
d. Pemuda tani wanita, yaitu wanita berumur 16-30 tahun dan belum pernah
menikah, yang tinggal bersama satu keluarga petani (anak, kemenakan,
dan lainnya).
e. Taruna tani wanita, yaitu wanita remaja berumur dibawah 16 tahun dan
belum pernah menikah yang tinggal dan menjadi tanggungan seorang
petani.
Sementara itu, apabila dilihat dari fungsinya dalam usahatani, wanita tani
terdiri dari :
1. Petani wanita, yaitu wanita pengusaha tani yang mengelola usahataninya
secara mandiri. Petani wanita dapat berstatus sebagai :
a. Kepala keluarga yang hidup atau mencukupi nafkah keluarganya dari
usahatani.
b. Isteri petani,seorang suami tidak berfungsi sebagai pencari nafkah
utama atau bekerja di luar usahatani keluarga.
c. Wanita dewasa anggota keluarga atau pemuda tani wanita yang
bertindak sebagai pengelola usahatani secara mandiri.
2. Mitra/pembantu usaha petani, yaitu wanita tani yang membantu
pengusaha tani dalam keluarganya, tanpa pemberian upah atau
pembagian hasil secara ekonomi. Mitra usaha petani tersebut berstatus
sebagai :
a. Isteri petani
b. Wanita dewasa anggota keluarga
c. Pemuda atau taruna tani wanita
Lebih lanjut, Departemen Pertanian dalam Ramanti (2006)
mendefinisikan wanita tani sebagai isteri dari petani yang terlibat secara
langsung atau tidak langsung dan ikut bertanggung jawab dalam kegiatan usaha
tani dan kegiatan lain yang berhubungan dengan usaha peningkatan
kesejahteraan keluarga. Dengan demikian, Kelompok Wanita Tani (KWT) dapat
didefinisikan sebagaikumpulan isteri petani atau para wanita aktif yang
memiliki aktivitas pada bidang pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan
yang memiliki keserasian untuk tujuan bersama dalam meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan keluarga. Melalui Kelompok Wanita Tani (KWT),
para wanita yang tergabung didalamnya akan memperoleh berbagai pengetahuan
dan keterampilan untuk lebih produktif agar menjadi wanita wiraushaa yang
mandiri dalam memanfaatkan sumber daya yang ada di lingkungan sekitarnya.
Menurut Jokopusphito (2006), ciri-ciri kelompok wanita tani yaitu (1)
seluruh anggotanya adalah wanita, (2) memiliki tujuan atau kepentingan yang
sama, (3) adanya dorongan (motif) yang sama, (4) mempunyai reaksi-reaksi dan
kecakapan yang berbeda, (5) mempunyai struktur organisasi yang jelas, (6)
mempunyai norma-norma pedoman tingkah laku yang jelas, (7) adanya interaksi
diantara sesama anggota, dan (8) adanya kegiatan kelompok yang nyata.
Sementara itu, kelompok wanita tani juga memiliki peran terhadap para
anggotanya sebagai :(1) kelas belajar, setiap anggota dapat berinteraksi satu
sama lain guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam
meningkatkan kemmapuannya untuk menjadi pribadi yang lebih

10

produktif,(2)wahana kerjasama, tempat untuk memperkuat antar anggota dalam
kelompok wanita tani atau kerjasama dengan kelompok wanita tani lain dalam
rangka pertukaran informasi, dan (3) unit penyedia sarana dan prasarana
produksi, unit produksi, unit pengolahan dan pemasaran serta unit jasa
penunjang.
Wanita Wirausaha
Muljaningsih et al (2013) menyatakan bahwa motivasi internal seorang
wanita berwirausaha adalah untuk pemenuhan diri sebagai motivator penting
dalam memulai suatu bisnis. Wanita wirausaha di Negara maju termotivasi oleh
adanya kebutuhan untuk berprestasi. Sementara itu, motivasi wanita dalam
berwirausaha di Negara berkembang karena adanya faktor kombinasi antara
factor pendorong dan daya tarik.
Selanjutnya, dalam perjalanannya menjalankan kegiatan usaha, seorang
wirausaha wanita memiliki berbagai tantangan ataupun kendala dalam
berwirausaha. Meskipun, pada dasarnya proses berwirausaha antara pria dan
wanita adalah sama. Namun, pada pada kenyataannya parkatek berwirausaha
yang dijalankan oleh seorang wanita cenderung sering mengalami hambatan dari
berbagai dimensi yang pada akhirnya akan mencegah dari adanya penyadadaran
akan potensi diri yang dimiliki.
Di Indonesia, sebagian besar wanita pengusaha menjalankan kegiatan
usaha di sektor UMKM (Gambar2). Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa
sektor UMKM merupakan jalur masuk bagi wanita untuk ikut serta dalam
kegiatan ekonomi. Meskipun, sektor UMKM berfungsi sebagai sarana
pemberdayaan ekonomi wanita, wanita pengusaha masih menghadapi hambatanhambatan yang menghalangi keikutsertaan mereka dalam kegiatan ekonomi
melalui sektor UMKM. Hambatan-hambatan tersebut meliputi akses
memperoleh pendanaan, pendaftaran usaha, pajak, pungutan, dan biaya.
Selanjutnya, pada penelitian akademika Surabaya (2005) disebutkan bahwa
terdapat faktor-faktor yang menyebabkan wanita wirausaha enggan untuk
melakukan peminjaman dana kepada pihak bank (Gambar3).7
, 0 pengusaha
menengah,
13%

pengusaha
besar, 2%

pengusaha
kecil, 85%

Gambar2Persentase wanita pengusaha di Indonesia
Sumber : IWAPI

7

Widyadari F, Sharder H, Pranoto S. [tahun terbit tidak diketahui]. Suara-suara perempuan
pengusaha. Jakarta (ID) : International Finance Corporation dan Ikatan Wanita Pengusaha
Indonesia

11

Takut wanprestasi

21.40%

Suku bunga yang tinggi

17.90%

Jaminan yang tidak memadai

7.10%

Persepsi pribadi

7.10%

Usaha tidak dipandang layak
Prosedur rumit
0.00%

7.10%
3.57%
5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00%

Gambar3Faktor-faktor yang menyebabkan wanita pengusaha
enggan untuk mengajukan permohonan pinjaman bank
(Acces to credit businesswoman 2005)

Tambunan (2009) menyebutkan bahwa salah satu kendala yang dihadapi
oleh seorang wanita dalam berwirausaha adalah dalam hal mengakses kredit
formal. Wanita memiliki peluang yang lebih sedikit dibandingkan dengan pria
untuk mendapatkan akses kredit formal. Adanya berbagai alasan seperti
kurangnya jaminan, dan persepsi negatif dari pihak penjamin resmi. Wanita
yang kurang dalam hal berpendidikan akan cenderung lebih sulit dalam
mendpatakan pembiayaan dari pihak bank. Hal tersebut disebabkan karena
mereka kurang informasi dalam hal tata cara peminjaman.
Karakteristik Individu
Rakhmat dalam Ramanti (2006) mendefinisikan karakteristik individu
sebagai ciri atau sifat yang dimiliki seseorang yang ditampilkan melalui pola
pikir, pola tindak, dan pola sikap. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi
karakteristik manusia, yaitu karakteristik personal dan karakteristik situasional.
Karakteristik personal adalah faktor-faktor yang melekat pada diri individu,
sedangkan karakteristik situasional sebagai faktor-faktor yang yang timbul dari
luar individu dan sangat berpengaruh pada perilaku seseorang.
Lionbergerdalam Pambudy (1999) menyebutkan bahwa karakteristik
individu atau karakteristik personal yang perlu diperhatikan adalah umur,
pendidikan, dan karakter psikologis. Karakter psikologis meliputi rasionalitas,
fleksibiltas mental, dogmatisme, orientasi pada usaha tani sebagai bisnis serta
kemudahan dalam menerima inovasi.Selanjutnya, Rogers dalam Jokopushito
(2006) berpendapat bahwa karakteristik personal meliputi status sosial ekonomi,
ciri kepribadian, dan perilaku komunikasi. Secara lebih rinci, karakteristik
personal tersebut dijabarkan lagi ke dalam umur, pendidikan formal, pendidikan
non formal, jumlah keluarga, pengalaman berusaha tani, usaha keluarga,
penghasilan keluarga, kekosmopolitan, partisipasi, kelembagaan masyarakat,

12

partisipasi dalam kelompok, dan kontak media. Menurut Simamora dalam
Rachmat (2006), karakteristik seseorang akan mempengaruhi cara dan
kemampuan yang berbeda dalam membentuk persepsi, informasi apa yang
diinginkan, bagaimana menginterpretasi informasi tersebut dan informasi apa
yang masih diingat, tergantung dari karakteristik individu, seperti tingkat
pendidikan, umur, jenis kelamin, kepribadian, dan lain-lain.
Karakteristik individu sering digunakan dalam studi penelitian, begitu
pula dengan penelitian yang berhubungan dengan kewirausahaan. Dirlanudin
(2010) menjelaskan bahwa seorang wirausaha dalam menjalankan suatu
kegiatan usaha memiliki faktor individu yang meliputi: (1) karakteristik biologis,
yaitu :umur, jenis kelamin, pendidikan; (2) latar belakang wirausaha yaitu:
pengalaman usaha, alasan berusaha, pekerjaan orang tua dan keluarga; dan (3)
motivasi, sebagai dorongan kuat untuk melakukan suatu usaha, seperti:
ketekunan, kegigihan dan kemauan keras untuk berhasil.
Pada penelitian yang dilakukan, variabel karakteristik individu yang akan
diamati dalam penelitian ini meliputi usia, tingkat pendidikan formal, pendidikan
non formal, lama usaha, sumber modal awal, pinjaman, waktu yang telah
dicurahkan untuk berwirausaha, persentase kebutuhan keluarga yang telah
tercukupi, status pekerjaan suami, pendapatan, jumlah anggota keluarga, dan
asal daerah.
Karakteristik Kelompok
Manusia merupakan makhluk sosial yang dalam proses kehidupannya
membutuhkan manusia lain yang ada disekitarnya. Naluri manusia untuk hidup
bersama dengan manusia lain akan menjadikan manusia saling ketergantungan
dengan yang lainnya dalam suatu lingkungan. Melalui pembentukan kelompok,
maka kebutuhan manusia yang saling membutuhkan akan menjadi sebuah wadah
dalam menangani kesulitan-kesulitan yang ada dan nantinya dapat diatasi secara
bersama-sama.
Menurut Sarwono dalam Jokopusphito (2006), kelompok adalah dua
individu atau lebih yang berinteraksi tatap muka, yang masing-masing
menyadari keanggotaannya dalam kelompok, menyadari keberadaan anggota
kelompok lainnya, dan menyadari saling ketergantungan secara positif dalam
mencapai tujuan bersama. Sebuah kelompok sosial mempunyai empat ciri antara
lain : 1) dorongan (motif) yang sama, 2) reaksi-reaksi dan kecakapan yang
berlainan, 3) penegasan struktur kelompok, dan 4) penegasan norma-norma
kelompok. Soekanto dalam Rona (1999) memaknai kelompok sosial sebagai
himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya
hubungan antar mereka, seperti hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling tolong menolong.
Berkaitan dengan konsep mengenai kelompok yang telah dijelaskan,
Hare dalam Reslawati (2004) berpendapat bahwa karakteristik kelompok dapat
dicirikan antara lain : para anggota kelompok mengadakan interaksi satu sama
lain dalam kelompok, mempunyai tujuan yang memberikan arah gerak
kelompok dengan anggota untuk mencapai tujuannya, membentuk norma-norma
yang mengatur ikatan dan aktivitas anggota, mengembangkan status dan
peranan, dan adanya jaringan ikatan dalam kelompok. Lebih lanjut, Mardikanto

13

dalam Suharno (2009) mendefinisikan karakteristik sebagai sifat-sifat atau ciriciri yang melekat pada sesuatu (benda, orang, atau makhluk hidup lainnya) yang
berhubungan dengan berbagai aspek kehidupan. Merujuk pada pengertian
tersebut, karakteristik kelompok dapat didefinisikan sebagai ciri-ciri atau sifatsifat yang melekat pada kelompok, khususnya pada kelompokwanita tani dan
hal-hal yang berhubungan dengan kelompok wanita tani tersebut.
Secara sosiologis, penelitian Sutjipta dalam Suharno (2009) tentang
kelompok tradisional subah menyimpulkan bahwa karakteristik khusus
kelompok subak yang memberikan kontribusi bagi kelestarian kehidupan
kelompok meliputi : faktor pengikat, otonomi subak, kepemimpinan subak,
keanggotaan subak, peraturan kelompok subak, upacara keagamaan, konflik,
mobilitas sumberdaya, dan kegiatan kelompok. Penelitian lain mengenai
karakteristik kelompok juga dilakukan oleh Sulistiawati (2002), Reslawati
(2004), dan Rachmat (2006).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Sulistiawati (2002), karakteristik
kelompok yang digunakan dalam penelitiannya meliputi lama berdiri, jumlah
anggota, homogenitas anggota, intensitas kegiatan usaha, tingkat keterbukaan
kelompok, dan nilai tujuan kelompok. Sementara itu, peran anggota kelompok,
suasana kelompok, dan tujuan kelompok dijadikan sebagai variabel karakteristik
kelompok yang digunakan dalam penelitian Reslawati (2004) mengenai
karakteristik kelompok dan jaringan komunikasi. Menurut Slamet dalam
Reslawati (2004), suasana kelompok merupakan keadaan moral,sikap dan
perasaan-perasaan yang terdapat didalam kelompok. Suasana kelompok tersebut
dipengaruhi oleh berbagai hal d