Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa nilai estetis adalah kemampuan dari suatu benda atau hal untuk menimbulkan pengalaman estetis pada orang yang
mengamati Gie 2004:18.
2.2.2 Teori Keindahan
Teori keindahan dibagi menjadi dua, yaitu keindahan subyektif dan obyektif. Keindahan subyektif adalah ciri-ciri yang menciptakan keindahan pada sesuatu
benda yang sesungguhnya tidak ada. Hanyalah tanggapan perasaan dalam diri seseorang yang mengamati suatu benda. Adanya keindahan semata-mata
tergantung pada pencerapan dari pengamat itu. Kalaupun dinyatakan bahwa sesuatu benda mempunyai nilai estetis, hal ini diartikan bahwa seseorang
pengamat memperoleh sesuatu pengalaman estetis sebagai tanggapan terhadap benda itu Gie 2004: 50.
Menurut Djelantik 1999: 169 keindahan subyektif merupakan pengukuran dari kesan yang timbul pada diri sang pengamat sebagai pengalaman menikmati
karya seni. Kesan yang diukur adalah hasil dari kegiatan budi sang pengamat dan kegiatan faculty of tastenya, karena itu, dalam penilaian seni terjadi pada sang
pengamat dalam dua kegiatan yang terpisah. Hasil dari kedua kegiatan itu sangat tergantung dari kemahiran sang
pengamat, bukan saja kemahiran merasakan sifat-sifat estetik yang terkandung dalam karya tersebut, tetapi juga kemahiran mengukur dirinya sendiri, mengukur
reaksi yang timbul dalam pribadinya. Selain kemahirannya, hasil kegiatan itu masih dipengaruhi oleh apa yang membentuk kepribadian sang pengamat yakni
pendidikan, lingkungan dan pengalaman umumnya, termasuk kebudayaan. Maka,
dengan itu hasil pengamatan tidak terlepas dari kepribadian sang pengamat, dengan kata lain, selalu ada hal-hal yang bersifat subyektif ikut serta dalam
penilaian Djelantik 1999: 169. Keindahan obyektif adalah ciri-ciri atau sifat yang memang telah melekat
pada benda atau hal indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamati. Pengamatan seseorang hanyalah menemukan atau menyingkapkan
sifat-sifat indah yang sudah ada pada sesuatu benda dan sama sekali tidak berpengaruh untuk mengubahnya. Ciri-ciri keindahan estetis yang dimaksud
adalah penimbangan antara bagian-bagian yang ada pada karya seni yang indah. Keseimbangan antara bagian-bagian itu masih juga dimantapkan dengan
keselarasan dan keserasian Gie 2004: 49.
2.2.3 Unsur-unsur Estetika