Asumsi Keterbatasan Pengembangan Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

4. Ukuran layar 3.5 inchi 5. Speaker

1.8 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

1.8.1 Asumsi

Asumsi-asumsi pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Meskipun belum semua siswa sekolah menengah atas, namun sebagian telah memiliki smartphone dengan sistem operasi android. 2. Model pembelajaran dengan perangkat mobile memungkinkan pelajar bisa belajar di luar kelas sekalipun, setiap waktu dan di manapun mereka berada. 3. Aplikasi android untuk mendukung pembelajaran listening ini merupakan dasar untuk pengembangan model pembelajaran bahasa Inggris SMA pada masa yang akan datang sehingga pembelajaran bahasa Inggris dapat terlaksana secara maksimal.

1.8.2 Keterbatasan Pengembangan

Pengembangan aplikasi ini juga memiliki kertebatasan, yaitu: 1. Materi dalam aplikasi ini masih terbatas hanya pada satu kompetensi dasar yang sesuai dengan kurikulum. 2. Keterbatasan selanjutnya, soal-soal listening hanya sebatas memanfaatkan yang sudah ada. Hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan pengembang untuk membuat soal sendiri. 3. Uji coba dalam pengembangan aplikasi android ini terbatas pada uji ahli materi, ahli media, ahli bahasa Inggris dan audiens atau siswa kelas XI SMA. Uji ahli media dilakukan oleh dosen Pendidikan Teknik Informatika dan Kompuetr Universitas Negeri Semarang, uji ahli materi dilakukan oleh guru SMA Negeri Banyumas, uji ahli bahasa dilakukan oleh dosen Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Negeri Semarang dan uji audiens atau siswa dilakukan oleh siswa kelas XI SMA Negeri Banyumas 11

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Deskripsi Teoritik

2.1.1 Penerapan Aplikasi Android dalam Pembelajaran Listening

Menurut Paulins, et al., 2014: 148 perangkat mobile telah menjadi bagian penting dalam proses kehidupan sehari-hari. Perangkat seperti smartphone atau tablet menghubungkan peserta didik ke sumber informasi yang luas dan memungkinkan adanya interaktivitas dengan orang lain hampir dimanapun mereka berada. Perangkat ini menyediakan penyimpanan memori yang besar, kinerja dan kecepatan transfer data yang tinggi, yang pada akhirnya dapat diarahkan untuk tujuan pendidikan. Sementara itu Ozdamli dan Cavus 2011 menyatakan bahwa m-learning adalah jenis model yang memungkinkan peserta didik untuk memperoleh materi pembelajaran di mana saja dan kapan saja dengan menggunakan semua jenis perangkat genggam nirkabel seperti; ponsel, Personal Digital Assisten PDA, laptop nirkabel, komputer pribadi PC, dan tablet Yusri, et al.,, 2014: 425-426. Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan semakin berkembangnya teknologi, perangkat mobile kini bisa diarahkan sebagai sarana prasarana dalam proses pembelajaran yang disebut mobile learning atau m- learning. Siswa dapat menggunakan gadget yang mereka memiliki seperti ponsel dan tablet sebagai perangkat pembelajaran yang membuat m-learning menjadi solusi baru dalam perkembangan dunia pendidikan. Hal ini senada dengan Lan dan