16
a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia.
b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai wacana bahan dalam pengambilan kebijakan oleh pemerintah.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Otonomi Daerah
Pengertian otonomi daerah menurut UU No. 32 Tahun 2004 adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Pelaksanaan otonomi memiliki tiga dasar yang menjadi
asas dalam hubungan antara pemerintah dan pemerintah daerah yaitu: 1. Desentralisasi
adalah penyerahan
wewenang pemerintahan
oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia; 2. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang oleh pemerintah kepada
gubernur sebagai wakil pemerintah atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu;
3. Tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah danatau provinsi kepada kabupatenkota danatau kabupatenkota kepada
desa untuk melaksanakan tugas tertentu.
17
Pelaksaan otonomi daerah di Indonesia sejatinya telah diamanahkan dalam pasal 18 UUD Tahun 1945 namun baru dapat dilaksanakan setelah
dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 yang kemudian direvisi menjadi UU No. 32 Tahun 2004. UU tersebut menjelaskan tentang pembagian kewenangan antara
Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk menjalankan fungsi pemerintahan yang lebih efektif dan efisien dalam hal wewenang, keuangan, pelayanan umum,
pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya Pasal 2 UU No 32 Tahun 2004:8. Berikut adalah penjelasan tentang kewenangan yang dimiliki oleh
pemerintah dan pemerintah daerah.
2.1.1 Pemerintah Pusat
Pemerintah Pusat menurut UU No 32 Tahun 2004 yang kemudian disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan
pemerintahan negara Republik Indonesia sesuai dengan UUD Tahun 1945. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, pemerintah dapat menyelenggarakan
sendiri atau melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada perangkat pemerintah atau wakil pemerintah di daerah melalui desentralisasi, dekonsentrasi
dan tugas pembantuan. Meskipun pemerintah dapat melimpahkan sebagian wewenang kepada pemerintah daerah, terdapat wewenang yang tidak dapat
dilimpahkan yang meliputi politik luar negeri, pertahanan, keamananan, yustisi, agama, moneter dan fiskal pasal 10 UU No 32 Tahun 2004:13.
2.1.2 Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah menurut UU No 32 Tahun 2004 adalah Gubernur, Bupati atau Walikota yang menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah
18
bersama dengan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-seluasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Dalam menyelenggarakan otonomi, daerah memiliki wewenang yang telah diatur dalam pasal 21 UU No. 32 Tahun 2004 yaitu :
a. Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya;
b. Memilih pimpinan daerah; c.
Mengelola aparatur daerah; d. Mengelola kekayaan daerah;
e. Memungut pajak daerah dan retribusi daerah;
f. Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
lainnya yang berada di daerah; g. Mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah; dan
h. Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. Hak dan kewajiban daerah diwujudkan dalam bentuk rencana kerja
pemerintahan daerah. Rencana kerja tersebut dijabarkan dalam bentuk pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah yang dikelola dalam sistem
pengelolaan keuangan daerah untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat pasal 23 UU No. 32 Tahun 2004:24.
2.2 Konvergensi