I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Manggis merupakan salah satu jenis buah yang disukai banyak orang. Karena rasanya yang exotic yaitu manis, asam berpadu dengan sedikit sepat maka
buah ini dijuluki sebagai ”queen of fruit”. Sebagian masyarakat juga ada yang menyebut manggis sebagai ”Mutiara Hutan Belantara”.
Buah manggis tumbuh dengan baik di Indonesia dan menjadi ekspor unggulan setelah buah pisang. Selama tahun 1994, Taiwan menjadi pasar terbesar
manggis Indonesia. Sebanyak 2.235.177 kg Taiwan mengimpor manggis dari Indonesia. Volume ekspor manggis Indonesia tiap tahunnya cukup besar dan
mengalami peningkatan dari tahun 1999-2002. Akan tetapi jumlah ekspor manggis Indonesia tersebut relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan ekspor
dari negara-negara tetangga seperti Thailand, Malaysia dan Singapura. Penyebab hal tersebut adalah kurang terjaminnya mutu manggis Indonesia. Namun,
Indonesia masih mempunyai peluang besar untuk meningkatkan jumlah ekspornya karena cukup banyak negara-negara di dunia yang mengimpor
manggis. Negara yang mengimpor manggis adalah Taiwan, Jepang, Brunei, Hongkong, Arab Saudi, Kuwait, Oman, Belanda, Perancis, Swiss dan Amerika
Serikat. Apalagi peluang pasar manggis di luar negeri diperkirakan akan terus meningkat dengan nilai peningkatan volume sebesar 10,7 per tahun.
Jumlah ekspor manggis Indonesia yang lebih rendah dari negara-negara tetangga disebabkan karena mutu manggis Indonesia kurang terjamin. Selain
disebabkan oleh media tumbuh, pengemasan, umur petik dan cara tumbuh, mutu manggis yang kurang terjamin juga disebabkan oleh kurang baiknya cara dan alat
sortasi yang digunakan Indonesia. Proses sortasi manggis secara manual masih banyak dilakukan di Indonesia. Alat sortasi manggis yang ada hanya bisa
menentukan mutu berdasarkan sifat fisik luar, belum bisa menentukan mutu bagian dalamnya. Oleh karena itu, mutu manggis Indonesia akan terjamin bila alat
sortasi yang digunakan bisa menentukan mutu manggis baik dari sifat fisik luarnya maupun bagian dalamnya secara keseluruhan. Inilah yang menjadi dasar
mengapa manggis yang dipilih sebagai objek dalam penelitian ini. Dengan adanya
penelitian ini besar kemungkinan, jumlah ekspor manggis Indonesia akan dapat mengalahkan Thailand, Malaysia dan Singapura.
Penentuan mutu manggis berdasarkan sifat fisik luar bisa dilakukan dengan mengetahui berat, ukuran atau warna dari manggis tersebut. Sedangkan
dari bagian dalam, mutu manggis akan diperoleh dengan mengetahui apakah terdapat kerusakan getah kuning dan segmen yang bening pada manggis dan
apakah manggis tersebut mempunyai rasa yang hambar. Penentuan
mutu manggis
bagian dalam dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi gelombang ultrasonik. Latar belakang hal ini adalah
karena gelombang ultrasonik dapat merambat pada medium padat rapat maupun cair karena termasuk jenis gelombang mekanik. Gelombang ultrasonik bisa
menembus bagian dalam dari manggis sehingga parameter-parameter sifat dalam dari daging buah manggis dapat ditentukan. Dengan demikian mesin sortasi
manggis harus dilengkapi dengan penggunaan gelombang ultrasonik agar mutu manggis bagian dalamnya juga dapat diketahui.
Gelombang ultrasonik pada mesin sortasi manggis dipancarkan melalui tranduser. Untuk pemancaran gelombang ultrasonik ke buah manggis, ujung
tranduser harus benar-benar menempel rapat ke kulit luar buah manggis. Oleh karena itu terdapat proses penekanan tranduser sebelum gelombang ultrasonik
dipancarkan. Dikarenakan mesin sortasi manggis bekerja secara otomatis, maka penekanan tranduser ke buah manggis harus berhenti pada gaya tekan tertentu.
Artinya ketika gaya tekan tranduser sudah mencapai nilai tertentu maka tranduser akan berhenti menekan dan saat inilah gelombang ultrasonik mulai dipancarkan
ke buah manggis. Nilai tertentu dari gaya tekan tranduser tersebut disebut dengan gaya tekan tranduser optimum. Maksud dari gaya tekan optimum adalah gaya
tekan paling besar saat penekanan ke buah manggis yang tidak menyebabkan kerusakan manggis. Jika gaya tekan tranduser terlalu besar maka manggis akan
rusak. Sedangkan jika gaya tekan trandusernya kecil, ujung tranduser tidak akan merapat ke kulit luar buah manggis. Dengan demikian hanya sebagian gelombang
ultrasonik saja yang dipancarkan ke dalam buah manggis, sebagiannya merambat melalui udara.
2
Harus diperolehnya nilai gaya tekan tranduser optimum ini juga didasarkan atas kondisi manggis yang tidak boleh rusak ketika penekanan
tranduser ke buah manggis dilakukan. Ujung tranduser yang lancip sangat memungkinkan membuat manggis menjadi rusak jika gaya tekan trandusernya
terlalu besar. Manggis harus tetap dalam keadaaan seperti awalnya setelah dilakukan pemancaran gelombang ultrasonik pada buah manggis.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan nilai gaya tekan optimum pengukuran gelombang ultrasonik dengan menggunakan tranduser lancip.
Sedangkan tujuan khususnya adalah : a. Pembuatan pengukur gaya tekan tranduser pada buah manggis dengan
strain gauge. b. Mencari hubungan antara besarnya gaya tekan dengan kecepatan
ultrasonik pada buah manggis.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Manggis