Metode Pengambilan Contoh Gap Antara Realitas dan Kebutuhan Penggunaan Teknik Statistika Dalam Penyusunan Skripsi Dengan Metode Non Sample Experiment (Studi Kasus : Skripsi Mahasiswa Program Studi Biologi dan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga (GMSK)

1. ObyekSubyek Pengamatan

Seluruh skripsi mendefinisikan obyek atau subyek pengamatan dengan jelas. Selain skripsi nomor 9, skripsi-skripsi tersebut juga menjelaskan dengan baik apakah pengamatan dilakukan terhadap contoh atau universum. Skripsi yang merupakan probability sample survey dan nonprobability sample survey melakukan pengamatan terhadap obyeksubyek pengamatan yang berupa contoh, baik contoh acak pada probability sampling dan contoh bukan acak pada nonprobability sampling. Skripsi yang melakukan pengamatan terhadap contoh menyebutkan dengan jelas ukuran contoh yang digunakan, tetapi hanya skripsi nomor 2, 3, dan 5 saja yang ukuran contohnya ditetapkan melalui suatu kajian. Pada skripsi nomor 5 terjadi kekeliruan dalam penentuan ukuran contoh. Penelitian ini ingin menarik simpulan tentang nilai tengah tetapi rumus penentuan ukuran contoh yang digunakan adalah untuk menduga proporsi untuk kejadian binomial dengan menggunakan aproksimasi normal Walpole, 1995. Penentuan ukuran contoh menjadi bagian yang penting dalam rancangan pengumpulan data, karena ukuran contoh yang tidak memadai akan memberikan hasil yang tidak signifikan secara statistika. Dengan kata lain jika ukuran contoh tidak cukup besar maka tidak didapat suatu simpulan yang layak sehingga simpulan yang didapat tidak dapat digeneralisasikan terhadap populasi. Selain itu ukuran contoh yang tidak memadai dari pengambilan contoh berupa cluster atau lapisan menyebabkan antarsubset populasi menjadi tidak layak untuk dibandingkan Kitchenham Pfleeger, 2002. Sebagian besar skripsi berhadapan dengan universum terhingga tetapi hanya skripsi nomor 1, 2, 4, dan 10 yang menyebutkan ukuran universumnya secara jelas. Hanya satu skripsi yaitu skripsi nomor 7 yang universumnya tak-terhingga karena plankton di sungai Cikaniki tidak dapat dicacah satu demi satu. Universum terhingga juga dapat dikatakan sebagai universum tidak terhingga jika suatu universum terhingga berukuran kecil, besar atau besar sekali. Seperti pada skripsi nomor 5, 6, dan 9 universumnya tidak disebutkan apakah terhingga atau tidak terhingga. Pria dewasa dan balita di Bogor memungkinkan untuk dicacah satu demi satu sehingga disebut universumnya terhingga, tetapi jika ukuran universumnya besar sekali maka dapat dianggap tidak terhingga. Begitu juga halnya dengan monyet ekor panjang betina di Pulau Tinjil seperti pada skripsi nomor 9. Dari sepuluh skripsi, skripsi yang mendapat penilaian baik adalah skripsi nomor 1, 2, 3, 4, dan 10. Skripsi yang mendapat penilaian cukup adalah skripsi nomor 6, 7, dan 8. Sedangkan skripsi nomor 5 dan 9 mendapat nilai kurang.

2. Metode Pengambilan Contoh

Delapan skripsi menjelaskan prosedur pengambilan contohnya dengan jelas. Hanya skripsi nomor 6 dan 10 yang tidak menjelaskan bagaimana prosedur pengambilan contohnya. Prosedur pengambilan contoh akan berpengaruh pada generalisasi kesimpulannya. Jika pengambilan contoh didasarkan pada pengacakan, maka telah dilakukan probability sampling. Contoh yang terambil akan merepresentasikan populasinya karena tidak ada unsur subyektivitas dalam pemilihan contohnya. Kesimpulan yang dihasilkan akan dapat digeneralkan terhadap populasi. Sebaliknya jika pengambilan contoh tidak didasarkan pada pengacakan atau dikenal dengan nonprobability sampling maka contoh yang terambil tidak dapat merepresentasikan populasi sehingga kesimpulan yang dihasilkan tidak dapat digeneralkan. Oleh sebab itu, prosedur pengambilan contoh harus dijelaskan secara jelas. Bila peneliti menentukan lokasi penelitian dengan sengaja, maka hal ini tidak dianggap sebagai metode pengambilan contoh tidak berpeluang atau nonprobability sampling, karena hal ini hanya dianggap sebagai pembatas ruang lingkup penelitian tempat, waktu, serta pembatasan populasi yang diteliti Lubis, 1989. Dari lima skripsi yang termasuk ke dalam probability sample survey, hanya skripsi nomor 4 yang menyebutkan metode penarikan contoh dengan jelas yaitu simple random sampling. Sedangkan sisanya hanya disebutkan bahwa contoh diambil secara acak. Skripsi yang menggunakan contoh tidak acak atau yang merupakan nonprobability sampling yaitu skripsi nomor 3, 8, dan 9 menggunakan purposive sampling. Terdapat tiga skripsi yang metode penarikan contohnya dirasa kurang sesuai, yaitu skripsi nomor 1, 8, dan 10. Pada skripsi nomor 1 subyek penelitian adalah balita, tetapi contoh yang 17 didapat tidak ada contoh bayi dengan umur dibawah satu tahun. Artinya contoh yang didapat tidak dapat mewakili populasi secara keseluruhan, sedangkan baik pada probability sampling maupun nonprobability sampling bertujuan untuk mendapatkan contoh yang merepresentasikan populasi. Stratified random sampling digunakan sebagai alternatif metode penarikan contoh yang lebih baik. Kelebihan dari metode ini adalah semua ciri-ciri populasi yang heterogen dapat terwakili dan memungkinkan peneliti untuk mengamati hubungan antara satu lapisan dengan lapisan yang lain. Hal ini juga terjadi pada skripsi nomor 10 karena Kawasan Koridor Taman Nasional Gunung Halimun – Salak terbagi menjadi tiga daerah yaitu: lahan pertanian, perkebunan teh, dan hutan dengan tipe burung dan tumbuhan untuk masing-masing daerah berbeda. Pada skripsi nomor 1 umur bayi digunakan sebagai lapisan dan jenis daerah digunakan sebagai lapisan pada skripsi nomor 10. Stratified random sampling juga memungkinkan untuk digunakan sebagai alternatif karena skripsi nomor 1 dan 10 memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk dilakukannya stratified random sampling Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam stratified random sampling di antaranya harus ada kriteria yang jelas untuk digunakan sebagai dasar pembuatan lapisan dan diketahui dengan jelas banyaknya satuan elementer pada setiap lapisan di dalam populasi Lubis, 1989. Skripsi nomor 8 menggunakan purposive sampling dalam pengambilan contoh pucuk vegetatif Chromolaena odorata gulma yang mengindikasikan ada telur Cecidochares connexa serangga pada tiap plot pengamatan. Purposive sampling termasuk dalam nonprobability sampling, yaitu contoh yang diambil didasarkan pada kemudahan contoh tersebut untuk ditemui atau ketika peneliti mempunyai pertimbangan tersendiri untuk percaya bahwa contoh yang didapat sudah merepresentasikan populasi Kitchenham Pfleeger, 2002. Kesimpulan yang didapat dari nonprobability sampling tidak bisa digeneralkan. Alternatif metode penarikan contoh yang digunakan adalah simple random sampling. Simple random sampling dipilih sebagai alternatif karena pada penelitian ini jumlah seluruh pucuk vegetatif Chromolaena odorata yang ada telur Cecidochares connexa pada tiap plot dihitung. Sehingga, populasi pucuk vegetatif Chromolaena odorata yang ada telur Cecidochares connexa pada tiap plot diketahui. Dari sepuluh skripsi yang dinilai, skripsi yang mendapat penilaian baik hanya skripsi nomor 3 dan 4. Skripsi yang mendapat penilaian cukup adalah skripsi nomor 2, 5, 7, dan 9. Sedangkan untuk skripsi yang dinilai kurang adalah skripsi nomor 1, 6, 8, dan 10.

3. Prosedur Perolehan Data