PEMBAHASAN Cara Pengumpulan Data

BAB 5 PEMBAHASAN

Selain untuk mencapai fungsi mastikasi dan keseimbangan struktur skeletal, jaringan lunak, dan gigi geligi yang seimbang, tampilan wajah yang ideal menjadi perhatian khusus terutama bagi pasien yang telah selesai dilakukan perawatan ortodonti. Persepsi tampilan wajah ideal bersifat subjektif karena dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti ras, etnik, jenis kelamin, sosial budaya, dan usia. 34 Oleh karena perbedaan persepsi tersebut, klinisi harus mempertimbangkan nilai normal wajah ideal yang sesuai dengan ras maupun etnik pasien saat menyusun rencana perawatan. 35,36 Wajah yang ideal dipengaruhi oleh jaringan lunak yang menutupi jaringan skeletal. Oleh karena itu, menurut beberapa ahli seperti Subtelny, Burstone, Bowker, dan Meredith mengatakan bahwa pemeriksaan jaringan lunak harus dilakukan agar klinisi dapat mengevaluasi diskrepansi jaringan skeletal yang disebabkan perbedaan ketebalan jaringan lunak pada setiap individu. 7 Profil wajah merupakan salah satu komponen jaringan lunak yang harus diperiksa untuk menegakkan diagnosis ortodontik. 34 Namun penggunaan analisis sefalometri tidak selalu memberikan hasil estetis yang baik bahkan setelah perawatan ortodonti selesai dilakukan. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh kondisi jaringan lunak yang sangat bervariasi sehingga pola dentoskeletal tidak lagi akurat dalam mengevaluasi ketidakharmonisan ketidakseimbangan pada wajah. Selain itu, ketidakseimbangan wajah seperti bibir inadekuat, lip redundancy dapat terjadi tanpa adanya gangguan pada dentoskeletal. 36,37 Michiels melakukan penelitian pada 27 orang dengan hubungan molar Klas I Angle yang belum pernah menerima perawatan ortodonti untuk dilakukan beberapa analisa sefalometri dalam memprediksi profil wajah mereka. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian tersebut antara lain: penentuan profil wajah menggunakan landmark basis kranial tidak memberikan hasil yang akurat; pengukuran menggunakan hubungan antar rahang sedikit lebih akurat dalam menentukan profil Universitas Sumatera Utara wajah yang sebenarnya; tidak ada pengukuran yang 100 akurat dan; ketebalan jaringan lunak dan inklinasi aksial insisivus adalah penyebab utama yang menyebabkan ketidakakuratan penentuan profil wajah menggunakan analisis sefalometri. 37 Banyak penelitian yang telah menggunakan foto ekstraoral dalam menganalisa jaringan lunak secara langsung. 7,34 Pengukuran profil wajah menggunakan fotografi ekstraoral bersifat tidak invasif pada pasien dan lebih efektif. 34 Profil wajah sangat dipengaruhi oleh ras. Sampai saat sekarang ini, nilai normal yang umumnya dijadikan acuan untuk mendapatkan hasil tampilan wajah yang ideal adalah nilai normal ras Kaukasoid. Nilai normal ras Kaukasoid tersebut tidak dapat diterapkan pada individu dengan ras yang berbeda. 36 Namun, penduduk dunia yang memiliki ras yang sama pun bisa mempunyai nilai normal yang berbeda. Sebagai contoh, penduduk Persia Irak adalah termasuk ras Kaukasoid, tetapi berdasarkan penelitian Taki dkk., yang telah dilakukan pada penduduk Persia Irak menemukan bahwa nilai konveksitas skeletal, H Angle, tebal bibir atas, dan tebal jaringan lunak dagu yang lebih besar daripada nilai normal Holdaway Kaukasoid kulit putih. 6 Begitu juga dengan penelitian Reddy dkk., yang menghitung sudut nasofacial populasi India utara memberikan hasil profil wajah total yang lebih konveks cembung daripada populasi Eropa. 14 Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan sampel India Malaysia yang merupakan ras Kaukasoid untuk membandingkan gambaran profil wajah keduanya. Pada pria dan wanita, ketebalan bibir atas bertambah mulai dari usia 1-14 tahun. Namun, pria tetap mengalami peningkatan ketebalan bibir atas setelah usia 14 tahun. Ketebalan bibir atas pada rentang usia 1-18 tahun adalah 7 mm pada laki- laki dan 6 mm pada wanita. 38 Perubahan ketebalan pogonion jaringan lunak tidak signifikan yaitu berkisar 2,4 mm pada pria dan 1,5 mm pada wanita. 39 Profil wajah baik pria dan wanita tidak berubah menjadi lebih datar dan bibir tidak berubah lebih retrusif seiring dengan pertambahan usia. 40 Genecov dkk., dan Subtelny dalam penelitian mereka mengatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan jaringan lunak Universitas Sumatera Utara selesai pada usia 18 tahun sehingga sampel yang diambil pada penelitian ini adalah mahasiswa India Tamil Malaysia FKG US U usia ≥ 18 tahun. 41 Pengambilan foto profil dilakukan dari sisi lateral kanan wajah, keadaan bibir relaks, dan kepala sampel berada pada posisi Natural Head Position NHP karena banyak penelitian yang telah melaporkan kestabilan dan hasil yang baik dari penggunaan NHP, sedangkan Frankfort Horizontal menggunakan acuan skeletal internal yang berubah secara kontinu selama proses petumbuhan dan bervariasi pada setiap individu dapat mengarahkan kepada diagnosa dan rencana perawatan yang tidak tepat. 28 Analisa hasil foto profil dilakukan secara langsung menggunakan metode Graber 1972 yang mengacu pada 4 titik anatomis yaitu glabella, lip contour atas, lip contour bawah, dan pogonion. 29 Berdasarkan hasil pengukuran Tabel 1 didapatkan bahwa gambaran profil wajah pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU berdasarkan fotometri adalah konveks cembung secara keseluruhan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Jain dan Karla yang mengatakan bahwa etnik India mempunyai konveksitas wajah yang besar berdasarkan analisis Burstone. 3 Hal ini sejalan dengan penelitian pada populasi Persia yang mempunyai konveksitas skeletal dan H Angle yang lebih besar daripada nilai normal Holdaway. Selain itu, ketebalan bibir atas dan dagu juga lebih besar pada etnik Persia dibandingkan dengan nilai normal Holdaway. 6 Pada mahasiswa India Tamil Malaysia juga ditemukan keadaan bibir yang tebal yang menyebabkan gambaran profil wajah yang cembung dibandingkan dengan Kaukasoid kulit putih. Berdasarkan penelitian Kalha menambahkan bahwa gigi geligi penduduk India Selatan lebih protrusif daripada Kaukasoid kulit putih sehingga mendukung gambaran profil wajah yang lebih cembung pada populasi India Selatan. 42 Seperti diketahui, nenek moyang India Malaysia etnik Tamil adalah berasal dari India Selatan. 30,32 Tidak ditemukan adanya perbedaan gambaran profil wajah berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa India Tamil Malaysia FKG USU Tabel 2. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian pada penduduk Lucknow, India yaitu tidak ada perbedaan signifikan pada nilai konveksitas skeletal dan ketebalan bibir atas antara Universitas Sumatera Utara pria dan wanita. 41 Sedangkan pada penelitian Lalitha dkk., dengan metode Arnett menunjukkan bahwa pria mempunyai bibir yang lebih tebal daripada wanita. Perbedaan ini kemungkinan terjadi karena metode Arnett menggunakan analisis jaringan lunak dengan referensi NHP, sedangkan analisis-analisis sebelumnya Steiner’s plane, Rickett’s E- Line, Holdaway’s H Angle, dll menggunakan referensi Frankfort Horizontal ataupun basis kranial yang cenderung tidak stabil. Penelitian Lalitha dkk., pada populasi Andhra di India menyimpulkan bahwa proklinasi ringan insisivus, profil wajah yang konveks cembung, dan retrusif bagian bawah wajah merupakan nilai normal pada populasi India. 43 Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN