Untuk hasil foto yang ideal, kamera diorientasikan dalam posisi portrait untuk memaksimalkan lapangan pandang foto. Jika diorientasikan dalam posisi landscape
maka akan lebih banyak memuat latar foto dan mengurangi ukuran wajah pada hasil foto.
11
Menurut Stutts, ukuran cetakan foto ekstraoral yang ideal untuk keperluan diagnosis dan konsultasi dalam bidang ortodontik adalah 8 - 10 inchi. Ukuran cetakan
foto tersebut khususnya diperlukan untuk kebutuhan prosedur operasi ortognatik.
20
Sedangkan berdasarkan American Board of Orthodontic, ukuran cetakan foto ekstraoral adalah seperempat dari life-size. Life-size adalah jarak vertikal dari garis
rambut sampai ke tepi inferior dagu.
21
2.2. Foto Profil Pandangan Lateral
Analisa foto profil sebaiknya menggunakan panduan Natural Head Position NHP untuk evaluasi yang akurat. Hal ini dikarenakan landmarks kraniofasial tidak
selalu dapat diandalkan.
21
Pada pengaturan posisi kepala, pasien diminta untuk melihat lurus ke depan sementara garis- garis profil diperiksa.
11
Foto profil berguna untuk menilai beberapa pengukuran dasar wajah, antara lain:
22
1. Total tinggi wajah; tinggi ⅓ atas wajah, ⅓ tengah wajah, dan ⅓ bawah
wajah secara terpisah; dan tinggi area- area dasar wajah seperti dahi, orbit, hidung, bibir atas, bibir bawah, dan pipi
2. Proyeksi sagital posteroanterior dari orbital ridge, zygoma, ujung dan - radix hidung, bibir, dan pipi
3. Lereng slope dahi, infraorbital, columellar, bibir atas dan bawah, tepi mandibula, dan outlines leher
4. Bentuk umum profil wajah yang disebut juga konveksitas wajah Selain itu, pemeriksaan profil wajah juga bertujuan untuk untuk mengetahui
apakah kedua rahang berada pada posisi yang benar pada bidang anteroposterior dan evaluasi postur bibir dan prominensia insisivus.
10
Universitas Sumatera Utara
2.3. Profil Wajah
Profil wajah adalah hubungan anteroposterior dari seluruh wajah.
22,23
Profil wajah bervariasi dari konkaf cekung yang disebabkan posisi ⅓ tengah wajah yang
relatif lebih ke posterior, konveks cembung yang disebabkan posisi ⅓ tengah wajah yang terlalu ke anterior. Klasifikasi ini tidak menentukan bagian ⅓ yang mana yang
menyebabkan deformitas tersebut.
22
Profil wajah dipertimbangkan mampu mempengaruhi kemenarikan suatu wajah. Studi yang telah dilakukan mengemukakan bahwa bagi orang Eropa, wajah
yang menarik adalah wajah dengan profil wajah lurus straight untuk pria, dan sedikit konveks cembung untuk wanita.
24
2.3.1. Penentuan Profil Wajah Menurut Graber 1972
Graber menggunakan empat titik anatomis dan garis referensi Gl-Pog sebagai acuan untuk menentukan profil wajah. Keempat titik tersebut antara lain:
25
1. Glabella Gl: bagian paling menonjol di bagian tengah antara alis mata kanan dan kiri
2. Lip contour atas Lca: titik terdepan bibir atas 3. Lip contour bawah Lcb: titik terdepan bibir bawah
4. Pogonion: titik terdepan dagu di daerah simfisis mandibula Gambaran profil wajah dapat diketahui dengan melihat hubungan antara titik
pertemuan Lca dan Lcb dengan posisi garis Gl-Pog sehingga didapatkan sebagai berikut:
25
Gambar 3 1. Concave cekung: titik pertemuan Lca-Lcb berada di belakang garis Gl-
Pog 2. Straight lurus: titik pertemuan Lca-Lcb berada tepat pada garis Gl-Pog
3. Convex cembung: titik pertemuan Lca-Lcb berada di depan garis Gl-Pog
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. Profil wajah menurut Graber 1972: Concave cekung, straight lurus, dan convex cembung
25
2.3.2. Penentuan Profil Wajah Menurut Singh 2007
Menurut Singh, secara klinis ataupun melalui foto ekstraoral, profil wajah dapat diketahui dengan menggabungkan dua garis referensi.:
1
a Garis yang menghubungkan dahi dan point A jaringan lunak b Garis yang menghubungkan point A dan pogonion jaringan lunak
Dengan menghubungkan kedua garis referensi tersebut akan terlihat profil wajah, yaitu:
1
Gambar 4 1. Straight lurus orthognathic profile: kedua garis tersebut membentuk
suatu garis yang hampir lurus 2. Convex profile cembung: Kedua garus membentuk sudut lancip dengan
kecekungan menghadap wajah. Tipe seperti ini terlihat pada pasien Klas II divisi 1 yang mengalami protrusif maksilla atau retrusif mandibula
3. Concave profile cekung: kedua garus membentuk sudut tumpul dengan kecembungan menghadap wajah. Tipe seperti ini terlihat pada pasien Klas III yang
mengalami protrusif mandibula atau retrusif maksilla
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. Profil wajah menurut Singh 2007: a. Straight lurus b. Convex cembung c. Concave cekung
1
2.3.3. Penentuan Profil Wajah Menurut Schwarz 1987
Schwarz 1987 menggunakan titik anatomis nasion Na dan subnasale Sn untuk menentukan profil wajah. Nasion Na adalah titik terdepan dari sutura
frontonasal, sedangkan subnasale Sn adalah titik titik dimana septum nasal berbatasan dengan bibir atas.
25,26
Penilaian gambaran profil wajah menurut Schwarz menggunakan tiga bidang referensi yaitu Frankfort Horizontal FH, skin nasion perpendicular Dreyfuss, dan
bidang orbital perpendicular Simon.
26
Gambar 5. Profil wajah menurut Schwarz 1987: a. Average face lurus b.
Anteface cembung c. Retroface cekung
26
c b
a
a c
b
Universitas Sumatera Utara
Profil wajah didapatkan dengan menghubungkan posisi kedua titik tersebut. Profil wajah menurut Schwarz 1987 adalah:
25,26
Gambar 5 1. Average face lurus: titik subnasale Sn berada tepat di titik nasion Na
2. Anteface cembung: titik subnasale Sn berada di depan titik nasion Na 3. Retroface cekung: titik subnasale Sn berada di belakang titik nasion
Na
2.4. Natural Head Position NHP
Natural Head Position NHP telah digunakan oleh seniman, ahli anatomi, dan antropolog untuk mempelajari wajah manusia melalui umur.
27
NHP adalah suatu standar orientasi kepala yang dicapai dengan melihat pada satu titik yang jauh sejajar
dengan mata Gambar 6. NHP telah diusulkan sebagai acuan skeletal eksterna di ilmu ortodonti sejak sekitar tahun 1950.
28
Sebagian besar fotografi ortodonti seperti foto frontal dan pandangan lateral profil maupun sefalometri serta pemeriksaan klinis
langsung membutuhkan kepala pasien untuk berada dalam NHP. Cara yang paling mudah untuk mendapatkan NHP adalah dengan menginstruksikan pasien untuk
melihat lurus sejajar dengan mata pada tembok di depannya.
11,22
NHP lebih mudah digunakan daripada Frankfort Horizontal karena tidak menggunakan landmarks skeletal internal, selain itu Frankfort Horizontal tidak alami
dan juga susah didapatkan secara klinis.
11,22
Tidak seperti NHP yang menggunakan acuan skeletal eskternal, Frankfort Horizontal menggunakan acuan skeletal internal
yang berubah secara kontinu selama proses pertumbuhan dan bervariasi pada setiap individu. Oleh karena itu, Frankfort Horizontal tidak selalu dapat diandalkan karena
dapat mengarahkan kepada diagnosa dan rencana perawatan yang tidak tepat. Banyak penelitian yang telah melaporkan kestabilan dan hasil yang baik dari penggunaan
NHP.
28
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6. Natural Head Position NHP
27
2.5. India Malaysia