Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Bandung

luas akan membutuhkan air tanah yang besar. Pada strategi penetapan kawasan non budidaya, direncanakan perluasan kawasan lindung dan areal hutan. Wilayah yang ditetapkan untuk perluasan kawasan ini ditetapkan pula untuk perluasan pemukiman dan industri. Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Barat menetapkan peraturan daerah nomor 2 tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Daerah Propinsi Jawa Barat. Berdasarkan pada perda tersebut pada pasal 21 tentang rencana pengembangan sistem kota-kota, pada ayat 2, wilayah Bandung dijadikan Pusat Kegiatan Nasional PKN dengan istilah Metropolitan Bandung. Sedangkan pada pasal 27 ayat 3, wilayah Bandung ditetapkan sebagai salah satu kawasan andalan, yaitu kawasan andalan Cekungan Bandung dengan kegiatan utama pengembangan sumberdaya manusia, jasa, agribisnis, pariwisata dan industri. Rencana Struktur Ruang Metropolitan Bandung 2005-2025 merupakan penjabaran dari Perda Propinsi Jawa barat Nomor 2 tahun 2003. Menurut dokumen ini, wilayah Metropolitan Bandung adalah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung dan tiga kecamatan dari Kabupaten Sumedang. Substansi dari rencana ini meliputi strategi pembangunan perkotaan, rencana pengembangan zona wilayah, rencana pengembangan sistem kota-kota dan rencana pengembangan infrastruktur wilayah yang terdiri dari rencana pengembangan prasarana permukiman, rencana pengembangan transportasi, rencana pengembangan sumberdaya air dan rencana penanganan lingkungan Distarkim Propinsi Jawa Barat 2005. Berdasarkan Gambar 17, Metropolitan Bandung dibagi menjadi tujuh zona pembangunan yaitu zona Bandung, Lembang, Padalarang, Gunung Halu-Ciwidey, Soreang, Jatinangor dan Rancaekek. Zona Bandung disebut dengan zona inti merupakan pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat pendidikan dan jasa. Zona Lembang dan Gunung Halu–Ciwidey, direncanakan sebagai zona konservasi. Zona lainnya direncanakan sebagai zona industri, perdagangan dan jasa. Pada wilayah yang diproyeksikan sebagai zona konservasi yaitu Lembang dan Gunung Halu-Ciwidey, selain itu direncanakan untuk mempunyai fungsi pertanian dan pariwisata. Untuk Zona Lembang, kriteria pemanfaatan ruang adalah untuk pemukiman dan koefisien dasar bangunan KDB rendah, perdagangan yang berorientasi agribisnis, pariwisata berbetuk ekowisata dan kegiatan pertanian pada perkebunan dan hortikultura. Pada Zona Gunung Halu dan Ciwidey, kriteria pemanfaatan ruang adalah permukiman skala kecil di setiap kecamatan, ekowisata, agroindustri dan terminal untuk agribisnis Pangalengan. 4.3. Penggunaan Lahan Eksisting Kabupaten Bandung Peta penggunaan lahan eksisting di Kabupaten Bandung tahun 2003 didominasi oleh pertanian lahan kering. Sebesar 56 dari wilayah Kabupaten Bandung didominasi oleh jenis penggunaan lahan kering. Jenis penggunaan lahan kering ini terdiri dari kebun, tegalan, dan sawah tadah hujan. Luas kawasan hutan sebesar 21 dan kawasan terbangun sejumlah 13. Kawasan terbangun ini Gambar 17 Pembagian Zona Metropolitan Bandung Dinas Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Jawa Barat 2005 sebagian besar ada di pusat wilayah yaitu di Kota Bandung dan Kota Cimahi. Luas wilayah sawah sejumlah 5 yang sebagian besar berada berada dibagian timur dari Kota Bandung Tabel 15, Gambar 16 Tabel 15 Luas Penggunaan Lahan Eksisting Kabupaten Bandung Hasil analisis Penggunaan Lahan Luas ha Persen Air 6675,00 2 Hutan 67331,25 21 Lainnya 4968,75 2 Kawasan Terbangun 41100,00 13 Perkebunan 7875,00 2 Pertanian Lahan Kering 182118,75 56 Sawah 15775,00 5 Total 325843,75 100 Gambar 18 Peta penggunaan lahan eksisting wilayah Bandung tahun 2003 interpretasi citra

4.4. Keadaan Sosial Ekonomi dan Geofisik Wilayah di Kabupaten Bandung

Jumlah penduduk selama 20 tahun di wilayah Bandung yang meliputi Kota Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung secara keseluruhan dan jumlah penduduk Kabupaten Bandung disajikan pada Gambar 19. Tampak bahwa pada tahun 1983 jumlah penduduk wilayah Bandung pada tahun 1983 adalah sekitar empat juta jiwa, yang meningkat hampir mencapai tujuh juta pada tahun 2003. Sedangkan jumlah penduduk Kabupaten Bandung pada tahun 1983 kurang dari tiga juta jiwa dan pada tahun 2023 berjumlah sekitar tiga juta. Bila dilihat dari kurun waktu 20 tahun, pertambahan jumlah penduduk Kabupaten Bandung sendiri relatif rendah. Pada tahun 1989, terjadi penurunan jumlah penduduk Kabupaten Bandung, dari lebih dari tiga juta jiwa pada tahun 1988 menjadi kurang dari tiga juta jiwa, hal ini disebabkan oleh pengurangan wilayah Kabupaten Bandung. Pengurangan wilayah kabupaten dengan adanya pemekaran Kotamadya Bandung yang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 1987 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung dan Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung. Penurunan jumlah penduduk Kabupaten Bandung terjadi lagi pada tahun 2000. Penurunan jumlah penduduk ini disebabkan karena adanya penurunan luas wilayah kabupaten dengan pemisahan Kecamatan Cimahi Utara, Tengah dan Selatan menjadi Kota Cimahi. Hal tersebut ditetapkan melalui Undang-undang Nomor 9 tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Cimahi. 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 tahun 1 983 ta hun 1 98 4 tahun 1 985 tahun 1 986 ta hun 1 98 7 tahun 1 988 tahun 1 989 ta hun 199 ta hun 199 1 tahu n 1 992 tahun 1 993 tahun 1 994 ta hun 1 99 5 tahun 1 996 tahun 1 997 ta hun 1 99 8 tahun 1 999 tahun 2 000 ta hun 2 001 tahun 2 002 tahu n 2003 ji w a d al am r ib u an Kabupaten Bandung Kota Bandung, Cimahi Kab. Bandung Tabel 16 Jumlah dan kepadatan penduduk di wilayah Kota Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung pada tahun 2003 BPS 2003 KotaKabupaten Luas Wilayah Ha Jumlah Penduduk Jiwa Kepadatan penduduk jiwaha Kota Bandung 16.729 2.228.268 133 Kota Cimahi 4.023 483.242 120 Kabupaten Bandung 307.370 4.017.582 13 Tabel 16 menggambarkan jumlah dan kepadatan penduduk di tiga wilayah pada tahun 2003. Kepadatan penduduk Kota Bandung adalah 133 jiwa per hektar yang tidak berbeda jauh dengan Kota Cimahi dengan kepadatan penduduk 120 jiwa per hektar.Berbeda dengan wilayah Kabupaten Bandung dengan kepadatan sebesar 13 jiwa per hektar. Pada Lampiran 1 Tabel lengkap kepadatan penduduk berdasarkan kecamatan terlihat bahwa terdapat kecamatan dengan kepadatan penduduk yang sangat rendah yaitu tiga jiwa per hektar Kecamatan Rancabali, Gambar 19 Grafik jumlah penduduk Kabupaten Bandung dan seluruh wilayah Bandung Kota Bandung, Cimahi dan Kabupaten Bandung tahun 1983 -2003 BPS 1983 -2003