Pentingnya Peranan Radiologi Dalam Deteksi Dini Dan Pengobatan Kanker Hati Primer

(1)

PENTINGNYA PERANAN RADIOLOGI

DALAM DETEKSI DINI DAN PENGOBATAN

KANKER HATI PRIMER

Pidat o Pengukuhan

Jabat an Guru Besar Tet ap

dalam Bidang Ilmu Radiologi pada Fakult as Kedokt eran,

diucapkan di hadapan Rapat Terbuka Universit as Sumat era Ut ara

Gelanggang Mahasiswa, Kampus USU, 24 Agust us 2006

Oleh:

ABDUL RASYID

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

Bism illa h ir r a h m a n ir r a h im

Ya n g t e r h or m a t ,

Bapak Ment er i Pendidikan Nasional Republik I ndonesia Bapak Ket ua dan Bapak/ I bu Anggot a Maj elis Wali Am anat Univer sit as Sum at er a Ut ar a,

Bapak Ket ua dan Bapak/ I bu Anggot a Senat Akadem ik Univer sit as Sum at er a Ut ar a,

Bapak Ket ua dan Anggot a Dew an Gur u Besar Univ er sit as Sum at er a Ut ar a, Bapak Rekt or Univer sit as Sum at er a Ut ar a,

Bapak/ I bu Pem bant u Rekt or Univer sit as Sum at er a Ut ar a,

Par a Dekan, Ket ua Lem baga dan Unit Ker j a, Dosen, dan Kar yaw an di lingkungan Univ er sit as Sum at er a Ut ar a,

Bapak dan I bu par a undangan, keluar ga, t em an sej aw at , m ahasisw a, dan hadir in yang saya m uliakan.

Assa la m u ’a la ik u m W a r a h m a t u lla h i W a ba r a k a t u h

Pada kesem pat an yang berbahagia ini perkenankan saya m engucapkan puj i syukur kepada Allah SWT sert a selaw at dan salam kepada Junj ungan kit a Nabi Besar Muham m ad SAW. Rasa syukur kepada Allah SWT yang t elah m elim pahkan rahm at dan karunia- Nya kepada kit a sekalian, sehingga kit a dapat berkum pul bersam a dalam keadaan sehat w al’afiat pada hari ini, yang m erupakan hari yang bahagia bagi saya dan keluarga karena m endapat syukur nikm at dari Allah SWT.

Bersam a ini saya m engucapkan terim a kasih kepada Pem erintah Republik I ndonesia yang telah m em berikan kepercayaan kepada saya untuk m endapatkan jabatan Guru Besar Tetap Bidang I lm u Radiologi pada Universitas Sum atera Utara.

Oleh karenanya izinkanlah saya m enyam paikan pidato pengukuhan sebagai Guru Besar Tetap dalam Bidang I lm u Radiologi di Universitas Sum atera Utara ini dengan judul:

PEN TI N GN YA PERAN AN RAD I OLOGI D ALAM


(3)

Pe n da h u lu a n

Kanker hat i prim er ( hepat om a) yang berasal dari sel hat i m erupakan kank er nom or lim a t ersering di I ndonesia. Penyebab past i belum diket ahui t et api penyakit ini paling banyak dit em ukan pada kelom pok penduduk yang berisiko t inggi unt uk m endapat kan kanker hat i ini yait u pada penderit a sirrhosis hat i ( pengerasan hat i) , hepat it is virus B akt if, hepat it is virus B

car r ier , dan pada penderit a hepat it is virus C.

Kebanyakan penderit a yang dat ang ke rum ah sakit sudah pada st adium lanj ut dan t idak t ert olong lagi. Sedangkan pada st adium dini m ereka t idak m em eriksakan diriny a pasalnya m ereka t idak ada m erasakan gej ala apapun yang m em buat nya harus dat ang ke dokt er.

Unt uk m enem ukan kanker hat i pada st adium dini perlu dilakukan scr eening ( penapisan) pada kelom pok penduduk yang berisiko t inggi it u dengan cara pem eriksaan radiologi dengan alat ult rasonografi digabung dengan pem eriksaan laborat orium alphafet opr ot ein ( zat pert anda t um or) di dalam darah.

Pada st adium dini penderit a berpeluang besar unt uk diselam at kan dengan pengobat an cara radiologi diikut i dengan cara bedah. Tindakan bedah m elakukan reseksi hat i yait u m em buang bahagian hat i yang t erkena kanker yang didahului dengan t indakan radiologi t r ans ar t er ial em bolisasi yait u m enut up aliran darah yang m enyuplai m akanan ke sel- sel kanker . Sedangkan pada penderit a kanker hat i st adium lanj ut yang t ak m em ungkinkan lagi dilakukan bedah reseksi m aka t indakan radiologi digabung dengan t indakan kem ot erapi dan t indakan m edis lainnya t ernyat a j uga m asih dapat m em berikan harapan hidup penderit a w alaupun t idak dapat hidup lam a sepert i halnya pada st adium dini.

Lain lagi halnya bila kanker hat i ini dit em ukan pada penderit a yang sudah ada sirrhosis hat i dan sudah ada kerusakan hat i yang berkelanj ut an at aupun hat inya sudah ham pir seluruhnya t erkena, at aupun bila sudah ada sel- sel kanker it u yang m asuk ke dalam aliran darah vena por t a m aka t idak ada cara unt uk m enyelam at kan penderit a yang lebih baik lagi daripada t ransplant asi hat i yait u t indakan pem asangan organ hat i dari orang lain ke dalam t ubuh penderit a.


(4)

I n side n s Pe n ya k it

Hepat ocellular Car cinom a ( HCC) at au disebut j uga hepat om a at au kanker

hat i prim er at au Karsinom a Hepat o Selular ( KHS) adalah sat u dari j enis kanker yang berasal dari sel hat i, m enem pat i urut an kanker nom or sepuluh t ersering di dunia1 dan nom or lim a di I ndonesia, set elah kanker m ulut rahim , payudara, kulit dan nasopharynx.2 Set iap orang t anpa m em andang um ur apakah orang dew asa laki dan perem puan at aupun anak- anak t erm asuk anak di baw ah usia lim a t ahun dapat dikenai kanker hat i yang m enger ikan ini.

Fa k t or Pe n ye ba b Ka n k e r H a t i Se lu la r

Belum diket ahui penyebab penyakit ini secara past i, t api dari kaj ian epidem iologi dan biologi m olekuler di I ndonesia sudah t erbukt i bahw a penyakit ini berhubungan erat dengan sirrhosis hat i, hepat it is virus B akt if at aupun hepat it is B car r ier , dan hepat it is virus C dan sem ua m ereka ini t erm asuk ke dalam kelom pok orang- orang yang berisiko t inggi unt uk m endapat kan kanker hat i ini.3 Di Eropa m enurut penelit ian Anzol dkk. hanya 20% yang berhubungan dengan ket iga penyakit ini dan sisanya 80% berhubungan dengan kebiasaan konsum si alkohol yang berlebihan, fakt or

kim ia indust ri dan fakt or lainnya.4 Sedangkan Zhou dkk. di Cina

m endapat kan bahw a pada 70% penderit a hepat om a j uga didapat i m enderit a salah sat u dari sirrhosis hat i at au hepat it is B at au hepat it is C.5 Menurut Rasyid dari 483 penderit a hepat om a yang dit em ukannya 232 orang ( 63% ) j uga m enderit a sirrhosis hat i dan 91 orang hepat it is B ( 25% ) dan 44 orang ( 12% ) hepat it is C yang kesem uanya ber j um lah 367 orang ( 76% ) . Sedangkan 116 orang lagi ( 24% ) t idak berhubungan sam a sekali dengan sirrhosis hat i, hepat it is B at aupun hepat it is C.6 Ali Sulaim an di Jakart a m endapat kan bahw a t erdapat korelasi yang signifikan ant ara prevalensi infeksi vir us hepat it is B ser t a kej adian HCC. Virus hepat it is B ( HBV) m erupakan penyebab 80% kasus kanker hat i prim er. Dapat dikat akan bahw a seseorang yang m enderit a hepat it is B at au hepat it is C harus m aw as diri sebab di sat u hari dalam perj alanan hidupnya diriny a bisa dikenai kanker hat i hepat o selular.

Fakt or lain yang diduga sebagai penyebab kanker hat i ini adalah aflat oksin B1 yait u racun yang dihasilkan oleh sej enis j am ur Asper gillus flavus y ang t erkont am inasi dan m elekat pada perm ukaan m akanan sepert i beras, kacang, gandum , j agung, dan kacang kedelai yang disim pan pada t em pat yang panas dan lem bab. Aflat oksin B1 yang ikut m asuk ke t ubuh m elalui m akanan diperkirakan dapat m em icu m ut asi P53 gene di dalam sel hat i


(5)

yang set erusnya m enim bulkan kanker sel hat i. Hal ini j uga m enj adi perhat ian serius dari pakar- pakar kanker di I ndonesia, pasalnya iklim di negeri kit a yang lem bab m em udahkan t um buhnya j am ur ini pada bahan m akanan yang t ersim pan lam a. Dat a dari berbagai rum ah sakit di I ndonesia m enunj ukkan ada 20 persen kasus kanker hat i t ak m enunj ukkan kait an dengan infeksi hepat it is B m aupun hepat it is C. Sayangnya t ak dilakukan pem eriksaan aflat oksin B1. Hanya disebut kan dugaan bahw a kasus kanker hat i it u berhubungan dengan virus lain at au kar sinogen ( bahan pem icu t erj adinya kanker) t erm asuk aflat oksin B1 ini.2,3

Ke a da a n H e pa t it is B da n H e pa t it is C di I n don e sia

I ndonesia dikelom pokkan sebagai daerah endem i sedang sam pai t inggi hepat it is B di dunia hal ini diungkapkan oleh Achm ad Suj udi w akt u it u sebagai Ment eri Kesehat an dalam j um pa pers Pekan Peduli Hepat it is B di I ndonesia t ahun 2003.2 Ada 15 – 20 j ut a penduduk m engidap hepat it is B dan 7 – 8 j ut a orang hepat it is C dan pada m asa ini j um lah ini t erus m eningkat3, berart i set iap 100 penduduk I ndonesia t erdapat 6 – 10 orang penderit a hepat it is B dan 2 – 3 orang penderit a hepat it is C.

Kenyat aan yang m em buat m iris adalah orang- orang yang paling raw an t erkena hepat it is B dan C t ernyat a kalangan m edis, selain pencandu narkoba dan para ibu ham il. Kalangan m edis sepert i dokt er bedah, dokt er gigi, sert a peraw at di bidang cuci darah, m ereka bekerj a dan sering berhubungan dengan darah. Sedangkan di kalangan pecandu narkoba m ereka suka m engggunakan j arum sunt ik bergant ian. Banyak orang t idak m enget ahui dirinya t erkena virus hepat it is at au t idak. Dan ket ika m er eka t ahu um um nya sudah kronik. Sepert i rayap ganas, virus hepat it is B dan C ini m enggerogot i hat i yang bila t idak diat asi, akan cepat m enj adi hepat it is kronis. Kira- kira 50% dari hepat it is B dan 60% – 80% hepat it is C berkem bang m enj adi hepat it is kronis yang berpot ensi berkem bang m enj adi sirrhosis hat i. Pada 12,5% kasus sirrhosis hat i akan dit em ukan kanker j enis ini dalam kurun w akt u 3 t ahun.4 Dengan dem ikian diperhit ungkan 4% penderit a hepat it is B dan 37% penderit a hepat it is C pada akhirnya akan m endapat kan kanker hat i ini.2

Menurut Chairudin P. L. t idak hanya orang dew asa t api bayi dan anak pun bisa dikenai kanker hat i ini. Pasalnya bayi dan anak pun dapat t ert ular dan m engidap hepat it is B dan C. Penularan hepat it is B dari ibu ke anak um um nya t erj adi sew akt u proses persalinan, dan ini t erut am a t erj adi pada daerah endem ik. Um um nya ini t erj adi dari ibu yang darahnya dij um pai


(6)

HbeAg posit if, t api hal ini bisa j uga t erj adi pada keadaan e ant igen t idak dij um pai um um nya bayi yang t erinfeksi akan m enj adi car r ier s dengan insiden yang t inggi dari HbeAg posit if dan biasanya asim pt om at ik ( t anpa gej ala) dan sebagian dari bayi berlanj ut m enj adi hepat it is kronik dengan risiko pada usia dewasa t erbent uk sirrhosis hat i dan kanker hat i hepat o selular dan sat u di ant ara 5 orang akan m eninggal oleh kanker hat i ini.7

Maka dapat lah diperhit ungkan berapa banyak penduduk di I ndonesia yang t erancam m endapat kan kanker hepat o selular yang m em at ikan ini dari fakt or sir r hosis hat i, hepat it is B, dan hepat it is C ini saj a, belum lagi dari fakt or- fakt or lainnya yang diduga ikut bert anggung j aw ab sepert i aflat oksin B1, dan zat - zat kim ia lainnya yang t er ikut ber sam a m akanan.3

Ge j a la - Ge j a la Ka n k e r H a t i

Pada perm ulaannya penyakit ini berj alan perlahan, m alah banyak t anpa keluhan. Lebih dari 75% t idak m em berikan gej ala- gej ala khas. Ada penderit a yang sudah ada kanker yang besar sam pai 10 cm pun t idak m erasakan apa- apa. Keluhan ut am a yang sering adalah keluhan sakit perut at au rasa penuh at aupun ada rasa bengkak di perut kanan at as dan nafsu m akan berkurang, berat badan m enurun, dan rasa lem as. Keluhan lain t erj adinya perut m em besar karena ascit es ( penim bunan cairan dalam rongga perut ) , m ual, t idak bisa t idur, nyeri ot ot , berak hit am , dem am , bengkak kaki, kuning, m unt ah, gat al, m unt ah darah, perdarahan dari dubur, dan lain- lain.

An gk a Ke m a t ia n Pe n de r it a Ka n k e r H a t i

Kanker ini nyat anya m em at ikan 12 j ut a orang per t ahun di dunia dan lebih dari sat u j ut a orang di I ndonesia. Dari pengam at an di berbagai rum ah sakit di I ndonesia pasien kanker hat i seluler pada fase lanj ut m eninggal rat a- rat a 2–6 bulan sej ak diagnosa dit egakkan. Lain halnya penderit a yang dit em ukan pada st adium dini, angka harapan hidupnya cukup m enggem birakan bila m endapat cara pengobat an yang t epat .

D e t e k si D in i da n D ia gn osa Ka n k e r H a t i Se lu la r

Dengan perkem bangan t eknologi yang kian canggih dan kian m aj u pesat , m aka berkem bang pulalah cara- cara diagnosa dan t erapi yang lebih m enj anj ikan dew asa ini. Kanker hat i selular yang kecil pun sudah bisa didet eksi lebih awal t erut am anya dengan pendekat an radiologi yang


(7)

akurasinya 70 – 95%1,4,8 dan pendekat an laborat orium alphafet opr ot ein yang akur asinya 60 – 70% .8 ,9 ,10

Krit eria diagnosa Kanker Hat i Selular ( KHS) m enurut PPHI ( Perhim punan Penelit i Hat i I ndonesia) , yait u:

1. Hat i m em besar berbenj ol- benj ol dengan/ t anpa disert ai bising art eri. 2. AFP ( Alphafet opr ot ein) yang m eningkat lebih dari 500 m g per m l.

3. Ult r asonogr aphy ( USG) , Nuclear Medicine, Com put ed Tom ogr aphy

Scann (CT Scann) , Magnet ic Resonance I m aging ( MRI ) , Angiogr aphy,

at aupun Posit r on Em ission Tom ogr aphy ( PET) yang m enunj ukkan adanya KHS.

4. Per it oneoscopy dan biopsi m enunj ukkan adanya KHS.

5. Hasil biopsi at au aspirasi biopsi j arum halus m enunj ukkan KHS.

Diagnosa KHS didapat kan bila ada dua at au lebih dari lim a krit eria at au hanya sat u yait u krit eria em pat at au lim a.

T i n g k a t P e n y a k i t ( St a d i u m ) Ka n k e r H a t i

St adium I : Sat u fokal tum or berdiam eter < 3 cm y ang t erbat as hanya pada salah sat u segm ent t et api bukan di segm ent I hat i. I I : Sat u fokal t um or berdiam et er > 3 cm . Tum or t erbat as

pada segm ent I at au m ult i- fokal t um or t er bat as pada lobu s k an an at au lobu s k ir i h at i.

I I : Tum or pada segm ent I m eluas ke lobus kiri ( segm ent I V) at au ke lobus kanan segm ent V dan VI I I atau tum or dengan invasi peripheral ke sist em pem buluh darah ( vascular) at au pem buluh em pedu ( biliary duct ) t et api hanya t erbat as pada lobus kanan at au lobus kiri hat i.

I V : Multi-fokal atau diffuse tum or yang m engenai lobus kanan dan lobus kiri hat i.

- at au t um or dengan inv asi k e dalam pem buluh dar ah hat i ( int ra hepat icvaskuler ) at aupun pem buluh em pedu ( biliary duct )

- at au t um or dengan invasi ke pem buluh darah di luar hat i ( ext ra hepat ic vessel) sepert i pem buluh darah vena lim pa ( vena lienalis)

- at au vena cava infer ior

- at au adanya m et ast ase keluar dari hat i ( ex t r a hepat ic m et ast ase) .


(8)

La bor a t or iu m

Sensit ivit as Alphafet opr ot ein ( AFP) unt uk m endiagnosa KHS 60% – 70% , art inya hanya pada 60% – 70% saj a dari penderit a kanker hat i ini m enunj ukkan peninggian nilai AFP, sedangkan pada 30% – 40% penderit a nilai AFP nya norm al.9,10,11 Spesifit as AFP hanya berkisar 60% art inya bila ada pasien yang diperiksa darahnya dij um pai AFP yang t inggi, belum bisa dipast ikan hanya m em punyai kanker hat i ini sebab AFP j uga dapat m eninggi pada keadaan bukan kanker hat i sepert i pada sirrhosis hat i dan hepat it is kronik, kanker t est is, dan t errat om a.9,10,12

Biopsi

Biopsi aspirasi dengan j arum halus ( fine needle aspir at ion biopsy) t erut am a dit uj ukan unt uk m enilai apakah suat u lesi yang dit em ukan pada pem eriksaan radiologi im aging dan laborat orium AFP it u benar past i suat u hepat om a. Tindakan biopsi aspirasi yang dilakukan oleh ahli pat ologi anat om i ini hendaknya dipandu oleh seorang ahli radiologi dengan m enggunakan peralat an ult rasonografi at au CT scann fluor oscopy sehingga hasil yang diperoleh akurat . Cara m elakukan biopsi dengan dit unt un oleh USG at aupun CT scann m udah, am an, dan dapat dit olerir oleh pasien dan t um or yang akan dibiopsi dapat t erlihat j elas pada layar t elevisi berikut dengan j arum biopsi yang berj alan persis m enuj u t um or, sehingga j elaslah hasil yang diperoleh m em punyai nilai diagnost ik dan akurasi yang t inggi karena benar j aringan t um or ini yang diam bil oleh j arum biopsi it u dan bukanlah j aringan sehat di sekit ar t um or.

Ra diologi I m a gin g

Pesat nya kem aj uan t eknologi dan kom put er m em baw a sert a j uga kem aj uan dalam bidang radiologi baik peralat annya m aupun t eknologinya dan m em aksa dokt er spesialis radiologi unt uk m engikut i t r aining dan w or kshop baik di dalam at aupun di luar negeri sehingga dengan dem ikian m enghant arkan radiologi berada di barisan depan dalam penanggulangan penyakit kanker hat i ini dan m em bukt ikan pula dirinya berperan sangat pent ing unt uk m endet eksi kanker hat i st adium dini dan berperan sangat m enent ukan dalam pengobat annya. Kanker hepat o selular ini bisa dij um pai di dalam hat i berupa benj olan berbent uk kebulat an ( nodule) sat u buah, dua buah at au lebih at au bisa sangat banyak dan diffuse ( m erat a) pada seluruh hat i at au berkelom pok di dalam hat i kanan at au kiri m em bent uk benj olan besar yang bisa berkapsul.6,8,11,13,14,16

Dengan peralat an radiologi yang baik dan dit angani oleh dokt er spesialis radiologi yang berpengalam an sudah t erj am in dapat m endet eksi t um or


(9)

dengan diam et er kurang dari 1 cm dan dapat lah m enj aw ab sem ua

pert anyaan seput ar kanker ini ant ara lain berapa banyak nodule yang

dij um pai, berapa segm ent hat i- kah yang t erkena, bagaim ana aliran darah ke kanker yang dilihat it u apakah sangat banyak ( lebih ganas) , apakah sedang ( t idak begit u ganas) at au hanya sedikit ( kurang ganas) , yang pent ing lagi apakah ada sel t um or ganas ini yang sudah berada di dalam aliran darah vena port a, apakah sudah ada sirrhosis hat i, dan apakah kanker ini sudah berpindah keluar dari hat i (m et ast ase) ke organ- or gan t ubuh lainnya. Kesem ua j aw aban inilah yang m enent ukan st adium kankernya, apakah pasien ini m enderit a kanker hat i st adium dini at au st adium lanj ut dan j uga m enent ukan t ingkat keganasan kankernya sehingga dengan dem ikian dapat lah dit aksir apakah penderit a dapat disem buhkan sehingga bisa hidup lam a at aukah sudah m em ang t ak t ert olong lagi dan t ak dapat bert ahan hidup lebih lam a lagi dari 6 bulan. Radiologi m em punyai banyak peralat anan sepert i Ult r asonogr aphy ( USG) ,

Color Doppler Flow I m aging Ult r asonogr aphy, Com put er ized Tom ogr aphy

Scann (CT Scann) , Magnet ic Resonance I m aging ( MRI ) , Angiogr aphy,

Scint igr aphy dan Posit r on Em ission Tom ogr aphy ( PET) yang m enggunakan

r adio isot op. Pem ilihan alat m ana saj a yang akan digunakan apakah dengan

sat u alat sudah cukup at au m em ang perlu digunakan beberapa alat yang dipilih dari sederet an alat - alat ini dapat disesuaikan dengan kondisi penderit a.9,11,13 ,15,16,17,18

Ult r a son ogr a ph y ( USG)

Dengan USG hit am put ih ( gr ey scale) yang sederhana ( convent ional) hat i yang norm al t am pak w arna ke- abuan dan t ext ur e m erat a ( hom ogen) . Bila ada kanker langsung dapat t erlihat j elas berupa benj olan ( nodule) berw arna kehit am an, at au berw arna kehit am an cam pur keput ihan dan j um lahnya bervariasi pada t iap pasien bisa sat u, dua at au lebih at au banyak sekali dan m erat a pada seluruh hat i, at aukah sat u nodule yang besar dan berkapsul

at au t idak berkapsul. Sayangnya USG convent ional hanya dapat

m em perlihat kan benj olan kanker hat i diam et er 2 cm – 3 cm saj a. Tapi bila

USG conv ent ional ini dilengkapi dengan perangkat lunak har m onik sist em

bisa m endet eksi benj olan kank er diam et er 1 cm – 2 cm13, nam un nilai akurasi ket epat an diagnosanya hanya 60% . Rendahnya nilai akurasi ini

disebabkan w alaupun USG convent ional ini dapat m endet eksi adanya

benj olan kanker nam un t ak dapat m elihat adanya pem buluh darah baru

( neo- vascular ) .12 Neo- vascular m erupakan cir i khas kanker yait u pem buluh

darah yang t erbent uk sej alan dengan pert um buhan kanker yang gunanya unt uk m enghant arkan m akanan dan oksigen ke kanker it u. Sem akin banyak

neo- vascular ini sem akin ganas kankernya. Walaupun USG color y ang


(10)

darah di sekeliling nodule t et api belum dapat m em ast ikan keberadaan

neo-vascular sehingga dengan dem ikian akurasi diagnost ik hanya sedikit

bert am bah m enj adi berkisar 60% – 70% . Dengan pesat nya perkem bangan t eknologi, kini sudah ada alat USG yang lebih canggih dan lebih lengkap lagi yait u Color Doppler Flow I m aging ( CDFI ) yait u USG yang selain m am pu m elihat pem buluh darah di sekit ar kank er j uga m am pu pula m em perlihat kan kecepat an dan arah aliran darah di dalam pem buluh darah it u, sehingga dapat dit ent ukan r esist ensi index dan pulsat ily index yang dengan dem ikian sudah dapat m em ast ikan apakah pem buluh darah yang m engelilingi nodule it u adalah benar neo- vascular isasi dan berapa banyak adanya. Dengan dapat dipast ikan keberadaan neo- vascular isasi ini m ak a akurasi diagnosa kanker m eningkat j adi 80% . Neo- vascular isasi yang baru t erbent uk yang m em ang ada t api belum t erlihat dengan t eknik CDFI ini m asih bisa dilihat dengan cara diber ikan sunt ikan zat kont ras pada penderit a sew akt u dilakukan pem eriksaan CDFI USG, zat kont ras it u m am pu m enem bus m asuk ke dalam neo- vascular isasi yang m enyusup di dalam nodule. Dengan dem ikian akurasi diagnosa m eningkat m enj adi 90% dan lebih- lebih lagi dapat m endet eksi kanker berukuran lebih kecil dari 1 cm .8,13,14,18

Dengan Color Doppler Flow I m aging USG ini j uga m em ungkinkan kit a m elihat apakah ada por t al vein t um or t hr om bosis yait u sel- sel kanker

( t um or t hr om bus) yang lepas dan m asuk ke dalam vena Port a. Pent ing

sekali m em ast ikan keberadaan t um or t hr om bus di dalam vena port a ini karena t hr om bus ini dapat m enyum bat aliran darah. Pada keadaan norm al sem ua m akanan yang t elah dicernakan oleh usus akan dihant arkan ke hat i oleh vena port a ini. Bila vena ini t ersum bat oleh t um or t hr om bus m aka hat i t idak m enerim a nut risi lagi dengan kat a lain hat i t ak dapat m akanan lagi sehingga sel- sel hat i akan m at i ( necr osis) secara perlahan t et api past i dan ini sangat m em bahayakan penderit a karena dapat t erj adi gagal hat i ( liver

failur e) . Tum or t hr om bus ini bisa ukurannya besar sehingga m enut up

seluruh lum en vena port a, bisa kecil, dan hanya m enut up sebahagian lum en saj a sehingga m asih bisa ada aliran darah di dalam vena port a ini. Dari hasil USG ini sudah bisa diarahkan dengan t epat t indakan pengobat an apa yang paling sesuai dan berm anfaat unt uk penderit a apakah akan dilakukan operasi m em buang sebahagian hat i ( r eseksi hepat ekt om i par t ial) at au t idak, apakah bisa di- em bolisasi at au t idak at aukah hanya dilakukan infus kem ot erapi int ra- art erial saj a. Tapi bila sudah j elas t erdapat t um or

t hr om bus di dalam vena port a dan sudah pula m enyum bat vena ini, m aka

t indakan operat if dan em bolisasi sudah ham pir t idak berart i lagi dan sat u-sat unya cara unt uk m enyelam at kan penderit a adalah dengan cara t ransplant asi hat i ( liver t r ansplant at ion) .


(11)

CT Sca n n

Di sam ping USG diperlukan CT scann sebagai pelengkap yang dapat m enilai seluruh segm en hat i dalam sat u pot ongan gam bar yang dengan USG gam bar hat i it u hanya bisa dibuat sebagian- sebagian saj a. CT scann yang saat ini t eknologinya berkem bang pesat t elah pula m enunj ukkan akurasi

yang t inggi apalagi dengan m enggunakan t eknik hellical CT scann,

m ult islice yang sanggup m em buat irisan- irisan yang sangat halus sehingga

kanker yang paling kecil pun t idak t erlew at kan. Lebih canggih lagi sekarang

CT scann sudah dapat m em buat gam bar kanker dalam t iga dim ensi dan

em pat dim ensi dengan sangat j elas dan dapat pula m em perlihat kan hubungan kanker ini dengan j aringan t ubuh sekit arnya.

An giogr a fi

Dicadangkan hanya unt uk penderit a kanker hat i- nya yang dari hasil pem eriksaan USG dan CT scann diperkirakan m asih ada t indakan t erapi bedah at au non- bedah m asih yang m ungkin dilakukan unt uk m enyelam at kan penderit a. Pada set iap pasien yang akan m enj alani operasi reseksi hat i harus dilakukan pem eriksaan angiografi. Dengan angiografi ini dapat dilihat berapa luas kanker yang sebenarnya. Kanker yang kit a lihat dengan USG yang diperkirakan kecil sesuai dengan ukuran pada USG bisa saj a ukuran sebenarnya dua at au t iga kali lebih besar. Angigrafi bisa m em perlihat kan ukuran kanker yang sebenarnya. Lebih lengkap lagi bila dilakukan CT angiogr aphy yang dapat m em perj elas bat as ant ara kanker dan j aringan sehat di sekit arnya sehingga ahli bedah sew akt u m elakukan operasi m em buang kanker hat i it u t ahu m enent ukan di m ana harus dibuat bat as sayat annya.14

M RI ( M a g n e t ic Re son a n ce I m a gin g )

Bila CT scann m engunakan sinar X m aka MRI ini m enggunakan gelom bang m agnet t anpa adanya Sinar X. CT angiogr aphy m enggunakan zat cont r ast yait u zat yang diperlukan unt uk m elihat pem buluh darah. Tanpa zat ini pem buluh darah t ak dapat dilihat . Pem eriksaan dengan MRI ini langsung dipilih sebagai alt ernat if bila ada gam baran CT scann yang m eragukan at au pada penderit a yang ada risiko bahaya radiasi sinar X dan pada penderit a yang ada kont raindikasi ( risiko bahaya) pem berian zat cont r ast sehingga

pem eriksaan CT angiography t ak m em ungkinkan padahal diperlukan

gam bar pet a pem buluh darah. MRI yang dilengkapi dengan perangkat lunak

Magnet ic Resonance Angiogr aphy ( MRA) sudah pula m am pu m enam pilkan

dan m em buat pet a pem buluh darah kanker hat i ini.11 Sayangnya ongkos

pem eriksaan dengan MRI dan MRA ini m ahal, sehingga selalu CT scann


(12)

PET ( Posit r on Em ission Tom ogr a ph y )

Salah sat u t eknologi t erkini per alat an kedokt er an radiologi adalah Posit r on

Em ission Tom ogr aphy ( PET) yang m erupakan alat pendiagnosis kanker

m enggunakan glukosa radioakt if yang dikenal sebagai flourine18 at au Fluorodeoxyglucose ( FGD) yang m am pu m endiagnosa kanker dengan cepat dan dalam st adium dini. Caranya, pasien disunt ik dengan glukosa radioakt if unt uk m endiagnosis sel- sel kanker di dalam t ubuh. Cairan glukosa ini akan berm et abolism e di dalam t ubuh dan m em unculkan respons t erhadap sel- sel yang t erkena kanker. PET dapat m enet apkan t ingkat at au st adium kanker hat i sehingga t indakan lanj ut penanganan kanker ini sert a pengobat annya m enj adi lebih m udah. Di sam ping it u j uga dapat m elihat m et ast ase ( penyebaran) . Sayangnya alat ini t erlalu m ahal harganya sehingga biaya pem eriksaannya sangat t inggi dan t ak t erj angkau oleh banyak penderit a kanker hat i.

Pe n goba t a n

Pem ilihan t erapi kanker hat i ini sangat t ergant ung pada hasil pem eriksaan radiologi. Sebelum dit ent ukan pilihan t er api hendaklah dipast ikan besar nya ukuran kanker, lokasi kanker di bahagian hat i yang m ana, apakah lesinya t unggal ( solit er ) at au banyak ( m ult iple) , at au m erupakan sat u kanker yang sangat besar berkapsul, at au kanker sudah m erat a pada seluruh hat i, sert a ada t idaknya m et ast asis ( penyebaran) ke t em pat lain di dalam t ubuh penderit a at aukah sudah ada t um or t hr om bus di dalam vena port a dan apakah sudah ada sirrhosis hat i.15

Tahap t indakan pengobat an t erbagi t iga, yait u t indakan bedah hat i digabung dengan t indakan radiologi dan t indakan non- bedah dan t indakan

t r ansplant asi ( pencangkokan) hat i.16

1 . Tin da k a n Be da h H a t i D iga bu n g de n ga n Tin da k a n Ra diologi

Terapi yang paling ideal unt uk kanker hat i st adium dini adalah t indakan bedah yait u reseksi ( pem ot ongan) bahagian hat i yang t erkena kanker dan j uga reseksi daerah sekit arnya. Pada prinsipnya dokt er ahli bedah ak an m em buang seluruh kanker dan t idak akan m enyisakan lagi j aringan kanker pada penderit a, karena bila t ersisa t ent u kankernya akan t um buh lagi j adi besar, unt uk it u sebelum m enyayat kanker dokt er ini harus t ahu past i bat as ant ara kanker dan j aringan yang sehat . Radiologilah sat u- sat unya car a unt uk m enent ukan perkiraan past i bat as it u yait u dengan pem eriksaan CT

angiogr aphy yang dapat m em perj elas bat as kanker dan j aringan sehat

sehingga ahli bedah t ahu m enent ukan di m ana harus dibuat sayat an. Maka


(13)

Dilakukan CT angiogr aphy sekaligus m em buat pet a pem buluh darah kanker sehingga j elas t erlihat pem buluh darah m ana yang bert anggung j aw ab m em berikan m akanan ( feeding ar t er y) yang diperlukan kanker unt uk dapat t um buh subur. Sesudah it u barulah dilakukan t indakan radiologi Tr ans

Ar t er ial Em bolisasi ( TAE) yait u suat u t indakan m em asukkan suat u zat yang

dapat m enyum bat pem buluh darah ( feeding ar t er y) it u sehingga m enyet op suplai m akanan ke sel- sel kanker dan dengan dem ikian kem am puan hidup

( viabilit y) dari sel- sel kanker akan sangat m enurun sam pai m enghilang.

Sebelum dilakukan TAE dilakukan dulu t indakan Tr ans Ar t er ial

Chem ot her apy ( TAC) dengan t uj uan sebelum dit ut up feeding ar t er y lebih

dahulu kanker- nya disiram i racun ( chem ot her apy) sehingga sel- sel kanker yang sudah kena racun dan dit ut up lagi suplai m akanannya m aka sel- sel kanker benar- benar akan m at i dan t ak dapat berkem bang lagi dan bila sel-sel ini nant i t erlepas pun saat operasi t ak perlu dikhawat ir kan, karena sudah t ak m am pu lagi bert um buh. Tindakan TAE digabung dengan t indakan TAC yang dilakukan oleh dokt er spesialis radiologi disebut t indakan Tr ans

Ar t er ial Chem oem bolisat ion ( TACE) . Selain it u TAE ini j uga unt uk t uj uan

suppor t if yait u m engurangi perdarahan pada saat operasi dan j uga unt uk

m engecilkan ukuran kanker dengan dem ikian m em udahkan dokt er ahli bedah. Set elah kanker disayat , seluruh j aringan kanker it u harus diperiksakan pada dokt er ahli pat ologi yait u sat u- sat unya dokt er yang berkom pent ensi dan yang dapat m enent ukan dan m em berikan kat a past i apakah benar pinggir sayat an sudah bebas kanker. Bila benar pinggir sayat an bebas kanker art inya sudahlah past i t idak ada lagi j aringan kanker yang m asih t ert inggal di dalam hat i penderit a. Kem udian diberikan

chem ot her apy ( kem ot erapi) yang bert uj uan m eracuni sel- sel kanker agar

t ak m am pu lagi t um buh berkem bang biak. Pem berian Kem ot erapi dilakukan oleh dokt er spesialis penyakit dalam bahagian onkologi (m edical oncologist) ini secar a int r a venous ( disunt ikkan m elalui pem buluh darah vena) yait u epirubucin/ dexorubicin 80 m g digabung dengan m it om ycine C 10 m g. Dengan cara pengobat an sepert i ini usia harapan hidup penderit a per lim a t ahun 90% dan per 10 t ahun 80% .17

2 . Tin da k a n N on - be da h H a t i

Tindakan non- bedah m erupakan pilihan unt uk pasien yang dat ang pada st adium lanj ut . Tindakan non- bedah dilakukan oleh dokt er ahli radiologi. Term asuk dalam t indakan non- bedah ini adalah:

a. Em bolisasi Art eri Hepat ika (Tr ans Ar t er ial Em bolisasi = TAE)

Pada prinsipnya sel yang hidup m em but uhkan m akanan dan oksigen yang dat angnya bersam a aliran darah yang m enyuplai sel t ersebut . Pada kanker


(14)

t im bul banyak sel- sel baru sehingga diperlukan banyak m akanan dan

oksigen, dengan dem ikian t erj adi banyak pem buluh darah baru (

neo-vascular isasi) yang m erupakan cabang- cabang dari pem buluh darah yang

sudah ada disebut pem buluh darah pem beri m akanan ( feeding ar t er y) Tindakan TAE ini m enyum bat feeding ar t er y. Caranya dim asukkan kat et er m elalui pem buluh darah di paha ( ar t er i fem or alis) yang set er usnya m asuk ke pem buluh nadi besar di perut ( aor t a abdom inalis) dan set erusnya dim asukkan ke pem buluh darah hat i ( ar t er y hepat ica) dan set erusnya m asuk ke dalam feeding ar t er y. Lalu feeding ar t er y ini disum bat ( di-em bolisasi) dengan suat u bahan sepert i gel foam sehingga aliran darah ke kanker dihent ikan dan dengan dem ikian suplai m akanan dan oksigen ke sel-sel kanker akan t erhent i dan sel-sel- sel-sel kanker ini akan m at i. Apalagi sebelum dilakukan em bolisasi dilakukan t indakan t r ans ar t er ial chem ot her apy yait u m em ber ikan obat kem ot erapi m elalui feeding ar t er y it u m aka sel- sel kanker j adi diracuni dengan obat yang m em at ikan. Bila kedua cara ini digabung m aka sel- sel kanker benar- benar t erj am in m at i dan t ak berkem bang lagi. Dengan dasar inilah em bolisasi dan inj eksi kem ot erapi int ra- ar t erial dikem bangkan dan nam paknya m em beri harapan yang lebih cerah pada penderit a yang t erancam m aut ini. Angka harapan hidup penderit a dengan cara ini per lim a t ahunnya bisa m encapai sam pai 70% dan per sepuluh t ahunnya bisa m encapai 50% .18

b. I nfus Sit ost at ika I nt ra- art erial

Menurut lit erat ur 70% nut risi dan oksigenasi sel- sel hat i yang nor m al berasal dari vena port a dan 30% dari art eri hepat ika, sehingga sel- sel ganas m endapat nut risi dan oksigenasi t erut am a dari sist em art eri hepat ika. Bila Vena port a t ert ut up oleh t um or m aka m akanan dan oksigen ke sel- sel hat i norm al akan t erhent i dan sel- sel t er sebut akan m at i. Dapat lah dim engert i kenapa pasien cepat m eninggal bila sudah ada penyum bat an vena port a ini.19

I nfus sit ost at ika int ra- art erial ini dikerj akan bila vena port a sam pai ke cabang besar t ert ut up oleh sel- sel t um or di dalam nya dan pada pasien t idak dapat dilakukan t indakan t ransplant asi hat i oleh karena ket iadaan donor, at au karena pasien m enolak at au karena ket idakm am puan pasien. Sit ost at ika yang dipakai adalah m it om ycin C 10 – 20 Mg kom binasi dengan adriblast ina 10- 20 Mg dicam pur dengan NaCl (saline) 100 – 200 cc. At au dapat j uga cisplat in dan 5FU ( 5 Fluoro Uracil) .

Met oda ballon occluded int r a ar t er ial infusion adalah m odifikasi infus sit ost at ika int ra- art erial, hanya kat et er yang dipakai adalah double lum en

ballon cat het er yang di-inser t (dim asukkan) ke dalam art eri hepat ika.

Set elah ballon dikem bangkan t erj adi sum bat an aliran darah, sit ost at ika diinj eksikan dalam keadaan ballon m engem bang selam a 10 – 30 m enit ,


(15)

t uj uannya adalah m em perlam a kont ak sit ost at ika dengan t um or. Dengan cara ini m aka harapan hidup pasien per lim a t ahunnya m enj adi 40% dan per sepuluh t ahunnya 30% dibandingkan dengan t anpa pengobat an adalah 20% dan 10% .20

c. I nj eksi Et anol Per kut an ( Per cut aneus Et anol I nj eksi = PEI )

Pada kasus- kasus yang m enolak unt uk dibedah dan j uga m enolak sem ua t indakan at au pasien t idak m am pu m em biayai pem bedahan dan t ak m am pu m em biayai t indakan lainnya m aka t indakan PEI - lah yang m enj adi pilihan sat u- sat unya. Tindakan inj eksi et anol perkut an ini m udah dikerj akan, am an, efek sam ping ringan, biaya m urah, dan hasilnya pun cukup m em berikan harapan. PEI hanya dikerj akan pada pasien st adium dini saj a dan t idak pada st adium lanj ut . Sebagian besar penelit i m elakukan pengobat an dengan cara ini unt uk kanker bergaris t engah sam pai 5 cm , w alaupun pengobat an paling opt im al dikerj akan pada garis t engah kurang dari 3 cm . Pem eriksaan hist opat ologi set elah t indakan m em bukt ikan bahw a t um or m engalam i nekrosis yang lengkap. Sebagian besar penelit i m enyunt ikkan et anol perkut an pada kasus kanker ini dengan j um lah lesi t idak lebih dari 3 buah nodule, m eskipun dilaporkan bahw a lesi t unggal m erupakan kasus yang paling opt im al dalam pengobat an. Walaupun kelihat annya cara ini m ugkin dapat m enolong t et api t idak banyak penelit ian yang m em adai dilakukan sehingga hanya dikat akan m em baw a t indakan ini m em beri hasil yang cukup m enggem birakan.19

d. Terapi Non- bedah Lainnya

Terapi non- bedah lainnya saat ini sudah dikem bangkan dan hanya dilakukan bila t erapi bedah reseksi dan Trans Art erial Em bolisasi ( TAE) ataupun Trans

Art erial Chem oem bolisat ion at aupun Trans Art erial Chem ot herapy t ak m ungkin

dilakukan lagi. Di antaranya yait u t erapi Radio Frequency Ablat ion Therapy

( RFA) , Prot on Beam Therapy, Three Dim ent ional Conform al Radiot herapy

( 3DCRT) , Cryosurgery yang kesem uanya ini bersifat palliat if ( m em bant u)

bukan kurat if ( m enyem buhkan) keseluruhannya.

3 . Tin da k a n Tr a n spla n t a si H a t i

Bila kanker hat i ini dit em ukan pada pasien yang sudah ada sirrhosis hat i dan dit em ukan kerusakan hat i yang berkelanj ut an at au sudah ham pir seluruh hat i t erkena kanker at au sudah ada sel- sel kanker yang m asuk ke vena por t a (t hr om bus vena por t a) m aka t idak ada j alan t erapi yang lebih baik lagi dari t ransplant asi hat i. Transplant asi hat i adalah t indakan pem asangan organ hat i dari orang lain ke dalam t ubuh seseorang. Langkah ini dit em puh bila langkah lain sepert i operasi dan t indakan radiologi sepert i yang disebut di at as t idak m am pu lagi m enolong pasien. Akan t et api,


(16)

langkah m enuj u t ransplant asi hat i t idak m udah, pasalnya ket ersediaan hat i unt uk di- t ransplant asikan sangat sulit diperoleh seiring kesepakat an global yang m elarang j ual beli organ t ubuh. Selain it u, biaya t ransplant asi t ergolong sangat m ahal. Dan pula sebelum proses t ransplant asi harus dilakukan serangkaian pem eriksaan sepert i t es j aringan t ubuh dan darah yang t uj uannya m em ast ikan adanya kesam aan/ kecocokan t ipe j aringan t ubuh pendonor dan pasien agar t idak t erj adi penolakan t erhadap hat i baru. Penolakan bisa berupa penggerogot an hat i oleh zat - zat dalam darah yang akan m enim bulkan kerusakan perm anen dan m em percepat kem at ian penderit a. Seiring keberhasilan t indakan t ransplant asi hat i, usia pasien set idaknya akan lebih panj ang lim a t ahun.

Pe r m a sa la h a n

1 . An gk a Ke j a dia n Ka n k e r H a t i ya n g Sa n ga t Tin ggi di I n don e sia

Angka kej adian kanker hat i yang t inggi di I ndonesia disebabkan fakt or pem icu t erj adinya kanker ini m em ang banyak t erdapat di t engah penduduk yang digolongkan dalam kom unit as berisiko t inggi yait u orang- orang pengidap hepat it is B akt if, hepat it is B car r ier , dan hepat it is C dan sirrhosis

hat i. Di I ndonesia sudah ada 15 – 20 j ut a penderit a hepat it is B dan 7 – 8 j ut a hepat it is C berart i dari set iap 100 penduduk t erdapat 6 – 10 orang

penderit a hepat it is B dan 2 – 3 orang penderit a hepat it is C, inipun pada dat a penduduk I ndonesia t ahun 2003 dan angka inipun m eningkat set iap t ahunnya, kesem uanya m ereka ini akan t erancam m endapat kanker hat i di suat u w akt u.

Selain it u diduga ada lagi fakt or pengancam lainnya w alaupun belum t erbukt i j elas yait u aflat oksin B1 yang dihasilkan oleh sej enis j am ur

Asper gillus flavus yang t erkont am inasi dan m elekat pada perm ukaan

m akanan yang dikom sum si sehari- hari oleh penduduk di I ndonesia sepert i beras, kacang, gandum , j agung, dan kacang kedelai yang disim pan pada t em pat yang panas dan lem bab.

2 . La m ba t n y a D it e m u k a n Ka n k e r H a t i I n i pa da Pe n de r it a

Lam bat nya dit em ukan kanker ini pada penderit a disebabkan pada st adium dini penderit a t idak m erasakan gej ala yang khas dan t idak m enyadari bahw a di dalam t ubuhnya ada sej enis kanker sepert i bom w akt u yang m em at ikan. Di sam ping it u kurangnya penget ahuan dan kesadaran dari kom unit as penduduk berisiko t inggi t erkena kanker hat i ini yait u orang-orang penderit a hepat it is B dan C dan sirrhosis hat i unt uk m em eriksak an dirinya ke dokt er. Dan pula banyak orang yang t idak m enyadari dirinya sudah m engidap hepat it is B at au hepat it is C karena t idak m erasakan gej ala


(17)

apapun w alau virus- virus ini t engah m enggerogot i hat inya sepert i rayap m akan kayu. Di sam ping it u m ungkin disebabkan keadaan ekonom i m ereka yang kurang sehingga t ak m am pu m em ikul biaya pem eriksaan. I ronisnya w alaupun alat - alat unt uk m endet eksi kanker hat i st adium dini sudah t ersedia t api sayangnya penderit a yang dat ang ke rum ah sakit , sudah dalam fase t ak t ert olong lagi dan rat a- rat a hanya dapat bert ahan hidup 3 – 6 bulan set elah dibuat diagnosa.

3 . Usa h a Pe n a pisa n u n t u k M e n y a r in g Ka n k e r H a t i I n i Be lu m M e r a t a

Walaupun ada cara penyaringan yang dapat m enem ukan kanker ini pada st adium dini dengan USG dan pem eriksaan alphafet opr ot ein yang sudah dipunyai oleh banyak rum ah sakit di daerah t et api dalam kenyat aannya t idak berj alan lancar. Hal m ana m ungkin disebabkan kurangnya penyuluhan pada kom unit as berisiko t inggi dan pula m ungkin kesadaran pasien t erhadap risiko t im bulnya kanker ini m asih kurang.

Ke sim pu la n

Radiologi m em punyai peranan yang sangat pent ing dan m enent ukan yait u: 1) Unt uk m enyaring dan m enem ukan penderit a- penderit a kanker hat i selular sem ua st adium pada suat u populasi baik sendiri at aupun dit am bah bant uan laborat orium . 2) Radiologi adalah sat u- sat unya cara yang bisa berdiri sendiri unt uk m enem ukan kanker hat i st adium dini. 3) Peranan Radiologi sangat pent ing dalam pengobat an kanker hat i dini pasalnya ahli bedah belum m au m elakukan t indakan reseksi hat i sebelum t ahu past i di m ana sebenarnya bat as ant ara hat i yang sehat dan hat i yang ada kanker-nya agar dapat m enent ukan bat as hat i yang hendak disayat . Pada kasus yang akan dilakukan t indakan reseksi hat i ini harus dilakukan lebih dulu t indakan radiologi dengan CT angiogr aphy unt uk m enent ukan bat as j arigan kanker dan j aringan hat i yang sehat dengan kat a lain unt uk m enent uk an bat as sayat an. Dan sebelum t indakan bedah harus dilakukan lebih dahulu t indakan radiologi Tr ans Ar t er ial Em bolisasi ( TAE) dan Tr ans Ar t er ial

Chem ot her apy ( TAC) sebagai pengobat an unt uk m em at ikan sel- sel kanker.

Tindakan bedah hanya boleh dilakukan set elah t indakan radiologi ini selesai. 4) Pada st adium dini yang sem est inya dilakukan reseksi hat i, t et api pasien m enolak t indakan operasi at au m em ang pasiennya t ak m am pu unt uk t indakan operasi m aka t indakan radiologi m erupakan sat u- sat unya t indakan yang t er pilih dan diharapkan unt uk m enyelam at kan penderit a. Pada keadaan ini t indakan radiologi yang dipilih adalah Tr ans Ar t er ial Em bolisasi bersam aan dengan t indakan Tr ans Ar t er ial Chem ot her apy.


(18)

Sa r a n

1. Perlu Penyuluhan pada penduduk m engenai bahayanya kanker hat i dan penyuluhan bahaya penyakit hepat it is B, hepat it is C, dan sirrhosis hat i yang dianggap bert anggung j aw ab dalam t erj adinya kanker hat i ini.

2. Perlu dilakukan usaha- usaha m enem ukan penderit a hepat it is B dan hepat it is C pada penduduk dengan cara m em asukkan t es hepat it is B dan hepat it is C ini dalam program chek- up ( pem eriksaan kesehat an) rut in. 3. Perlu dit eruskan usaha- usaha pencegahan m unculnya hepat it is B dan

hepat it is C ini dengan usaha im unisasi t erhadap bayi dan orang dew asa yang dapat m enurunkan j um lah kasus hepat it is yang berart i j uga m enurunkan dan m encegah t im bulnya kanker hat i ini.

4 Per lu dilakukan skrining ( penapisan) secara USG dan pem eriksaan AFP t iap 6 bulan t erhadap penderit a hepat it is B, hepat it is C, dan penderit a sirrhosis hat i unt uk m enem ukan adanya kanker hat i selular dalam st adium dini.

5. Perlunya pengaj aran kepada m asyarakat luas m asalah cara

penyim panan m akanan agar j angan disim pan pada t em pat yang panas dan lem bab kar ena dit akut kan akan t er kont am inasi Asper gillus flavus yang m enghasilkan sej enis racun aflat oksin B1 yang diduga m em icu t erj adinya kanker hat i.

6 Perlu digalakkan kerj asam a yang baik ant ara para dokt er ahli radiologi, ahli penyakit dalam , ahli anak, ahli pat ologi klinik, ahli pat ologi anat om i, dan dokt er ahli bedah yang kesem uanya t erhim pun dalam w adah Perhim punan Penelit i Hat i I ndonesia ( PPHI ) unt uk m enyusun program t erpadu penanganan pencegahan dan pengobat an t erj adinya kanker hat i. Padahal peralat an- peralat an yang diperlukan pun sudah banyak t ersedia di ham pir sem ua rum ah sakit dan hanya m enunggu sent uhan para dokt er unt uk bekerj a keras dem i usaha m enurunkan angka kem at ian dan penderit aan dari pasien- pasien kanker hat i ini.

I lu st r a si Ka su s:

Cukup banyak pengalam an saya dalam prakt ik sehari- hari selam a 25 t ahun dalam m enem ukan dan m engobat i penyakit kanker hat i selular. Ada yang dat ang pada st adium dini secara kebet ulan karena m elakukan pem eriksaan kesehat an ( chek- up) dan banyak yang dit em ukan sudah dalam st adium lanj ut . Rasa sedih dan iba t im bul saat m elakukan USG dikala m enem ukan kasus st adium lanj ut apalagi sudah ada t um or t hr om bus dalam vena port a, sudah langsung t erbayang usia pasien yang sedang di USG ini t inggal paling lam a 6 bulan. Nam un rasa opt im is t im bul bila m enem ukan kasus st adum dini yang m asih m em punyai harapan hidup panj ang, t api sayangnya m ereka ini kebanyakan pun t ak m am pu m em ikul besarnya biaya yang diperlukan sehingga m ereka hanya bisa m enunggu m asuk ke st adium lanj ut


(19)

sam pai m aut dat ang m enj em put nya. Sebahagian lagi yang m am pu, ada yang m asih t akut m enj alani pengobat an karena kurangnya penget ahuan dan celakanya m ereka m asih punya keyakinan ” Jangan usik- usik kank er, bila diusik sem akin ganas dan bisa kit a cepat m at i” . Tapi bagi m ereka yang sadar dan j uga ada kem am puan unt uk m enj alani seluruh rangkaian pengobat an bedah dan radiologi w alaupun keseluruhan biayanya didanai dengan got ong royong oleh keluarga dan handai t olan, m asih dapat m engharap hidup yang lam a dan panj ang sepert i kasus yang disebut di baw ah ini.

Pada t ahun 1991 seorang dokt er HS usia 59 t ahun yang sudah enam t ahun sebagai penderit a hepat it is B car r ier t anpa m enget ahui bahw a di dalam hat inya sudah ada t um buh kanker yang kian m em besar, dikarenakan beliau t idak m erasakan apa- apa dan m erasa hidup sehat . Suat u hari dia m engeluh sakit dan m erasa ada pem bengkakan di perut kanan at as, badan t erasa m elem ah sert a nafsu m akan dan berat badan pun m enurun. Oleh karena it u Dokt er ini m asuk ke rum ah sakit dan dikir im pada saya unt uk dilakukan pem eriksaan. Saya lakukan USG hit am put ih yang sederhana di m asa it u m enunj ukkan adanya t um or padat seluas 10 cm x 8 cm berbat as t egas yang t erdiri dari banyak nodule yang berkelom pok m em bent uk sat u m assa yang berkapsul. Kam i berit ahu pada beliau bahw a dia m enderit a Kanker yang besar di dalam hat inya. Beliau sangat t erperanj at , " Bagaim ana m ungkin? Tahun lalu saya baru m elakukan m edical check- up dan hasilnya sem ua norm al. Bagaim ana m ungkin hanya dalam w akt u sat u t ahun yang relat if singkat bisa t um buh kanker hat i yang dem ikian besar di dalam hat i saya?" Beliau baru ingat bahw a pada w akt u it u hanya periksa darah dan w akt u it u beliau t idak di- USG sert a j uga beliau m engaku sudah m enget ahui ada hepat it is B t api t idak m erasakan gej ala apapun. Pada pasien ini

dit eruskan pem eriksaan CT scann yang m enunj ukkan m assa besar ini

hanya sat u saj a (solit er ) di lobus kanan hat i dan berkapsul sedangkan lobus kiri hat i norm al. CT angiogr aphy dilakukan unt uk m em buat pet a pem buluh darah dan m enj elaskan bat as hat i yang sehat dan hat i yang kena kanker dan dilakukan biopsi yang m em ast ikan m assa ini adalah kanker hat i hepat o selular. Kem udian dilakukan t indakan r adiologi t r ans ar t er ial em bolisasi bersam aan dengan t indakan t r ans ar t er ial chem ot her apy yang kem udian diikut i dengan operasi reseksi seluruh lobus kanan hat i. Tindakan ini diikut i

dengan pem berian kem ot erapi int r av enous epirubicine 80 m g dan

m it om ycine C 10 m g delapan seri dengan selang w akt u 3 m inggu. Follow up ket at dilakukan t iap 3 bulan kem udian t iap 6 bulan selam a t iga t ahun.21 Sesudah 15 t ahun, Dokt er t ersebut t ernyat a m asih hidup sehat dan bekerj a sebagai dokt er di usianya yang 74 t ahun dan di hari yang berbahagia ini ikut j uga hadir bersam a kit a.


(20)

UCAPAN PEN GH ARGAAN D AN TERI M A KASI H

Bapak Rekt or yang saya m uliakan sert a para hadirin sekalian,

Dem ikianlah uraian saya t ent ang pent ingnya peranan radiologi dalam det eksi dini dan pengobat an kanker hat i yang m ungkin m asih banyak kekurangannya. Sem oga generasi berikut nya dapat m elengkapinya dan m em anfaat kan peluang unt uk m em pelaj ari ilm u Allah yang sangat luas ini. Kont ribusi saya sangat kecil j ika dibandingkan dengan luasnya bidang yang seharusnya saya t ekuni. Oleh karena it u, sebelum saya m engakhiri pidat o pengukuhan ini, sekali lagi perkenankanlah saya unt uk kesekian kalinya m engucapkan syukur kepada Allah SWT, yang t elah m em ber ikan kesem pat an, kekuat an, bim bingan, dan pet unj uk kepada saya selam a ini dalam m enj alani t ugas saya sebagai pendidik dan ilm uan. Syukur t idak t erhingga at as rida- Nya sehingga saya m endapat kesem pat an unt uk diangkat sebagai Guru Besar Madya di Universit as Sum at era Ut ara ( USU) . Pada kesem pat an ini saya m engucapkan t erim a kasih pula kepada Pem erint ah Republik I ndonesia c.q. Depart em en Pendidikan dan Kebudayaan, yang t elah m em berikan kepercayaan dan m engangkat saya unt uk m enduduki j abat an guru besar m adya. Ucapan t erim a kasih yang set ulus- t ulusnya saya sam paikan kepada Bapak Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A( K) selaku Rekt or USU yang t elah m endorong saya m em bant u dan m em proses pengusulan saya unt uk m enj adi guru besar sam pai acara pengukuhan yang diselenggarakan pada hari ini. Sem oga Allah SWT t et ap m em berikan kesehat an, hidayah, dan kem udahan kepada beliau unt uk t erus m em im pin Universit as Sum at er a Ut ara yang kit a cint ai ini.

Ucapan t erim a kasih yang t ulus j uga saya sam paikan kepada Dekan, para Pem bant u Dekan Fakult as Kedokt eran USU yang t elah m endukung dan bersedia m engusulkan kenaikan j abat an akadem ik saya ke j enj ang guru besar.

Ucapan t erim a kasih saya sam paikan kepada Dr. Muara Marbun ( alm arhum ) yang t elah m enerim a saya dalam pendidikan spesialis radiologi. Ucapan t erim a kasih j uga saya sam paikan kepada Dr. Sahat Tua Sianipar yang m em acu saya belaj ar sungguh- sungguh dan pula t elah m engirim saya belaj ar ult rasonografi ke Aust ralia. Dan t erim a kasih pada dr. Rudolph Pakpahan kepala bagian radiologi dan sem ua t em an- t em an saya dokt er spesialis radiologi yang bert ugas di RS H. Adam Malik/ FK USU, RS Pirngadi, RS Haj i, RS PTPN I I , RS Herna, dan di RS lainnya. Senior dan j unior yang ada di Medan dan sekit arnya sert a NAD ( Aceh) at as segala sokongan m oral pada saya dan t elah m enj alin kerj a sam a yang baik selam a ini, dan


(21)

m em bant u sehingga pengusulan saya m enj adi Guru Besar Tet ap I lm u Radiologi FK USU.

Ucapan t erim a kasih j uga saya sam paikan kepada Prof. Dr. Bacht iar Fanani Lubis, Sp.PD( K) m edical onkologi yang pada w akt u beliau m enj abat sebagai Dekan FK USU beliaulah bersam a dengan Dr. S. Sianipar yang m engupay akan saya agar dapat belaj ar radiologi di Aust ralia. Sem oga Allah m em balas j asa Bapak.

Ucapan t erim a kasih j uga saya sam paikan kepada Prof. Dr. Marw ali Harahap yang sew akt u beliau m enj abat Direkt ur RS H. Adam Malik t elah m engupayakan saya berangkat ke Perancis unt uk m endalam i CT scann. Ucapan t er im a kasih j uga saya sam paikan kepada Dr. T. M. Panj ait an yang sew akt u beliau m enj abat Direkt ur RS H. Adam Malik t elah m engupayak an saya berangkat ke Perancis unt uk m endalam i MRI dan kedokt eran nuklir. Ucapan t er im a kasih sebesar- besarnya saya sam paikan kepada Prof. Dr. H. Aznan Lelo, PhD sebagai supervisor saya dalam pendidikan program S3 ( PhD) saya di Malaysia yang banyak m em bim bing saya. Ucapan t erim a kasih j uga saya sam paikan kepada Prof. Dr. Abdul Rahm an Abdul Rasyid ( sebagai supervisor) dan Prof. Dr. Kam aruddin Jaalam ( co- supervisor) yang t elah m em bim bing saya dalam progr am S3 saya di Univer sit i Sains Malaysia. Sem oga Allah m em balas j asa bapak- bapak.

Ucapan t er im a kasih j uga saya sam paikan kepada Pr of. Dr. Syahrial Rasad, Sp.Rad ( alm .) , Prof. Dr. Gani I lyas, Sp.Rad ( alm .) , Prof. Dr. Sudharm o, Prof. Dr. Dj akaria, Sp.Rad Radiot er api, Pr of. DR. Susw oro Sp.Rad Radiot erapi, DR. Zulkarnain Syair, Sp.Rad, Dr. M. I lyas Sp.Rad, dan sem ua st af Radiologi FKUI yang m endidik saya m enj adi dokt er spesialis radiologi, sem oga Allah- lah yang akan m em balas j asa bapak- bapak sem uanya.

Ucapan t erim a kasih j uga saya sam paikan kepada DR. Priyo Sidiprat om o, Sp.Rad Ket ua Perhim punan Dokt er Spesialis Radiologi I ndonesia; Prof. DR. Triyono KSP, Sp.Rad Ket ua Kolegium Radiologi I ndonesia; DR. Tony Kuncoro, Sudharm o, Sp.Rad. Ket ua Pendidikan Kedokt eran Berkelanj ut an Radiologi I ndonesia; DR. H. Farhan Anw ary Ket ua Pengem bangan Sub-Spesialisasi Radiologi I ndonesia; yang keem pat m ereka selalu m endorong dan m em beri sem angat pada saya dan hari ini j uga hadir bersam a kit a. Ucapan t er im a kasih j uga saya sam paikan kepada sem ua dosen- dosen saya dalam pendidikan dokt er, sej aw at - sej aw at saya, dan sem ua st af di Adm inist rasi FK USU yang t elah banyak m em bant u saya dalam pendidikan saya dan j uga selam a bekerj a di FK USU.


(22)

Ucapan t erim a kasih j uga saya sam paikan kepada sem ua guru- guru SMA Negeri 1 dan guru SMP Negeri 1 dan guru SR Negeri 4, guru-guru sekolah ibt idaiyah, dan guru-guru- guru-guru m engaj i saya kesem uanya di Rant au Prapat , sem oga Allah- lah yang akan m em balas j asa- j asa bapak dan ibu sem uanya.

Ucapan t erim a kasih j uga saya sam paikan kepada alm arhum Haj i Muham m ad Arbie dan Dr. Rosihan Arbie yang t elah m enerim a saya bekerj a sam a di Klinik Spesalis Bunda Medan sej ak t ahun 1979 sam pai sekarang ini ( 27 t ahun) .

Ucapan t erim a kasih j uga saya sam paikan kepada sem ua St af Bagian Radiologi dan USG Klinik Spesalis Bunda dan kepada sem ua sej aw at Dokt er, Perawat , St af Adm inist rasi Klinik Spesalis Bunda Medan.

Sem bah suj ud dan ucapan t erim akasih yang sedalam - dalam nya saya sam paikan kepada alm arhum ah I bu saya Sit i Aisyah dan alm arhum Bapak saya Chanda Syahbuddin yang t elah m em besarkan dan m endidik saya dengan susah payah. Saya m asih ingat pesan Ayah saya ” Jadi orang harus berani m enghadapi apapun sepanj ang kau it u benar, t akut sam a Allah saj a dan j angan t akut pada m anusia” dan pesan I bu saya ” Raj in dan giat lah belaj ar bila orang bisa pint ar, kau harus bisa lebih pint ar lagi dan harus nom or sat u di kelas, t et ap shalat dan berbuat baik pada sem ua orang” Sem oga Allah SWT m enem pat kan Ayah dan I bu saya ini di t em pat yang paling m ulia di sisi- Nya.

Ucapan t erim a kasih saya sam paikan kepada ist eri saya Liana Leow ardi dan anak- anak saya Abdul Rahm an Rasyid, B.Bus, M.Fin ( Aust ralia) saat ini bert ugas di Met ro TV dan dr. Meriana Rasyid yang saat ini sedang m engam bil spesalis m at a dan m enant u saya Dien Nurm arina Malik Faj ar, B.Com , MA ( Aust r alia) yang t elah m endorong dan m em berikan perhat ian, pengorbanan dan sem angat dan doa t ulus ikhlas pada saya agar saya dapat m enyelesaikan pendidikan S3 di Malaysia dan sam pai m endapat kan pengukuhan Guru Besar di USU pada hari yang bahagia ini.

Ucapan t erim a kasih j uga saya sam paikan kepada sem ua saudara- saudara saya yang senant iasa m endorong dan m endoakan saya: alm . K. Muham m ad, Gulam Rasul, alm . M. Syar if, Abdul Chalik, alm . Salm ah, alm . Drs. Abdul Lat if, Dr . Abdul Maj id, Sp.PD KKV, I r. Muham m ad Aslam , sem oga Allah yang m em balas j asa abang- abang, kakak, dan adik saya ini. Ucapan t erim a kasih saya sam paikan kepada m ert ua saya dan saudara-saudara ipar saya at as doa dan sem angat yang diberikan.


(23)

Ucapan t erim a kasih saya sam paikan kepada besan saya bapak dan ibu Malik Faj ar at as doa dan dorongan yang diberikan.

Ucapan t erim a kasih saya sam paikan kepada orang yang m em int a agar nam anya t idak disebut kan di sini t et api j asa- j asanya sangat besar pada saya dan doa t ulus ikhlasnya kepada saya dan sem angat yang diberikan pada saya, sem oga Allah SWT- lah yang akan m em balas sem uanya.

Doa saya t ak hent i- hent inya sem oga kit a sem ua t erm asuk ke dalam golongan orang- orang yang berim an, berilm u, dan beram al saleh dan sem oga Allah SWT m em balas sem ua j asa- j asa dan budi baik bapak, ibu, dan saudara- saudara sekalian.

Bapak Rek t or sert a hadirin yang saya m uliakan,

Dem ikianlah akhir pidat o pengukuhan saya yang t elah banyak m enyit a w akt u dan perhat ian hadirin. At as kesabaran dan perhat iannya m engikut i pidat o ini, saya ucapkan t erim a kasih dan m ohon m aaf apabila ada t ut ur kat a m aupun sikap yang kur ang ber kenan di hat i hadirin. Kepada para undangan dan rekan dari luar kot a yang t elah m eluangkan w akt unya, saya hat urkan ribuan t erim a kasih dan m ohon m aaf yang sebesar- besarnya. Hanya Allah SWT yang dapat m em balas segala pengorbanan yang bapak/ ibu/ saudara ikhlaskan unt uk m enghadiri acara ini.

Sem oga Allah SWT m elim pahkan t aufik dan hidayah- Nya kepada kit a sem ua. Am in.

Wabillahi t aufik w al hidayah.


(24)

D AFTAR PUSTAKA

1. Badvie S. Hepat ocellular Car cinom a. Post grad m ed J. 2000; 76: 4 – 1. 2. Agus Waspodo. Bulet in Dinas Kesehat an Jawa Tim ur 6 Januari 2005. 3. Ali Sulaim an. Penat alaksanaan St rat egi Hepat it is B Kronik di I ndonesia.

Proceeding Liver Updat e, Jakart a 2006.

4. M. Anzola. ( 2004) Hepat ocellular Carcinom a: role of hepat it is B and hepat it is C viruses prot ein in hepat ocarcinogenesis. Journal of Viral Hepat it is Sept em ber 2004 Vol 11 ( 5) : 383 – 389.

5. Zhou X D., Tang Z. Y., Yang B. H. et al. Hepat ocellular Carcinom a: The Role of Screening. Asian Pacific Journal of Cancer Prevent ion 2000; vol 1: 121 – 126.

6. Rasyid A. Tem uan Ult rasonografi Kanker Hat i Hepat o Selular ( Hepat om a) . The Jour nal of Medical School Univer sit y of Sum at er a

Ut ar a. Vol 39. No 2 Juni 2006.

7. Chairuddin P. Lubis. I m unisasi Hepat it is B Manfaat dan Kegunaannya dalam Keluarga: e- USU Reposit ory@2004 universit as Sum at era Ut ara. 8. Tariq Par v ez., Babar Parvez., and Khurram Parvaiz et al. Screening for

Hepat ocellular Carcinom a. Jounal JCPSP Sept em ber 2004 Volum e 14 No. 09.

9. Soresi M., Maglirisi C., Cam pgna P., et al. Alphafet oprot ein in t he diagnosis of hepat ocellular car cinom a. Ant icancer Research. 2003; 23; 1747- 53.

10. Gupt a S., Bent S., Kohlwes J. Test charact er ist ics of alphafet oprot ein for det ect ing hept ocellular carcinom a in pat ient s w it h hepat it is C. A syst em ic review and crit ical analysis. Annals of I nt ernal m edicine. 2005; 139 ( 1) : 46 – 50.

11. Richard L. Bar on, M.D. and Mar k S. Pet erson M.D. Scr eening t he Cirrhot ic Liver for Hepat ocellular Carcinom a w it h CT and MR I m aging: Opport unit ies and Pit falls. RSNA 2001 Volum e 21: 117 – 132.

12. Wun Y.T., Dickinson J.A. Alpha- fet oprot ein and/ or liver ult rasonography for liver cancer screening in pat ient s w it h chr onic hepat it is B. The Cochrane Dat abase of Syst em at ic Review s 2005 I ssue 2 John Wiley & Sons.

13. Ding H., Kudo M., Onda H., et al. Evaluat ion of Post t reat m ent Response of Hepat ocellular Carcinom a w it h Cont rast - enhancem ent Coded Phase-I nver sion Harm onic US: Com parison w it h Dynam ic CT. Radiology RSNA. 2001; 221: 721 – 730.

14. Bolondi L., Gaiani S., Celli N., Golfieri R., et al. Charact er izat ion of sm all nodules in cirrhosis by assessm ent of vascularit y: The problem of hypovascular hepat ocellular car cinom a. Hepat ology 2005; 42: 27 – 34.


(25)

15. Bruix J., Sherm an M., Lovet J.M., et al. Clinical m anagem ent of hepat ocellular carcinom a. Conclusions of t he Barcelona- 2000 EASL conference. European Associat ion for t he St udy of t he Liver. J Hepat ol 2001; 35: 421 – 430.

16. S. D. Ryder. Guidelines for t he diagnosis and t reat m ent of

hepat ocellular carcinom a ( HCC) in adult s. Gut 2003; 52 – 56.

17. Usat off V., Habib N. Hepat ic m alignancy: challenges and oppurt unit t ies for t he sur geon. J.R.Coll.Surg. Edinb., 2000; 45; 99 – 109.

18. Marrero J.A., Hussain H.K., Nghiem H.V., et al. I m proving t he predict ion of hepat ocellular carcinom a in cirrhot ic pat ient s wit h an art erially -enhancing liver m ass. Liv er Transpl 2005; 11: 281 – 289.

19. Bart olozzi C., Lencioni R., Ricci P., et al. Hepat ocellular carcinom a t reat m ent wit h per cut aneus et hanol inj ect ion: evaluat ion wit h cont r ast enhanced color Doppler US. Radiology.1998; 209: 387 – 393.

20. Kot eish A., Paul J,T. Scr eening of Hepat ocellular carcinom a. Journal of vascular and int ervent ional Radiology. 2002; 13; 185 – 190.

21. Abdul Rasyid. Sat u Kasus Karsinom a Hepat o Selular Diam et er Lebih dari 10 cm Diagnost ik dan Terapi. Maj alah Radiologi I ndonesia Thn I I I No. 1 1994.


(26)

Kanker

Hati

Hepat

o

Selular

1.

Ul

tr

a

s

onogra

fi

(USG)

S

tadium di

n

i:

Ka

nker

h

a

ti

beru

pa

n

o

dule

di

am

et

er

3 cm

S

ta

d

ium la

nj

u

t:

multin

od

u

le


(27)

2.

Color

Dopple

r Flo

w

I

ma

g

ing US


(28)

3.

CT Sca


(29)

4.

C

T

S

can

n

de

nga

n

Kontra

s

d

a

n

Te

rn

y

a

ta

Ka

nke

r

L

e

bi

h

Lua

s

da

ri

pa

da

y

a

ng T

e

rl

ih

a

t

d

i

US

G

da

n

CT Sc

a

n

n

Ta

npa

K

ontr

a

s


(30)

5

.

A

n

gi

ogra


(31)

6.

Tr

ans A

rte

ria

l

Emb

o

lisa

si

(T

A

E


(32)

to P e n g u k u h a n J a b a ta n G u ru B e s a r T e ta p e rs it a s S u m a te ra U ta ra

Kanker Hati Hepato Selular

Tahapan diagnosa dan tindakan radiologi

1. Pemeriksaan USG untuk mendeteksi adanya kanker

2. Pemeriksaan

Color Doppler Flow Imaging USG

melihat kecepatan

dan arah aliran darah di dalam pembuluh darah dengan demikian

lebih memastikan diagnosa kanker

3.

CT Scann

untuk melihat liver seutuhnya

4.

CT Scann

dengan kontras untuk melihat luas tumor sebenarnya

5. Angiografi untuk membuat peta pembuluh darah dan menentukan

feeding artery

(arteri pemberi makan kanker)

6. Tindakan TAE sebelum dilakukan reseksi hati

syi d : Pe n tin g n ya Pe ra n a n R a d io lo g i D a la m D e te ksi D in i D a n Pe n g o b a ta n Ka n ke r H a ti Pri me r, 2 0 0 6 . p o si to ry © 2 0 0 8


(33)

RI W AYAT H I D UP

A. D ATA PRI BAD I

a. Nam a : Prof. Dr. Abdul Rasyid, Sp.Rad, PhD

b. NI P : 130 700 699

c. Pangkat / Golongan : Guru Besar/ I Vd

d. Jabat an : Pem bina Ut am a Madya

e. Tem pat / Tanggal Lahir : Rant au Prapat , 15 Juni 1947

f. Agam a : I slam

g. Nam a Ayah : Chanda Syahbuddin

h. Nam a I bu : Sit i Aisyah

i. I st ri : Liana Leow ardi

j . Anak : 1. Abdul Rahm an Rasyid, B.Bus, M.Fin

( Aust ralia)

2. dr. Meriana Rasyid, PPDS Bagian Mat a

k. Menant u : Dien Nur m arina Malik Faj ar, B.Com ,

MA ( Aust r alia)

l. Cucu : Abdul Malik Rasyid ( Dam ar)

B. RI W AYAT PEN D I D I KAN

Form al:

a. 1960 : Lulus SR Negeri 4 Rant au Prapat

b. 1963 : Lulus SMP Negeri 1 Rant au Prapat

c. 1966 : Lulus SMA Negeri 1 Rant au Prapat

d. 1975 : Lulus Dokt er Um um FK USU Medan

e. 1982 : Lulus Dokt er Spesialis Radiologi FK- UI

f. 2001 : Lulus Pr ogram S3 Dokt or Falsafah

Medical Fakult y Univer sit y Sains Malaysia

Tam bahan:

a. 1983 : Post Graduat e Training in Ult r asound,

Royal Melbourne Hospit al Aust r alia

b. 1988 : Course in I nt ervent ional Radiology,

Nat ional Universit y Hospit al Singapore c. 1989 : Ku r su s I n t er v en t i on al Rad i ol o g i,

Un i v er si t as Ai r l an g g a Su r ab ay a, I n d on esi a


(34)

d. 1992 : CT Scann Training Merseilles France, Hopit al d’inst ruct ion des Arm ees A. Laveran Marseille, Ar m ees France

e. 1993 : Nuclear Medicine Training Paris France,

Cent re Hospit alier General De Saint en Laye France

f. 1993 : MRI Training, France Par is, Groupe

Hospit alier Pit ie Salfet riere Saint Germ ain en Laye Fr ance

g. 1994 : Advanced MRI & I nt ervent ional

Radiology Courses & Workshops, Tan Tock Seng Hospit al Singapore

h. 1995 : Workshop of Var ices Sclerot herapy/

Ligat ion ERCP, Medan

i. 1996 : Kursus dan Pelat ihan Radiologi, Jakart a

I ndonesia

j . 1996 : Pelat ihan Pem akaian Radioisot op

Badan Tenaga At om Nasional, Nat ional Radioisot op Cent re I ndonesia ( BATAN) Serpong, Jawa Barat

k. 1997 : Course Resear ch Met hodology and

Biost at ist ics, Medical School USM Kelant an Malaysia

l. 1997 : Pelat ihan Met ode Penelit ian dan

Pengabdian Masyarakat , USU Medan

m . 1998 : Lokakarya Jaringan Organ Terpisah,

Fakult as Kedokt eran Universit as Braw ij aya Malang, I ndonesia

n. 2004 : Pert em uan I lm iah Nasional Workshop

I A I nj ect ion, Surabaya

o. 2004 : Reg ion Asia/ Pasi f i c Wor k sh o p

”Neuroradiology for Non- Beginners” Jakar t a

p. 2005 : The 8t h Training Course in The

pat hophysiology of Ost eopor osis and Bone Desease, Shangri- La’s Rasa Sent osa Resort , Singapore


(35)

C. RI W AYAT JABATAN / GOLON GAN

a. 1 Januari 1979 Calon Pegawai Negeri Sipil sebagai Asist en Ahli Madya di Bagian Radiologi/ Gol. I I I a

b. 1 Maret 1980 Penat a Muda/ Gol. I I I a c. 1 Okt ober 1983 Penat a Muda Tk I / Gol. I I I b d. 1 Okt ober 1985 Penat a/ Gol. I I I c/ Lekt or Muda e. 1 Okt ober 1987 Penat a Tk I / Gol. I I I d/ Lekt or Madya f. 1 Okt ober 1992 Pem bina/ Gol. I Va/ Lekt or Kepala g. 1 Okt ober 1995 Pem bina Tk I / Gol. I Vb/ Lekt or Kepala

h. 1 April 1998 Pem bina Ut am a Muda/ Gol. I Vc/ Lekt or Kepala i. 1 April 2006 Pem bina Ut am a Madya/ Gol. I Vd/ Guru Besar

D . RI W AYAT PEKERJAAN

a. 1975 – 1979 Asist en Ahli Radiologi Fakult as Kedokt eran USU Medan

b. 1979 – 1982 St af Bagian Radiologi Fakult as Kedokt eran

USU Medan

c. 1982 – 1995 Sekret aris Bagian Radiologi Fakult as

Kedokt eran USU Medan

d. 1995 – 2001 Kepala Bagian Radiologi Fakult as Kedokt eran

USU Medan

e. 1995 – 2001 Kepala Bagian Radiologi Um um Fakult as

Kedokt eran Gigi USU Medan

f. 1996 – sekarang Penguj i Uj ian Nasional Radiologi Maj elis

Penguj i Nasional Radiologi I ndonesia ( MPRI )

g. 2001 – sekarang St af Bagian Radiologi Fakult as Kedokt eran

USU Medan

h. 2003 – sekarang St af Pengaj ar Nasional pada Pendidikan USG unt uk Dokt er Ahli Radiologi I ndonesia

i. 2005 – sekarang Pem bim bing Mahasisw a Sekolah Pascasar j ana Universit as Sum at era Ut ara, Program St udi Farm akologi.

j . 2006 – sekarang Pem bim bing Mahasisw a Sekolah Pascasar j ana Univer sit as Sum at er a Ut ara, Program St udi Magist er I lm u Kesehat an Masyarakat

k. 2006 – sekarang Kepala Bagian Radiologi Fakult as Kedokt eran UI SU Medan


(36)

l. 2006 – sekarang Dosen Pengam pu Bidang Radiologi pada Program Pendidikan Dokt er Spesialis Bedah O r t h o p a e d i & T r a u m a t o l o g i Fa k u l t a s Kedokt eran Universit as Sum at era Ut ara

m . 2006 – sekarang Dosen Pengam pu Bidang Radiologi pada

Program Pendidikan Dokt er Spesialis Anest esiologi dan Reanim asi Fakult as Kedokt eran Universit as Sum at era Ut ara

E. RI W AYAT ORGAN I SASI

a. Anggot a I DI Sum at era Ut ara

b. Anggot a Pusat Perhim punan Dokt er Spesialis Radiologi I ndonesia ( PDSRI )

c. Anggot a Perhim punan Dokt er Spesialis Radiologi Cabang Sum ut / NAD

d. Anggot a Perim punan Ult rasonography I ndonesia Cabang Sum ut e. Anggot a Perhim punan Oncologi I ndonesia

f. Mem ber of t he I ndonesian Societ y of Nuclear Medicine and Biology

g. Anggot a Perhim punan Penelit i Penyakit Hat i I ndonesia ( PPPHI ) h. Mem ber of I nt ernat ional Societ y of Lym phology

i. Mem ber of Asean Oceanean Associat ion of Radiology j . Mem ber of Aust ralian College of Radiologist

k. Mem ber of Am erican I nst it ut e of Medical and Biology Ult r asound

F. PEN ELI TI AN

a. Abdu l Ra sy id, Aznan Lelo. Hubungan Ant ara Ukuran Diam et er

Dukt us Kholedochus dengan Usia, Berat Badan, dan Tinggi Badan. Sat u Penelit ian Ult rasonography ( 1995) .

b. Aznan Lelo, Abdu l Ra syid. Kaj ian Aw al Efek Kurkum in t erhadap Kant ong Em pedu Manusia: Sat u Met ode Ult rasonography ( 1997) .

c. Abdu l Ra sy id, Aznan Lelo. Pengukuran Ult rasonography unt uk

Penelit ian Sediaan yang Berpengaruh t erhadap Kant ong Em pedu Manusia ( 1997) .

d. Abdu l Ra sy id, Aznan Lelo. Efek Kurkum in dan Plasebo t erhadap

Kant ong Em pedu Manusia: Sat u Penelit ian Ult rasonography ( 1997) .

e. Abdu l Ra sy id, Aznan Lelo. Dukt us Kholedochus pada Berbagai

Suku di I ndonesia: Diam et er dan Hubungan Diam et er dengan Usia: Sat u Penelit ian Ult r asonogr aphy ( 1997) .


(37)

f. Abdu l Ra sy id, Aznan Lelo. Efek Sediaan Kom ersial yang Mengandung Kurkum in t erhadap Kant ong Em pedu Manusia ( 1998) .

g. Abdu l Ra sy id, Aznan Lelo, Abdul Rasyid Abdul Rahm an,

Kam aruddin Jaalam . Pengaruh Makanan t erhadap Efek Kurkum in pada Kant ong Em pedu Manusia ( 1999) .

h. Abdu l Ra sy id, Aznan Lelo, Abdul Rasyid Abdul Rahm an,

Kam aruddin Jaalam . Efek Kurkum in t erhadap Kant ong Em pedu Manusia: Perbandingan Ant ar a Dosis Tunggal dan Dosis Berulang ( 1999) .

i. Abdu l Ra sy id, Aznan Lelo, Abdul Rasyid Abdul Rahm an,

Kam aruddin Jaalam . Efek Khronopharm akologik dari Kurkum in t erhadap Kant ong Em pedu Manusia ( 1999) .

j . Abdu l Ra syid, Aznan Lelo. Variasi Bent uk Kant ong Em pedu

Manusia: Unt uk Keperluan Penelit ian Phar m akosonography ( 2000) .

k. Abdu l Ra sy id. Tem uan Ult r asonogr aphy dan Radiografi dari 500

Kasus Bat u Kant ong Em pedu ( 2000) .

l. Aznan Lelo, Abdu l Ra syid. Perubahan Volum e Kant ong Em pedu Manusia Set elah Minum Air, Kopi, dan Tem ulaw ak ( 2000) .

m . Abdu l Ra sy id, Aznan Lelo. Penguj ian Efek Kurkum in pada

Pem bent ukan dan Pengaliran Cairan Em pedu pada Manusia Secara Ult rasonography ( 2000) .

n. Abdu l Ra sy id, Aznan Lelo. Penelit ian Ult r asonogr aphy Diam et er

Dukt us Kholedochus pada Pasien Norm al dan Pasien dengan Bat u Em pedu ( 2000) .

o. Aznan Lelo, Abdu l Ra sy id. Sediaan Kholekinet ik pada Kant ong Em pedu Manusia. Perbandingan Erit hrom isine dan Kurkum in ( 2001) .

p. Abdu l Ra sy id, Abdul Rasyid Abdul Rahm an, Kam aruddin Jaalam ,

Aznan Lelo. Efek Siklus Ovulat ori t erhadap Kant ong Em pedu Wanit a dengan dan Tanpa Kurkum in ( 2001) .

G. SEM I N AR N ASI ON AL SEBAGAI PEM BI CARA

a. Abdu l Ra sy id. Radiological Aspect of Ost eopor osis, Scient ific

Approach in t he Managem ent of Ost eoporosis FK USU Medan, 2 Novem ber 1994.

b. Abdu l Ra sy id. Pem eriksaan Ult r asonogr aphy pada Lim pa,

Perhim punan Ult rasonik Kedokt eran I ndonesia ( Kursus USG Tingkat Madya Pra- Kongres Nasional ke- V PUSKI ) Jakart a, 7 – 10 Novem ber 1994.


(1)

c. Abdu l Ra sy id. Pem eriksaan USG pada kelainan kelenj ar adrenal. Kongres Nasional ke- V PUSKI ) Jakar t a, 11 – 12 Novem ber 1994. d. Abdu l Ra sy id. Gam baran Ult r asonogr aphy dari Hepat om a

Perhim punan Dokt er Spesialis Radiologi I ndonesia, Menyam but 100 Tahun Penem uan Sinar Roent gen, Jakart a, 5 Novem ber 1995. e. Abdu l Ra sy id. Radiology of Head I nj uries, Sym posium

Kegaw at an Darurat Traum a Kapit is, FK USU, 11 Novem ber 1995. f. Abdu l Ra sy id. Pendet eksian Ovarial Malignancy dengan Color

Doppler USG Kongres Nasional Radiologi VI I I Perhim punan Dokt er Spesialis Radiologi I ndonesia Bandung, 3 – 6 Juli 1996.

g. Aznan Lelo, Abdu l Ra syid. Kaj ian Aw al Efek Kurkum in t erhadap Kant ong Em pedu Manusia: Sat u Met ode Ult rasonography. Nat ional Sem inar I ndonesian Medical Plant XI I I , Malang I ndonesia, May 12 – 13 1998.

h. Abdu l Ra sy id, Aznan Lelo. Efek Sediaan Kom ersial yang Mengandung Kurkum in t erhadap Kant ong Em pedu Manusia Nat ional Sem inar I ndonesian Medical Plant XI I I , Malang I ndonesia, May 12 – 13 1998.

i. Abdu l Ra sy id, Aznan Lelo. Efek Kurkum in dan Plasebo t erhadap Kant ong Em pedu Manusia: Sat u Penelit ian Ult r asonogr aphy. Nat ional Sem inar I ndonesian Medical Plant XI I I , Malang I ndonesia, May 12–13 1998.

j . Abdu l Ra sy id, Aznan Lelo. Efek Cur cum in dengan Dosis Berbeda t erhadap Kant ong Em pedu Manusia. Nat ional Sem inar I ndonesian Medical Plant XI I I , Malang I ndonesia, May 12 – 13 1998.

k. Abdu l Ra sy id, Aznan Lelo. Variasi Volum e Kant ong Em pedu Manusia dalam 6 Jam Set elah Pem berian Cur cum in. Nat ional Sem inar I ndonesian Medical Plant XI I I , Malang I ndonesia May 12 – 13 1998.

l. Aznan Lelo, Abdu l Ra syid. St udi Aw al Efek Alpina Galanga L ( laos) t erhadap Kant ong Em pedu Manusia. Nat ional Sem inar I ndonesian Medical Plant XV, Jakart a I ndonesia, Mar ch 3–4 1999. m. Abdu l Ra sy id, Aznan Lelo. Efek Cur cum in t erhadap Kont raksi

Kant ong Em pedu Manusia dengan Pem berian Bersam a Makanan At aupun Tanpa Makanan. Nat ional Sem inar I ndonesian Medical Plant XV, Jakart a I ndonesia, March 3 – 4 1999.

o. Abdu l Ra syid. An Ult rasonography Measurem ent Used for St udying of Pharm aco- Dynam ic Act ion of Drugs on Hum an Gallbladder. The I Xt h Nat ional Congress on Radiology Bogor, July 13 – 15 2000.


(2)

p. Abdu l Ra syid. Pharm acosonography: Gallbladder as a Model. Kongres Nasional VI Perhim punan Ult rasonik Kedokt eran I ndonesia, Jakar t a, Novem ber 2 – 4 2000.

q. Abdu l Ra sy id. CT Scann in Liver Malignancy, Perhim punan Dokt er Spesialis Radiologi I ndonesia. Pendidikan Kedokt eran Berkelanj ut an ” Bidang CT Scanning & Kedokt eran Nuklir” Bukit Tinggi, 19 – 20 Apr il 2003.

r. Abdu l Ra sy id. CT Scann Pancreas, Perhim punan Dokt er Spesialis Radiologi I ndonesia. Pendidikan Kedokt eran Berkelanj ut an ” Bidang CT Scanning & Kedokt eran Nuklir” Bukit Tinggi, 19 – 20 April 2003. s. Abdu l Ra sy id. Ovarian Masses Ult rasound and Clinical Approach,

AAR Educat ional Sym posia & Pediat rics – Obgyn Sym posia, Asean Associat ion of Radiology, Per sat uan Dokt er Spesialis Radiologi I ndonesia, Sem arang, 20 – 21 Agust us 2004.

t . Abdu l Ra sy id. Keganasan Saluran Cerna pada Bidang Radiologi, Sim posium V Keganasan Saluran Cerna Gast ro Ent ero- Hepat ologi Updat e I I , Convent ion Room Hot el Danau Toba Medan, 17 – 18 Sept em ber 2004.

u. Abdu l Ra sy id. Adnexal Masses Ult rasound Approach. Pert em uan I lm iah Radiologi Ult rasonografi I I I Perhim punan Dokt er Spesialis Radiologi I ndonesia, Surabaya, 23 Apr il 2005.

v. Abdu l Ra sy id. Adnexal Mass w it h Pelvic Pain. Pert em uan I lm iah Tahunan I V Radiologi Ult rasonografi 2006, Bandung 31 Maret –1 April 2006.

w . Abdu l Ra sy id. Kapan Pem eriksaan Radiologis OA Dilakukan? Mini–Sim posia Nyeri 2006, Medan 8 Apr il 2006.

x. Abdu l Ra sy id. Radiologi Aspect in Dysphagia Pat ient . Sym posium dan Workshop Managem ent of Dysphagia, Medan 5 – 6 Agust us 2006.

H . SEM I N AR I N TERN ASI ON AL SEBAGAI PEM BI CARA

a. Abdu l Ra sy id. A case of Hepat ocellular Car cinom a of The Diam et er More Than 10 cm , Diagnost ic and Treat m ent . 7t h Asian & Oceanian Congress of Radiology Kuala Lum pur, Malaysia 28t h May t o 1st June 1995.

b. Abdu l Ra sy id, Abdul Rasyid Abdul Rahm an, Kam aruddin Jaalam , Aznan Lelo. The Effect of Curcum in on Cont ract ing Hum an Gallbladder aft er Adm inist er ed wit h and Wit hout Meal. Fift h Nat ional Conference on Medical Sciences School of Medical Sciences Univer sit y Sains Malaysia Kot a Bharu, Kelant an Malaysia, May 4 – 5 1999.


(3)

c. Abdu l Ra sy id, Abdul Rasyid Abdul Rahm an, Kam aruddin Jaalam , Aznan Lelo. The Chronopharm acological Effect of Curcum in on The Hum an Gallbladder. 1st Asean Conference on Medical Sciences, Kot a Bhar u, Kelant an Malaysia, 18 – 21 May 2001.

d. Abdu l Ra sy id, Abdul Rasyid Abdul Rahm an, Kam aruddin Jaalam , Aznan Lelo. The Effect of Ovulat ory Cycle on The Gallbladder of Wom en Adm inist er ed w it h and Wit hout Curcum in. 1st Asean Conference on Medical Sciences, Kot a Bharu, Kelant an Malaysia 18 – 21 May 2001.

e Abdu l Ra sy id, Abdul Rasyid Abdul Rahm an, Kam aruddin Jaalam , Aznan Lelo. An Ult r asonographic Measur em ent Used for St udying Agent s Act ing on Hum an Gallbladder. I MTGT Scient ific Meet ing, Penang, Malaysia, 12 – 16 May 1999.

I . PUBLI KASI N a sion a l

a. Abdu l Ra sy id. Sat u Kasus Karsinom a Hepat o Selular Diam et er Lebih dari 10 cm Diagnost ik dan Terapi. Maj alah Radiologi I ndonesia Thn I I I No. 1 1994.

b. Rosm it a Gint ing, Abdu l Ra sy id. Ult r asonogr aphy pada “ I UD yang Hilang” . Maj alah Radiologi I ndonesia Thn I I I No. 3 1995.

c. Abdu l Ra sy id. Det eksi Kelenj ar Get ah Bening Abnorm al Secara Ult rasonografi. Maj alah Univer sit y of Nort h Sum at ra Vol: XXI I No. 1 1996.

d. Abdu l Ra sy id. Hubungan Besarnya Diam et er Duct us Choledochus dengan Jenis Kelam in, Usia, Berat Badan, dan Tinggi Badan Seseorang dengan USG. Maj alah Radiologi I ndonesia Thn I V No. 2 1996.

e. Abdu l Ra syid. Pem eriksaan USG pada Kelainan Kelenj ar Adrenal. Maj alah Radiologi I ndonesia Thn V No. 2 1997.

f. Rosm it a Gint ing, Abdu l Ra sy id. Diam et er Vena Port a

Dihubungkan dengan Usia dan Jenis Kelam in Menurut USG. Maj alah Radiologi I ndonesia Thn V No. 2 1997.

g. Abdu l Ra sy id. Ult rasonografi Payudara. Maj alah Kedokt eran Nusant ar a. Vol. XXVI I No. 4 Desem ber 1997.

h. Aznan Lelo, Abdu l Ra syid, Misra, Rozaim ah Zain Ham id. Efek Kurkum in pada Kandung Em pedu Manusia dalam Bent uk Sediaan Tablet , Kapsul, dan Bubuk. Maj alah Kedokt er an Universit as Braw ij aya, Malang I ndonesia Vol. XI V, No. 3 Desem ber 1998.

i. Aznan Lelo, Abdul Rasyid, Misra, Rosihan Arbie, Rozaimah Zain Hamid. Pengkajian Awal Efek Kurkum in pada Kandung Em pedu Manusia. Majalah Kedokteran Nusantara. Vol. XXI X. No. 1 Maret 1999.


(4)

j . Abdu l Ra syid. Karsinom a Nasofaring: Penat alaksanaan Radiot erapi. Maj alah Kedokt eran Nusant ara Medical Journal of t he Univer sit y of Nort h Sum at era. Vol. XXXI I I No. 1 Maret 2000.

k. Abdu l Ra syid. Karsinom a Nasofaring: Penat alaksanaan Radiodiagnost ik. Maj alah Kedokt eran I ndonesia Vol. 50 No. 8 Agust us 2000.

l. Abdu l Ra sy id. Tem uan Ult rasonografi dan Radiografi Fot o Polos Perut dari 500 Pasien Bat u Kandung Em pedu. Bulet in PDSRI I I No. 5 Februar i 2001.

m . Abdu l Ra sy id, Abdul Rasyid Abdul Rahm an, Kam aruddin Jaalam , Aznan Lelo. The Chronopharm acological Effect of Curcum in on Hum an Gall- Bladder. Medical Journal of I ndonesia. Vol. 10. No. 4, Oct ober – Decem ber 2001.

n. Abdu l Ra sy id, Abdul Rasyid Abdul Rahm an, Kam aruddin Jaalam , Aznan Lelo. Pengaruh Makanan t erhadap Efek Kurkum in pada Kandung Em pedu Manusia. Maj alah Kedokt eran I ndonesia Vol. 52 No. 3 Mar et 2002.

o. Abdu l Ra syid, Abdul Rasyid Abdul Rahm an, Kam aruddin Jaalam , Aznan Lelo. Efek Kurkum in pada Kandung Em pedu Manusia: Perbandingan Ant ar a Dosis Tunggal dan Dosis Ber ulang. Maj alah Kedokt eran I ndonesia Vol. 52 No. 4 April 2002.

p. Abdu l Ra syid. Tem uan Ult rasonografi Kanker Hat i Hepat o Selular ( Hepat om a) . The Jour nal of Medical School Univer sit y of Sum at er a Ut ar a. Vol. 39 No. 2, Juni 2006.

I n t e r n a sion a l

a. Abdu l Ra syid, Aznan Lelo. An Ult r asonographic Measurem ent Used for St udying Agent s Act ing on Hum an Gallbladder. Asian Oceanian Journal of Radiology, Vol. 3 No. 2 Oct – Dec 1998.

b. Abdu l Ra sy id, Aznan Lelo. The Effect of Curcum in and Placebo on Hum an Gallbladder Funct ion: an ult rasound st udy. Alim ent Phar m acol Ther 1999; 13.

c. Marw ali Harahap, Abdu l Ra sy id. Treat m ent of Non- m elanom a Skin Cancer. Medical Progress. Vol. 27 No. 11 Novem ber 2000. d. Abdu l Ra sy id, Abdul Rasyid Abdul Rahm an, Kam aruddin Jaalam ,

Aznan Lelo. Variat ion of hum an gallbladder from s: The need for pharm aco- sonography st udies. Asian Oceanian Journal of Radiology, Vol. 5 No. 4 Oct ober–Decem ber 2000.

e. Abdu l Ra sy id, Abdul Rasyid Abdul Rahm an, Kam aruddin Jaalam , Aznan Lelo. Effect of Different Curcum in Dosages on Hum an Gallbladder. Asia Pacific Jour nal of Clinical Nut r it ion 11 ( 4) January 2002.


(5)

J. M EN GH AD I RI PERTEM UAN I LM I AH

a. Sim posium “ Acid Relat ed Disease Updat e 1993” , Medan.

b. Sim posium “ Scient ific Approach in The Managem ent of

Ost eopor osis, Medan 02 Novem ber 1994.

c. Kursus USG Tingkat Madya Pra- Kongres Nasional V PUSKI , Jakart a 7 – 10 Novem ber 1994.

d. Sim posium Perkem bangan Baru Penat alaksanaan Diabet es

Mellit us, Medan 5 Desem ber 1994.

e. Sim posium Pengenalan M.R.I . dan Aplikasi Kliniknya, Uniplaza Convent ion Cent er Medan 25 Maret 1995.

f. Kongres Nasional Perhim punan Nefrologi I ndonesia 1995, Medan 14 Sept em ber 1995.

g. Pert em uan I lm iah “ The Role of Fam vir in Managem ent of Zost er Herpes” , Medan 26 Juli 1996.

h. Tem u I lm iah: Penat alaksanaan Perdarahan Subarahnoid pada Traum a Kapit is, Medan 29 Okt ober 1996.

i. Sim posium Penanggulangan I nfeksi Salur an Napas Terkini, Medan 30 August us 1997.

j . 2nd Sim posium New Approaches in Crit ical Car e Managem ent , Medan 30 Augut us 1997.

k. Sem inar “ Upaya Pencegahan Bahaya Hipert ensi, Gagal Ginj al, Penyakit Jant ung Koroner, dan St roke” , Medan 21 August us 1999. l. Kongres Nasional I X Perkum pulan Gast roent erologi I ndonesia

( PGI ) Perhim punan Endoskopi Gast roint est inal I ndonesia ( PEGI ) dan Pert em uan I lm iah X Perhim punan Penelit i Hat i I ndonesia ( PPHI ) , Jakart a 25 – 28 Novem ber 1999.

m . Sim posium Sehari “ Acut e Coronary Syndr om e and Acut e I schem ic Brain I nj ury from Basic Science t o Clinical Out com e” Medan, 4 Maret 2000.

n. Sim posium “ Breakt hrough Treat m ent of Rheum at ic Diseases at t he New Millenium ” , Medan 25 Maret 2000.

o. I ndonesian Radiological Societ y. The I Xt h Nat ional Congress on Radiology Bogor, July 13 – 15, 2000.

p. Pert em uan I lm iah Tahunan I I I . New Approach in I nt ernal Medicine Year 2002, Medan 7 – 9 Maret 2002.

q. The 11t h Congress of Asean Associat ion of Radiology, Bali 5 – 7 Sept em ber 2002.

r. Pert em uan I lm iah Nasional Pain Updat e, Surabaya, 19 – 20 Juni 2004.

s. AAR Educat ional Sym posia & Pediat rics–Obgyn Sym posia, Asean Associat ion of Radiology, Per sat uan Dokt er Spesialis Radiologi I ndonesia, Sem arang 20 – 21 Agust us 2004.


(6)

t . Sim posium V Keganasan Saluran Cerna Gast ro Ent ero- Hepat ologi Updat e I I , Convent ion Room Hot el Danau Toba Medan 17 – 18 Sept em ber 2004.

u. Pert em uan I lm iah Radiologi Ult rasonografi I I I Perhim punan Dokt er Spesialis Radiologi I ndonesia, Surabaya, 23 April 2005.

v. Pert em uan I lm iah Tahunan I V Radiologi Ult rasonografi 2006, Bandung 31 Mar et –1 Apr il 2006.

w. Mini–Sim posia Nyeri 2006, Medan 8 Apr il 2006.

x. Sym posium dan Workshop Managem ent of Dysphagia, Medan 5 – 6 Agust us 2006.

K. PEN GH ARGAAN

a. Pe r h a r ga a n D e pa r t e m e n Pe n didik a n da n Ke bu da y a a n D ir e k t or a t Je n de r a l Pe n didik a n Tin ggi 20 Okt ober 1999 Alim ent ary Pharm acology & Therapeut ics: The effect of curcum in and placebo on hum an Gallbladder funct ion: an ult rasound st udy. b. Pe n gh a r ga a n Su dj on o D j u n e d Pu spon e gor o 11 Sept em ber

2003 Kelom pok Art ikel Penelit ian: Pengaruh Makanan t erhadap Efek Kurkum in pada Kandung Em pedu Manusia.