empat lingkungan peradilan yaitu lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara. Walaupun pengadilan
yang ada dalam empat lingkungan peradilan itu berada di bawah Mahkamah Agung bukan berarti MA dapat mempengaruhi putusan badan peradilan di bawahnya. Kedudukan badan-
badan peradilan di bawah Mahkamah Agung itu adalah independen. Mahkamah Agung hanya dapat membatalkan atau memperbaiki putusan badan peradilan di bawahnya dalam tingkat
kasasi. Sedangkan badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam undang-undang Pasal 24 ayat 3. Badan-badan lain yang dimaksud dalam
ketentuan ini adalah misalnya kejaksaan, kepolisian, advokatpengacara dan lain-lain.
2. Mahkamah Konstitusi
Pembentukan Mahkamah Konstitusi dimaksudkan untuk menjaga kemurnian konstitusi the guardian of the constitution . Inilah salah satu ciri dari sistem penyelenggaraan
kekuasaan negara yang berdasarkan konstitusi. Setiap tindakan lembaga-lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara harus dilandasi dan berdasarkan konstitusi. Tindakan
yang bertentangan dengan konstitusi dapat diuji dan diluruskan oleh Mahkamah konstitusi melalui proses peradilan yang diselenggarakan oleh Mahkamah Konstitusi.
Mahkamah Konstitusi diberikan wewenang oleh UUD 1945 untuk mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk:
1. Menguji undang-undang terhadap UUD; 2. Memutus sengketa kewenangan antar lembaga negara yang kewenangannya diberikan
oleh UUD; 3. Memutus pembubaran partai politik; dan
4. Memutus sengketa pemilu; 5. Memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden
dan atau Wakil Presiden menurut UUD.
Hakim konstitusi terdiri dari 9 orang yang ditetapkan oleh Presiden dari calon yang diajukan masing-masing tiga orang oleh Mahkamah Agung, DPR dan Presiden. Dengan demikian 9
orang hakim konstitusi itu mencerminkan perwakilan dari tiga cabang kekuasaan negara yaitu kekuasaan yudikatif, legislatif dan eksekutif.
D. Hubungan Antara Kekuasaan Kehakiman dengan Hukum Perdata Materiil dan Formil
Hukum perata materiil adalah pedoman bagi warga masyarakat tentang bagaimana selayaknya warga masyarakat tersebut melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Akan tetapi
hukum bukanlah hanya sebagai pedoman saja, namun harus dilaksanak. Setiap orang dapat melaksanakan hukum tersebut meskipun kadang-kadang mereka tidak menyadarinya.
Hukum perdata formil adalah peraturan hukum yang menentukan bagaimana caranya menjamin pelaksanaan hukum perdata materiil. Untuk melaksanakan aturan-aturan dan
menjamin pelaksanaan hukum perdata materiil maka diperlukan kekuasaan kehakiman, dalam hal ini badan peradilan. Peraturan-peraturan hukum perdata formil tersebut hanya dapat
dilaksanakan dalam lingkungan kekuasaan kehakiman. Tanpa adanya kekuasaan kehakiman maka hukum perdata formil tidak dapat dilaksankan dan hukum perdata materiil tidak dapat
dijamin pelaksanaannya.
E. Kaitan Kekuasaan Kehakiman dengan Hakim
Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh Undang-Undang untuk menegakkan, menerapkan hukum dan keadilan tidak hanya atas nama Undang-
Undang, akan tetapi juga keadilan berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Sedangkan mengadili diartikan sebagai serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memeriksa, dan
memutus perkara berdasarkan asas bebas, jujur, dan tidak memihak di sidang pengadilan dalam hal dan menurut tata cara yang diatur dalam undang-undang.
F. Yang Harus Dimiliki Dari Pribadi Hakim
Hakim memiliki kedudukan dan peranan yang penting demi tegaknya Negara hukum. Oleh karena itu, terdapat beberapa sifat yang harus dimiliki oleh penyandang profesi hakim
dalam menjalankan tugasnya. Sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tanpa Pamrih. Sifat tersebut menjadi ciri khas dalam mengembangkan profesi seorang
hakim, karena profesi harus dipandang sebagai pelayanan; 2. Pelayanan profesional dalam mendahulukan kepentingan pencari keadilan mengacu pada
nilai-nilai luhur; 3. Berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan baik;
4. Intelektual; 5. Menjunjung tinggi martabatnya.
Pengadilan Umum adalah pengadilan yg bertugas di lingkungan peradilan yang menjalankan
kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan.
Pengadilan Umum Pengadilan umum meliputi :
--Pengadilan Negeri, berkedudukan di ibukota kabupatenkota, dengan daerah hukum meliputi wilayah kabupaten kota bertugas utk memeriksa dan memutuskan perkara tinggkat
pertama dari segala perkara sipil untuk semua golongan penduduk warga negara dan orang asing. setiap perkara dalam pengadilan negeri diadili oleh sekurang-kurangnya tiga orong
hakim yang dibantu oleh seorang panitera. pengadilan negeri memiliki kewenangan nisbi, kewenangan nisbi adalah kewenangan untuk
memeriksa gugatan atas tuntutan berdasarkan tempat tinggi tergugat.
--Pengadilan Tinggi, berkedudukan di ibukota provinsi, dengan daerah hukum meliputi wilayah provinsi.
Fungsi n Wewenang Pengadilan Tinggi adalah sebagai berikut : 1. Memutuskan pada tingkat pertama dan terakhir mengenai sengketa wewenang danmengadili
antarpengadilan negeri dalam daerah hukumnya provinsi 2. Memeriksa ulang semua perkara perdata dan pidana sepanjang dimungkinkan untuk
dimintakan banding 3. Memimpin pengadilan-pengadilan negeri dalam daerah hukum
4. Melakukan pengawasan terhadap jalannyapengadilan dalam daerah hukumnya dan menjaga agar peradilan tersebut diselenggarakan dengan saksama dan sewajarnya
5. Mengawasi perbuatan hakim pengadilan negeri dengan daerah hukumnya secara teliti.
--Mahkamah Agung MA merupakan badan kehakiman tertinggi di berbagai negara termasuk Indonesia dan merupakan pengadilan terakhir di mana putusannya tidak dapat
diajukan banding. MA berkedudukan di ibu kota Republik Indonesia Jakarta. Fungsi dan tugasnya adalah sbb:
1. Memutuskan pada pemeriksaan pertama dan tingkat tertinggi mengenai perselisihan- perselisihan yurisdiksi antarpengadilan negeri, pengadilan tinggi yang sama, pengadilan tinggi
dan pengadilan negeri, pengadilan sipil dan pengadilan militer. 2. Memberi atau membatalkan kasasi atau keputusan hakim yang lebih rendah. Kasasi dapat
diajukan apabila peraturan hukum tidak dilaksanakan atau terdapat kesalahan pada pelaksanaannya dan peradilan tidak dilaksanakan menurut undang-undang
3. Memberi keputusan dalam tingkat banding atas keputusan-keputusan wasit atau pengadilan arbiter pengadilan swasta yang terdapat dalam dunia perdagangan dan diakui oleh
pemerintah 4. Mengadakan pengawasan tertinggi atas jalannya peradilan dan memberi
keterangan,pertimbangan, dan nasihat tentang soal-soal yang berhubungan dengan hukum, apabila hal itu diminta oleh pemerintah.
TINGKATAN LEMBAGA PERADILAN DI INDONESIA
Kekuasaan Kehakiman di Indonesia UU No. 4 tahun 2004 Bab 1 pasal 1 1. Peradilan Agama
A. Pengertian Peradilan Agama Pengadilan Agama merupakan salah satu kekuasaan kehakiman yang bertugas dan
berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara perdata tertentu bagi orang yang
beragama Islam sebagaimana yang dirumuskan dalam pasal 2 UU No. 7 tahun 1989 tentang PA. Pengadilan Agama adalah salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari
keadilan yang beragama Islam mengenai perkara perdata tertentu yang diatur dalam undang- undang ini. Dengan demikian keberadaan Pengadilan Agama dikhususkan kepada warga
negara Indonesia yang beragama Islam.
B. Unsur Peradilan dan Syarat Menjadi Hakim