2.1.7.1.2 Ventilasi Udara Dalam Rumah
Ventilasi mempunyai fungsi sebagai sarana sirkulasi udara segar masuk ke dalam rumah dan udara kotor keluar rumah dengan tujuan untuk menjaga
kelembaban udara didalam ruangan. Rumah yang tidak dilengkapi sarana ventilasi akan menyebabkan suplai udara segar didalam rumah menjadi sangan minimal.
Kecukupan udara segar didalam rumah sangat di butuhkan oleh penghuni didalam rumah, karena ketidakcukupan suplai udara segar didalam rumah dapat
mempengaruhi fungsi sistem pernafasan bagi penghuni rumah, terutama bagi bayi dan balita. Ketika fungsi pernafasan bayi atau balita terpengaruh, maka kekebalan
tubuh balita akan menurun dan menyebabkan balita mudah terkena infeksi dari bakteri penyebab pneumonia.
Hasil penelitian Hartati 2011 menunjukkan bahwa balita yang tinggal di rumah yang tidak ada ventilasi udara rumah mempunyai peluang mengalami
pneumonia sebanyak 2,5 kali dibandingkan dengan balita yang tinggal dirumah yang memiliki ventilasi udara. Berbeda dengan penelitian Yuwono 2008, pada
penelitian ini anak balita yang tinggal di rumah dengan luas ventilasi rumah tidak memenuhi syarat memiliki risiko terkena pneumonia sebesar 6,3 kali lebih besar
dibandingkan anak balita yang tinggal di rumah dengan luas ventilasi rumah memenuhi syarat.
2.1.7.1.3 Jenis Lantai Rumah
Balita yang tinggal di rumah dengan jenis lantai tidak memenuhi syarat memiliki risiko terkena pneumonia sebesar 3,9 kali lebih besar dibandingkan anak
balita yang tinggal di rumah dengan jenis lantai memenuhi syarat. Hal tersebut
menunjukkan bahwa risiko balita terkena pneumonia akan meningkat jika tinggal di rumah yang lantainya tidak memenuhi syarat. Lantai rumah yang tidak
memenuhi syarat tidak terbuat dari semen atau lantai rumah belum berubin. Rumah yang belum berubin juga lebih lembab dibandingkan rumah yang
lantainya sudah berubin. Risiko terjadinya pneumonia akan lebih tinggi jika balita sering bermain di lantai yang tidak memenuhi syarat Yuwono, 2008.
Jenis lantai tanah tidak kedap air memiliki peran terhadap proses kejadian pneumonia, melalui kelembaban dalam ruangan karena lantai tanah cenderung
menimbulkan kelembaban. Hubungan antara jenis lantai dengan kejadian pneumonia pada balita bersifat tidak langsung, artinya jenis lantai yang kotor dan
kondisi status gizi balita yang kurang baik memungkinkan daya tahan tubuh balita rendah sehingga rentan terhadap kejadian sakit atau infeksi dan dapat dengan
mudah terkena pneumonia kembali, atau pneumonia berulang.
2.1.7.1.4 Kepadatan Hunian Rumah
Kepadatan penghuni rumah merupakan luas lantai dalam rumah dibagi dengan jumlah anggota keluarga penghuni tersebut. Kepadatan hunian dalam
rumah menurut
Keputusan Menteri
Kesehatan RI
Nomor 829MenkesSKVII1999 tentang Persyaratan Kesehatan perumahan, luas ruang
tidur minimal 8 meter, dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari 2 orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5 tahun. Dengan kriteria
tersebut diharapkan dapat mencegah penularan penyakit dan melancarkan aktivitas.
Risiko balita terkena pneumonia akan meningkat jika tinggal di rumah dengan tingkat hunian padat. Tingkat kepadatan hunian yang tidak memenuhi
syarat disebabkan karena luas rumah yang tidak sebanding dengan jumlah keluarga yang menempati rumah. Luas rumah yang sempit dengan jumlah
anggota keluarga yang banyak menyebabkan rasio penghuni dengan luas rumah tidak seimbang. Kepadatan hunian ini memungkinkan bakteri maupun virus dapat
menular melalui pernapasan dari penghuni rumah yang satu ke penghuni rumah lainnya. Tempat tinggal yang sempit, penghuni yang banyak, kurang ventilasi,
dapat meningkatkan polusi udara didalam rumah, sehingga dapat mempengaruhi daya tahan tubuh balita. Balita dengan sistem imunitas yang lemah dapat dengan
mudah terkena pnuemonia kembali setelah sebelumnya telah terkena pneumonia atau pneumonia berulang.
Balita yang tinggal di kepadatan hunian tinggi mempunyai peluang mengalami pneumonia sebanyak 2,20 kali dibandingkan dengan balita yang tidak
tinggal di kepadatan hunian tinggi Hartati, 2011. Sedangkan menurut penelitian Yuwono 2008 yang dilakukan di Kabupaten Cilacap, menunjukkan bahwa anak
balita yang tinggal di rumah dengan tingkat hunian padat memiliki risiko terkena pneumonia sebesar 2,7 kali lebih besar dibandingkan anak balita yang tinggal di
rumah dengan tingkat hunian tidak padat.
2.1.7.1.5 Keberadaan Perokok di Dalam Rumah