Penggunaan obat nyamuk bakar Kondisi Jendela Rumah

disebabkan karena status sosio ekonomi yang rendah, sehingga keluarga hanya mampu membuat rumah dari dinding yang terbuat dari anyaman bambu atau belum seluruhnya terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar. Dinding rumah yang yang terbuat dari anyaman bambu maupun dari kayu umumnya banyak menghasilkan debu yang dapat menjadi media bagi virus atau bakteri, sehingga mudah terhirup penghuni rumah yang terbawa oleh angin. Ketika bakteri atau virus terhirup oleh penghuni rumah, terutama balita maka akan menyebabkan balita mudah terkena infeksi saluran pernafasan.

2.1.7.1.7 Penggunaan obat nyamuk bakar

Anak balita yang tidur dikamar yang memakai obat nyamuk bakar berisiko 2,31 kali lebih besar untuk mengalami pnoumenia daripada yang tidak mengunakan obat nyamuk bakar Widodo, 2007. Asap yang dihasilkan oleh obat nyamuk bakar akan menyebabkan rangsangan pada saluran pernapasan pada balita, sehingga balita menjadi rentan terinfeksi oleh bakteri atau virus yang menyebabkan terjadinya pneumonia. Obat nyamuk bakar mengandung insektisida yang disebut d-aletrin 0,25. Apabila dibakar akan mengeluarkan asap yang mengandung d-aletrin sebagai zat yang dapat mengusir nyamuk, akan tetapi jika ruangan tertutup tanpa ventilasi maka orang di dalamnya akan keracunan d-aletrin. Selain itu, yang dihasilkan dari pembakaran juga CO dan CO2 serta partikulat-partikulat yang bersifat iritan terhadap saluran pernafasan. Jadi penggunaan obat anti nyamuk bakar mempunyai efek yang merugikan kesehatan, termasuk dapat bersifat iritan terhadap saluran pernafasan, yang dapat menimbulkan dampak berlanjut yaitu mudah terjadi infeksi saluran pernafasan.

2.1.7.1.8 Kondisi Jendela Rumah

Jendela merupakan salah satu ventilasi yang berfungsi sebagai tempat pertukaran udara di dalam rumah atau ruangan. Jendela tidak akan berfungsi semestinya apabila selalu ditutup ataupun bersifat permanen yaitu terbuat dari kaca yang tidak dapat dibuka. Jendela yang permanen akan membuat ruangan menjadi pengap dan lembab. Ruang tidur yang pengap dan lembab memungkinkan berkembangnya mikroorganisme patogen, salah satunya mikroorganisme penyebab pneumonia yaitu pneumokokus. Dengan daya tahan tubuh balita yang menurun, balita akan mudah terinfeksi oleh mikroorganisme yang berada di dalam rumah. Oleh karena itu, jendela hendaknya memenuhi syarat yaitu 10 dari luas lantai. Jendela hendaknya juga bersifat tidak permanen agar dapat dibuka setiap hari sehingga udara dapat keluar masuk dengan lancar.

2.1.7.1.9 Suhu