membagi aspek situasi tutur atas lima bagian yaitu: 1 penutur dan mitra tutur; 2 konteks tuturan; 3 tujuan tuturan; 4 tindak tutur sebagai bentuk tindakan
atau kegiatan; dan 5 tuturan sebagai produk tindak verbal. Aspek-aspek situasi tutur tersebut antara lain:
2.2.2.1 Penutur dan Mitra tutur
Penutur adalah orang yang bertutur, yaitu orang yang menyatakan fungsi pragmatis tertentu di dalam peristiwa komunikasi. Sementara itu, mitra tutur
adalah orang yang menjadi sasaran sekaligus kawan penutur di dalam pentuturan. Di dalam peristiwa tutur, peran penutur dan mitra tutur dilakukan secara silih
berganti, yang semula berperan penutur pada tahap tutur berikutnya dapat menjadi mitra tutur, demikian sebaliknya. Aspek-aspek yang terkait dengan komponen
penutur dan mitra tutur antara lain usia, latar belakang sosial, ekonomi, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan tingkat keakraban.
2.2.2.2 Konteks Tuturan
Dalam tata bahasa konteks tuturan itu mencakupi semua aspek fisik atau latar sosial yang relevan dengan tuturan yang diekspresi. Konteks yang bersifat
fisik, yaitu fisik tuturan dengan tuturan lain, biasa disebut ko-teks. Sementara itu, konteks latar sosial lazim dinamakan konteks. Di dalam pragmatik konteks itu
berarti semua latar belakang pengetahuan yang dipahami bersama oleh penutur dan mitra tuturnya. Konteks ini berperan membantu mitra tutur di dalam
menafsirkan maksud yang ingin dinyatakan oleh penutur.
Imam syafi’ie dalam Lubis 1993:58 menyatakan bahwa konteks pemakaian bahasa dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu: 1 konteks fisik
physical context yang meliputi tempat terjadinya pemakaian bahasa dalam suatu komunikasi, objek yang disajikan dalam peristiwa komunikasi itu dan tindakan
atau perilaku dari para peran dalam peristiwa komunikasi itu, 2 konteks epistemis epistemic context atau latar belakang pengetahuan yang sama-sama
diketahui oleh pembicara maupun pendengar, 3 konteks linguistik linguistics context yang terdiri dari kalimat-kalimat atau tuturan-tuturan yang mendahului
satu kalimat atau tuturan tertentu dalam peristiwa komunikasi, dan 4 konteks sosial social context yaitu relasi sosial dan latar setting yang melengkapi
hubungan antara pembicara penutur dengan pendengar.
2.2.2.3 Tujuan Tuturan
Rustono 1999:28 mengemukakan bahwa tujuan tuturan adalah apa yang ingin dicapai penutur dengan melakukan tindakan bertutur. Tujuan tuturan ini
merupakan hal yang melatarbelakangi tuturan. Tuturan seseorang memiliki sebuah tujuan. Hal ini berarti tidak mungkin ada tuturan yang tidak
mengungkapkan suatu tujuan.
2.2.2.4 Tindak Tutur sebagai Bentuk Tindakan atau Aktivitas