34
Hipotesis
Sejalan dengan kerangka pikir dan untuk menjawab tujuan penelitian, dirumuskan hipotesis pokok sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan antara karakteristik individu dengan persepsi dan partisipasi aparat Pemda kabupaten dalam pengarusutamaan gender di era
otonomi daerah. 2. Terdapat hubungan antara perilaku komunikasi dengan persepsi dan
partisipasi aparat Pemda kabupaten dalam pengarusutamaan gender di era otonomi daerah.
3. Terdapat hubungan antara karakteristik individu dengan perilaku komunikasi aparat Pemda kabupaten dalam pengarusutamaan gender di era otonomi
daerah.
Definisi Operasional
Untuk mempermudah pemahaman terhadap variabel-variabel dalam penelitian, berikut ini dijelaskan definisi operasional dari variabel yang digunakan
sebagai berikut:
1. Karakteristik IndividuPersonel
Karakteristik individu responden adalah ciri yang melekat pada pribadi seseorang dalam hal ini pejabat Pemda yang meliputi: usia, jenis kelamin,
pendidikan formal, golongan, dan jabatan. Karakteristik individu pejabat struktural ini terdiri dari lima variabel yang meliputi:
• Usia adalah umur responden yang diukur dari saat kelahiran hingga saat
penelitian dilaksanakan. Pengukuran berdasarkan pembulatan ke ulang tahun terdekat, dan dinyatakan dalam satuan tahun. Usia responden dibagi dalam tiga
kelas dengan kategori muda 20–30 tahun; dewasa 31 -40 tahun dan tua 41 tahun ke atas.
• Jenis kelamin adalah jenis kelamin responden yang dikategorikan 1 = pria dan
2 = wanita. Diukur dengan skala nominal. •
Pendidikan formal adalah jenjang pendidikan formal tertinggi yang dapat diselesaikan oleh responden. Pendidikan formal responden dikategorikan atas
35 lima kelas, yaitu: SDSMP = sangat rendah; SMASMU = rendah; Diploma =
sedang; S1 = tinggi; S2 = sangat tinggi. •
Jabatan adalah kedudukan atau posisi responden di DinasLembagaSekretariat Kantor di lingkungan Kabupaten Lampung Timur pada saat penelitian
dilaksanakan. Jabatan responden dikategorikan sebagai berikut: SekcamKaur = rendah; Kasubbag = sedang; Kabag - Kepala DinasBadanKantor-Sekda =
tinggi. •
Golongan adalah jenjang kepangkatan terakhir responden saat penelitian dilaksanakan. Golongan responden dikategorikan atas dua kelas, yaitu
Golongan III = sedang; Golongan IV = tinggi.
2. Perilaku komunikasi aparat Pemda.
Perilaku komunikasi aparat Pemda adalah aktivitas responden dalam membuka diri dan upaya mencari informasi yang bersifat inovatif melalui saluran
komunikasi yang tersedia. Aktivitas tersebut meliputi keterdedahan pada saluran komunikasi interpersonal, dan keterdedahan pada media komunikasi. Secara rinci
penjelasan variabel perilaku komunikasi diuraikan sebagai berikut: •
Keterdedahan pada saluran komunikasi interpersonal, adalah aktivitas responden dalam bertatap muka dan berdiskusi tentang PUG melalui
komunikasi interpersonal dengan Biro Bina Pemberdayaan Perempuan Propinsi, tokoh LSM dan staf pemberdayaan perempuan yang berkaitan
dengan PUG. Indikatornya yaitu mencari dan menerima informasi tentang PUG maupun personal lain yang erat kaitannya dengan PUG dari sesama
aparat dan Pembina Staf Biro Bina Pemberdayan Perempuan dan tokoh LSM, selama satu tahun terakhir dan dinyatakan dalam jumlah pertemuan.
Dikategorikan menjadi tiga kategori: rendah 1 kali pertemuan, sedang 2 - 5 kali pertemuan, tinggi 5 kali pertemuan.
•
Keterdedahan pada media komunikasi massa, adalah aktivitas komunikasi responden dalam memperoleh informasi tentang pengarusutamaan gender
melalui media massa, baik media cetak surat kabar, buku, brosur maupun media elektronik TV, radio, internet. Diukur berdasarkan lamanya dan
frekuensi responden terdedah pada media tersebut, yaitu frekuensi responden
36 membaca media cetak, menonton TV dan mendengar radio tentang PUG.
Indikatornya yaitu mencari dan menerima informasi tentang PUG dari media komunikasi massa. Dikategorikan menjadi tiga kategori: rendah 1 kali
membaca, menonton TV dan mendengar radio, sedang 2- 5 kali membaca, menonton TV dan mendengar radio, tinggi 5 kali membaca, menonton TV
dan mendengar radio.
3. Persepsi dan Partisipasi Aparat Pemda dalam Pengarusutamaan Gender