Hipotesis 1 Perilaku komunikasi aparat pemda kabupaten dalam pengarusutamaan gender di era otonomi daerah (kasus pada kabupaten lampung timur)

64 daerah untuk melaksanakannya, sehingga Surat Keputusan Bupati yang akan bisa mengadvokasi aparat untuk melaksanakan kegiatan PUG dengan baik. Tabel 10. Jumlah dan persentase responden aparat pemerintah daerah Kabupaten Lampung Timur berdasarkan partisipasi dalam kegiatan PUG dan jenis kelamin, 2005 Jenis Kelamin No Kegiatan Partisipasi Laki- laki Perempuan Jumlah 1. Perencanaan Selalu Kadang- kadang Tidak Pernah 8 33 7 2 15 3 10 48 10 14,71 70,58 14,71 2. Pelaksanaan Selalu Kadang- kadang Tidak Pernah 30 18 16 4 46 22 67,65 32,35 3. Pemantauan dan Evaluasi Selalu Kadang- kadang Tidak Pernah 25 23 2 7 11 2 32 34 2,94 47,06 50,00 Pengujian Hipotesis Dalam penelitian kuantitatif, dimana instrumen yang digunakan lebih bersifat statistikal umumnya lebih mengarah pada pembuktian hipotesis. Pembuktian hipotesis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah melihat hubungan antarvariabel yang terdiri dari karakteristik individu aparat, perilaku komunikasi, persepsi dan partisipasi. Pengujian hipotesis ini menggunakan dua alat yaitu analisis chi square χ 2 untuk uji yang salah satunya adalah berdas arkan skala nominal yaitu jenis kelamin, dan alat analisis lainnya adalah korelasi rank spearman r s . Kedua analisis ini sebenarnya digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel yang diujikan. Hasil pembahasan selengkapnya akan dipilah menjadi tiga bagian yang disesuaikan dengan hipotesis yang ada, yaitu:

1. Hipotesis 1

Untuk melihat hubungan karakteristik individu dengan persepsi dan juga dengan partisipasi dilihat dengan teknik chi square dan korelasi rank spearman. Penggunaan teknik korelasi telah sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sugiyono 2001: 210 bahwa untuk mencari hubungan antara dua atau lebih dilakukan dengan menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi itu sendiri merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya 65 hubungan antar dua variabel atau lebih. Arah dinyatakan dalam bentuk hubungan positif atau negatif, sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. Hubungan dua variabel atau lebih dinyatakan positif, bila nilai suatu variabel ditingkatkan, maka akan meningkatkan variabel yang lain, dan sebaliknya bila satu variabel diturunkan maka akan menurunkan variabel yang lain. Hubungan dua variabel atau lebih dinyatakan negatif, bila nilai satu variabel dinaikkan maka akan menurunkan nilai variabel yang lain, dan sebaliknya bila nilai satu variabel diturunkan, maka akan menaikkan nilai variabel yang lain. Kuatnya hubungan antar variabel dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. Koefisien korelasi positif sebesar = 1 dan koefisien korelasi negatif terbesar adalah =-1, sedangkan yang terkecil adalah 0. Bila hubungan antara dua variabel atau lebih itu mempunyai koefisien korelasi = 1 atau -1, maka hubungan tersebut adalah sempurna. Dalam arti kejadian-kejadian pada variabel yang satu akan dapat dijelaskan atau diprediksikan oleh variabel yang lain tanpa terjadi kesalahan. Semakin kecil koefisien korelasi maka akan semakin besar kesalahan untuk membuat prediksi. Hasil perhitungan hubungan antara karakteristik individu berdasar jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Uji chi square χ 2 antara karakteristik jenis kelamin dengan perilaku komunikasi, persepsi dan partisipasi Korelasi Koef. Kontingensi χ 2 hitung χ 2 Tabel Keterangan Jenis kelamin – perilaku komun ikasi 0,562 31,393 26,296 Signifikan Jenis kelamin – persepsi 0,488 21,204 18,307 Signifikan Jenis kelamin – partisipasi 0,646 48,733 35,172 Signifikan Untuk hasil korelasi antara karakteristik individu dengan persepsi dan partisipasi dapat dilihat pada Tabel 12. 66 Tabel 12. Uji korelasi antara karakteristik individu dengan persepsi dan partisipasi Korelasi Koefisien korelasi t hitung t Tabel Keterangan Usia – persepsi -0,050 -0,396 1,9966 Tidak signifikan Pendidikan – persepsi 0,076 0,642 1,9966 Tidak signifikan Jabatan – persepsi 0,126 1,095 1,9966 Tidak signifikan Golongan – persepsi -0,015 -0,121 1,9966 Tidak signifikan Usia – partisipasi 0,055 0,460 1,9966 Tidak signifikan Pendidikan – partisipasi 0,108 0,929 1,9966 Tidak signifikan Jabatan – partisipasi 0,150 1,322 1,9966 Tidak signifikan Golongan – partisipasi 0,239 2,226 1,9966 Signifikan Pada Tabel 11 dan 12 diperlihatkan nilai dan hasil korelasi dari dua variabel yaitu karakteristik individu dengan variabel perilaku komunikasi, persepsi dan partisipasi. Hubungan antara karakteristik individu dengan perilaku komunikasi, persepsi dan partisipasi ternyata menunjukkan bahwa karakteristik jenis kelamin mempunyai hubungan yang signifikan dengan perilaku komunikasi, persepsi dan partisipasi. Kesimpulan ini diperoleh dari perbandingan chi square χ 2 maupun nilai uji t, yaitu nilai chi square χ 2 hitung dan juga t hitung lebih besar dari chi square χ 2 Tabel dan t Tabel. Sementara itu untuk karakteristik individu berdasarkan usia, pendidikan, jabatan dan golongan ternyata tidak mempunyai hubungan signifikan dengan persepsi dan partisipasi. Untuk dapat memberikan penafsiran dengan koefisien korelasi yang ditemukan tersebut apakah hubungannya lemah atau tidak maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada Tabel 13 Sugiyono, 2001: 216: Berpedoman pada Tabel 13 maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara karakteristik jenis kelamin dan persepsi adalah pada tingkat hubungan yang sedang, karena koefisien korelasinya 0,488 yang berada pada interval 0,40– 0,59. Dengan demikian, tidak semua karakteristik individu berhubungan dengan perilaku komunikasi. 67 Tabel 13. Pedoman untuk memberikan interpretasi dengan koefisien korelasi Interval koefisien Tingkat hubungan 0,00 – 0,19 Sangat lemah 0,20 – 0,39 Lemah 0,40 – 0,59 Sedang 0,60 – 0,79 Kuat 0,80 – 1,00 Sangat kuat Tabel 11 dan 12 juga menunjukkan bahwa hubungan antara karakteristik individu dengan partisipasi hanya ditemukan pada karakteristik jenis kelamin dan golongan dengan koefisien korelasi sebesar 0,646 dan 0,239 atau dalam hubungan tingkat lemah dan sedang. Sementara itu untuk karakter usia, pendidikan dan jabatan hasilnya tidak signifikan, yang berarti tidak ada hubungan diantara keduanya. Melihat hasil korelasi antara karakteristik individu dengan persepsi dan partisipasi maka hanya variabel jenis kelamin yang mempunyai hubungan dengan dua variabel tersebut secara nyata atau dalam kategori sedang. Untuk karakteristik individu lainnya lebih banyak yang tidak signifikan atau tidak ada hubungan. Adanya dua hasil yang berbeda dan tidak cukup kuat untuk menerima hipotesis yang diajukan maka hipotesis pertama yang menyatakan terdapat hubungan antara karakteristik individu dengan persepsi dan partisipasi dapat dinyatakan ditolak.

2. Hipotesis 2