TUJUAN RUANG LINGKUP KULIT

Berbagai jenis pelembut telah dipergunakan dalam formula skin lotion untuk menghasilkan produk yang mampu melembutkan kulit pemakai. Dimethicone merupakan salah satu jenis pelembut yang dapat digunakan dalam pembuatan skin lotion karena selain dapat melembutkan, bahan ini juga relatif aman untuk kulit yang sensitif. Dalam pembuatan formula untuk skin lotion, perlu diperhatikan hal- hal yang berhubungan dengan efek produk tersebut setelah digunakan oleh pemakai untuk mencegah terjadinya iritasi atau pemakaian yang salah dari produk tersebut. Pada umumnya yang diperhatikan dalam pembuatan skin lotion adalah jenis komponen dan jumlah komponen yang digunakan. Dengan pemakaian bahan-bahan yang aman bagi kulit, diharapkan produk tersebut menjadi benar-benar aman bagi kulit pemakai nantinya.

B. TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan konsentrasi dimethicone silicone oil terbaik untuk produk skin lotion yang memiliki fungsi sebagai pelembut.

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup penelitian ini meliputi : 1. Pembuatan skin lotion dengan bahan aktif dimethicone silicone oil sebagai pelembut serta menganalisis sifat fisiko kimianya. 2. Analisis stabilitas skin lotion yang dihasilkan II. TINJAUAN PUSTAKA

A. KULIT

Kulit merupakan salah satu organ tubuh yang sangat penting dan tidak hanya untuk menutupi tubuh atau pembatas bagian tubuh luar dan dalam. Kulit juga merupakan organ tubuh yang paling luas pada tubuh manusia yang juga berfungsi sebagai pelindung utama. Kulit mempunyai lapisan terluar yang melindungi tubuh dari gangguan fisik, kulit juga melindungi dari bakteri dan jamur Wilkinson et al., 1962. Menurut Wilkinson et al., 1962 ada 2 struktur kulit manusia, yaitu epidermis, strukturnya agak tipis, terletak sebelah luar dan sensitif, dan lapisan dermis. Lapisan epidermis tebalnya berbeda-beda pada bagian tubuh dan memiliki 5 lapisan dari luar kedalam yaitu : stratum corneum merupakan lapisan paling luar dan terdiri dari sel-sel mati; stratum lucidum; stratum granulosum merupakan lapisan dalam, terdapat butir-butir pigmen yang disebut pigmen melanin; stratum malpighi; serta stratum germinativum merupakan lapisan dimana terjadinya mitosis dan sel ini akan menghasilkan atau melindungi pigmen melanin. Pada Gambar 1 dapat dilihat struktur jaringan kulit. Gambar 1. Struktur utama kulit manusia Mitsui, 1997 Subcutaneous Rambut Stratum corneum Epidermis Dermis Kapiler Kulit merupakan salah satu panca indra. Kulit lapisan atas berfungsi sebagai penghubung antara lapisan tubuh dengan lingkungan luar, dapat melindungi tubuh dan mencegah kekeringan. Selain itu, kulit juga berfungsi memelihara tubuh dari radiasi ultraviolet dengan menggunakan melanin Balsam et al., 1972. Menurut Warta Konsumen 1987, fungsi kulit adalah pembungkus struktur jaringan tubuh di bawahnya; penghantar cahaya yang kurang baik sehingga batas-batas tertentu kulit dapat melindungi bagian tubuh lainnya dari pengaruh buruk cahaya berlebih; pengatur suhu. Sedangkan menurut Mitsui 1997, kulit berfungsi untuk menutupi semua bagian tubuh dan melindungi tubuh dari berbagai macam gangguan eksternal dan kerusakan kulit akibat kehilangan kelembaban. Kulit luar terbagi atas tiga lapisan yaitu epidermis, dermis, dan sel subcutaneous. Banyak orang menganggap bahwa kosmetika tidak akan menimbulkan hal-hal yang membahayakan manusia karena hanya ditempelkan di bagian luar kulit. Pendapat ini tentu saja salah karena ternyata kulit mampu menyerap absorpsi bahan yang melekat padanya. Kemampuan kulit ini meliputi 2 aspek, pertama merupakan aspek positif yaitu terjadinya penyerapan menyebabkan kosmetika dapat membantu memperbaiki struktur dan faal kulit yang telah aus. Kedua, aspek negatif yaitu penyerapan oleh kulit dapat menyebabkan efek samping kosmetika Anief, 1997. Barnett 1972, mengatakan pemakaian sabun dan deterjen secara terus- menerus dapat menyebabkan kehilangan lapisan minyak membuat kulit menjadi kering. Kulit kering ditandai dengan kulit menjadi kasar dan mengelupas, kurang lentur, dan pecah-pecah Frazier dan Blank, dalam Barnett, 1972. Dari sudut pandang biokimia, kekeringan adalah ukuran dari kandungan air di kulit sedangkan emollient action merupakan suatu fenomena yang berhubungan dengan konservasi air. Di bawah kondisi normal, kandungan air dan tekanan uap air lebih tinggi daripada kondisi udara sekitar. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya evaporasi dari permukaan kulit. Akibatnya kulit menjadi kering karena kehilangan air dari stratum corneum. Frazier dan Blank dalam Barnett 1972 menyatakan bahwa bahan-bahan emollient digunakan sebagai pencegahan terhadap kekeringan pada kulit. Beberapa tipe produk yang dapat digunakan untuk menjaga kelembaban kulit dapat dikelompokkan menjadi skin lotion, emulsi minyak dalam air baik dengan atau tanpa perekat, emulsi air dalam minyak serta campuran antara minyak dan lilin tanpa adanya kandungan air Wilkinson et al., 1962. Kulit menjadi kering sebagai akibat dari kekurangan air di stratum corneum , kelembaban yang rendah, hidarasi yang tidak cukup dari lapisan bawah epidermal dan pergerakan air Keithler, 1956. Kehilangan air dari lapisan corneum dipengaruhi oleh lingkungan sekitar temperatur, kelembaban, angin, dan adatidaknya lapisan minyak Jellinek, 1970. Menurut Brown dalam Wilkinson et al.,1962, kulit mengandung beberapa komponen kimia, diantaranya kalsium, magnesium, sodium, potasium, fosfor dan silikon.

B. SKIN LOTION