RANCANGAN PERCOBAAN ANALISIS PRODUK ANALISIS KESTABILAN PRODUK SELAMA PENYIMPANAN

C. RANCANGAN PERCOBAAN

Pada penelitian ini digunakan rancangan acak lengkap dengan satu faktor yaitu konsentrasi dimethicone dengan lima taraf konsentrasi 1, 2, 3, 4, dan 5 dan dua kali ulangan. Model matematikanya adalah sebagai berikut : Y ij = μ + A i + ε ij Dimana : Y ij = Hasil pengamatan pada ulangan ke-j dalam taraf konsentrasi ke-i. μ = Rata – rata sebenarnya A i = Pengaruh taraf ke-i faktor konsentrasi dimethicone i =1,2,3,4,5 ε ij = Galat eksperimen

D. ANALISIS PRODUK

Analisis terhadap produk yang dihasilkan meliputi analisis pH Sudarmadji,1989, analisis viskositas Simanjutak, 2000, analisis stabilitas emulsi Benett,1947, analisis efektivitas kandungan humektan Warta konsumen, 1987, uji organoleptik Soekarto, 1985. Uji organoleptik yang dilakukan meliputi uji hedonik terhadap warna, homogenitas, rasa lengket, rasa dingin, aroma, dan kekentalan. Selain itu juga dilakukan uji efek penggunaan produk terhadap kulit serta uji efek kelembutan produk terhadap kulit.

E. ANALISIS UMUR SIMPAN

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui stabilitas produk selama penyimpanan. Penentuan umur simpan pada umumnya membutuhkan waktu lama dalam menentukan batas penyimpanan akhir suatu produk pada kondisi normal, sehingga untuk mempercepat waktu analisis dalam menduga stabilitas lotion selama penyimpanan digunakan suhu 45 °C dan suhu 50 °C. Pemilihan suhu tersebut dikarenakan pada suhu tersebut merupakan suhu ekstrim bagi produk emulsi sehingga banyak hal yang terjadi terhadap produk emulsi pada suhu tersebut, dimana hal tersebut tidak terjadi pada suhu ruang meskipun dalam jangka waktu satu tahun. Langkah selanjutnya adalah dilakukan analisis setiap 5 hari sekali terhadap parameter-parameter kestabilan produk yang meliputi stabilitas emulsi, derajat keasaman pH, dan viskositas. Penelitian ini menggunakan metode akselerasi yaitu suatu metode yang mengatur suatu kondisi penyimpanan di luar kondisi normal sehingga produk lebih cepat rusak dan proses penentuan umur simpan dapat ditentukan. Terdapat beberapa suhu dan jangka waktu sebagai panduan dalam menentukan tingkat kestabilan produk kosmetik yang mengacu pada metode Accelerated Storage Tabel 3. Tabel 3. Suhu dan Jangka waktu sebagai panduan stabilitas Suhu °C Lama pengamatan Umur simpan produk 25 37 45 50 4 -20 1 tahun 6 bulan 3 bulan 1 bulan 1 bulan 1 bulan 1 tahun 9 bulan 9 bulan 9 bulan 9 bulan 9 bulan Sumber : Connors et al., 1992 dalam Laksono 2004

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PRODUK SKIN LOTION

Pada penelitian ini dilakukan percobaan dengan mengkaji pengaruh satu faktor tunggal yaitu konsentrasi dimethicone. Pemilihan rentang konsentrasi dari dimethicone ini ditetapkan setelah sebelumnya melakukan trial dan error. Hasil dari trial dan error tersebut menunjukkan bahwa pada proses pembuatan skin lotion, apabila konsentrasi dimethicone yang digunakan terlalu besar dapat menyebabkan produk tidak dapat dituangkan dan cenderung terbentuk krim creamy. Pada konsentrasi di atas 5 produk yang dihasilkan sudah agak kental sehingga digunakan rentang konsentrasi 1-5 dengan interval 1 untuk tiap perlakuannya. Analisa yang dilakukan terhadap produk skin lotion meliputi stabilitas emulsi, viskositas, analisa pH, analisa efektivitas kandungan humektan. Analisa ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik skin lotion yang dihasilkan dan pengaruh konsentrasi dimethicone yang ditambahkan pada formula. Hasil dari analisa fisiko kimia skin lotion kemudian dibandingkan dengan standar Tabel 4 dan produk komersial. Tabel 4. Syarat mutu skin lotion berdasarkan SNI lotion bayi No. Uraian Satuan Persyaratan 1 2 3 4 5 6 7 8 Deskripsi pH Zat aktif Asam borat Asam salisilat dan garamnya Heksaklorofen Zat warna Zat pengawet - - - - Emulsi : - homogen - bebas partikel asing Suspensi : - homogen setelah dikocok - bebas partikel asing 4,0 - 7,5 Sesuai Penmenkes RI No. 376MenkesPerVIII1990 Negatif Negatif Negatif Sesuai Permenkes RI No. 376MenkesPerVIII1990 Sesuai Permenkes RI No. 376MenkesPerVIII1990 Adapun standar yang digunakan yaitu Standar Nasional Indonesia untuk lotion bayi 16-4952-1998 dan produk komersial yang digunakan sebagai pembanding antara lain nivea, vaselin, marina, viva, dan emeron. Selain itu juga dilakukan uji organoleptik untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap skin lotion yang dihasilkan. a. Stabilitas Emulsi Stabilitas emulsi menunjukkan kestabilan suatu bahan dimana emulsi yang terdapat dalam bahan tidak mempunyai kecenderungan untuk bergabung dengan partikel lain dan membentuk lapisan yang terpisah. Emulsi yang baik memiliki sifat tidak berubah menjadi lapisan- lapisan, tidak berubah warna dan tidak berubah konsistensinya selama penyimpanan. Menurut Suryani et al., 2000, emulsi yang tidak stabil dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain komposisi bahan yang tidak tepat, ketidakcocokan bahan, kecepatan dan pencampuran yang tidak tepat, tidak sesuainya rasio antara fase terdispersi dan fase pendispersi, pemanasan dan penguapan yang berlebihan, jumlah dan pemilihan emulsifier yang tidak tepat, pembekuan, guncangan mekanik atau getaran, ketidakseimbangan densitas, ketidakmurnian emulsi, reaksi antara dua atau lebih komponen dalam sistem dan penambahan asam atau senyawa elektrolit. Sedangkan menurut Nowak 1962, faktor mekanis dan proses pembentukan emulsi emulsifikasi pada skin lotion merupakan faktor kritis dalam stabilitas emulsi dan viskositas. Temperatur yang digunakan pada saat proses emulsifikasi juga mempengaruhi stabilitas emulsi. Temperatur yang digunakan pada saat emulsifikasi oil in water menurut Nowak 1962 adalah 70 °C untuk fase minyak sedangkan untuk fase air sedikit lebih tinggi yaitu 72 °C. Kedua fase tersebut dicampur pada suhu antara 70-75 °C. Proses emulsifikasi pada pembuatan skin lotion digunakan suhu 70 °C. Menurut Keithler 1956, stabilitas emulsi juga tergantung pada penambahan air yang banyak sebagai elektrolit yang dapat larut yang secara langsung mempengaruhi produk. Hasil pengukuran rata-rata stabilitas emulsi pada skin lotion berkisar antara 73,54 sampai 82,55 Lampiran 2. Dari hasil uji keragaman menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi dimethicone memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap stabilitas emulsi pada α = 0,05 Lampiran 8. Berdasarkan uji lanjut Duncan didapatkan bahwa untuk perlakuan D1 konsentrasi dimethicone 1 , D2 konsentrasi dimethicone 2 , D3 konsentrasi dimethicone 3 , D4 konsentrasi dimethicone 4 , dan D5 konsentrasi dimethicone 5 berbeda nyata. Nilai stabilitas tertinggi diperoleh pada konsentrasi dimethicone 5 , sedangkan nilai rata-rata stabilitas terendah diperoleh pada skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 1 . Hasil analisis stabilitas emulsi pada produk skin lotion komersial vaseline, marina, nivea, viva, dan emeron berkisar antara 62,02 sampai 83,84 . Hal tersebut menunjukkan bahwa skin lotion yang dihasilkan masih berada pada rentang stabilitas emulsi pada produk komersial. Hasil analisis stabilitas emulsi pada skin lotion yang dihasilkan dan skin lotion komersial dapat dilihat pada Gambar 7. 73.54 82.55 81.94 80.33 79.31 83.84 62.02 50.00 55.00 60.00 65.00 70.00 75.00 80.00 85.00 90.00 1 2 3 4 5 Konsentrasi dimethicone S ta b il it as em u lsi produk kom ersial Gambar 7. Histogram stabilitas emulsi awal produk skin lotion dan produk komersial Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa stabilitas emulsi cenderung meningkat sesuai dengan penambahan konsentrasi dimethicone, tetapi berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yaitu pada penambahan konsentrasi dimethicone di atas 5 , produk yang dihasilkan akan cenderung creamy dan menjadi tidak mudah dituang. Pengamatan secara visual yang dilakukan terhadap produk menunjukkan bahwa produk tidak mengalami perubahan warna, perubahan bentuk atau menjadi lapisan yang terpisah. Hasil pengukuran stabilitas emulsi produk emulsi dapat dilihat pada Lampiran 2. b. Viskositas Viskositas merupakan salah satu parameter penting dalam produk- produk emulsi khususnya skin lotion. Nilai viskositas berkaitan dengan kestabilan emulsi suatu bahan yang artinya berkaitan dengan nilai stabilitas emulsi. Menurut Schmitt 1996, semakin tinggi viskositas suatu bahan, maka bahan tersebut akan semakin stabil karena pergerakan partikel cenderung sulit dengan semakin kentalnya suatu bahan. Viskositas dapat diukur dengan menggunakan alat viscometer. Menurut Glicksman 1969, dengan cara mengentalkan produk maka kecenderungan fase terdispersi butir-butir lemak untuk bergabung diminimumkan dan emulsi menjadi stabil. Kestabilan sistem emulsi ini ditandai dengan semakin kurangnya kemungkinan terjadinya proses koalesen partikel dan rendahnya laju rata-rata pengendapan yang terjadi. Menurut Suryani et al., 2000 viskositas dapat didefinisikan sebagai shearing stress yang diberikan dalam luasan area tertentu sewaktu diberikan kecepatan dalam gradien normal pada area tersebut. Dari hasil pengukuran terhadap viskositas produk skin lotion, nilai yang didapat berkisar antara 5.981,25 cP sampai 7.556,25 cP Lampiran 3. Hasil uji keragaman pada Lampiran 11 menunjukkan bahwa konsentrasi dimethicone memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap nilai viskositas pada α = 0,05. Berdasarkan uji lanjut Duncan didapatkan bahwa perlakuan D1 konsentrasi dimethicone 1 tidak beda nyata dengan perlakuan D2 konsentrasi dimethicone 2 dan D3 konsentrasi dimethicone 3 , tetapi berbeda nyata terhadap perlakuan D4 konsentrasi dimethicone 4 , dan D5 konsentrasi dimethicone 5 . Hal tersebut dikarenakan viskositas atau kekentalan suatu produk merupakan hasil reaksi antara bahan-bahan dalam produk, sehingga hasil analisis keragaman pada perlakuan penambahan konsentrasi dimethicone 1 tidak berbeda nyata terhadap perlakuan penambahan konsentrasi dimethicone 2 dan 3 diduga karena pada konsentrasi tersebut jumlah dimethicone yang ditambahkan masih relatif sedikit sehingga jumlah dimethicone yang bereaksi dengan bahan pada lotion lain relatif sama. Nilai rata-rata terbesar diperoleh pada produk dengan penambahan konsentrasi dimethicone 5 , sedangkan nilai rata-rata terkecil adalah untuk skin lotion dengan penambahan konsentrasi dimethicone 1 . Pengukuran viskositas juga dilakukan terhadap produk-produk komersial untuk membandingkan viskositas produk komersial dengan produk yang dihasilkan. Pada produk komersial nilai viskositas diperoleh berkisar antara 4.462,5 cP sampai 11.175 cP. Hasil pengukuran viskositas produk skin lotion dan produk komersial dapat dilihat pada Gambar 8. 5981.25 6093.75 6356.25 6525 7556.25 4462.5 11175 2000 4000 6000 8000 10000 12000 1 2 3 4 5 konsentrasi dim ethicone vi sk o s it a s c P produk kom ersial Gambar 8. Histogram viskositas produk skin lotion dan produk komersial Berdasarkan Gambar 8, dapat dilihat bahwa viskositas mengalami kenaikan sesuai dengan penambahan konsentrasi dimethicone. Hal tersebut juga sesuai dengan nilai stabilitas emulsi, yaitu semakin tinggi viskositas maka semakin tinggi pula nilai stabilitas emulsi. Viskositas produk yang tinggi menunjukkan bahwa partikel-partikel di dalamnya cenderung tidak mudah melakukan gerak atau mempunyai gerak yang stabil sehingga kekentalan produk dapat dipertahankan. c. Nilai pH Nilai pH merupakan nilai yang menunjukkan derajat keasaman suatu bahan, dapat diketahui dengan alat pH meter ataupun indikator pH. Dalam SNI lotion bayi, nilai pH yang disyaratkan berkisar 4,0-7,5. Menurut Wasitaatmadja 1997, produk kosmetika yang memiliki pH yang sangat tinggi atau sangat rendah dapat menambah daya absorpsi kulit sehingga menyebabkan kulit teriritasi. Oleh sebab itu pH produk kosmetika sebaiknya dibuat sesuai dengan pH kulit yaitu antara 4,5 - 7,5. Menurut Sudarwanto 1996, produk kosmetika yang memiliki pH yang jauh dengan pH fisiologis kulit 4,5-5,5 akan lebih mudah mengiritasi kulit. Kulit dilapisi oleh mantel asam yaitu lapisan lembab yang bersifat asam di permukaan kulit. Mantel asam ini terbentuk dari asam lemak yang berasal dari minyak kulit, asam susu dalam keringat dan asam amino. Mantel asam ini berfungsi melindungi kulit dari kekeringan, infeksi bakteri dan jamur. Mantel asam akan rusak jika sering terkena bahan atau kosmetika yang mempunyai pH jauh berbeda dengan pH fisiologis kulit. Pada hasil pengukuran produk didapat bahwa pH-nya berkisar antara 6,46 sampai 7,05 Lampiran 4. Nilai ini merupakan nilai yang terbaca pada pH meter dan masih berada dalam kisaran nilai pH yang disyaratkan Standar Nasional Indonesia lotion bayi 16-4952-1998 sehingga produk yang dihasilkan relatif aman digunakan pada kulit yang memiliki pH sekitar 5. Hasil analisis keragaman pada Lampiran 10 memperlihatkan bahwa konsentrasi dimethicone memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pH pada α = 0,05. Berdasarkan uji lanjut Duncan perlakuan D1 konsentrasi dimethicone 1 tidak berbeda nyata dengan perlakuan D2 konsentrasi dimethicone 2 , tetapi berbeda nyata terhadap pelakuan D3 konsentrasi dimethicone 3 , D4 konsentrasi dimethicone 4 , dan D5 konsentrasi dimethicone 5 . Hasil pengukuran analisis pH produk skin lotion yang dihasilkan dan produk komersial dapat dilihat pada Gambar 9. 7.05 6.85 6.84 6.51 6.46 7.36 7.91 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 1 2 3 4 5 konsentrasi dim ethicone pH produk kom ersial Gambar 9. Histogram pH awal produk skin lotion dan produk komersial Pada Gambar 9, dapat dilihat bahwa nilai pH cenderung mengalami kenaikan seiring dengan penambahan konsentrasi dimethicone. Uji banding yang dilakukan pada produk skin lotion komersial menunjukkan nilai pH pada produk komersial berkisar antara 7,36 - 7,91. Nilai pH pada produk komersial berada di atas kisaran nilai pH produk skin lotion yang dihasilkan sehingga dapat disimpulkan bahwa produk skin lotion yang dihasilkan relatif lebih aman dibandingkan dengan produk komersial karena nilai pH nya tidak terlalu jauh dengan pH fisiologis kulit. Nilai ini menunjukkan hasil yang berbeda karena bahan penyusun skin lotion juga berbeda-beda. d. Analisis Efektivitas Kandungan Humektan dalam Mempertahankan Kandungan Air pada Bahan Analisis efektivitas kandungan humektan dilakukan untuk mengetahui kemampuan humektan yang terkandung pada produk dalam mempertahankan kandungan air sehingga kelembaban kulit pada saat pemakaian dapat terjaga. Menurut Wilkinson et al., 1962 humektan ditambahkan pada produk skin lotion terutama pada produk dengan tipe emulsi minyak dalam air untuk mengurangi kekeringan ketika produk disimpan pada suhu ruang. Humektan juga membantu dalam menyediakan kontrol untuk mengurangi rata-rata kehilangan air dan peningkatan viskositas. Analisis dilakukan dengan mengamati produk di tempat terbuka dan diletakkan secara merata di atas plastik yang kedap air. Bobot produk diamati setiap 30 menit selama 5 jam. Kemampuan humektan dapat terlihat dari kemampuannya mempertahankan air yang terkandung di dalam produk tersebut. Kehilangan air pada produk akan menyebabkan penurunan bobot setelah 5 jam, semakin tinggi penurunan bobot yang dialami menunjukkan semakin tinggi pula kehilangan air pada produk tersebut. Dalam hal ini produk yang mengalami kehilangan air lebih banyak mengindikasikan bahwa kemampuan humektannya lebih rendah. Sebaliknya pada produk yang mengalami kehilangan air tidak terlalu tinggi akan mengalami penurunan bobot yang tidak terlalu tinggi pula, berarti produk tersebut mempunyai kecenderungan yang lebih besar dalam mempertahankan kandungan airnya. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa efektivitas humektan yang terkandung di dalam produk tersebut lebih bagus. Hasil uji keragaman menunjukkan bahwa konsentrasi dimethicone memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap total kehilangan air pada produk Lampiran 13. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa perlakuan D1 konsentrasi dimethicone 1 berbeda nyata dengan perlakuan D2 konsentrasi dimethicone 2 , perlakuan D3 konsentrasi dimethicone 3 , D4 konsentrasi dimethicone 4 , dan D5 konsentrasi dimethicone 5 , tetapi perlakuan D3 konsentrasi dimethicone 3 tidak berbeda nyata terhadap perlakuan D4 konsentrasi dimethicone 4 . Hasil pengujian terhadap efektivitas kandungan humektan pada skin lotion diperoleh bahwa kehilangan air pada produk terendah terjadi pada penambahan konsentrasi dimethicone 5 . Hal tersebut mengindikasikan bahwa humektan yang terdapat di dalamnya mempunyai efektivitas yang lebih bagus dibandingkan dengan produk lain dalam mempertahankan kandungan air pada produk. Hasil analisis efektivitas kandungan humektan produk skin lotion dan produk komersial dapat dilihat pada Gambar 10. 29.25 22.39 22.77 20.33 26.51 30.71 37.52 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 1 2 3 4 5 konsentrasi dim ethicone K e h il a nga n a ir produk kom ersial Gambar 10. Histogram hasil analisis efektivitas kandungan humektan produk skin lotion dan produk komersial Analisis efektivitas kandungan humektan juga dilakukan terhadap produk komersial. Hasil yang diperoleh yaitu berkisar antara 30,71 - 37,52 . Hal tersebut menunjukkan bahwa efektivitas kandungan humektan pada produk komersial cenderung lebih rendah dibandingkan dengan efektivitas kandungan humektan pada produk skin lotion yang dihasilkan dalam mencegah kehilangan air pada produk sehingga dapat disimpulkan bahwa produk skin lotion yang dihasilkan mempunyai mutu yang lebih bagus dalam mempertahankan kandungan airnya dibandingkan dengan produk komersial. e. Analisis Kadar Air Produk skin lotion pada umumnya mempunyai kandungan air yang tinggi, yaitu di atas 50 karena produk tersebut merupakan bentuk emulsi minyak di dalam air. Air yang merupakan fase pendispersi dibutuhkan dalam jumlah yang lebih besar daripada minyak sebagai fase terdispersi. Pada sistem emulsi, air juga memainkan peranan penting sebagai emolien yang efektif dan sebagai fase pendispersi dalam tipe air dalam minyak dan satu-satunya plasticizer pada stratum corneum Barnett, 1972. Air yang digunakan juga dapat mempengaruhi kestabilan dari emulsi yang dihasilkan. Menurut Keithler 1956, stabilitas emulsi juga tergantung pada penambahan air yang sebanyak elektrolit yang dapat larut yang secara langsung mempengaruhi produk. Hasil uji keragaman menunjukkan bahwa konsentrasi dimethicone memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap total kadar air pada produk Lampiran 14. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa perlakuan D5 konsentrasi dimethicone 5 berbeda nyata terhadap semua perlakuan. Sedangkan perlakuan konsentrasi D1 konsentrasi dimethicone 1 berbeda nyata dengan perlakuan D2 konsentrasi dimethicone 2 . Perlakuan D2 konsentrasi dimethicone 2 , berbeda nyata dengan perlakuan D4 konsentrasi dimethicone 4 , tetapi tidak berbeda nyata terhadap perlakuan D3 konsentrasi dimethicone 3 . Hasil pengukuran kadar air menunjukkan bahwa kadar air terendah terdapat pada skin lotion dengan penambahan konsentrasi dimethicone 5 . Hasil tersebut juga sesuai dengan nilai viskositas yang terukur yaitu tertinggi pada konsentrasi dimethicone 5 . Nilai kadar air pada skin lotion dan produk komersial dapat dilihat pada Gambar 11. 52.92 51.26 50.58 49.56 46.47 51.51 55.91 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 1 2 3 4 5 konsentrasi dim ethicone k a d ar ai r produk kom ersial Gambar 11. Histogram hasil analisis kadar air produk skin lotion dan produk komersial Berdasarkan Gambar 11 dapat dilihat bahwa kadar air pada produk yang dihasilkan berkisar antara 46,47 - 52,92 . Selain itu juga dilakukan uji pembanding dengan menganalisis kadar air yang terkandung pada produk komersial, hasil yang terukur yaitu berkisar antara 51,51 - 55,91 . Hal tersebut menunjukkan bahwa kadar air yang terkandung pada produk yang dihasilkan masih berada pada kisaran kadar air produk komersial. f. Uji Kesukaan Uji kesukaan merupakan parameter yang penting untuk melihat kesukaan dan penerimaan konsumen terhadap produk. Dalam uji kesukaan panelis diminta mengungkapkan tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya ketidaksukaan dan juga mengemukakan tingkat kesukaanketidaksukaan Rahayu, 1997. Uji kesukaan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penerimaan panelis terhadap skin lotion yang dihasilkan. Uji ini menggunakan uji hedonik dengan panelis semi terlatih yaitu panelis yang sebelumnya telah dilatih untuk mengetahui sifat sensorik tertentu. Pada penelitian ini dilakukan uji organoleptik dengan panelis adalah mahasiswa yang berjumlah 30 orang. Uji ini meliputi uji kesukaan terhadap warna, kekentalan, kesanrasa lengket di kulit, kesanrasa dingin di kulit, aroma, dan homogenitas dari skin lotion. 1. Uji hedonik terhadap warna Penilaian organoleptik kesukaan terhadap warna dilakukan dengan cara melakukan pengamatan terhadap warna produk. Tingkat kesukaan yang tinggi mewakili semakin disukainya warna produk yang dihasilkan. Nilai kesukaan terhadap warna produk skin lotion berkisar antara 3 agak tidak suka - 7 sangat suka untuk produk dengan konsentrasi dimethicone 1 . Produk dengan konsentrasi dimethicone 2 , 3 , dan 5 memiliki nilai antara 2 tidak suka - 7 sangat suka, dan 4 memiliki nilai antara 2 tidak suka, 4 biasa - 7 sangat suka. Uji Friedman Lampiran 15c menunjukkan bahwa masing- masing perlakuan memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap kesukaan panelis terhadap warna produk. Hasil penilaian tersebut dapat dilihat pada Gambar 12. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 5 Konsentrasi dimethicone Pe rs e n ta s i f re k u e n s i p a n e lis 7 sangat suka 6 suka 5 agak suka 4 biasa 3 agak tidak suka 2 tidak suka Tingkat kesukaan Gambar 12. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap warna skin lotion Gambar 12 menunjukkan bahwa konsentrasi dimethicone 4 mendapat respon tertinggi yaitu sekitar 56,67 panelis menyukai warna produk tingkat kesukaan 5-7, 40 panelis menunjukkan 1 sangat tidak suka respon biasa tingkat kesukaan 4, dan sekitar 3,33 tidak menyukai tingkat kesukaan 2-3 warna produk tersebut. Hasil penilaian terhadap produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 5 mendapat respon sekitar 53,33 panelis menyukai warna produk tersebut, sekitar 33,33 panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 13,33 panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap warna produk. Hasil penilaian terhadap produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 2 mendapat respon sekitar 50 panelis menyukai warna produk tersebut, sekitar 30 panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 20 panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap warna produk. Produk dengan konsentrasi dimethicone 1 dan 3 memiliki respon sebanyak 46,67 panelis menyukai warna produk, sekitar 40 panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 13,33 panelis tidak suka terhadap warna produk. Hasil respon di atas menunjukkan hasil yang berbeda nyata, hal tersebut kemungkinan dikarenakan penambahan dimethicone pada formulasi juga mempengaruhi warna pada skin lotion. Selain itu, warna tersebut diduga sebagai pengaruh penggunaan cetil alkohol dan asam stearat dalam formulasi. Pemakaian cetil alkohol pada formulasi menambahkan warna putih pada emulsi. Warna ini juga dapat dihasilkan oleh pemakaian asam stearat, semakin besar pemakaian asam stearat maka warna putih akan semakin berkilau Barnett, 1972. 2. Uji hedonik terhadap kekentalan Uji kesukaan terhadap kekentalan dilakukan untuk mengetahui kesukaan pemakai terhadap kekentalan skin lotion pada saat pemakaian karena terdapat beberapa pemakai yang menyukai skin lotion yang tidak terlalu kental sebagian lagi menyukai skin lotion yang cukup encer. Hasil penilaian tersebut dapat dilihat pada Gambar 13. Nilai kesukaan panelis terhadap kekentalan produk skin lotion berkisar antara 1 sangat tidak suka - 7 sangat suka untuk produk dengan konsentrasi dimethicone 1 . Produk dengan konsentrasi dimethicone 2 memiliki nilai antara 1 sangat tidak suka - 6 suka, sedangkan produk dengan konsentrasi dimethicone 3 memiliki nilai antara 2 tidak suka - 6 suka, 4 memiliki nilai antara 1 sangat tidak suka - 6 suka, dan 5 memiliki nilai 1 sangat tidak suka - 7 sangat suka. Uji Friedman Lampiran 16c menunjukkan bahwa masing- masing perlakuan memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap kesukaan panelis terhadap kekentalan produk. Hal ini berhubungan dengan semakin tinggi konsentrasi dimethicone yang digunakan semakin tinggi pula nilai viskositasnya. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 5 Konsentrasi dimethicone P e rs en ta si f re k u e n s i p a n e lis 7 sangat suka 6 suka 5 agak suka 4 biasa 3 agak tidak suka 2 tidak suka 1 sangat tidak suka Tingkat kesukaan Gambar 13. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap kekentalan skin lotion Gambar 13 menunjukkan bahwa konsentrasi dimethicone 4 mendapat respon tertinggi yaitu sekitar 56,67 panelis menyukai tingkat kesukaan 5-6 kekentalan produk, 20 panelis menunjukkan respon biasa tingkat kesukaan 4, dan sekitar 23,33 tidak menyukai tingkat kesukaan 1-3 kekentalan produk tersebut. Hasil penilaian terhadap produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 5 mendapat respon sekitar 53,33 panelis menyukai kekentalan produk tersebut, sekitar 13,33 panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 33,33 panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap kekentalan produk. Hasil penilaian terhadap produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 1 mendapat respon sekitar 40 panelis menyukai kekentalan produk tersebut, sekitar 23,33 panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 36,67 panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap kekentalan produk. Produk dengan konsentrasi dimethicone 3 memiliki respon sebanyak 33,33 panelis menyukai kekentalan produk, sekitar 26,67 panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 40 panelis tidak suka terhadap kekentalan produk. Hasil penilaian terhadap produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 2 mendapat respon sekitar 30 panelis menyukai kekentalan produk tersebut, sekitar 13,33 panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 56,67 panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap kekentalan produk. Kekentalan produk sangat erat kaitannya dengan nilai viskositas produk tersebut, dimana produk yang mempunyai nilai viskositas tinggi cenderung lebih kental dibandingkan dengan produk yang nilai viskositasnya lebih rendah. 3. Uji hedonik terhadap kesanrasa lengket di kulit Penilaian organoleptik terhadap kesukaan panelis pada kesanrasa lengket di kulit dilakukan dengan cara mengoleskan produk ke punggung tangan panelis. Selanjutnya diberikan penilaian terhadap kesanrasa lengket yang dirasakan setelah pemakaian produk. Hasil penilaian tersebut dapat dilihat pada Gambar 14. Nilai kesukaan panelis terhadap kesanrasa lengket di kulit produk skin lotion berkisar antara 3 agak tidak suka - 7 sangat suka untuk produk dengan konsentrasi dimethicone 1 dan 3 . Produk dengan konsentrasi dimethicone 2, 4, dan 5 memiliki nilai antara 2 tidak suka - 7 sangat suka. Uji Friedman Lampiran 17c menunjukkan bahwa masing- masing perlakuan memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap kesukaan panelis pada kesanrasa lengket skin lotion setelah pemakaian. Hal ini diduga karena dimethicone yang ditambahkan pada formula tidak meninggalkan rasa lengket yang berlebihan pada kulit setelah pemakaian. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 5 Konsentrasi dimethicone P e rsen tasi f reku en si p a n e li s 7 sangat suka 6 suka 5 agak suka 4 biasa 3 agak tidak suka 2 tidak suka Tingkat kesukaan Gambar 14. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap kesanrasa lengket skin lotion di kulit Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa produk yang memiliki respon tertinggi adalah skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 3 yaitu sekitar 53,33 panelis menyukai kesanrasa lengket di kulit tingkat kesukaan 5-7, 26,67 panelis menunjukkan respon biasa tingkat kesukaan 4, dan sekitar 20 tidak menyukai kesanrasa lengket di kulit tingkat kesukaan 2-3. Hasil penilaian terhadap produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 2 mendapat respon sekitar 50 panelis menyukai kesanrasa lengket di kulit, sekitar 26,67 panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 23,33 panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap kesanrasa lengket di kulit. Hasil penilaian terhadap produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 5 mendapat respon sekitar 46,67 panelis menyukai kesanrasa lengket di kulit, sekitar 26,67 panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 26,67 panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap kesanrasa lengket di kulit. Produk dengan konsentrasi dimethicone 4 memiliki respon 1 sangat tidak suka sebanyak 43,33 panelis menyukai kesanrasa lengket di kulit, sekitar 30 panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 26,67 panelis tidak suka terhadap kesanrasa lengket di kulit. Hasil penilaian terhadap produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 1 mendapat respon sekitar 40 panelis menyukai kesanrasa lengket di kulit produk tersebut, sekitar 26,67 panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 33,33 panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap kesanrasa lengket di kulit. Penggunaan dimethicone dalam formulasi menyebabkan produk tidak terlalu lengket setelah pemakaian, hal ini berkaitan dengan kemampuan diemthicone yang mampu membentuk lapisan film pada kulit sehingga membuat kulit terasa halus dan tidak lengket. 4. Uji hedonik terhadap kesanrasa dingin di kulit Penilaian organoleptik terhadap kesukaan kesanrasa dingin di kulit dilakukan dengan cara menilai kesanrasa dingin pada waktu pemakaian produk. Penilaian organoleptik terhadap kesukaan panelis pada kesanrasa dingin di kulit dilakukan dengan cara mengoleskan produk pada punggung tangan panelis dan selanjutnya diberikan penilaian terhadap kesanrasa dingin yang dirasakan pada waktu pemakaian produk. Tingkat kesukan yang tinggi mewakili adanya kesanrasa dingin yang ditinggalkan di kulit setelah pemakaian. Nilai kesukaan panelis terhadap kesanrasa dingin produk skin lotion di kulit berkisar antara 2 tidak suka - 6 suka untuk produk dengan konsentrasi dimethicone 1 . Produk dengan konsentrasi dimethicone 2 dan 3 memiliki nilai antara 3 agak tidak suka - 6 suka. Sedangkan untuk produk dengan konsentrasi dimethicone 4 dan 5 memiliki nilai antara 3 agak tidak suka - 7 sangat suka. Uji Friedman Lampiran 18c menunjukkan bahwa masing- masing perlakuan memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap kesukaan panelis pada kesanrasa dingin setelah pemakaian. Hasil penilaian tersebut dapat dilihat pada Gambar 15. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 5 Konsentrasi dimethicone P e rsen tasi f reku en si p a n e li s 7 sangat suka 6 suka 5 agak suka 4 biasa 3 agak tidak suka 2 tidak suka Tingkat kesukaan Gambar 15. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap kesanrasa dingin skin lotion di kulit Hasil dari uji Friedman menunjukkan bahwa konsentrasi dimethicone 2 memiliki respon disukai tertinggi yaitu sekitar 60 panelis menyukai kesanrasa dingin di kulit tingkat kesukaan 5- 6, 23,33 panelis menunjukkan respon biasa tingkat kesukaan 4, dan sekitar 16,67 tidak menyukai kesanrasa dingin di kulit tingkat kesukaan 2-3. Hasil penilaian terhadap produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 3 mendapat respon sekitar 53,33 panelis menyukai kesanrasa dingin di kulit, sekitar 40 panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 6,67 panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap kesanrasa dingin di kulit. Hasil penilaian terhadap produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 4 mendapat respon sekitar 43,33 panelis menyukai kesanrasa dingin di kulit produk tersebut, sekitar 36,67 panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 20 panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap kesanrasa dingin di kulit. Produk dengan konsentrasi dimethicone 5 memiliki respon sebanyak 40 panelis menyukai kesanrasa dingin di kulit, sekitar 43,33 panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 16,67 panelis tidak suka 1 sangat tidak suka terhadap kesanrasa dingin di kulit. Hasil penilaian terhadap produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 1 mendapat respon sekitar 36,67 panelis menyukai kesanrasa dingin di kulit, sekitar 43,33 panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 20 panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap kesanrasa dingin di kulit. Berdasarkan data perhitungan frekuensi pada gambar dapat diketahui bahwa dengan semakin banyaknya konsentrasi dimethicone yang ditambahkan maka rata-rata penilaian terhadap kesanrasa dingin cenderung naik. Rasa dingin pada produk diduga dipengaruhi oleh jumlah air yang terkandung di dalam produk. Berdasarkan hasil analisis efektivitas kandungan humektan, semakin tinggi konsentrasi dimethicone yang digunakan semakin sedikit kehilangan air yang terjadi pada produk karena adanya kemampuan dimethicone dalam mempertahankan kandungan air produk. 5. Uji hedonik terhadap aroma Penilaian organoleptik kesukaan terhadap aroma bertujuan untuk mengetahui kesukaan panelis terhadap aroma produk yang dihasilkan. Panelis pada umunya lebih menyukai aroma yang tahan lama dan berbau segar. Pengujian dilakukan dengan cara mencium aroma produk tersebut. Nilai kesukaan panelis terhadap aroma produk skin lotion berkisar antara 1 sangat tidak suka - 7 sangat suka untuk produk dengan konsentrasi dimethicone 1 dan 3 . Produk dengan konsentrasi dimethicone 2 memiliki nilai antara 2 tidak suka - 7 sangat suka, sedangkan untuk produk dengan konsentrasi dimethicone 4 memiliki nilai antara 2 tidak suka - 6 suka, dan 5 memiliki nilai antara 1 sangat tidak suka - 6 suka. Uji Friedman Lampiran 19c menunjukkan bahwa masing- masing perlakuan memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap kesukaan panelis pada aroma skin lotion setelah pemakaian. Hasil penilaian tersebut dapat dilihat pada Gambar 16. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 5 Konsentrasi dimethicone P e rs e n ta s i f re k u e ns i pa n e li s 7 sangat suka 6 suka 5 agak suka 4 biasa 3 agak tidak suka 2 tidak suka 1 sangat tidak suka Tingkat kesukaan Gambar 16. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap aroma skin lotion Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa konsentrasi dimethicone 2 mendapatkan respon tertinggi yaitu sekitar 53,33 panelis menyukai aroma produk tingkat kesukaan 5-7, 23,33 panelis menunjukkan respon biasa tingkat kesukaan 4, dan sekitar 23,33 tidak menyukai aroma produk tersebut tingkat kesukaan 2- 3. Hasil penilaian terhadap produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 3 mendapat respon sekitar 50 panelis menyukai aroma produk tersebut, sekitar 23,33 panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 26,67 panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap aroma produk. Hasil penilaian terhadap produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 1 mendapat respon sekitar 43,33 panelis menyukai aroma produk tersebut, sekitar 16,67 panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 40 panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap aroma produk. Produk dengan konsentrasi dimethicone 4 memiliki respon sebanyak 40 panelis menyukai aroma produk, sekitar 23,33 panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 36,67 panelis tidak suka terhadap aroma produk. Hasil penilaian terhadap produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 5 mendapat respon sekitar 33,33 panelis menyukai aroma produk tersebut, sekitar 20 panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 46,67 panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap aroma produk. Berdasarkan data perhitungan frekuensi pada gambar dapat diketahui bahwa dengan banyaknya konsentrasi dimethicone yang ditambahkan berpengaruh nyata terhadap rata-rata penilaian kesanaroma pada produk. Aroma pada skin lotion diduga berasal dari komponen volatil yang terkandung pada parfum yang ditambahkan pada saat pembuatan skin lotion. 6. Uji hedonik terhadap homogenitas Penilaian terhadap homogenitas dilakukan dengan cara mengamati penampakan fisik dari sistem skin lotion yang terbentuk. Homogenitas menunjukkan tingkat pencampuran bahan-bahan dalam formula skin lotion. Berdasarkan kesukaan terhadap homogenitas produk skin lotion nilai kesukaan panelis berkisar antara 1 sangat tidak suka - 7 sangat suka untuk produk dengan konsentrasi dimethicone 1 . Produk dengan konsentrasi dimethicone 2 memiliki nilai antara 2 tidak suka - 7 sangat suka, sedangkan produk dengan konsentrasi dimethicone 3, 4, dan 5 memiliki nilai 3 agak tidak suka - 7 sangat suka. Uji Friedman Lampiran 20c menunjukkan bahwa masing- masing perlakuan memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap kesukaan panelis pada homogenitas skin lotion. Hasil penilaian kesukaan panelis terhadap homogenitas dapat dilihat pada Gambar 17. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 5 Konsentrasi dimethicone P e rs e n tasi f rek u e n s i p a n e lis 7 sangat suka 6 suka 5 agak suka 4 biasa 3 agak tidak suka 2 tidak suka 1 sangat tidak suka Tingkat kesukaan Gambar 17. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap homogenitas skin lotion Hasil perhitungkan persentase kesukaan panelis terhadap homogenitas produk Lampiran 20b menunjukkan bahwa konsentrasi dimethicone 4 mendapatkan respon tertinggi yaitu sekitar 73,33 panelis menyukai homogenitas produk tingkat kesukaan 5-7, 20 panelis menunjukkan respon biasa tingkat kesukaan 4, dan sekitar 6,67 tidak menyukai homogenitas produk tersebut tingkat kesukaan 3. Hasil penilaian terhadap produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 1 mendapat respon sekitar 70 panelis menyukai homogenitas produk tersebut, sekitar 16,67 panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 13,33 panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap homogenitas produk. Hasil penilaian terhadap produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 3 mendapat respon sekitar 66,67 panelis menyukai homogenitas produk tersebut, sekitar 16,67 panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 16,67 panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap homogenitas produk. Produk dengan konsentrasi dimethicone 5 memiliki respon sebanyak 63,33 panelis menyukai homogenitas produk, sekitar 30 panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 6,67 panelis tidak suka terhadap homogenitas produk. Hasil penilaian terhadap produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 2 mendapat respon sekitar 63,33 panelis menyukai homogenitas produk tersebut, sekitar 20 panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 16,67 panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap homogenitas produk. Hasil respon di atas diduga karena dalam mengamati homogenitas sedikit banyak panelis dipengaruhi oleh warna produk. Menurut Suryani et al., 2000 semakin tinggi tingkat kehomogenan suatu produk maka warnanya semakin putih ke arah transparan. 7. Uji hedonik terhadap kesanrasa lembut di kulit Penilaian terhadap kesanrasa lembut di kulit dilakukan dengan cara mengoleskan skin lotion pada bagian tangan panelis. Kemudian panelis merasakan kesanrasa lembut setelah beberapa saat dioleskan pada kulit. Uji kesukaan terhadap kesanrasa lembut ini dilakukan untuk mengamati pengaruh penambahan konsentrasi dimethicone sebagai pelembut pada produk yang dihasilkan. Berdasarkan kesukaan terhadap kesan lembut di kulit produk skin lotion nilai kesukaan panelis berkisar antara 2 tidak suka - 7 sangat suka untuk produk dengan konsentrasi dimethicone 1 dan 2 . Konsentrasi dimethicone 3 memiliki nilai antara 1 sangat tidak suka - 6 suka, sedangkan produk dengan konsentrasi dimethicone 4, dan 5 memiliki nilai 3 agak tidak suka - 7 sangat suka. Berdasarkan uji Friedman Lampiran 21c menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap kesukaan panelis pada kesan lembut skin lotion. Hasil penilaian kesukaan panelis terhadap kesan lembut dapat dilihat pada Gambar 18. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 5 Konsentrasi dimethicone P er se n tas i fr eku en si p an eli s 7 sangat suka 6 suka 5 agak suka 4 biasa 3 agak tidak suka 2 tidak suka 1 sangat tidak suka Tingkat kesukaan Gambar 18. Histogram hasil uji kesukaan panelis terhadap kesan lembut skin lotion Hasil perhitungkan persentase kesukaan panelis terhadap kesan lembut produk Lampiran 21b menunjukkan bahwa konsentrasi dimethicone 5 mendapatkan respon tertinggi yaitu sekitar 83,33 panelis menyukai kesan lembut produk tingkat kesukaan 5-7, 13,33 panelis menunjukkan respon biasa tingkat kesukaan 4, dan sekitar 3,33 tidak menyukai kesan lembut produk tersebut tingkat kesukaan 3. Hasil penilaian terhadap produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 1 mendapat respon sekitar 66,67 panelis menyukai kesan lembut produk tersebut, sekitar 16,67 panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 16,67 panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap kesan lembut produk. Hasil penilaian terhadap produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 3 mendapat respon sekitar 63,33 panelis menyukai kesan lembut produk tersebut, sekitar 30 panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 6,67 panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap kesan lembut produk. Produk dengan konsentrasi dimethicone 4 memiliki respon sebanyak 60 panelis menyukai kesan lembut produk, sekitar 23,33 panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 16,67 panelis tidak suka terhadap kesan lembut produk. Hasil penilaian terhadap produk skin lotion dengan konsentrasi dimethicone 2 mendapat respon sekitar 56,67 panelis menyukai kesan lembut produk tersebut, sekitar 26,67 panelis menunjukkan respon biasa, dan sekitar 16,67 panelis menunjukkan respon tidak suka terhadap kesan lembut produk. Berdasarkan uji kesukaan panelis terhadap kesan lembut diperoleh bahwa konsentrasi dimethicone 5 mendapatkan respon suka tertinggi, hal ini sesuai dengan fungsi dimethicone sebagai pelembut pada sikin lotion yang dihasilkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi penambahan dimethicone maka skin lotion yang dihasilkan pun semakin lembut.

B. ANALISIS KESTABILAN PRODUK SELAMA PENYIMPANAN

Pada penelitian ini dilakukan uji stabilitas skin lotion dengan menyimpan produk selama 1 bulan pada 3 suhu yang berbeda, yaitu 25 °C, 45 °C, dan 50°C. Karena menurut Barnett 1972, emulsi suatu produk kosmetika harus stabil pada suhu 45 °C sampai 50°C dan suhu kamar. Skin lotion yang disimpan harus tetap stabil dan dapat dituang. Selain itu menurut Barnett 1972, pengujian terhadap kestabilan suatu emulsi diperlukan waktu sekitar 12 bulan, dimana pengukuran dilakukan setiap hari pada 2 minggu pertama, setiap minggu pada 3 bulan berikutnya, dan setiap bulannya sampai 12 bulan. Sehubungan dengan hal tersebut maka untuk mempercepat waktu analisis dalam hal menduga stabilitas lotion selama penyimpanan digunakan suhu penyimpanan 50 °C. Menurut Connors 1932, suhu tersebut merupakan suhu ekstrim bagi produk emulsi, dengan semakin stabilnya produk yang disimpan pada suhu ekstrim menunjukkan bahwa produk lotion yang dihasilkan relatif stabil untuk jangka waktu yang lama kurang lebih 9 bulan. Pada penelitian ini produk juga disimpan pada suhu 25 °C sebagai kontrol. a. Stabilitas Emulsi Nilai rata-rata stabilitas emulsi pada produk skin lotion yang telah mengalami penyimpanan selama 1 bulan pada suhu 25 °C berkisar antara 71,65 sampai 82,46 . Hubungan konsentrasi dimethicone dan hari pengamatan dengan stabilitas pada suhu 25 °C dapat dilihat pada Gambar 18. Suhu 25 °C pada penelitian ini digunakan sebagai kontrol atau pembanding karena pada suhu tersebut produk tidak banyak mengalami perubahan terutama oleh panas, dalam hal ini suhu tersebut merupakan kondisi normal bagi produk. Produk yang masih stabil ketika disimpan pada suhu 25 °C selama 1 bulan diduga dapat disimpan selama 12 bulan. Hasil analisis stabilitas produk yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 19. y = -0.5086x + 82.683 R 2 = 0.9062 y = -0.5378x + 82.03 R 2 = 0.9068 y = -0.4081x + 80.241 R 2 = 0.9377 y = -0.1943x + 78.892 R 2 = 0.6459 y = -0.3538x + 73.58 R 2 = 0.8652 64 66 68 70 72 74 76 78 80 82 84 5 10 15 20 25 30 Penyimpanan hari ke - S ta b il it a s E m u ls i 1 2 3 4 5 konsentrasi dimethico ne Gambar 19. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan lama penyimpanan terhadap stabilitas emulsi produk pada suhu 25 °C Berdasarkan grafik kecenderungan pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa stabilitas produk mengalami kecenderungan untuk turun pada penyimpanan hari ke-10 dan mulai stabil pada hari ke-15. Pada suhu 25 °C nilai stabilitas emulsi tidak terlalu mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan nilai stabilitas emulsi sebelum penyimpanan. Hal ini disebabkan karena pada suhu 25 °C, panas tidak terlalu tinggi sehingga bahan-bahan yang terdapat dalam produk tidak begitu mengalami pencairan sehingga viskositas produk juga dapat dipertahankan. Nilai R 2 pada grafik kecenderungan menunjukkan nilai kestabilan produk, yaitu semakin tinggi nilai R 2 maka semakin tinggi tingkat kestabilan produk Laksono, 2004. Nilai stabilitas paling tinggi diperoleh produk dengan konsentrasi dimethicone 3 dengan nilai R 2 0,9377 dan nilai terendah pada produk dengan konsentrasi dimethicone 2 dengan nilai R 2 0,6459. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada suhu 25 °C produk ini relatif masih stabil dalam jangka waktu kurang lebih 1 tahun. Pada produk dengan konsentrasi dimethicone 2 memiliki nilai kemiringan yang lebih kecil dibandingkan dengan produk dengan konsentrasi dimethicone lainnya atau mendekati lurus. Hal tersebut menunjukkan bahwa produk tersebut memiliki nilai stabilitas emulsi yang cenderung stabil karena penurunannya tidak terlalu tinggi. Sedangkan pada suhu 45 °C nilai rata-rata stabilitas emulsi cenderung menurun, yaitu berkisar antara 70,66 sampai 82,41 . Hubungan konsentrasi dimethicone dan hari pengamatan dengan stabilitas pada suhu 45 °C dapat dilihat pada Gambar 20. y = -0.7022x + 82.509 R 2 = 0.8858 y = -0.8271x + 82.011 R 2 = 0.9234 y = -0.8578x + 81.288 R 2 = 0.8482 y = -0.456x + 78.971 R 2 = 0.7365 y = -0.5591x + 73.766 R 2 = 0.8833 64 66 68 70 72 74 76 78 80 82 84 5 10 15 20 25 30 Penyimpanan hari ke - S ta b ilit a s E m u ls i 1 2 3 4 5 ko nsentrasi dimethico ne Gambar 20. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan lama penyimpanan terhadap stabilitas emulsi produk pada suhu 45 °C Berdasarkan grafik kecenderungan pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa stabilitas produk mengalami kecenderungan untuk turun pada penyimpanan hari ke-10. Pada suhu 45 °C stabiitas emulsi mengalami sedikit penurunan, hal ini disebabkan karena adanya penurunan viskositas pada produk. Penurunan viskositas pada penyimpanan dengan suhu 45 °C disebabkan karena pada suhu yang lebih tinggi panas yang dihasilkan menyebabkan skin lotion mengalami pencairan. Nilai R 2 pada grafik kecenderungan menunjukkan nilai kestabilan produk, yaitu semakin tinggi nilai R 2 maka semakin tinggi tingkat kestabilan produk. Nilai stabilitas paling tinggi diperoleh produk dengan konsentrasi dimethicone 4 dengan nilai R 2 0,9234 dan nilai terendah pada produk dengan konsentrasi dimethicone 2 dengan nilai R 2 0,7365. Hal tersebut menunjukkan bahwa produk masih stabil dalam jangka waktu kurang lebih 9 bulan. Dilihat dari nilai kemiringannya produk dengan konsentrasi dimethicone 1 lebih cenderung menunjukkan penurunan yang tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan produk dengan konsentrasi dimethicone yang lain sehingga nilai stabilitas emulsinya juga cemderung lebih stabil dibandingkan dengan produk lain. Nilai rata-rata stabilitas emulsi pada suhu 50 °C berkisar antara 70,14 sampai 82,32 . Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu penyimpanan nilai stabilitas cenderung mengalami penurunan. Hubungan konsentrasi dimethicone dan hari pengamatan dengan stabilitas pada suhu 50 °C dapat dilihat pada Gambar 21. y = -0.7339x + 82.263 R 2 = 0.8727 y = -0.8637x + 81.665 R 2 = 0.9509 y = -0.7303x + 80.335 R 2 = 0.9112 y = -0.6535x + 79.093 R 2 = 0.8429 y = -0.6041x + 73.667 R 2 = 0.8625 64 66 68 70 72 74 76 78 80 82 84 5 10 15 20 25 30 Penyimpanan hari ke - S tab il it as E m u ls i 1 2 3 4 5 ko nsentrasi dimethico ne Gambar 21. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan lama penyimpanan terhadap stabilitas emulsi produk pada suhu 50 °C Berdasarkan grafik kecenderungan pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa stabilitas produk mengalami kecenderungan untuk turun pada penyimpanan hari ke-15. Pada suhu 50 °C stabilitas emulsi mengalami penurunan, karena adanya penurunan viskositas pada produk yang disebabkan karena adanya panas pada suhu yang lebih tinggi menyebabkan bahan-bahan yang terkandung dalam skin lotion mengalami pencairan. Nilai R 2 pada grafik kecenderungan menunjukkan nilai kestabilan produk, yaitu semakin tinggi nilai R 2 maka semakin tinggi tingkat kestabilan produk Laksono, 2004. Nilai stabilitas paling tinggi diperoleh produk dengan konsentrasi dimethicone 3 dengan nilai R 2 0,9112 dan nilai terendah pada produk dengan konsentrasi dimethicone 2 dengan nilai R 2 0,8429. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa nilai R 2 masih bernilai lebih dari 0,5 menunjukkan bahwa produk tersebut diperkirakan masih dapat stabil dalam jangka waktu kurang lebih 9 bulan. Dilihat dari nilai kemiringannya, pada produk dengan konsentrasi dimethicone 1 menunjukkan penurunan nilai stabilitas yang tidak terlalu tinggi bila dibandingkan dengan produk lainnya. Produk emulsi yang tidak stabil dapat dilihat secara kasat mata, dimana produk mengalami pemisahan menjadi lapisan-lapisan, terjadi penurunan berat, terjadi perubahan warna, dan bau pada produk. Menurut Suryani et al., 2000 ketidakstabilan suatu emulsi dapat ditunjukkan dalam 3 bentuk yaitu creaming, inversi, dan demulsifikasi. Selain itu, menurut Suryani et al., 2000 beberapa usaha untuk mempertahankan stabilitas emulsi suatu produk sebelum proses pembuatan emulsi yaitu antara lain pemilihan jenis dan jumlah emuslifier serta pemilihan dan jumlah stabilizer. Temperatur yang tepat pada saat proses pembentukan emulsi juga memberikan pengaruh pada terbentuknya emulsi yang stabil. b. Viskositas Viskositas merupakan salah faktor yang mempengaruhi stabilitas emulsi. Nilai viskositas berkaitan dengan kestabilan emulsi suatu bahan yang artinya berkaitan dengan nilai stabilitas emulsi. Semakin tinggi viskositas suatu bahan, maka bahan tersebut akan semakin stabil karena pergerakan partikel cenderung sulit dengan semakin kentalnya suatu bahan Schmitt 1996. Berdasarkan hasil yang didapat, nilai rata-rata viskositas setelah produk mengalami penyimpanan yaitu berkisar antara 4.668,75 cP sampai 7.593,75 cP Lampiran 8. Nilai viskositas skin lotion setelah penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 22. y = -42.536x + 7652 R 2 = 0.982 y = -80.893x + 6473.8 R 2 = 0.825 y = -60x + 6316.3 R 2 = 0.8479 y = -99.643x + 6117.5 R 2 = 0.89 y = -155.89x + 6148.8 R 2 = 0.9328 5000 5250 5500 5750 6000 6250 6500 6750 7000 7250 7500 7750 5 10 15 20 25 30 Penyimpanan hari ke - V isk os it as cP 1 2 3 4 5 konsentrasi dimethico ne Gambar 22. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan lama penyimpanan terhadap viskositas produk pada suhu 25 °C Pada gambar tersebut terlihat bahwa semua produk mengalami penurunan nilai viskositas, tetapi penurunan nilai tersebut tidak terlalu besar. Hal ini dikarenakan pada suhu 25°C panas tidak terlalu tinggi sehingga bahan-bahan yang terkandung di dalamnya pun tidak terlalu mengalami pencairan. Selain itu, panas yang tidak terlalu tinggi pada suhu 25°C tidak menyebabkan penguapan air yang tinggi sehingga viskositasnya dapat dipertahankan. Berdasarkan grafik kecenderungan pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa viskositas produk mengalami kecenderungan untuk turun pada penyimpanan hari ke-10. Nilai R 2 pada grafik kecenderungan menunjukkan nilai kestabilan produk, yaitu semakin tinggi nilai R 2 maka semakin tinggi tingkat kestabilan viskositas produk. Nilai viskositas paling tinggi diperoleh produk dengan konsentrasi dimethicone 5 dengan nilai R 2 0,982 dan nilai terendah pada produk dengan konsentrasi dimethicone 4 dengan nilai R 2 0,825. Selain itu, dilihat dari nilai kemiringannya, pada produk dengan konsentrasi dimethicone 5 menunjukkan penurunan nilai viskositas yang tidak terlalu tinggi bila dibandingkan dengan produk lainnya sehingga nilainya pun cenderung lebih stabil. Sedangkan pada suhu 45°C dan suhu 50 °C, nilai viskositas produk mengalami penurunan yang cukup besar. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 23 dan Gambar 24. y = -245.36x + 7296.3 R 2 = 0.9945 y = -118.93x + 6535 R 2 = 0.9788 y = -161.25x + 6423.8 R 2 = 0.9914 y = -137.68x + 6072.5 R 2 = 0.9944 y = -147.86x + 5867.5 R 2 = 0.981 4000 4500 5000 5500 6000 6500 7000 7500 5 10 15 20 25 30 Penyimpanan hari ke - Vi sk o si ta s cP 1 2 3 4 5 konsentrasi dimethico ne Gambar 23. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan lama penyimpanan terhadap viskositas produk pada suhu 45 °C Nilai viskositas pada suhu 45 °C mengalami penurunan selama penyimpanan. Penurunan ini dapat disebabkan karena adanya penguapan air yang terkandung pada skin lotion karena adanya panas pada suhu 45 °C dan 50°C. Penurunan viskositas ini sesuai dengan adanya penurunan stabilitas emulsi produk. Berdasarkan grafik kecenderungan pada Gambar 23 dan Gambar 24, dapat dilihat bahwa viskositas produk mengalami kecenderungan untuk turun pada penyimpanan hari ke-10 dan terus mengalami penurunan. Nilai R 2 pada grafik kecenderungan menunjukkan nilai kestabilan viskositas produk, yaitu semakin tinggi nilai R 2 maka semakin tinggi tingkat kestabilan viskositas produk. Nilai viskositas pada suhu 45 °C paling tinggi diperoleh produk dengan konsentrasi dimethicone 5 dengan nilai R 2 0,9945 dan nilai terendah pada produk dengan konsentrasi dimethicone 4 dengan nilai R 2 0,9788. Dilihat dari nilai kemiringannya, pada produk dengan konsentrasi dimethicone 4 menunjukkan penurunan nilai viskositas yang tidak terlalu tinggi bila dibandingkan dengan produk lainnya. y = -309.11x + 7453.8 R 2 = 0.9923 y = -180x + 6192.5 R 2 = 0.9778 y = -268.93x + 6466.3 R 2 = 0.9887 y = -192.32x + 6038.8 R 2 = 0.9737 y = -184.82x + 5793.8 R 2 = 0.9982 4000 4500 5000 5500 6000 6500 7000 7500 5 10 15 20 25 30 Penyimpanan hari ke - Vi sk o si ta s cP 1 2 3 4 5 konsentrasi dimethico ne Gambar 24. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan lama penyimpanan terhadap viskositas produk pada suhu 50 °C Sedangkan pada suhu 50 °C nilai viskositas paling tinggi diperoleh produk dengan konsentrasi dimethicone 1 dengan nilai R 2 0,9982 dan nilai terendah pada produk dengan konsentrasi dimethicone 2 dengan nilai R 2 0,9737. Dilihat dari nilai kemiringannya, pada produk dengan konsentrasi dimethicone 4 menunjukkan penurunan nilai viskositas yang tidak terlalu tinggi bila dibandingkan dengan produk lainnya. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat bahwa nilai R 2 masih berada di atas 0,5 sehingga dapat diperkirakan produk tersebut masih stabil dalam jangka waktu kurang lebih 9 bulan. c. Nilai pH Derajat keasaman pH merupakan nilai yang menunjukkan sifat asam atau basa suatu bahan. Sifat keasaman suatu produk kosmetika sangat penting untuk diketahui karena pemakaiannya yang langsung berhubungan dengan kulit. Nilai pH yang tidak sesuai dengan pH kulit akan menyebabkan kulit mengalami iritasi dan membuat fungsi kosmetika sebagai pelindung dan perawat tubuh menjadi tidak sebagaimana mestinya. Nilai rata-rata pH produk setelah penyimpanan selama 1 bulan berkisar antara 6,39 sampai 7,15. Hubungan konsentrasi dimethicone dan hari pengamatan dengan stabilitas pada suhu 25 °C dapat dilihat pada Gambar 25. Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa nilai pH semakin naik dengan semakin tinggi konsentrasi dimethicone yang digunakan. y = 0.019x + 6.9927 R 2 = 0.9839 y = 0.0214x + 6.9133 R 2 = 0.8945 y = 0.0169x + 6.8893 R 2 = 0.9412 y = 0.0277x + 6.7263 R 2 = 0.9031 y = 0.0134x + 6.5947 R 2 = 0.9059 6.50 6.60 6.70 6.80 6.90 7.00 7.10 7.20 5 10 15 20 25 30 Penyimpanan hari ke - pH 1 2 3 4 5 ko nsentrasi dimethico ne Gambar 25. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan lama penyimpanan terhadap kestabilan pH produk pada suhu 25 °C Nilai pH mengalami kenaikan sesuai dengan kenaikan suhu, dimana pada suhu 50 °C, nilai rata-rata pH produk lebih tinggi daripada nilai rata-rata pH produk yang disimpan pada suhu 45 °C Gambar 25. Begitu pula nilai pH pada suhu 45 °C lebih tinggi daripada nilai pH pada suhu kamar. Nilai pH pada waktu analisis kestabilan produk mengalami kenaikan, hal tersebut diduga karena adanya bahan aktif pada produk yang diperkirakan terurai akibat pemanasan sehingga meningkatkan pH produk. Peningkatan pH juga diduga karena rusaknya bahan-bahan lain yang terkandung pada produk karena pemanasan yang tinggi. y = 0.0371x + 6.895 R 2 = 0.8412 y = 0.0349x + 6.8263 R 2 = 0.8597 y = 0.0527x + 6.7313 R 2 = 0.9241 y = 0.0387x + 6.632 R 2 = 0.888 y = 0.0193x + 6.4033 R 2 = 0.8891 6.00 6.20 6.40 6.60 6.80 7.00 7.20 5 10 15 20 25 30 Penyimpanan hari ke - pH 1 2 3 4 5 konsentrasi dimethico ne Gambar 26. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan lama penyimpanan terhadap kestabilan pH produk pada suhu 45 °C Pada Gambar 26 dapat dilihat bahwa kenaikan nilai pH cenderung terlihat pada saat 10 hari pertama. Hal ini dikarenakan panas yang terdapat pada suhu penyimpanan 45 °C cenderung semakin stabil dan semakin tinggi. Berdasarkan Gambar 27 dapat dilihat bahwa pH juga mengalami kenaikan sesuai dengan lamanya penyimpanan dan konsentrasi dimethicone yang digunakan. y = 0.026x + 6.974 R 2 = 0.7417 y = 0.0546x + 6.7623 R 2 = 0.9227 y = 0.0721x + 6.6733 R 2 = 0.8932 y = 0.0353x + 6.5473 R 2 = 0.7419 y = 0.0369x + 6.3427 R 2 = 0.977 6.00 6.20 6.40 6.60 6.80 7.00 7.20 5 10 15 20 25 30 Penyimpanan hari ke - pH 1 2 3 4 5 konsentrasi dimethico ne Gambar 27. Grafik hubungan antara konsentrasi dimethicone dan lama penyimpanan terhadap kestabilan pH produk pada suhu 50 °C Berdasarkan grafik tersebut, pada suhu 50 °C kestabilan pH masih dapat diperkirakan sampai jangka waktu kurang lebih 9 bulan, karena nilai R 2 masih berada di atas 0,5. Selain itu, dilihat dari nilai kemiringannya, pada produk dengan konsentrasi dimethicone 5 menunjukkan kenaikan nilai pH yang tidak terlalu tinggi bila dibandingkan dengan produk lainnya. Kestabilan produk yang dihasilkan, diperkirakan masih dapat bertahan sampai jangka waktu kurang lebih 9 bulan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil analisis terhadap stabilitas emulsi, viskositas, dan nilai pH produk selama masa penyimpanan pada suhu 45 °C dan suhu 50°C yang merupakan suhu ekstrim bagi produk-produk emulsi.

C. PEMILIHAN ALTERNATIF PERLAKUAN TERBAIK DENGAN