perilaku untuk ranah psikomotorik yaitu persepsi, kesiapan, gerak terbimbing, gerak terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian, dan kreativitas.
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar dan diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang banyak dinilai karena berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan pembelajaran. Hasil belajar afektif dan psikomotorik juga harus menjadi bagian dari penilaian dalam proses
pembelajaran di sekolah.
2.4.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Max Darsono 2000:27 prinsip-prinsip yang mempengaruhi proses kegiatan belajar dan mengajar adalah:
1. Kesiapan belajar Faktor kesiapan belajar baik fisik maupun psikologis, sikap guru yang penuh
perhatian dan mampu menciptakan situasi kelas yang menyenangkan merupakan implikasi dari prinsip kesiapan ini.
2. Perhatian Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu obyek.
Perhatian ini timbul karena adanya sesuatau yang menarik sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
3. Motivasi Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif saat seorang melakukan
suatu aktifitas. Motif adalah kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorong orang melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan.
4. Keaktifan siswa Keaktifan siswa dapat dilihat dari suasana belajar yang tercipta dalam proses
pembelajaran yang berlangsung sehingga siswa terlihat aktif berperan tercipta suasana CBSA
5. Mengalami sendiri Sesuatu hal apabila siswa melakukan sendiri akan memberikan hasil belajar
yang lebih mendalam 6. Pengulangan
Adanya latihan-latihan akan berarti bagi siswa untuk lebih meningkatkan kemampuan dan pemahaman materi.
7. Materi pelajaran yang menantang Materi yang mengandung permasalahan menarik siswa untuk lebih aktif.
Hendaknya guru merangsang rasa ingin tahu siswa sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar.
8. Balikan dan penguatan Balikan adalah masukan yang sangat penting bagi siswa maupun guru.
Penguatan adalah tindakan yang menyenangkan dari guru terhadap siswa yang telah berhasil melakukan sesuatu perbuatan belajar.
9. Perbedaan individual Karakteristik yang berbeda baik fisik maupun perbedaan tingkat kemampuan
dan minat belajar memerlukan perhatian kusus agar perkembangan siswa tetap berlangsung baik sesuai dengan kemampuan dari masing-masing
siswa.
2.4.6 Hakekat Guru
Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 29 ayat 2 mentebutkan bahwa guru adalah tenaga profesional yang bertugas
merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran dan menilai pembelajaran. Sedangkan menurut undang-undang guru dan dosen pada pasal 1
2006:3 yang dimaksud guru adalah “pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidik anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Makna tersebut menyatakan bahwa guru sebagai
tenaga professional yang memiliki tugas mendidik, mengajar dan membimbing
peserta didik pada pendidikan formal.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan guru adalah seorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan kewenangan
oleh pihak yang berwenang untuk melaksanakan aktifitas dalam bidang pendidikan
yakni mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik. 2.4.7 Hakekat Guru Pendidikan Jasmani
Dalam Dwi laksono 2011 guru pendidikan jasmani dimaknai sebagai tenaga professional dalam bidang pendidikan jasmani pada jenjang pendidikan dasar,
pendidkan menengah, dan pendidikan usia dini pada jalur pendidikan formal. Guru tersebut yang memiliki tugas dan kewajiban merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan. Kompetensi guru pendidikan jasmani dapat dikelompokan kedalam empat
komponen kompetensi, yakni kompetensi: kepribadian, pedagogic, professional, dan social.
1 Penguasaan kompetensi kepribadian Kompetensi
kepribadian merupakan
kemampuan guru
untuk dapat
mengembangkan kepribadiannya secara mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik, sehingga kompetensi kepribadian
merupakan hal yang sangat penting untuk dikuasai guru 2 Penguasaan kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogic adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
3 Penguasaan kompetemsi professional Kompetensi professional adalah penguasaan materi pembelajaran pendidikan
jasmani secara luas, mendalam, dan actual melalui penguasaan substansi keilmuan dalam bidang studi pendidikan jasmani dan materi dalam kurikulum mata pelajaran
pendidikan jasmani disekolah, yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standart kompetensi yang ditetapkan dalam standart nasional pendidikan.
4 Penguasaan kompetensi social
Kompetensi social adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orangtuawali peserta didik dan masyarakat sekitar. Uraian diatas menyatakan bahwa syarat untuk menjadi guru pendidikan jasmani
meliputiberbagai komponen yang luas, hal ini mengingat bahwa mata pelaajaran jasmani adalah mata pelajaran yang berbeda dengan mata pelajaran yang lainnya.
Selain tiga ranah yang perlu dikembangkan yaitu kognitif, afektif, psikomotor terdapat pula komponen lain yang mendukung seperti gerak dan karakteristik anak
didik yang tidak sama.
2.5 Sarana dan Prasarana Penjasorkes
Salah satu faktor yang berpengaruh dalam suatu pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah ketersediaanya sarana dan
prasarana di sekolahan.
2.5.1 Pengertian Sarana Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan