Hasil Belajar STUDI KASUS KENDALA KENDALA YANG DIHADAPI GURU PENJASORKES DALAM PEMBELAJARAN ATLETIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN SEMARANG TIMUR KOTA SEMARANG TAHUN 2014 2015

atletik untuk siswa SD harus berbeda dengan siswa SLTP. Guru perlu memahami karakteristik anak sekolah dasar yang memiliki kekhasan dalam bersikap yang diungkapkannya melalui bermain. Karakteristik inilah yang harus diangkat untuk menjebatani antara keinginan guru dan anak. Agar pesan tersampaikan, maka guru dapat menggunakan pendekatan pengajaran yang sesuai dengan perkembangan anak sekolah dasar Yudha M.Saputra, 2005:5 Dalam pelaksanaan pembelajaran atletik, kita dapat memanfaatkan alat-alat yang sederhana. Dengan perlengkapan sederhana yang dapat disediakan di lingkungan sekolah, dan guru dapat mengajar atletik dalam suasana yang lebih menarik bagi anak. Kreativitas guru sangat diperlukan untuk melahirkan ide gerak yang mudah dilaksanakan oleh siswa. Yang teramat penting dari semua itu adalah faktor kegembiraan pada anak yang ditimbulkan dari kegiatan atletik, sehingga anak akan tetap tertarik dan mulai menyukai atletik, sehingga anak akan tetap tertarik dan mulai menyukai atletik. Untuk mewujudkan suasana yang menggemberikan diperlukan sara dan prasarana yang memadaai atau dengan melakukan pengembangan atletik yang bernuasa permainan Yudha M.Saputra, 2005:5

2.4.4 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut bergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu, apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti yang diukur menggunakan tehnik penilaian tetentu setelah mengalami kegiatan belajar. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan patokan, ukuran criteria dalam mencapai suatu tujuan Rifa’I, 2009:85 Bloom dalam Rifa’I 2009:86, menyatakan bahwa hasil belajar meliputi tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar. Diantaranya yaitu ranah kognitif cognitive domain, ranah sikap affective domain, dan ranah psikomotorik psychomotoric domain. Rinciannya yaitu sebagai berikut: a. Ranah kognitif Berkaitan dengan hasil belajar berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual. Mencakup kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian. b. Ranah afektif Berkaitan dengan hasil belajar berupa perasaan, sikap, minat, dan nilai. Mencakup kategori penerimaan, penganggapan, penilaian, pengorganisasian, dan pembentukan pola hidup c. Ranah psikomotor Berkaitan dengan hasil belajar berupa kemampuan fisik seperti kemampuan motorik dan syaraf, manipulasi objek dan koordinasi syaraf. Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik yaitu persepsi, kesiapan, gerak terbimbing, gerak terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian, dan kreativitas. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar dan diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang banyak dinilai karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan pembelajaran. Hasil belajar afektif dan psikomotorik juga harus menjadi bagian dari penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.

2.4.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar